Tuliskan empat macam penderita mata dan jenis kacamata penolong yang digunakan

Suara.com - Mata termasuk salah satu indera penting dalam tubuh manusia. Seperti organ lain pada umumnya, kesehatan mata bisa terganggu bahkan hingga menyebabkan kecacatan, termasuk rang-orang yang memakai kacamata dengan lensa minus, plus, maupun silinder.

Sebab, ada bagian dari mata yang tidak bisa berfungsi secara optimal. Sehingga dibutuhkan kacamata sebagai alat bantu agar penglihatan jadi lebih jelas.

Dikutip dari Ruang Guru, ada empat jenis cacat mata yang umum terjadi. Di antaranya:

1. Rabun jauh atau miopi

Baca Juga: Hari Penglihatan Sedunia 2021: Kemenkes Ingatkan Bahaya Gadget untuk Mata Balita

Tuliskan empat macam penderita mata dan jenis kacamata penolong yang digunakan
Ilustrasi (Pixabay)

Mata yang mengalami rabun jauh tidak dapat melihat benda-benda yang jaraknya jauh. Hal ini karena lensa mata tidak dapat memipih untuk memperkecil jarak fokusnya.

Penderita miopi memiliki titik jauh (punctum remotum = PR) yang lebih dekat dari titik jauh mata normal (jarak jauh mata normal tak berhingga), dan titik dekatnya kurang lebih 25 cm. Sehingga bayangan yang terbentuk akan jatuh di depan retina.

Penderita rabun jauh perlu dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cekung (minus/negatif). Lensa cekung itu dapat membantu bayangan tepat jatuh di retina.

2. Rabun dekat atau hipermetropi

Tuliskan empat macam penderita mata dan jenis kacamata penolong yang digunakan
Ilustrasi rabun dekat dan gangguan tidur. (Elements Envato)

Mata yang mengalami rabun dekat tidak dapat melihat benda-benda yang jaraknya dekat. Hal ini karena fokus lensa memiliki jarak yang telalu panjang.

Penderita hipermetropi memiliki titik dekat (punctum proximum = PP) yang lebih jauh dari titik dekat mata normal yaitu lebih dari 25 cm dan titik jauh berjarak tak berhingga dan bayangan yang terbentuk jatuh di belakang retina.

Baca Juga: Kemenkes: 81 Persen Warga Alami Kebutaan di Indonesia Karena Katarak

Penderita rabun dekat perlu dibantu menggunakan kacamata berlensa cembung (plus/positif). Lensa cembung dapat membantu bayangan yang semula jatuh di belakang retina menjadi tepat jatuh di retina.

3. Mata tua atau presbiopi

You're Reading a Free Preview
Page 2 is not shown in this preview.

Saat ini kacamata kehadirannya sangat bermanfaat bagi kita orang yang memiliki kelainan refraksi atau hanya melindungi matanya. Secara umum, kacamata memiliki dua komponen yang berbeda, yaitu frame atau bingkai rangka dan lensa. Rangka kacamata bisa Anda sesuaikan dengan selera masing-masing atau mengikuti trend model terkini yang Anda sukai.

Sedangkan, bagian lensanya tidak bisa diubah atau dengan kata lain adalah harus mengikuti anjuran kebutuhan kondisi gangguan mata Anda. Dengan lensa, Anda bisa terasa manfaatnya karena lensa itu sendiri akan membantu penglihatan. Sekarang ini, penggunaan teknologi dapat memicu gangguan masalah penglihatan karena penggunaanya itu sendiri tidak terkontrol oleh kita.

Banyak usia muda memiliki masalah penglihatan mata karena penggunaan teknologi yang berlebihan seperti bermain gadget terlalu lama. Akibatnya, mata mengalami rabun jauh, mata mudah lelah dan lain sebagainya. Untuk itu perlu, kebiasaan kita bermain gadget perlu di kontrol. Baca selengkapnya di sini: 3 Tips mata tetap sehat meski melihat menatap monitor seharian

Oleh sebab itu, mengetahui jenis lensa kacamata dan fungsinya yang akan digunakan, penting. Karena hal ini akan berpengaruh pada kenyamanan Anda saat menggunakan kacamata tersebut. Berikut daftar penjelasannya:

1. Single Vision Lens ( Lensa Tunggal)

Dinamakan lensa tunggal karena hanya memiliki satu titik fokus. Lensa tunggal digunakan untuk kacamata miopi (negatif) ataupun hipermetropi (positif), atau astigmatisma (silindris). Single Vision berfungsi bahwa hanya dapat memperbaiki penglihatan untuk satu ukuran saja yaitu jarak jauh atau jarak dekat.

