Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Halo! Kamu tahu kan esai itu apa? Pasti sering dong membaca atau melihatnya? Tapi, apakah kamu sudah tahu tentang sejarah esai? Penting lho bagi kita untuk mengetahui sejarah tentang segala hal yang berkaitan dengan kehidupan kita.

Nah, sebelum kamu mulai menulis berbagai macam bentuk esai, ada baiknya tahu dulu asal-muasal esai diciptakan dan siapakah yang menciptakannya.

Sejarah Esai

Pada tahun 1500-an, seorang filsuf Perancis yang bernama Montaigne, menulis sebuah buku dengan mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Kemudian buku pertama Montaigne diterbitkan pada tahun 1580 dengan judul Essais, yang berarti attempts atau usaha.

Montaigne menulis beberapa cerita dalam bukunya itu dan menyatakan bahwa buku yang diterbitkannya itu berdasarkan pendapat pribadi dirinya. Berdasarkan pengakuan Montaigne, esai ini bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.

Setelah Montaigne menerbitkan bukunya, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon pun menulis buku dengan Essay. Bacon, sekaligus menjadi Esais pertama di Inggris. Bentuk, kejelasan, ritme, dan panjang kalimat dari esai Bacon menjadi standar bagi esais-esais setelahnya. Kemudian esai terbagi menjadi dua, esai formal dan esai informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis.

Kenapa? karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan juga bertutur. Sedangkan, bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa, dan peneliti dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.

Jenis-Jenis Esai

Esai juga memiliki tipe-tipe, lho RG Squad! Terdapat enam tipe pada esai, yaitu:

1. Esai deskriptif

Esai jenis ini dapat melukiskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang.

2. Esai tajuk

Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isu dalam masyarakat.

3. Esai cukilan watak

Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca.

4. Esai pribadi

Esai ini hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.

5. Esai reflektif

Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.

6. Esai kritik

Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan.

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Sudah tahu kan sekarang siapa orang yang pertama kali menciptakan esai? Ternyata esai sudah ada sejak tahun 1500-an. Bagi kamu yang ingin memperdalam pengetahuan tentang esai, bisa lho belajar dengan video-video belajar animasi yang interaktif di ruangbelajar.

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Referensi:Suryaman, Maman dkk. 2018. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII - Kurikulum 2013 - Edisi revisi 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Artikel diperbarui 3 Desember 2020

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Ilustrasi menulis. (Photo created by stories on Freepik)

Bola.com, Jakarta - Esai adalah bentuk tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu. Bentuk karangan esai dapat berupa formal atau informal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.

Esai juga sering disebut dengan artikel, tulisan atau komposisi. Secara umum, esai didefinisikan sebagai sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik.

Di dalam esai berisi tentang opini, pandangan atau ekspresi pribadi dari penulis mengenai sebuah hal yang sedang terjadi atau berlangsung di masyarakat.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang esai, bisa memahami ciri-ciri, struktur, kaidah, jenis hingga langkah-langkah menyusunnya.

Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri esai, struktur, kaidah, Jenis, dan langkah-langkah menyusunnya, seperti dilansir dari gerbangkurikulum.sma.kemdikbud.go.id, Rabu (24/11/2021).

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Ilustrasi menulis. | pexels.com/@tirachard-kumtanom-112571

1. Berbentuk prosa

Berbentuk prosa artinya bentuk komunikasinya biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figur.

2. Singkat

Adapun yang dimaksud singkat ialah dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.

3. Memiliki gaya pembeda

Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.

4. Selalu tidak utuh

Dalam praktiknya, penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.

5. Memenuhi keutuhan penulisan.

Kendati esai adalah tulisan yang tidak utuh, tetap harus memiliki kesatuan dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai pendahuluan, pengembangan hingga penutup.

6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat individu

Jadi yang membedakan esai dengan jenis karya sastra adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, dan pikirannya kepada pembaca.

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Ilustrasi menulis. (Nick Morrison/ Unsplash)

1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan struktur awal pembangun kerangka dari esai. Pendahuluan biasanya mengungkapkan secara sekilas topik atau tema yang akan diangkat.

2. Bagian isi

Bagian ini merupakan bagian inti dari struktur pembangun esai. Pada bagian ini, topik atau tema yang telah dipilih sebelumnya akan dibahas dan dijelaskan secara lebih terperinci dan mendetail.

3. Penutup atau Kesimpulan

Seperti namanya, bagian penutup merupakan bagian terakhir dalam menyusun sebuah esai.

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Ilustrasi menulis. Credit: pexels.com/Judit

1. Baku

Struktur yang digunakan sesuai kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga dalam pemilihan kata/istilah, dan penulisan harus sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

2. Logis

Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima dengan akal sehat.

3. Ringkas

Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya tetap berkualitas.

4. Runtun

Ide diungkapkan secara teratur sesuai urutan, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.

5. Denotatif

Kata yang diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai makna sesungguhnya. Tidak banyak menggunakan perumpamaan atau kiasan.

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Ilustrasi mengetik di laptop. /Copyright unsplash.com/alexa mazzarello

1. Esai deskriptif

Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Penulis bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi, dan sebagainya.

2. Esai tajuk

Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isu dalam masyarakat.

Melalui esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.

3. Esai cukilan watak

Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individu seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan.

Di sini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.

4. Esai pribadi

Esai pribadi hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi, esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri.

Penulis akan menyatakan, 'saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup'. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.

5. Esai reflektif

Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi.

Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.

6. Esai kritik.

Dalam esai kritik, penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan.

Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer.

Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.

Bentuk karangan esai yang isinya merupakan suatu kisah atau cerita disebut esai

Ilustrasi mengetik di laptop. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Langkah-langkah Membuat Esai

1. Menentukan tema yang menarik.

2. Melakukan research (penelitian) pengumpulan bahan.

3. Membuat outline (garis besar).

4. Memberikan judul dalam esai tersebut.

5. Memulai untuk menulis esai.

6. Memperhatikan pemilihan kata.

Sumber: Kemdikbud