Sebutkan Tujuan dari membantu klien Pasien Duduk ditempat tidur

Diposkan: 04 Feb 2017 Dibaca: 3266 kali


Sebutkan Tujuan dari membantu klien Pasien Duduk ditempat tidur

Lentera Kasih – Seorang perawat lansia harus mengetahui bagaimana cara membantu pasien, terutama pada saat pasien duduk di tepi tempat tidur. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan duduk di tempat tidur. Misalnya : pindah ke kursi roda, makan, minum, dan persiapan untuk aktivitas selanjutnya.

Berikut ini beberapa prosedur yang dapat  dilakukan  perawat lansia untuk membantu kliennya duduk di tepi tempat tidur :

Prosedur

  1. Identifikasi kebutuhan akan duduk di tepi tempat tidur.
  2. Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan.
  3. Cuci tangan.
  4. Jaga privasi klien.
  5. Atur posisi klien.
  •  Apabila dimungkinkan, naikkan kepala tempat tidur.
  •  Posisikan klien di tepi tempat tidur sesuai sisi yang diinginkan. Posisi ini memudahkan kaki turun ke bawah sesuai dengan hukum gravitasi.
  • Tekuk sedikit kedua lutut klien.

6.      Atur posisi perawat.

a.       Berdiri di samping panggul klien menghadap sudut di seberang bagian bawah tempat tidur.

b.       Taruh sebuah tangan perawat yang dekat dengan kepala klien di punggung atas (bawah bahu) klien dan tangan lain di belakang lutut klien.

7.      Beri aba-aba agar gerakan klien dan perawat selaras.

Bantu klien duduk dengan menurunkan kaki klien di sisi tempat tidur sehingga kaki klien terjuntai ke lantai. Pada waktu yang bersamaan, tubuh klien akan terangkat secara otomatis. Jaga keseimbangan tubuh klien dengan tangan perawat berada di punggung klien.

8.      Atur posisi klien hingga tercapai keseimbangan.

9.      Rendahkan tempat tidur (untuk tempat tidur yang dapat diatur ketinggiannya) hingga kaki klien menyentuh lantai.

10.  Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dan tanyakan apakah klien merasa nyaman.

11.  Cuci tangan.

12.  Catat tindakan yang dilakukan.

Demikian artikel tentang Prosedur Membantu Klien Lansia Duduk di Tepi Tempat Tidur, semoga bermanfaat!

Jangan lupa baca juga artikel tentang Prosedur Perawatan Kuku Pada Lansia

Mau copy artikel diatas?

Silahkan, tapi jangan lupa jika anda penulis yang baik marilah kita budayakan menyertakan sumber link www.lenterakasih.com

AKTIVITAS GERAK

1. Membantu pasien duduk di tempat tidur Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan mobilitas 2. Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas 3. Mempertahankan kenyamanan Prosedur kerja 1. Lakukan persiapan ( Seperti dijelaskan diatas) 2. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan 3. Tempatkan posisi pada posisi terlentang 4. Singkirkan bantal dari tempat tiidur 5. Perawat menghadap ketempat tidur 6. Tempatkan kaki meregang de 7. ngan satu kaki lebih mendekat ke tempat tidur di banding kaki yang lain 8. Tempatkan tangan yang lebih dekat kepasien dibawah bahu, yang menyokong kepala dan tulang belakang 9. Tempatkan tangan yang lain dipermukaan tempat tidur 10. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki depan ke kaki belakang 11. Dorong dengan arah berlawanan tempat tidur dengan menggunakan lengan yang ditempatkan dipermukaan tempat tidur 12. Turunkan tempat tidur 13. Observasi posisi ke sejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi tekanan 14. Catat prosedur termasuk : posisi yang ditetapkan,kondisi kulit,gerakan sendi,kemampun pasien membantu bergerak dan kenyamanan pasien Cuci tangan

