Apa yang dilakukan Umar bin Khattab ketika mengetahui ada anak yang menangis karena kelaparan?

Saat rakyat kelaparan, Umar bin Khattab tidak mau makan enak.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Umar bin Khattab RA adalah salah seorang sahabat Nabi yang menjadi khalifah dan bergelar amirul mukminin. Dalam suatu masa kepemimpinannya, wilayahnya dilanda paceklik karena musim kemarau berkepanjangan. Umar pun memberikan keteladanannya pada kondisi seperti itu.

Dalam sebuah riwayat yang ditulis dalam buku Sang Legenda Umar bin Khattab karya Yahya bin Yazid al-Hukmi al-Faifi disebutkan, ketika rakyat sedang dilanda kelaparan, Umar bin Khattab selaku khalifah naik mimbar dengan perut yang keroncongan. Sambil menahan lapar yang tidak kepalang, Umar bin Khattab berpidato di hadapan orang-orang.

Dia mengatakan kepada perutnya, "Hai, perut, walau engkau terus meronta-ronta, keroncongan, saya tetap tidak akan menyumpalmu dengan daging dan mentega sampai umat Muhammad merasa kenyang."

Kisah lainnya diriwayatkan Abdurrahman bin Abu Bakar. Dia berkata, "Umar bin Khattab datang. Dia membawa sepotong roti dan minyak. Untuk menghilangkan rasa laparnya, roti dan minyak itu disantap begitu saja sambil berkata, 'Hai perut! Demi Allah, engkau akan terus kulatih menikmati roti dengan mentega ini saja.'"

Dalam riwayat lainnya dari Ibnu Sa'ad disebutkan, pada masa musim kemarau yang kering, Umar bin Khattab pernah melihat seorang anaknya memegang semangka. Umar berkata kepada anaknya, "Celaka! Seorang anak Amirul Mukminin makan buah semangka, sedangkan umat Muhammad kurus kelaparan."

Anaknya yang masih kecil itu langsung lari keluar rumah dan menangis. Para tetangga melihat dan berkata, "Buah itu tadi dibelinya dengan segenggam biji buah-buahan."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Jakarta -

Kisah Khalifah Umar bin Khattab tak sengaja bertemu dengan keluarga miskin yang memasak batu karena tak punya bahan makanan ribuan tahun yang lalu, terjadi di era sekarang. Tepatnya di Mombasa, Kenya. Seorang janda dengan delapan anak terpaksa merebus batu untuk mengelabuhi anaknya yang kelaparan minta makan.

Kisah perempuan miskin di Kenya, Peninah Bahati Kitsao yang merebus batu demi anak-anaknya memancing empati dari para netizen. Wanita dengan delapan anak tersebut memasak batu demi anak-anaknya yang kelaparan.

Dikutip dari BBC, Kitsao berharap anak-anaknya tertidur saat menunggu masakannya matang. Padahal batu yang direbus tersebut tidak akan bisa disantap, namun Kitsao tak tega mengatakan sedang kondisi yang sebenarnya.Keadaan Kitsao diketahui tetangganya Prisca Momanyi yang segera mengabarkan kondisi tersebut pada media. Setelah diwawancara stasiun televisi setempat N TV, bantuan mulai datang untuk membantu Kitsao dan anak-anaknya yang kelaparan.

"Saya tidak percaya masyarakat Kenya ternyata sangat peduli. Telepon saya terima dari seluruh negeri yang bertanya bagaimana mereka bisa menolong kami," kata Kitsao saat diwawancara situs berita Tuko.

Kondisi Kitsao mengingatkan pada cerita serupa yang terjadi di masa Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu sedang terjadi bencana kekeringan yang menyebabkan kaum muslim menderita kelaparan parah.