2. Bifocal Lens (Lensa Bifokal)

Bi berarti dua, sehingga lensa bifokal memiliki dua titik fokus. Dipergunakan untuk membantu penglihatan jauh dan dekat. Hal ini berarti membuat penggunanya dapat melihat jarak dekat dan jarak jauh lebih jelas secara bersamaan, berbeda dengan lensa tunggal yang hanya satu ukuran saja. Satu titik fokus bagian bawah biasanya diperuntukan dalam memperjelas kegiatan membaca atau untuk rabun dekat, sedangkan bagian atas untuk melihat benda pada jarak jauh atau rabun jauh.

3. Progressive Lens (Lensa Progresif)

Lensa ini juga memiliki dua titik fokus, bedanya lensa progresif tidak memiliki jarak atau garis pembatas pada titik fokus untuk melihat jarak jauh dan titik fokus untuk melihat jarak dekat. Selain itu, lensa ini dilengkapi dengan titik fokus yang berkemampun untuk melihat jarak sedang sehingga lebih nyaman. Lensa Progresif bisa dibilang lensa trifokal.

4. Transitions Lens (Lensa Transisi)

Lensa transisi memiliki keunikan berupa mampu berubah warna layaknya pelangi yang terbentuk karena sifat cahaya yang terpolarisasi. Dalam ruangan kacamata ini akan bening layaknya kacamata baca, namun jika berada di luar ruangan maka akan menjadi gelap seperti sunglasses, yang memberikan perlindungan mata dari sinar ultraviolet (UV). Kacamata ini cocok digunakan baik di dalam ruangan atau yang sering beraktivitas di luar ruangan dan bagi pengguna yang memiliki riwayat sensitif terhadap cahaya matahari.

Nah, jadi seperti itu lah jenis lensa kacamata dan fungsinya. Semoga bisa menambah pengetahuan, serta membantu menentukan jenis lensa yang Anda dibutuhkan sesuai masalah mata Anda. Beli kacamata terbaik dan berkualitas hanya di Optik KMN! Prosesnya mudah dan terpercaya.

Ke Optik KMN sekarang!

Back

Mata merupakan karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Dengan mata, kita dapat melihat benda-benda di sekeliling kita. Seperti yang telah dijelaskan dalam artikel tentang proses pembentukan bayangan pada mata manusia, kita dapat melihat benda karena ada cahaya dari benda yang masuk ke mata. Mata merupakan alat optik yang tidak asing bagi kita.


Tentunya kalian sudah tahu bahwa bagian mata yang berfungsi untuk menerima cahaya atau bayangan adalah retina. Dengan kata lain, di retina inilah tempat bayangan dari benda yang kita lihat akan terbentuk. Lalu tahukan kalian bagaimana proses terjadinya pembentukan bayangan pada retina?

Agar bayangan benda diterima retina dengan jelas, mata harus membiaskan sinar yang datang dari benda. Berdasarkan urutan bagian mata, sinar dari benda akan melewati medium yang mempunyai indeks bias (n) berbeda. Medium tersebut adalah udara (n = 1,00), kornea (n = 1,38), aqueous humour (n = 1,33), lensa mata (n = 1,40), dan vitreous humour (n = 1,34). Proses jalannya sinar hingga terbentuk bayangan pada mata dapat kalian lihat pada berikut ini.

Tuliskan empat macam penderita mata dan jenis kacamata penolong yang digunakan

Keterangan gambar:

Gambar kiri

:

Jika benda berada di jauh tak terhingga, lensa mata memipih. Dalam keadaan ini mata sudah tidak berakomodasi.

Gambar kanan

:

Jika benda di titik dekat, lensa mata mencembung berarti mata berakomodasi maksimum.

Kita dapat melihat benda dengan jelas jika berada di dalam jangkauan penglihatan. Jangkauan penglihatan berada di antara titik dekat (punctum proximum = PP) dan titik jauh (punctum remotum = PR). Titik dekat merupakan titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang berakomodasi maksimum. Pada mata normal, titik terdekatnya adalah 25 cm atau disebut jarak baca normal (sn = 25 cm). Sementara titik jauh mata adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang tidak berakomodasi. Pada mata normal, titik jauhnya adalah tak terhingga (~).

