Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Penting diingat, dalam waktu enam jam pertama, jangan memberikan makanan padat kepada anak yang sedang muntah-muntah.

Makanan padat akan membebani kerja lambung dan membuat anak semakin mudah mengalami mual dan muntah.

Hal lain yang harus dilakukan ketika anak muntah adalah pastikan ia mengonsumsi makanan yang mengandung kalori.

Kamu dapat mengganti makanan padat dengan makanan yang lebih mudah dicerna, seperti bubur, jus buah (hindari buah yang asam seperti jeruk), minuman manis, atau madu (untuk anak di atas usia 1 tahun).

Jika setelah enam jam kondisi anak membaik, Kamu dapat memberikan makanan tertentu.

Untuk bayi yang sudah MPASI atau berusia di atas 6 bulan, berikan sereal, biskuit, atau buah. Sementara, pada anak yang sudah lebih besar, Kamu dapat memberikan roti, kentang, atau nasi.

Artikel Lainnya: Anak Rewel dan Muntah, Awas Keracunan Makanan!

Cara mengatasi muntah pada anak selanjutnya adalah memberikan jus mint. Daun mint segar efektif untuk mual dan muntah.

Kamu bisa membuat jus ini dengan menghaluskan beberapa daun mint segar dan ambil ekstrak sarinya.

Ambil ekstrak daun mint sekitar satu sendok makan, lalu tambahkan satu sendok teh jus lemon. Setelah itu, tambahkan sedikit madu ke dalam campuran ini, lalu berikan kepada anak.

Setelah anak muntah sebaiknya minum air beras. Minuman ini dapat membantu menyembuhkan muntah akibat gastritis.

Nasi putih adalah pilihan yang lebih baik daripada nasi merah saat membuat air beras.

Ambil secangkir nasi putih, lalu rebus dengan dua gelas air. Rebus nasi setengah matang, lalu saring kelebihan air atau pati. Setelahnya, minta anak untuk minum air ini.

Salah satu bahan tradisional untuk meredakan muntah adalah cengkeh. Rempah serbaguna ini mengandung eugenol, yaitu senyawa yang dianggap memiliki kemampuan antibakteri.

Jika anak sudah lebih besar dan dapat mengunyah cengkeh, maka Kamu bisa memberikan satu cengkeh utuh kepada anak. 

Kamu juga dapat membuat teh cengkeh. Caranya dengan merebus beberapa cengkeh, lalu ditambahkan sedikit madu.

Melihat buah hati tercinta yang masih bayi muntah ASI setiap kali selesai menyusu tentunya sangat mengkhawatirkan ya, Moms?

Moms pasti khawatir karena ASI yang dimuntahkan bisa saja membuat bayi kekurangan nutrisi sehingga tumbuh kembangnya terhambat.

Untuk itu, Moms perlu memahami apa penyebab yang mendasari bayi muntah ASI dan cara penanganannya.

Baca Juga: Berapa Jumlah Kebutuhan ASI yang Bayi Perlukan?

Penyebab Bayi Muntah ASI

Ternyata bayi muntah ASI setelah menyusu dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Berikut merupakan penyebab-penyebab bayi muntah ASI menurut penjelasan para dokter dan ahli kesehatan anak.

1. Menyusu Terlalu Banyak

Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Foto: Bayi Muntah Setelah Menyusu, Ini XX Penyebab dan Cara Mengatasinya 1.jpg

Foto: nct.org.uk

Menurut dokter spesialis anak Jarret Patton, bayi muntah ASI biasanya terjadi selama dua minggu pertama kehidupan bayi.

Biasanya disebabkan karena sebagian ibu baru memproduksi lebih banyak ASI dibandingkan yang bisa diminum oleh bayi, yang mengarah pada pemberian makan berlebih dan menyebabkan muntah.

Untuk mengatasinya, disarankan agar bayi hanya minum sedikit ASI dengan frekuensi menyusu yang menjadi lebih sering dari sebelumnya.

“Namun, muntah tidak akan terjadi setelah payudara mulai menyesuaikan jumlah ASI yang dihasilkan berdasarkan kebiasaan makan bayi. Jika muntah masih berlanjut bahkan setelah bayi hanya minum sedikit ASI, maka ini mengindikasikan masalah medis dan harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut,” kata Dr. Patton, seperti dilansir dari Romper.

Baca Juga: Berapa Takaran Jumlah ASI yang Dibutuhkan oleh Bayi?

2. Oesophagus dan Saluran Pencernaan yang Belum Matang

Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Foto: Bayi Muntah Setelah Menyusu, Ini XX Penyebab dan Cara Mengatasinya 2.jpg

Foto: thebump.com

Selama beberapa bulan pertama, bayi juga mungkin muntah ASI setelah menyusu karena oesophagus yang menghubungkan kerongkongan dengan saluran pencernaannya masih belum cukup matang untuk berfungsi dengan baik.