2. Posisi fowler

Merupakan posisi tempat tidur yang menaikkan kepala dan dada sebesar 45-90° tanpa fleksi lutut. Bertujuan 1. Membantu mengatasi masalah pernafasan dan kardiovaskuler 2. Memfasilitasi aktivitas tertentu,misalnya makan,membaca,menonton televisi Persiapan alat 1. Tempat tidur 2. Bantal kecil 3. Gulungan handuk 4. Sarung tangan Prosedur pelaksanaan 1. Lakukan persiapan ( Seperti dijelaskan diatas) 2. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan/gunakan sarung tangan 3. Minta klien untuk menekuk lutut sebelum kepala di naikkan 4. Tinggikan kepala tempat tidur sebesar 45-90° sesuai kebutuhan 5. Letakkan bantal kecil dibawah panggung klien jikaa ada celah disana 6. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien 7. Letakkan bantal dibawah tungkai,dari lutut hingga tumit 8. Pastikan area popliteal tidak tertekan dan lutut tidak fleksi 9. Letakkan gulungan handuk disisi masing-msing paha 10. Topang telapak kaki klien menggunakan papan kaki 11. Letakkan bantal dibawah lengan bawah untuk menopang kedua lengan jika klien mengalami kelemahan pada bagian tersebut 12. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 13. Dokumentasikan tindakan

3. Posisi supine (terlentang) Merupakan posisi klien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi menggunakan bantal Tujuan 1. Memberikan kenyamanan pada klien pasca operasi yng memperoleh anestesi spinal

2. Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi prone yang tidak tepat Persiapan alat 1. Tempat tidur 2. Bantal angin 3. Gulungan handuk 4. Papan kaki 5. Sarung tangan jika perlu Prosedur pelaksanaan 1. Lakukan persiapan ( Seperti dijelaskan diatas) 2. Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan/gunakan sarung tangan 3. Letakkan klien dalam posisi terlentang ditengah tempat tidur 4. Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu klien 5. Letakkan bantal kecil dibawah panggung pada pada lengkung lumbal jika ada celah 6. Letakkan bantal dibawah tungkai,dari lutut hinggah tumit 7. Topang telapak kaki klien menggunakan papan kaki 8. Jika klien tidak sadarkan diri atau mengalami paralisis ektremitas atas,elevasikan tangan dan lengan bawah,bukan lengan atas,menggunakan bantal 9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 10. Dokumentasikan tindakan

4. Posisi prone (telungkup) Merupakan posisi klien berbaring diatas abdomen dengan kepala miring ke salah satu sisi Tujuan 1. Memfasilitasi ekstensi penuh pada sendi panggul dan lutut 2. Mencegah kontraktur fleksi pada sendi pinggul dan lutut

3. Membantu drainase dari mulut sehingga dari mulut sehingga bermanfaat bagi klien pasca operasi mulut atau tenggorok Persiapan alat 1. Tempat tidur 2. Bantal kecil 3. Gulungan handuk 4. Sarung tangan Prosedur pelaksanaan 1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan 2. Letakkan klien dalam posisi terlentang di tengah tempat tidur 3. Gulingkan klien dan letakkan kedua lengan disisi bantal,dengan kedua lengan fleksi.letakkan klien dalam posisi telungkup ditengah tempat tidur yang datar 4. Miringkan kepala klien ke salah satu sisi dan sanggah dengan bantal 5. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen antara diafragma,atau payudara pada wanita dan Krista iliaka 6. Letakkan bantal dibawah kaki dari lutut hingga tumit 7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ektremitas atas elevasikan tangan dan lengan atas menggunakan bantal 8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 9. Dokumentasikan tindakan 5. Posisi lateral Merupakan posisi klien berbaring pada salah satu sisi tubuh dengan kepala menoleh ke samping Tujuan 1. Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik 2. Menyediakan posisi tidur dan istirahat yang sesuai 3. Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum dan tumit Persiapan alat 1. Tempat tidur 2. Bantal 3. Sarung tangan Prosedur pelksanaan 1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan 2. Letakkan klien dalam posisi terlentang di tengah tempat tidur 3. Tarik tangan dan kaki klien,yang terjauh dari anda ke arah anda hingga klien miring 4. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien 5. Tarik dan posisikan bahu bawah kedepan sehingga bahu tidak menopang tubuh 6. Letakkan bantal dibawah lengan atas 7. Letakkan bantal dibawah paha dan tungkai sehingga ekstremitas bertumpuh secara paralel dengan permukaan tempat tidur 8. Letakkan guling di belakang punggung klien untuk menstabilkan posisi

9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan 10. Dokumentasikan tindakan