Pada orang yang mengalami gangguan penglihatan atau cacat mata, bayangan benda tidak jatuh di retina. Artinya bayangan benda jatuh di depan atau di belakang retina. Hal ini disebabkan lensa mata tidak dapat mencembung dan memipih dengan sempurna. Beberapa cacat mata yang dapat dialami seseorang adalah sebagai berikut.

1. Rabun Dekat (Hipermetropi)

Apakah kalian punya seorang teman yang tidak bisa membaca dari jarak dekat? Jika ada, maka teman kalian mengalami cacat mata yang disebut rabun dekat (hipermetropi). Orang yang menderita rabun dekat mempunyai titik dekat (punctum proximum) yang melebihi titik dekat mata normal (PP > sn) dan titik jauhnya tidak terhingga (~). Akibatnya, penderita hanya mampu melihat dengan jelas benda-benda yang jauh. Sedangkan jika benda terletak pada jarak dekat (jarak baca normal), orang tersebut tidak dapat melihat dengan jelas.

Ketika orang yang mengalami rabun dekat melihat benda pada jarak baca normal, bayangan benda akan jatuh di belakang retina. Untuk membuat bayangan benda jatuh di retina, penderita dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cembung (positif). Dengan bantuan kacamata berlensa positif, bayangan benda akan jatuh tepat di retina. Perhatikan gambar berikut ini.

Tuliskan empat macam penderita mata dan jenis kacamata penolong yang digunakan

Keterangan gambar:

Gambar atas

:

Skema jalannya sinar pada cacat mata rabun jauh (hipermetropi).

Gambar bawah

:

Skema jalannya sinar pada mata hipermetropi setelah menggunakan kacamata berlensa cembung (positif/konvergen).

Kekuatan lensa mata digunakan penderita rabun dekat dapat ditentukan dengan menggunakan rumus pembiasan cahaya, yaitu sebagai berikut.

Dengan menggunakan kacamata positif (berlensa cembung), benda yang berada pada jarak s mempunyai bayangan (s) pada jarak baca normal (25 cm) di depan kacamata (s bernilai negatif). Bayangan ini kemudian dibiaskan kembali oleh lensa mata dan jatuh tepat di retina.

Pada persamaan pembiasan di atas, kita tahu bahwa faktor di sebelah kiri menunjukkan kekuatan lensa (P). Menurut kacamata, jarak benda adalah s dan jarak bayangan adalah sn. Jadi, kekuatan lensa hipermetropi dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Agar mata dapat melihat benda pada jarak baca normal (s = 0,25 m), maka kekuatan lensa yang digunakan dapat dicari dengan persamaan berikut ini

Keterangan:

P = kekuatan lensa (dioptri = D)

sn = titik dekat mata hipermetropi (m)

Jika titik dekat mata hipermetropi dinyatakan dalam satuan cm, persamaan tersebut menjadi

Titik terjauh (punctum remotum) pada mata normal adalah di jauh tak hingga. Artinya, mata normal dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jauh tak terhingga. Jika seseorang tidak mampu melihat dengan jelas benda-benda di jauh tak terhingga, maka orang tersebut mengalami rabun jauh atau disebut miopi.

Penderita rabun jauh memiliki titik jauh lebih dekat daripada titik jauh mata normal dan titik dekatnya lebih pendek dari titik dekat mata normal. Jika mata miopi melihat benda di jauh tak terhingga, bayangan benda jatuh di depan retina. Ini terjadi karena lensa mata tidak dapat memipih dengan baik sesuai yang diperlukan.

Untuk mengatasi cacat miopi, penderita ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cekung (negatif/divergen). Dengan menggunakan lensa negatif, benda yang terletak di titik tak terhingga (s = ~) dibiaskan dan mempunyai bayangan tepat di retina. Titik jauh miopi (PR) di depan lensa (sbernilai negatif). Bayangan ini akan dibiaskan kembali oleh lensa mata dan menghasilkan bayangan tepat di retina. Perhatikan gambar berikut.

Tuliskan empat macam penderita mata dan jenis kacamata penolong yang digunakan

Keterangan gambar:

Gambar atas

:

Pada mata rabun jauh (miopi), bayangan benda jatuh di depan retina.