Di mana katup khusus tersebut akan mulai matang ketika bayi berusia sekitar empat atau lima bulan.

Untuk mencegah dan mengatasi bayi muntah ASI setelah menyusu, Moms dapat memastikan bahwa bayi tetap dalam posisi tegak selama 30 menit setelah menyusu.

Hindari langsung membiarkan Si Kecil bermain atau mengayunnya.

Selain itu, memastikan Si Kecil bersendawa setelah menyusu juga penting dilakukan. Ini akan membantu mengurangi udara yang menumpuk di perut bayi selama menyusu.

Baca Juga: Bayi Tidak Mau Menyusu? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Foto: Bayi Muntah Setelah Menyusu, Ini XX Penyebab dan Cara Mengatasinya 3.jpg

Foto: goodnet.org

Bayi muntah ASI setiap kali selesai menyusu yang disebabkan oleh GERD biasanya ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:

  • Tampak tidak nyaman dan kesakitan karena refluks
  • Mengalami masalah pernapasan, seperti mengi, batuk, tersedak ketika menyusu, dan yang terburuk adalah pneumonia akibat ASI yang masuk ke dalam paru-paru
  • Terkadang memiliki pertumbuhan yang buruk, karena muntah membuat bayi tidak mendapatkan nutrisi yang mencukupi untuk mendukung pertumbuhannya

Segera bawa ke dokter jika Moms curiga penyebab bayi muntah ASI setelah menyusu adalah GERD sehingga Moms bisa mendapatkan evaluasi lebih lanjut dan mengetahui saran perawatan yang tepat.

Baca Juga: Cara Mencegah dan Mengatasi Perut Kembung pada Bayi

4. Galaktosemia

Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Foto: Bayi Muntah Setelah Menyusu, Ini XX Penyebab dan Cara Mengatasinya 4.jpg

Foto: ogpnews.com

Meskipun jarang terjadi, galatosemia juga dapat menyebabkan muntah setelah menyusu pada bayi.

Mengutip Childrens Hospital, bayi dengan gangguan metabolisme ini tidak dapat mencerna jenis gula tertentu (galaktosa) yang ditemukan di dalam ASI, susu sapi, dan produk susu formula pada umumnya.

Ketika galaktosa tidak dapat dipecah dan dicerna, maka akan menumpuk di jaringan dan darah dalam jumlah besar.

Seorang bayi dapat mengembangkan tanda-tanda galaktosemia dalam beberapa hari pertama kehidupan jika mengonsumsi laktosa yang ditemukan dalam ASI atau susu formula.

Adapun tanda-tanda awal dari galaktosemia meliputi:

  • Menolak menyusu ASI atau susu formula
  • Gumoh atau muntah terlalu sering, terutama setelah menyusu
  • Kulit menguning (jaundice)
  • Tampak lesu
  • Katarak

Karena beracun bagi tubuh, galaktosemia dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati. Jadi, pastikan untuk segera menghubungi dokter.

Baca Juga: 7 Penyebab Bayi Rewel dan Menangis Saat Menyusui, Apa yang Terjadi?

5. Stenosis Pilorus

Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Foto: Bayi Muntah ASI (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Apabila bayi muntah ASI setelah menyusu dan susu keluar dengan cara menyemprot, stenosis pilorus mungkin menjadi penyebabnya Moms. Namun, kondisi ini termasuk jarang terjadi dan biasanya ditemukan pada bayi yang baru berusia 4-6 minggu.

Dikutip dari Mayo Clinic, stenosis pilorus tersebut menghalangi makanan memasuki usus kecil sehingga bayi muntah ASI setelah disusui.

Biasanya, katup otot (pilorus) antara lambung dan usus kecil menahan makanan di perut sampai siap untuk tahap selanjutnya dalam proses pencernaan. Pada stenosis pilorus, otot pilorus menebal dan menjadi besar secara tidak normal dan menghalangi makanan mencapai usus kecil.

Stenosis pilorus dapat menyebabkan muntah hebat, dehidrasi, dan penurunan berat badan bayi. Perlu Moms ketahui bahwa bayi dengan stenosis pilorus mungkin tampak lapar sepanjang waktu.

Ketika muntah, otot perut bayi memaksa ASI keluar tenggorokan dan mulutnya.

Muntah sesekali tidak menjadi masalah, tetapi jika ini terjadi sekali sehari atau lebih, dan bayi tidak bertambah atau berat badannya turun, bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan segera Moms.

Baca Juga: Mengenal Atresia Duodenum, Kelainan Usus yang Bisa Membuat Bayi Dioperasi

6. Alergi

Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Foto: Bayi Muntah ASI karena Alergi

Foto: Orami Photo Stock

Bayi muntah ASI juga bisa disebabkan oleh alergi. Dalam hal ini, alergi mungkin muncul sebagai reaksi dari makanan atau minuman yang Moms konsumsi sehingga tercampur dalam ASI.