Dikutip dari buku 'The Khalifah' karya Abdul Latip Thalib, di suatu malam Umar mengajak asistenya Aslam melakukan ronda keliling kota. Umar melihat sebuah pondok dengan kompor yang menyala di tengah jalanan yang sepi. Umar juga mendengar suara anak-anak yang menangis dari pondok tersebut.Amirul Mukminin kemudian pergi ke pondok tersebut untuk mengetahui kondisi sebenarnya. Umar melihat seorang ibu yang terlihat memasak sesuatu di tengah pondok dikelilingi anak-anak yang menangis. Umar kemudian mengetuk pintu pondok dan bertanya penyebab anak-anak tersebut menangis. Umar juga bertanya makanan yang sedang dimasak ibu tersebut untuk anak-anaknya

Ibu tersebut menjawab anak-anaknya menangis karena lapar. Di dalam panci yang dimasak sebetulnya adalah air dan batu. Sang ibu berharap anak-anaknya lelah menunggu masakan matang hingga akhirnya tertidur. Semua bahan makanan yang ada dalam rumah tersebut sudah habis, hingga dia dan anak-anaknya kelaparan selama tiga hari belakangan.


Umar bin Khattab kemudian segera ke Baitul Mal dan mengambil bahan makanan yang diperlukan ibu dan anak-anaknya. Sang khalifah membawa dan memberikan sendiri bahan makanan pada keluarga tanpa bantuan Aslam. Umar kemudian masuk ke dalam pondok dan membantu sang ibu memasak untuk anak-anaknya. Makanan tersebut kemudian diberikan pada anak-anaknya hingga tak lagi merasa lapar.Dikutip dari buku 'Umar Ibn Al-Khattab His Life and Times Vol. 1, kekeringan dan kelaparan parah sempat terjadi pada tahun ke 18 setelah hijrah. Tahun ini disebut Ar-Ramadah karena angin menerbangkan debu seperti abu atau Ar-Ramad. Bencana ini mengakibatkan kematian hingga hewan-hewan ikut merasakan dampaknya.

Umar yang merasa bertanggung jawab melakukan berbagai usaha untuk membantu rakyatnya, termasuk mendistribusikan makanan dari Dar Ad-Daqeeq. Makanan dari institusi yang menangani kebutuhan logistik masyarakat tersebut, Umar bagikan sendiri untuk masyarakat yang membutuhkan. Umar bin Khattab juga berdoa memohon pengampunan dan rizki dari Allah SWT, hingga akhirnya turun hujan dan mengakhiri bencana tersebut.

(row/erd)

Berikut adalah soal mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Kelas VII SMP/MTs materi Al-Khulafau Ar-Rasyidun Penerus Perjuangan Nabi Muhammad saw lengkap dengan kunci jawaban.


Soal Essay:

  1. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki Abu Bakar as-Siddiq!
  2. Mengapa Abu Bakar diberi gelar as-Siddiq?
  3. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki ‘Usman bin ‘Affan!
  4. Siapakah Ali bin Abi Talib itu?
  5. Bagaimana tanggapanmu tentang al-Khulafa’u ar-Rasyidun?
  6. Mengapa Abu Bakar berani berkorban untuk kepentingan Islam?
  7. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki Umar bin Khattab!
  8. Apa yang dilakukan khalifah Umar bin Khattab ketika mendengar anak-anak kecil menangis?
  9. Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh Ali bin Abi Talib!
  10. Ceritakan kembali secara singkat kisah Umar dengan janda tua!
Kunci Jawaban:

1. Sifat-sifat yang dimiliki Abu Bakar as-Siddiq, antara lain:

  • Bijaksana
  • Tegas terhadap orang yang mengaku nabi, tidak mau membayar zakat, dan orang murtad
  • Setia pada saat Rasulullah saw.
  • Rela mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk kejayaan Islam

2. Abu Bakar diberi gelar as-Siddiq, karena Abu Bakar orang pertama yang membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad saw. tentang peristiwa Isra’ Mi’raj.

