Apa itu fitur trending di facebook

CALIFORNIA - Facebook sedang menyiapkan fitur terbaru, 'Trending'. Fitur ini menampilkan daftar topik populer, dengan menggabungkan ketertarikan pengguna dengan konten yang ada di Facebook.

Dilansir Mashable, Jumat (17/1/2014), setiap tren akan mencakup deskripsi singkat, serta pengguna juga bisa meng-klik tren yang ada untuk melihat posting-an dan artikel terkait. Menurut juru bicara Facebook, konten yang banyak di-share di Facebook belum tentu berada di daftar 'Trending', melainkan hanya ketika popularitasnya sedang meningkat tajam.

‘Trending’ akan mulai diluncurkan pada Kamis, serta tersedia di Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, India, dan Australia, dalam beberapa pekan mendatang. Namun sejumlah pengguna dilaporkan sudah bisa menggunakan fitur ini.

Kehadiran fitur baru ini semakin menambah kemiripan Facebook dengan Twitter. Situs microblogging itu telah terlebih dahulu memiliki fitur serupa.

Pada 2012, Facebook mulai menggunakan istilah 'follower' bagi pengguna yang mendaftar untuk menerima posting-an dari pengguna lain yang tidak berada di daftar teman. Seperti diketahui, follower sudah digunakan oleh Twitter sejak awal untuk akun-akun yang mem-follow seorang pengguna.

(adl)

MENLO PARK, iNews.id - Facebook akan menghapus kotak news Trending yang ada di sebelah kanan News Feed desktop. Langkah ini dilakukan raksasa jejaring sosial setelah mendapat kritik selama bertahun-tahun.

Trending box akan dihapus minggu depan. Facebook mengatakan kotak Trending telah aktif di lima negara dan menyumbang kurang dari 1,5 klik ke rata-rata news publishers.

Facebook saat ini sedang menguji cara lain untuk menyampaikan berita, termasuk larangan news label dan bagian yang mengumpulkan cerita lokal, seperti dilaporkan The Verge, Sabtu (2/6/2018).

Facebook mengatakan, penghapusan Trending akan memberi jalan untuk produk berita masa depan. Sayangnya, tidak jelas rencana untuk News Feed atau pendekatan distribusi lainnya yang akan dijalankan Facebook di masa depan.

Penolakan terhadap kotak Trending dimulai pada 2016 setelah Gizmodo menerbitkan laporan yang mengatakan, mantan editor Facebook menahan story konservatif. Tuduhan ini, membuat Facebook memberhentikan tim editorialnya.

Sekadar informasi, fitur Trending topic bertugas mengumpulkan berita populer dari jejaring sosialnya. Trending juga bertujuan untuk memastikan pengguna melihat berita dari sumber yang bisa dipercaya dan berkualitas.

Editor : Dini Listiyani




Para pengguna Facebook tidak akan lagi melihat fitur Trending Topic atau pembahasan yang sedang menjadi tren di layanan platform media sosialnya.

Awalnya, fitur Trending Topic ini dimaksudkan untuk mengumpulkan berita populer yang tersebar di jejaring pengguna Facebook, sembari memastikan pengguna dapat melihat berita dari sumber yang terpercaya dan berkualitas.

Sayangnya, fitur Trending Topic ini justru menjadi alat untuk disalahgunakan untuk menyebar berita bohong. Karena itulah mulai pekan depan, Facebook menghapus fitur Trending Topic ini. 

Alex Hardiman (Kepala Produk Berita Facebook) mengatakan saat ini pengguna membaca berita di Facebook paling banyak melalui smartphone dan lebih menyukai konten video. Namun, banyak pengguna yang risau karena membaca tautan berita yang isinya cenderung kontroversial dan tidak akurat.

"Saat ini Facebook sedang menguji cara terbaik untuk menampilkan berita yang akurat dan memastikan berita yang bertebaran di platformnya berasal dari sumber yang dapat dipercaya dan berkualitas," katanya seperti dikutip CNBC.

"Ada juga pengguna yang bingung karena membaca tautan beritan dengan isi konten yang kontroversial dan tidak benar sumbernya," ucapnya.

Dalam laporan, Facebook menyampaikan jumlah dan kriteria konten dan akun yang diblokir karena berisikan materi ilegal. Ada enam sasaran konten yang diperangi, yakni kekerasan, konten berbau seksual dan ketelanjangan, propaganda teroris, ujaran kebencian, spam, serta akun palsu.

Sejak awal 2018, Facebook telah menghapus 837 juta konten spam dan 583 juta akun palsu. Facebook sendiri sedang berusaha membersihkan layanannya dari disinformasi dan informasi bohong.

Facebook ingin memastikan semua berita yang ada di layanannya dapat terpercaya.

"Saya membagikan soal pembaruan terbesar kedua kami tahun ini untuk memastikan berita-berita yang kalian lihat berkualitas tinggi. Saya telah meminta tim produk untuk memastikan, kami memprioritaskan berita-berita yang terpercaya, informatif dan bersifat lokal," tulis CEO Facebook, Mark Zuckerberg, melalui akun Facebook-nya.

Langkah Facebook menghapus Trending Topic ini juga akan berpengaruh ke penyedia konten berita, mengingat Facebook menyumbangkan kurang dari 1,5 persen klik rata-rata ke penerbit berita.

PROMOTED CONTENT

Video Pilihan