Bagaimana pengaruh kekerasan yang dilakukan orangtua terhadap perkembangan psikologis anak

Abdurrahman, Dudung. 2000. Pengantar Metode Penelitian. Yoyakarta: Galang Press.

Agustina Lidya 2009. Pengaruh Konflik Peran , Ketidakjelasan peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal Akutansi, Mei, Vol. 1, hlm. 40-69.

Amiruddin. 2007. Asupan Gizi Pada Ibu Hamil. http: www.scribd.com/doc/47810533/makalah-anemia-bumil diakses pada tanggal 27 november 2017 pukul 09.00 WIB

Azevedo & Viviane.2012. Domestic Psychological Violence: Voice of Youth, 2008, dikutip dari Lufita Tria Harisa, “Teori Tipologi Bentuk Kekerasan Psikologis terhadap Anak (Child-Psychological Violence)”

Suharmin, Arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.jakarta: Rineka Cipta

Bagong Suyanto, dan Sri Sanituti. 2002. Krisis & Child Abuse, Surabaya: Airlangga University,

Chatib, Munib. 2012. Orangtuanya Manusia. Bandung : Mizan Pustaka.

Carpenito, L.J. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Anak Usia Dini. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Dodge, D.T., Colker, L.J., & Heroman, C. 2002. The Creative Curriculum for Preschool. 4th Ed. Washington, D.C.: Teaching Strategies, Inc.

Firdinan, M. Fuad. 2008. Membina Keluarga Harmonis. Yogyakart : Tugu Publisher

Gelles, R. J. 1975. The Social construction of child abuse. American Journal of Orthopsychiatry, 45: 363–371.

Huraerah, Abu. 2006. Kekerasan Terhadap Anak. Bandung:Nuansa.

Herlina. 2010. Minat belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hurlock,Elizabeth. 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: erlangga

Hurlock, Elizabeth. (1990). Paikologi perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Lawson, Fred (1976). Hotels, Motels Condominiums:Design, Planning And Maintenance.

Lestari, Sri . 2012. PSIKOLOGI KELUARGA: Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Jakarta: Kencana Perdana Media Group

Manalu, Sonniaty Natalya. Tesis-2006. Dampak secara fisik, psikis, dan sosial

pada anak yang mengalami child abuse (Studi kasus terhadap dua anak

yang mengalami child abuse setelah ditangani oleh yayasan sahabat

peduli). Program Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Mulyadi, Lilik. 2008. Bunga Rampai Hukum Pidana: Perspektif, Teoritis, dan Praktik, Bandung: P.T. Alumni

Magfur, M. 2003. Anatomi Kekerasan Manusia Antara Entitas Mencinta dan Kematian . dalam Pemikiran Pekikiran Revolusioner. Malang: QAverroes Press

Meleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Matlin, Margareth W. 2008. The Psycology of Woman. United State of America: Thomson wardswroth

M. Marwan dan Jimmy P. 2009.Kamus Hukum (Dictionary Of Law Complete Edition). Surabaya: Reality Publisher

M.Nazir.1998.Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nasution.2003.Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.bandung: tersito

Nataliani, Y.2004. Cepat Mahir GUI Matlab. Jogjakarkarta: Penerbit ANDI.

Nasution, Thamrin, dkk.2009. Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta:BPK Gunung Mulya.

Nadia.(1991).Green technology and Design for The Environment.University of Connecticut, Taylor&Francis.

Nugroho, Fentiny. (1999). Temuan penelitian mengenai perlakuan salah

dan penelantaran kepada anak. Dalam Purnianti (Ed.). Arti dan

lingkup masalah perlindungan anak. (h. 41). Jakarta: Jurusan Kriminologi

FISIP-UI dan Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum UI.

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. 2009. Human Development. 11th Ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Romli, Atmasasmita. 1995. Peradilan Anak di Indonesia. Bandung: Mandar Maju.

Ranuh. 1997. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta: EGC

Sartomo, Suwarniyati. (1999). Metode prevensi perlakuan salah dan penelantaran anak. Dalam Purnianti (Ed.). Arti dan lingkup masalah perlindungan anak (h. 101-104). Jakarta: Jurusan Kriminologi FISIP-UI dan Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum UI.

Syaodih, Ernawulan. 2004. Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Dikti Depdiknas

Suharto, Edi.1997..Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran.Bandung: Lembaga Studi Pembangunan-STKS

Suharto, Edi. (2005). Membangun masyarakat memberdayakan rakyat.

Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Soeharto,Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan sosial dan Bekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran. Bandung : Lembaga Studi Pembangunan STKS

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Soetjiningsih. (2005). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Sudaryono. 2007. Resiliensi dan Locus of Control Guru dan Staf Sekolah Pasca Gemba. Jurnal Kependidikan. Surabaya Universitas Airlangga Fakultas Psikologivol.3. No 1,1-8.

Santrock, John W. (2011). Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika

Santrock, J.W. 2009. Child Development. 12th ed. New York: McGraw-Hil.

Tatang, Amirin. 1988.Penyusunan Rencana Penelitian.jakarta: Raja Grafindo Persada

Unicef,. 2000 .Domestic Violence Againts Women and Girl, dikutip dari Lufita Tria Psychological Violence)”, 2012, dalam http://psychologicalspot. Wordpress.com

Unicef United Nation Children’s fund. (2002) Pedoman Hidup Sehat. New york: Unicef.

Vygotsky, L.S. 1978. Mind in society: the development of higher psychological processes. Cambridge, MA: havard University Press Vygotsky .1978.

W.Gulo.2005.Metode Penelitian.Jakarta: PT Grasindo

Yani S, Achir. (2008). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Bagaimana pengaruh kekerasan yang dilakukan orangtua terhadap perkembangan psikologis anak

Dhafi Jawab

Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di jwb5.dhafi.link Dengan Sangat Akurat. >>



Klik Disini Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Wed, 03 Aug 2022 15:57:02 +0700 with category Sosiologi

Si anak akan merasa tertekan dan itu berdampak pada pola pikir dan prilakunya. si anak akan lebih tertutup terhadap dunia luar dan keprbadiannya cenderung keras dan pendiamMengalami trauma , kurangnya kepercayaan diri , perasaan tidak berguna , bersikap murung , sulit mempercayai orang lain , bersikap agresif
#maafkalosalah#semogamembantu

Baca Juga: Jika diketahui f(x) = 2x +5 dan f(x) =
-3 maka nilai dari x adalah .....​


jwb5.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Banyak orang memiliki keinginan untuk menikah dan berumah tangga. Umumya, pasangan yang menikah menginginkan kehadiran anak dalam keluarga yang sedang mereka bangun. Namun demikian, sayangnya banyak orang yang tidak menyadari bahwa merawat dan membesarkan anak bukanlah hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik dan pendidikannya saja, tapi juga kebutuhan psikologisnya.

Tidak jarang kita menemukan kasus kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya sendiri. Ironisnya, masyarakat kita masih menganggap hal ini sebagai lumrah. Padahal kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak dapat mengganggu pertumbuhan psikologis dan karakter anak ke depannya, dan hal ini sangat memengaruhi kondisi anak ketika mereka beranjak dewasa. Karenanya, sesungguhnya sangat penting bagi kita, khususnya yang berencana berkeluarga dan memiliki anak, untuk mempersiapkan diri agar dapat memberikan pola asuh yang terbaik bagi anak kelak.

Pola asuh orang tua merupakan faktor penting yang sangat memengaruhi keadaan depresi pada anak dan remaja, baik itu menjadi faktor yang mencegah atau pun yang menyebabkan. Remaja yang terpapar oleh kekerasan dan diabaikan oleh orang tuanya cenderung berperilaku pemberontak, menggunakan obatan-obatan terlarang, dan menunjukan gejala depresi serta keinginan untuk bunuh diri di kemudian hari.

Kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak juga berkorelasi dengan perkembangan regulasi emosi anak dan perilakunya yang buruk di kemudian hari. Sebagai contoh, anak kehilangan kemampuan untuk menenangkan dirinya, menghindari kejadian-kejadian provokatif dan stimulus yang memicu perasaan sedih dan marah, dan menahan diri dari sikap kasar yang didorong oleh emosi yang tidak terkendali. Sikap kasar dan ketidakmampuan mengendaikan emosi yang ditunjukkan oleh orang tua tertransmisikan kepada anak melalui interaksi. Hal ini terjadi karena anak cenderung mengimitasi sikap orang tua yang mereka lihat.

Orang dewasa yang pernah mengalami hukuman fisik berupa kekerasan ketika masih anak-anak memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan kekerasan terhadap pasangan atau anaknya sendiri, dan atau melakukan tindakan kriminal. Pada tahun, 2014, ditemukan terdapat hubungan antara hukuman fisik dengan beragam gangguan psikologis dan sosial, seperti meningkatnya sikap memberontak pada masa anak-anak dan remaja, menganggap tindak kekerasan sebagai hal lumrah, meningkatnya sikap impulsif dan kehilangan kendali diri, perilaku seksual yang berisiko ketika usia remaja, meningkatnya kecenderungan melakukan tindak kriminal ketika dewasa, kesulitan untuk lulus dari bangku kuliah, meningkatnya angka kejadian depresi, dan lain-lain.

Studi-studi yang telah dilakukan itu menunjukkan bahwa sesungguhnya keputusan untuk memiliki anak bukanlah perkara sepele yang bisa begitu saja diabaikan konsekuensi yang ada di dalamnya. Secara langsung dan tidak langsung, ternyata pola asuh orang tua bertanggung jawab dalam menentukan angka kasus kriminal di masyarakat dan angka kejadian bunuh diri.

Kita tidak lagi bisa berprinsip bahwa berketurunan dan membesarkan anak adalah sekadar hal normatif yang sudah sewajarnya dilakukan. Sudah seharusnya kita memberi perhatian lebih pada kesiapan kita menjadi orang tua yang baik apabila berkeinginan memiliki dan membesarkan seorang anak. Lebih baik menunda berkeluarga dan memiliki anak apabila kita tidak yakin siap dapat memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anak dan dampaknya bagi masyarakat di kemudian hari.

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang baik pun menunjukkan pengendalian diri dan perilaku sosial yang baik. Mereka dibesarkan tidak dengan kekerasan. Ketika anak-anak melanggar aturan, orang tuanya menerapkan disiplin yang adil dan konsisten. Orang tua yang demikian, karena bertindak sebagai panutan dengan menunjukkan pemahaman emosional dan kontrol diri yang baik, maka anak-anak juga menjadi belajar untuk mengatur emosi mereka sendiri dan belajar bagaimana untuk memahami orang lain.

REFERENSI:

  1. Liem JH, Cavell EC, Lustig K. The influence of authoritative parenting during adolescence on depressive symptoms in young adulthood: Examining the mediating roles of self-development and peer support. The Journal of Genetic Psychology 2010; 171:73-92

  2. Thornberry TP, Herny KL, Ireland TO, Smith CA. The causal impact of childhood-limted maltreatment and adolescent maltreatment on early adult adjustment. Journal of Adolescent Health 2010; vol 46(4):359-65.

  3. Chang L, Schwartz D, Dodge KA, McBride-Chang C. Harsh parenting in relation to child emotion regulation and aggression. Journal of Family Psychology 2003 December; 17(4):598-606

  4. Gershoff ET. Report on physical punishment in the United States: What research tells us about its effects on children. Columbus OH: Center for Effective Discipline; 2008

  5. Strauss MA, Douglas EM, Medeiros RA. The primordial violence: spanking children, psychological development, violence, and crime. New York: Routledge; 2014

  6. Baumrind D. Parenting styles and adolescent development. Dalam J. Brooks-Gunn, E. Lerner, A.C. Petersen (Eds), The encyclopedia of adolescence (pp. 746-758). New York: Garland; 1991