Gambar bawah

:

Dengan menggunakan kacamata berlensa cekung (negatif/divergen), bayangan benda jatuh tepat di retina.

Berapakah kekuatan lensa yang harus digunakan penderita miopi yang hanya dapat melihat benda pada jarak s? Dengan menggunakan persamaan pembiasan cahaya pada lensa, kita dapat menentukan kekuatan lensa yang digunakan penderita miopi dengan persamaan berikut ini.

Dari penjelasan sebelumnya, s = ~ dan s = PR, sehingga kekuatan lensa yang harus dipakai dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.

Keterangan:

PR = punctum remotum atau titik jauh miopi (m)

Jika titik jauh mata dinyatakan dalam cm, persamaan tersebut menjadi:

3. Mata Tua (Presbiopi)

Orang yang sudah lanjut usia biasanya juga mengalami gangguan penglihatan akibat umur. Ganguan mata ini disebut presbiopi atau mata tua. Presbiopi disebabkan oleh berkurangnya daya akomodasi mata karena usia lanjut. Akibat berkurangnya daya akomodasi ini, lensa mata tidak dapat mencembung dan memipih sesuai kebutuhan.

Keadaan tersebut menyebabkan titik jauh mata lebih pendek dari titik jauh normal (PR < ~) dan titik dekatnya lebih besar dari titik dekat normal (PP > 25 cm). Ini menyebabkan orang yang sudah berusia lanjut tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang terlalu jauh atau terlalu dekat.

Tuliskan empat macam penderita mata dan jenis kacamata penolong yang digunakan

Ganguan presbiopi dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap (kacamata bifokal). Lensa negatif (cekung) yang berada di bagian atas berfungsi melihat benda yang jauh. Sementara lensa positif (cembung) berada di bagian bawah berfungsi untuk melihat benda yang dekat.

4. Astigmatisme

Mungkin kalian pernah menjumpai orang yang memakai kacamata yang bukan kacamata plus (positif) atau kacamata minus (negatif), tetapi kacamata silindris. Kacamata silindris ini digunakan untuk membantuk penglihatan orang yang mengalami gangguan mata yang disebut astigmatisme. Gangguan ini disebabkan oleh keadaan kornea yang tidak bulat benar. Kelainan ini menyebabkan pembiasan sinar yang datang secara horizontal dan vertikal berbeda satu sama lain.

Tuliskan empat macam penderita mata dan jenis kacamata penolong yang digunakan

Gejala astigmatisme dapat diuji dengan alat uji seperti pada gambar di atas. Mata yang mengalami astigmatisme akan melihat garis-garis tersebut pada jarak yang sama dalam arah tegak lurus. Selain itu, garis-garis tersebut tampak lebar dan kabur.

Lalu bagaimanakah kita menerapkan persamaan-persamaan pada mata ini? untuk membentuk kalian, silahkan perhatikan dua contoh soal dan pembahasannya berikut ini.

Contoh Soal 1:

Agong tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang berjarak di bawah 40 cm. Ia ditawari temannya kacamata minus 1 dioptri. Jika kalian menjadi Agong, apakah kalian akan menerima tawaran tersebut? Berapakah kekuatan kacamata yang harus dipakai Agong agar dapat melihat benda secara normal?

Penyelesaian:

Diketahui: PP = sn = 40 cm

Ditanyakan: P

Jawab:

Karena Agong tidak dapat melihat dekat (mengalami rabun dekat) maka kacamata yang harus digunakan adalah kacamata berlensa positif. Jadi tawaran teman Agong tidak dapat menolong. Kekuatan kacamata yang harus dipakai dapat dicari dengan persamaan:

Jadi, kacamata yang harus dipakai Agong adalah kacamata positif (plus) dengan kekuatan 1,5 dioptri (+1,5).

Contoh Soal 2:

Aminah ingin membelikan kacamata untuk temannya yang hanya dapat melihat benda terjauh pada jarak 3 meter. Jenis kacamata apakah yang harus dibeli Aminah?

Penyelesaian:

Diketahui: mata miopi dengan PR = 3 m

Ditanyakan: jenis kacamata yang sesuai

Jawab:

Untuk menentukan kacamata yang sesuai, berarti kita menghitung kekuatan kacamata dengan rumus sebagai berikut:

Jadi, kacamata yang sesuai adalah kacamata negatif dengan kekuatan 1/3 dioptri.