3. Sifat-sifat yang dimiliki ‘Usman bin ‘Affan, yaitu:

  • Dermawan
  • Banyak membantu perjuangan Islam
  • Tidak segan-segan mengeluarkan kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat umum

3.  Ali bin Abi Talib itu memiliki nama asli Haydar (singa) bin Abu Talib. Beliau adalah seorang pemeluk Islam pertama dan juga keluarga Nabi Muhammad saw. Ali adalah sepupu Nabi Muhammad saw. dan menantunya setelah menikah dengan Fatimah.

Ali bin Abi Talib adalah salah seorang ilmuwan yang sangat cerdas. Beliau memiliki sifat sosok yang tegas.

5. Tanggapan saya tentang al-Khulafa’u ar-Rasyidun, yaitu mereka adalah pribadi-pribadi terbaik hasil didikan Rasulullah saw. yang telah teruji kehebatan dan kepiawaiannya sebagai teladan dalam kepemimpinan untuk membangun peradaban lslam yang lebih maju. Mereka memiliki sifat-sifat terpuji yang patut menjadi teladan umat Islam zaman sekarang. Pengabdiannya kepada agama tidak disangsikan lagi. Kepeduliaannya terhadap sesama, membuat pribadi-pribadi ini dicintai oleh rakyatnya.

6. Abu Bakar berani berkorban untuk kepentingan Islam, karena kecintaannya kepada agama dan Nabi Muhammad Saw. Ia selalu mengorbankan jiwa dan raganya hanya untuk kejayaan Islam.

7. Sifat-sifat yang dimiliki Umar bin Khattab, antara lain:

  • Berani
  • Perhatian kepada rakyatnya
  • Hidup sederhana
  • Berhati lembut

8. Yang dilakukan khalifah Umar bin Khattab ketika mendengar anak-anak kecil menangis, yaitu: segera mengambil gandum dan bahan makanan lainnya untuk diberikan kepada anak tersebut.

9. Sifat-sifat yang dimiliki oleh Ali bin Abi Talib, yaitu:

  • Pemberani
  • Penyabar
  • Rela mengorbankan dirinya untuk agama dengan tujuan yang mulia
  • Sosok yang sederhana
  • Memiliki ketakwaan yang baik kepada Allah Ta'ala
  • Dermawan

10. Cerita singkat kisah Umar dengan janda tua:

Umar Bin Khatab setiap malam pergi ke rumah janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Beliau mengirimkan makanan dan obat-obatan.

Janda itu mengatakan bahwa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Siapa nama orang itu, janda tua itu sama sekali tidak tahu. Padahal orang yang tiap malam datang ke rumahnya adalah Khalifah yang mereka kagumi.

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Artikel Yal Aziz(Tenaga Artikel) 13 Oktober 2020 13:49:50 WIB

Meneladani Kepemimpinan Umar Bin Khatab

Oleh Yal Aziz

Secara fakta dalam ilmu sejarah tentang pemimpin hebat di dunia, sangat banyak. Sebut saja seperti Firauan, Hitler, Benito Mussolini (Italia), Pol Pot (Kamboja), Idi Amin (Uganda), Mobutu Sese Seko (Kongo) dan Nicolae Ceausescu (Rumania),  serta Slobodon Milosevic (Serbia). Tapi semua pemimpin ini dikenal dengan sikap atau sifat diktatornya. 

Tapi di zaman melenial sekarang ini, ada baiknya juga kita meneladani sosok pemimpin presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan yang berhasil meruntuhkan paham sekuler di negaranya.Bahkan Erdogan berhasil menjadikan Turki sebagai kekuatan baru di Eropa.

Bahkan dari sejumlah kebijakan yang dibuat Erdogan banyak membawa kemajuan bagi negaranya. Begitu juga dengan langkah-langkah politik luar negerinya yang banyak juga mendapat respon positif dari berbagai negara.

Untuk itu sosok Erdogan sangat bai kita tiru dan diteladani oleh para calon Gubernur Sumatera Barat yang sekarang ini lagi berkompetisi, hingga 9 Desember, 2020 mendatang.