6. Posisi sims/semipronasi Merupakan posisi klien berbaring pada pertengahan antara posisi lateral dan posisi pronasi,dan posisi ini lengan bawah ada diblakang tubuh klien sedangkan lengan atas ada di depan klien. Bertujuan 1. Memberikan kenyamanan 2. Melakukan hukna 3. Memberikan obat per anus (supositoria) 4. Melakukan pemeriksaan daerah anus Alat dan bahan 1. Bantal Prosedur kerja 1. Cuci tangan 2. Lakukan persiapan seperti diuraikan di atas 3. Tempatkan kepala diatas tempat tidur 4. Tempatkan pasien dalam posisi terlentang 5. Posisikan pasien dalam posisi dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen 6. Tempatkan bantal kecil dibawah kepala 7. Tempatkan bantal dibawah lengan atas yang di fleksikan,yang menyokong lengan setinggi bahu. Sokong lengan lain di atas tempat tidur 8. Tempatkan bantal dibawah tungkai atas yang di fleksikan, yang menyokong tungkai setinggi panggul 9. Tempatkan bantal pasien paralel dengan permukaan plantar kaki 10. Turunkan tempat tidur 11. Observasi posisi kesejajaran tubuh,tingkat kenyamanan,dan titik potensi tekanan

12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 13. Catat prosedur termasuk: gerakan sendi kemampuan pasien membantu bergerak dan kenyamanan pasien

Gambar: Posisi lateral 7. Posisi trendelenburg Merupakan posisi klien berbaring di atas tempat tidurdengan posisi kepala lebih rendah dari kaki Bertujuan Melancarkan peredaran darah ke otak Alat dan bahan 1. Bantal 2. Tempat tidur khusus 3. Balok penopang kaki tempat tidur (opsional) Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Pasien dalam kedaan berbaring terlentang 4. Tempatkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien 5. Tempatkan batal dibawah lipatan lutut 6. Tempatkan balok penopang dibagian kaki tempat tidur 7. Atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien 8. Cuci tangan

4. Posisi dorsal recumbent Merupakan posisi klien terlentang dengan kedua tungkai ditekuk dan sedikit direnggangkan serta kedua telapak kaki memijat kasur. Bertujuan 1. Perawatan daerah genitalia 2. Pemeriksaan genitlia 3. Posisi pada proses persalinan Alat dan bahan 1. Bantal 2. Tempat tidur khusus 3. Selimut Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Pasien dalam keadaan berbaring(telentang) 4. Pakaian bawah dibuka 5. Tekuk lutut dan direnggangkan 6. Pasang selimut untuk menutupi area genitalia 7. Cuci tngan setelah prosedur dilakukan

5. Posisi litotomi

1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Merupakan posisi klien terlentang dengan kedua tungkai di angkat ,lutut di tekuk kea rah dada dan tungkai bawah ditopang oleh kedua orang perawat. Bertujuan 1. Pemeriksaan alat genitalia 2. Proses persalinan 3. Pemasangan alat kontrasepsi Alat dan bahan Bantal Tempat tidur khusus Selimut/kain penutup Prosedur kerja Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Cuci tangan Pasien dalam keadaan berbaring(telentang) Angkat kedua paha dm tarik ke atas abdomen Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat celcius terhadap paha Letakkan bagian lutut/kaki pada penyangka kaki ditempat tidur khusus untuk posisi litotomi Pasang selimut Cuci tangan setelah prosedur dilakukan Posisi genu pektoral (knee chest) Bertujuan 1. Pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid

1. 2. 3.

4. 5.

Alat dan bahan Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Cuci tangan Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda Bertujuan 1. 2. 3. 4.

Melatih otot skele untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse Mempertahankan kenyamanan pasien Mempertahankan kontrol diri pasien Memindahkan pasien untuk pemeriksaan (diagnostik,fisik,dll) Alat dan bahan Kursi roda 1. Cuci tangan 2. Lakukan persiapan yang telah disebutkan diatas 3. Bantu pasien untuk posisi duduk ditepi tempat tidur. Siapkn kursi roda dalam posisi 45°C terhadap tempat tidur 4. Pasang sabuk pemindah bila perlu 5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin 6. Renggangkan kedua kaki anda 7. Fleksikan panggul dan lutut anda,sejajar lutut anda dengan lutut klien 8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan tangan anda di skapula pasien 9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil melurukan panggul dan tungkai anda, dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi 10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut 11. Tumpukan dari kaki yang jauh dari kursi 12. Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk menyokong 13. Fleksikan panggul dan lutut anda sambil menurunkan pasien ke kursi 14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk 15. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih 16. Observasi pasien untuk menentukan respon terhadap pemindahan. Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan 17. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 18. Catat prosedur dalam catatan keperawatan

Memindahkan pasien oleh dua atau tiga perawat Tujuan Memindahkan pasien dari ruang per ruangan lain untuk tujuan tertentu (pemeriksaan diagnostik,pindah ruangan ,dll) Alat dan bahan 1. Brangkar atau tempat tidur 2. Bantal (bila perlu)

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7. 8. 9.