Alergen yang paling umum, yaitu susu, telur, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan kerang.

Jika bayi Moms mengalami alergi, ia mungkin akan muntah dan mengalami gejala lain, seperti diare, dan bengkak atau gatal di sekitar mulut, hidung, atau matanya.

Dalam mengatasinya, sebaiknya Moms segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab alergi pada bayi sehingga alergi tersebut tidak kambuh di lain waktu.

Bicarakan juga makanan atau minuman pengganti lain yang perlu dikonsumsi agar nutrisi yang didapatkan bayi dari ASI tetap utuh dan tumbuh kembangnya optimal, Moms.

Baca Juga: 11 Pantangan Makanan untuk Ibu Menyusui, Perhatikan Moms!

7. Mabuk Perjalanan

Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Foto: Bayi Muntah ASI karena Mabuk Perjalanan

Foto: Orami Photo Stock

Apabila bayi muntah ASI ketika sedang dalam perjalanan naik kendaraan, bisa saja hal tersebut disebabkan karena bayi mabuk perjalanan.

Mabuk perjalanan menyebabkan tubuh Si Keci tidak nyaman, merasa mual di ulu hati, hingga mereka pun muntah. Selain muntah, gejala yang menyertai bayi saat mabuk perjalanan, meliputi perasaan gelisah dan rewel, sering menguap atau mengantuk.

Dalam mengatasinya, cobalah untuk membuat bayi tenang dan pastikan mereka tertidur karena tidur selama perjalanan bisa meminimalisir mabuk.

Selain itu, pastikan saluran udara dalam kendaraan cukup baik dan hindari bau yang kuat sehingga mabuk perjalanan dapat teratasi.

Meski bayi muntah, tetap susui mereka dengan ASI secara perlahan dan sedikit demi sedikit agar kebutuhan cairannya tetap terpenuhi dan tidak dehidrasi.

Baca Juga: Mabuk Perjalanan, Ini Penyebab dan Faktor Risikonya

Waspada Dehidrasi Akibat Muntah

Bagaimana cara agar bayi tidak muntah?

Foto: Dehidrasi Bayi.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Hal yang perlu Moms waspadai jika bayi muntah ASI secara terus-menerus ialah dehidrasi karena tubuh mereka kehilangan cukup banyak cairan.

Untuk itu, kenali gejala dehidrasi pada bayi di bawah ini agar Moms bisa mengatasinya segera.

  • Urine pekat yang terlihat sangat kuning tua atau oranye
  • Bibir kering
  • Mulut kering
  • Rasa kantuk yang berlebihan
  • Sifat lekas marah atau mudah rewel
  • Kurang dari enam popok basah dalam periode 24 jam
  • Tidak tertarik menyusui
  • Tidak ada air mata saat bayi menangis
  • Fontanel cekung (titik lunak) di kepala bayi

Jika bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi Moms harus segera menghubungi dokter. Bila bayi meronta, mengalami tanda atau gejala yang berkepanjangan atau parah, atau Moms merasa khawatir, pergilah ke unit gawat darurat.

Menurut Very Well Family, perawatan untuk dehidrasi bayi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisinya.

Apabila dehidrasi pada bayi ringan, Moms mungkin disarankan untuk melakukan perawatan di rumah dengan memberikan asupan cairan/

Hal ini dapat menggantikan yang hilang dan memantau produksi air kencing dan keringat untuk mengetahui kondisi dehidrasi telah membaik atau belum.

Pemberian cairan pada bayi yang baru lahir dan masih menyusu adalah dengan menyusui Si Kecil sesering mungkin, tetapi porsinya lebih sedikit agar mereka tidak muntah terus menerus dan memastikan seluruh nutrisinya masuk dalam tubuh bayi.

Baca Juga: Cari Tahu Cara Mencegah dan Mengobati Dehidrasi pada Bayi

Itulah penyebab bayi muntah ASI dan cara mengatasinya.

Segera ambil tindakan jika Si Kecil mengalami salah satu di antaranya agar mereka tidak dehidrasi dan mengalami gangguan kesehatan yang lebih parah.

Apa yg harus dilakukan agar bayi tidak muntah?

Tips Mencegah Muntah pada Bayi.
Upayakan posisi kepala bayi lebih tinggi dari tubuhnya saat menyusu..
Posisikan tubuhnya tetap tegak setelah menyusu, agar bayi dapat lebih mudah bersendawa..
Biarkan bayi menyusu dalam keadaan tenang untuk mencegah bayi mengisap terlalu banyak udara bersamaan dengan ASI..

Apa penyebab muntah pada bayi?

Muntah pada bayi yang tidak normal bisa berhubungan dnegan kondisi kesehatan si kecil berikut beberapa penyebabnya : Keracunan makanan. Infeksi virus atau bakteri. Infeksi saluran pernafasan.