Kemudian ada baiknya juga kita meneladani sosok Khalifah Umar Bin Katab, terutama bagi para calon Gubernur Sumbar, jika terpilih nantinya.

Semasa Umar Bin Khatab jadi khalifah, Umar sengaja berjalan malam tanpa pengawal. Dalam perjalanannya, Umar sengaja berhenti karena mendengar suara tangisan anak kecil di sebuah gubuk yang reok.

Lantas umar menggedor pintu rumah gubuk reok tersebut dan kemudian si penghuni rumah membukakan pintunya.

Lantas Umar Bin Khatab bertanya, kenapa anak-anakmu kamu biarkan menangis?

Lantas pemilik gubuk reok itu menjawab, anaknya menangis karena belum makan dari pagi.

"Tungkumu berasap, apa yang kamu masak?

"Hanya merebus batu," kata wanita tiga anak tersebut.

Untuk apa, tanya Umar kepada ibu pemilik gubuk.

"Agar anakku terhibur, apabila mereka lelah menangis mereka akan tertidur,"jawab wanita itu singkat

Lantas Umar pamit dan kembali ke istananya untuk mengambil sekarung gadum dan memikulnya sendiri sampai ke gubuk reok tesebut.

Setelah memberikan bantuan, Umar bukan mendapatkan ucapan terima kasih, tapi justrui mendapatkan caci makian dari wanita pemilik gubuk tersebut.

"Sebenarnya kamu yang cocok jadi khalifah, bukan Umar," kata wanta tiga anak tersebut.

Waktu itu Umar hanya diam sembari minta izin pamit.

Singkat cerita, seminggu kemudian, Umar Bin Katab sengaja mengundang wanita dengan tiga anak berkunjung ke istananya. Tapi, betapa kagetnya si wanita janda tiga anak tersebut ketika berada di istana Umar Bin Khatab yang dia caci maki saat mengantarkan sekarung gandum kerumahnya.

Jadi kita  berharap kepada gubernur Sumbar yang terpilih nantinya untuk meneladi sosok Umar Bin Khatab sebagai pemimpin, yang hanya boleh takut kepada Allah saja dan ikuti semua yang disampaikan Nabi Muhammad. Titik. (penulis wartawantabloidbijak.com).

Apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika mendengar anak anak kecil menangis?

Hallo Ari B, kakak bantu jawab ya. Jawaban dari pertanyaan diatas adalah sebagai berikut : yang dilakukan Umar bin Khatab ketika mendengar anak anak kecil menangis adalah Umar bin Khatab ikut manangis dan segera kembali pulang untuk mengambil gandum dan bahan makanan lainnya untuk diberikan anak-anak tersebut.

Dalam kisah Umar dan janda tua apakah yang dimasak janda tua itu untuk menghibur anak anaknya?

Ibu tersebut membuka panci, dan ternyata isi pancinya hanya berisi air dan batu saja. Batu-batu yang dimasak itu hanya bertujuan untuk menghibur anak-anaknya, karena mereka sedang mengalami kesulitan ekonomi dan bahkan hidup tanpa suami (menjanda).

Bagaimana sikap Umar bin Khattab saat mendengar kabar wafatnya Rasulullah Saw?

Umar bin Khattab terkenal memiliki sifat pemberani dan tegas, namun berhati lembut. Sifat pemberaninya inilah yang membuat Umar bin Khattab mendapat julukan singa padang pasir. Memiliki sifat pemberani bukan berarti tidak pernah merasa takut sama sekali.

Siapakah yang mendampingi Umar bin Khattab saat berkeliling melihat rakyatnya?

Khalifah Umar bin Khattab adalah sosok pemimpin yang selalu ingin tahu keadaan rakyatnya. Beliau selalu menyempatkan waktu berjalan keliling untuk mengetahui kondisi rakyatnya. Suatu saat Umar sedang berkeliling dengan sahabatnya yang bernama Aslam.