Prosedur kerja Cuci tangan Lakukan persiapan yang telah disebutkan diatas Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama yang berdiri berdampingan menghadap tempat tidur pasien. Setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh pasien(kepala dan bahu,panggul,paha dan pergelangan kaki). Masing-masing pasien membentuk dasar pijakan yang luas yang mendekat ketempat tidur didepan, lutut agak pleksi. Lengan pengangkat ditempatkan dibawah kepala dan bahu,panggul,paha,dan pergelangan kaki pasien,dengan jari jemari mereka menggengam sisi tubuh pasien Pengangkat menggulingkan pasien ke arah dada mereka Pada hitungan ke-3 pasien di angkat dan digendong ke dada perawat Pada hitungan ke-3 yang ke-2 perawat melangkah ke belakang dan menumpuh salah satu kaki untuk mengarah ke brangkar/tempat tidur lain,dengan bergerak ke depan bila perlu

10. Perawat dengan perlahan menurunkan pasien ke bagian tengah brangkar/tempat tidur dengan memfleksikan lutut dan panggul ereka siku mereka pada setinggi tepi/tempat tidur 11. Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien,tempatkan pagar tempat tidur pada posisi terpasang 12. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih 13. Observasi pasien untuk menentukan respon terhadap pemindahan.observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan 14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 15. Catat prosedur dalam catatan keperawatan

Membantu pasien berjalan Bertujuan 1. Memulihkan kembali toleransi aktivitas 2. Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksid otot Alat dan bahan 1. Alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien 2. Uraian berikut membantu pasien berjalan tanpa menggunakan alat Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 2. Cuci tangan 3. Minta pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan perawat

4. Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien 5. Bantu pasien untuk berjalan 6. Observasi respon pasien saat berdiri dari tempat tidur (frekuansi nadi dan tanda hipotensi ortostatik) 7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

8. Catat tindakan dan respon pasien

MOBILISASI Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan keegiatan dengan bebas. Tujuan dari mobilisasi antara lain : 1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia 2. Mencegah terjadinya trauma 3. Mempertahankan tingkat kesehatan 4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari 5. Mencgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh. Faktor – faktor yang mempengaruhi Mobilisasi 1. Gaya hidup Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat .

2. Proses penyakit dan injuri Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena menderita penyakit tertentu misalnya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.

3. Kebudayaan Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya. 4. Tingkat energy Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari. 5. Usia dan status perkembangan Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit. Tipe persendian dan pergerakan sendi Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 macam persendian yaitu sendi yang dapat digerakan (diartrosis) dan sendi yang tidak dapat digerakan (siartrosis). Toleransi aktifitas Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan gangguan kardiovaskuler seperti Angina pektoris, Infark, Miokard atau pada klien dengan immobilisasi yang lama akibat kelumpuhan.Hal tersebut biasanya dikaji pada waktu sebelum melakukan mobilisasi, saat mobilisasi dan setelah mobilisasi.

Tanda – tanda yang dapat di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain : a) Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur b) Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol / hipotensi orthostatik. c) Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal. d) Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan. e) Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidak stabilan

posisi tubuh. f) Status emosi labil. Masalah fisik Masalah fisik yang dapt terjadi akibat immobilitasi dapat dikaji / di amati pada berbagai sistim antara lain : Masalah muskuloskeletal Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur, penurunan mineral, tulang dan kerusakan kulit. Masalah urinary Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran ,infeksi saluran kemih dan inkontinensia urine. Masalah gastrointestinal Terjadinya anoreksia / penurunan nafsu makan,diarrhoe dan konstipasi. Masalah respirasi Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 O2). Masalah Kardiovaskuler Terjadinya hipotensi orthostatik, pembentukan trombus. Upaya mencegahkan terjadinya masalah akibat kurangnya mobilisasi antara lain : 1. Perbaikan status gisi 2. Memperbaiki kemampuan monilisasi 3. Melaksanakan latihan pasif dan aktif 4. Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh). 5. Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh.