Apakah boleh mandi wajib dengan air mengalir

Oase.id - Mandi wajib atau mandi junub dilakukan ketika seorang Muslim memiliki hadas besar, seperti selesainya menstruasi, berhubungan suami istri, dan keluarnya mani. Banyak syarat sah yang harus dilakukan saat mandi wajib agar dianggap sah dan dapat menjalankan ibadah lainnya dengan sah.

Dilansir dari berbagai sumber, selain syarat dan rukun mandi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mandi wajib. Karena jika tanpa sengaja terlewat maka mandi wajib dapat dianggap tidak sah dalam Islam.

Apa saja 5 yang menyebabkan mandi wajib tidak sah? Yuk simak!

1. Tidak melaksanakan syarat dan rukun mandi

Islam telah mengajarkan umatnya tata cara mandi wajib dengan baik dan benar melalui syarat dan rukun mandi. Selengkapnya, bisa dibaca dengan klik tautan ini: 5 Sunah saat Mandi Wajib!

2. Tidak membaca niat

Niat merupakan kunci utama agar mandi wajib dianggap sah atau tidak. Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ:

إنما الأعمال بالنيات

“Sesungguhnya Amalan itu, wajib dengan niatnya” (HR. Bukhari)

Niat mandi wajib hendaknya diucapkan bersamaan dengan jatuhnya air ke bagian anggota mandi.

Bacaan Niat Mandi Wajib

"Bismillahirahmanirahim nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbar minal janabati fardlon lillahi ta'ala."

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta'ala."

3. Tidak menggunakan air yang bersih dan mensucikan

Banyak jenis air, jika hendak melakukan mandi wajib hendaknya memperhatikan kondisi air. Air yang dapat dipakai untuk bersuci hanyalah air yang suci dan mensucikan, yaitu air yang bersih, lebih dari satu kulah, dan mengalir. Namun, jika dalam kondisi kekurangan air, bersuci bisa dilakukan dengan cara tayamum.

4. Air tidak mengenai seluruh badan

“Dahulu, jika Rasulullah ﷺ hendak mandi janabah (junub), beliau membasuh kedua tangannya. Kemudian menuangkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh kemaluannya. Lantas berwudhu sebagaimana berwudhu untuk salat. Lalu beliau mengambil air dan memasukkan jari-jemarinya ke pangkal rambut. Hingga beliau menganggap telah cukup, beliau tuangkan ke atas kepalanya sebanyak 3 kali tuangan. Setelah itu beliau guyur seluruh badannya. Kemudian beliau basuh kedua kakinya.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)

5. Menggunakan bahan yang tidak bisa ditembus air dan terdapat kotoran pada kuku

Salah satu hal yang membuat mandi wajib seseorang dianggap tidak sah yaitu terhalang masuknya air pada kulit dikarenakan bahan seperti kutek, cat rambut, dan lain sebagainya. Jika seseorang menggunakan hal tersebut, maka wajib dibersihkan sebelum melakukan mandi wajib.

Lalu, kotoran pada bawah kuku juga dapat menyebabkan mandi wajib seseorang dianggap tidak sah. maka wajib hukumnya untuk menghilangkan kotoran tersebut, baik ketika sedang mandi ataupun sebelum mandi.

(ACF)

TABANAN BALI - Mandi Junub atau mandi besar harus dilakukan oleh setiap muslim atau muslimah jika sudah melakukan hubungan suami istri.

Cara dan ketentuan Mandi Junub pun sudah diatur sedemikian rupa untuk memudahkan saat melakukannya.

Namun bagaimana caranya jika melakukan Mandi Junub menggunakan air sedikit?

Baca Juga: Ramalan Shio Babi, Shio Sapi dan Kambing, Senin 20 September 2021: Cinta dari Pertemuan Tak Terduga

Agar Mandi Junub sah, maka sebaiknya perlu diperhatikan beberapa hal saat akan melakukan mandi junub.

Dilansir dari laman You Tube Al Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan perlunya memperhatikan niat saat akan melakukan Mandi Junub.

“Biarpun menggunakan air sedikit atau tidak cukup dua qullah, maka Mandi Junub bisa dilakukan namun perhatikan saat dimana akan membaca niat ketika hendak akan mandi,” ujar Buya Yahya seperti unggahan video pada 25 September 2018 lalu.

Baca Juga: Ramalan Shio Monyet, Shio Ayam dan Anjing, Senin 20 September 2021: Waspadalah Terhadap Adegan Kecemburuan

Sebelumnya Buya Yahya membahas tentang dimana letak memasang niat ketika hendak mandi wajib atau Junub. 

Sebagai muslim, kita perlu mengetahui cara mandi wajib yang benar. Mandi wajib atau yang dikenal sebagai mandi besar ataupun mandi junub adalah mandi yang dilakukan untuk menghilangkan najis/hadas besar dan menyucikan diri kembali.

Hal ini dilaksanakan agar umat Muslim dapat kembali melakukan ibadah yang dinyatakan sah karena salah satu syarat sah ibadah adalah dalam keadaan suci dari hadas.

Penyebab Hadas Besar

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan seseorang jatuh dalam kondisi hadas besar, seperti:

  • Selesai haid bagi perempuan;

  • Selesai nifas bagi wanita;

  • Keluarnya sperma atau cairan mani baik disengaja maupun tidak disengaja;

  • Berhubungan suami-istri walaupun sperma tidak keluar.

Bagi pasangan suami-istri, berhubungan badan atau hubungan seksual saat Ramadan punya aturan mainnya tersendiri. Saat berpuasa, hawa nafsu perlu ditahan sehingga tidak boleh melakukan hubungan seksual sejak selepas Subuh hingga Maghrib.

Bahkan, apabila ada pasangan yang berani berhubungan seksual pada siang hari saat puasa, mereka harus membayar kafarat atau denda yang berat. Denda tersebut meliputi: (1) memerdekakan budak; (2) berpuasa dua bulan berturut-turut; ataupun (3) memberi makan 60 orang miskin, masing-masing sebanyak 0,6 kg beras.

Selain berhubungan suami istri, laki-laki yang berhadas akibat keluar sperma terbagi menjadi dua kondisi.

  1. Keluar sperma karena sengaja; baik akibat masturbasi maupun gairah yang meningkat akibat pikiran dan penglihatan. Hukum puasanya akan menjadi batal dan berdosa.

  2. Keluar sperma akibat mimpi basah. Hukum puasanya masih sah karena orang yang sedang tidur terbebas dari ketentuan agama Islam.

Tata Cara Mandi Wajib

Lantas, bagaimana tata cara mandi wajib laki-laki dan perempuan? Terdapat dua rukun yang wajib dilaksanakan ketika melakukan mandi besar, yakni:

  1. Membaca niat saat air pertama disiramkan ke arah tubuh;

  2. Mengguyur semua badan dengan air dan memastikan semua najis hilang pada tubuh. Pada bagian tubuh yang berambut, air harus mengalir sampai ke kulit.

Suci dari hadas besar bukanlah syarat sah puasa. Meskipun kamu dalam keadaan hadas besar, misalnya setelah melakukan hubungan suami-istri di malam hari, kamu tetap wajib berpuasa.

Namun, kamu dianjurkan untuk segera bersuci agar dapat melakukan ibadah salat. Mandi wajib sebaiknya dilakukan sebelum makan sahur. Akan tetapi, jika ada aktivitas yang menghalanginya, kamu bisa melakukan mandi wajib setelah sahur agar dapat segera menunaikan salat Subuh

Baca Juga: Amankah Berpuasa selama Pandemi COVID-19?

1. Tata Cara Mandi Wajib Bagi Laki-Laki

Dalam kitab Safinatun Najah, Syekh Salim bin Sumair Al Hadlrami menjelaskan bahwa rukun mandi junub dibagi menjadi dua: niat dan meratakan air ke seluruh tubuh. Adapun niat mandi wajib adalah sebagai berikut: 

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Lafaz latinnya: Nawaitul gusla lirof'il hadatsil akbari minal jinabati fardlon lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardu karena Allah ta'ala."

Kemudian, mandi wajib dengan meratakan air ke seluruh badan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

  • Ambil air di kamar mandi, lalu basuh tangan 3 kali

  • Bersihkan najis atau kotoran yang menempel pada tubuh

  • Berwudhu

  • Guyur kepala hingga 3 kali pakai air, bersamaan dengan mengucap niat

  • Siram seluruh anggota badan bagian kanan hingga 3 kali

  • Lalu siram semua anggota badan bagian kiri sebanyak 3 kali

  • Gosok seluruh tubuh 3 kali, baik bagian depan atau belakang

  • Pastikan air membasuh seluruh bagian kulit

  • Menyela rambut, bulu tebal, serta jenggot agar kulit terbasuh air

  • Jika menyentuh kemaluan saat mandi, berwudhu kembali di akhir mandi.

2. Cara Mandi Wajib Untuk Perempuan

Bagi perempuan, mandi wajib dilakukan karena mereka memiliki siklus bulanan, yaitu haid atau menstruasi. Setelah siklus menstruasi selesai, perempuan wajib menjalankan mandi besar.

Sejatinya, tata cara mandi wajib bagi perempuan tidak jauh berbeda dengan tata cara mandi besar bagi laki-laki. Tata cara mandi junub untuk perempuan adalah sebagai berikut:

  • Ambil air di kamar mandi, lalu basuh tangan 3 kali.

  • Bersihkan najis atau kotoran yang menempel pada tubuh

  • Berwudhu

  • Guyur kepala 3 kali, bersama dengan mengucap niat (rambut boleh digelung)

  • Siramkan air ke seluruh badan, dimulai dari bagian kanan, lalu kiri

  • Gosok seluruh tubuh sebanyak 3 kali, baik depan maupun belakang

  • Pastikan air membasuh semua bagian kulit

  • Menyela rambut dan bulu tebal agar kulit terbasuh air

  • Jika menyentuh kemaluan saat mandi, berwudhu kembali di akhir mandi junub.

Sebagai catatan, saat mandi junub, laki-laki maupun perempuan diperbolehkan menggunakan sabun dan sampo atau tidak memakainya.

Cukup sekian informasi yang dapat tim aido berikan, semoga bermanfaat.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar kesehatan, Anda bisa video call langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan Aido Health. Download aplikasi Aido Health di App Store dan Google Play.

Baca Juga: Yuk Kenali Berbagai Manfaat Puasa

Apakah boleh mandi wajib pakai air bak mandi?

Jawaban: Jika air mandi besar itu yang ditampung, lalu digunakan untuk mandi lagi maka ini tidak boleh.

Apakah Sah mandi wajib dengan air yang sedikit?

Jika air yang sedikit masih cukup untuk membasuh semua anggota badan, maka itu sudah sah untuk mandi janabah.

Apakah boleh mandi wajib menggunakan air sungai?

Misal sambil berenang di kolam renang atau menyelam di sungai atau laut? Secara garis besar, hukum mandi wajib sembari menyelam adalah sah dan diperbolehkan selama anggota tubuh dipastikan basah dan tidak ada benda yang menghalangi masuknya air ke permukaan kulit.

Apakah sah jika mandi wajib hanya mengguyurkan air?

Sehingga dalam hal ini, jika berpedoman pada mazhab Syafi'I, selama seseorang telah berniat untuk mandi wajib kemudian ia guyurkan air ke seluruh tubuhnya secara merata, maka mandi wajibnya tetap sah.