BERDASARKAN data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$25 miliar pada kuartal I 2019. Berkaitan dengan itu, Kepala Ekonom Bank Nasional Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengungkapkan pemerintah dapat memperbaiki kinerja neraca perdagangan pada bulan-bulan mendatang dengan melakukan empat langkah strategis. "Pertama, tingkatkan ekspor nonmigas berasal dari hasil industri dan diversifikasinya ke pasar tradisional (Tiongkok, AS, dan Jepang) dan negara-negara tujuan ekspor yang baru," kata Ryan kepada Media Indonesia, Rabu (15/5). Selain itu, Ryan menilai pemerintah harus segera mengurangi impor bahan baku atau penolong dengan mencari substitusinya dari dalam negeri. "Ketiga, terus kurangi impor migas seiring kenaikan harga minyak dunia dengan mengoptimalkan program B20 dan seterusnya," lanjut Ryan. Berikutnya, pemerintah dinilainya harus mengembangkan diplomasi perdagangan bilateral dan multilateral (termasuk international roadshow) untuk mengenalkan produk-produk buatan Indonesia disertai keaktifan mengikuti pameran-pameran internasional. Untuk diketahui, meningkatnya defisit pada neraca perdagangan dipicu oleh anjloknya ekspor 10,80% (month to month) atau 13,10% year on year). Total ekspor sebesar US$12,60 miliar, bersumber dari ekspor migas US$0,74 miliar (turun 34,95% mtm), dan ekspor nonmigas US$ 11,86 miliar (turun 8,68% mtm). Anjloknya ekspor migas tersebut kemudian menekan ekspor secara keseluruhan. Selain itu, ekspor hasil industri pengolahan yang selama ini jadi andalan ekspor anjlok 9,04% mtm atau 11,82% yoy. Padahal ekspor nonmigas tersebut menyumbang 94,11% dari total ekspor. Ekspor hasil industri berkontribusi 74,77%; tambang 17,35%; migas 5,89% dan pertanian 1,99%. Di sisi impor, volume di kuartal I 2019 mencapai US$15,10 miliar atau naik 12,25% mtm atau turun 6,58% yoy. Di sisi lain, impor migas melonjak 46,99% mtm dari US$1,52 miliar menjadi US$2,24 miliar. Sejalan dengan itu, impor nonmigas pun tak mau kalah, melonjak jadi 7,82% mtm dari US$11,93 miliar menjadi US$12,86 miliar. Angka impor didominasi oleh impor bahan baku atau penolong, yakni sebanyak 75,03%. Sementara impor barang modal hanya 15,55% dan sisanya impor barang konsumsi 9,42%. (A-3) Terpopuler
1 Naik Hampir 2.000%, Kunjungan Wisman Tembus 345.000 pada Juni
3 Salah Satu Orang Terkaya Ukraina Jadi Korban Pertempuran di Mykolaiv
4 4 Pinjaman Terbesar China ke Negara di Dunia BagikanIkhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu (balance of trade). Otoritas Jasa Keuangan Neraca perdagangan atau balance of trade (BoT) adalah perbedaan antara nilai semua barang dan jasa yang diekspor serta diimpor dari suatu negara dalam periode waktu tertentu. Neraca perdagangan menjadi komponen terbesar dalam neraca pembayaran karena jadi indikator untuk mengukur seluruh transaksi internasional. Dalam praktiknya, neraca perdagangan mempunyai dua sifat, positif dan negatif. Suatu negara dikatakan mempunyai neraca perdagangan yang positif apabila negara tersebut lebih banyak melakukan ekspor daripada impor. Sebaliknya, ketika suatu negara lebih banyak menerima impor dari negara lain daripada ekspor, negara tersebut mempunyai neraca perdagangan yang negatif. Ada dua hal yang dibutuhkan untuk menghitung neraca perdagangan, yaitu nilai ekspor dan nilai impor. Neraca perdagangan punya rumus yang sederhana, yaitu nilai ekspor dikurangi nilai impor. Yang dimaksud ekspor adalah barang dan jasa yang dibuat di dalam negeri dan dijual kepada orang asing. Sementara, impor adalah barang dan jasa yang dibeli oleh penduduk suatu negara, di mana barang dan jasa tersebut dibuat di luar negeri. Namun, ada celah yang menyebabkan penghitungan neraca perdagangan menjadi tidak akurat. Salah satunya adalah perdagangan gelap. Pasalnya, dalam perdagangan gelap, beberapa kegiatan transaksi tersebut hanya tercatat di satu negara (yang mengekspor atau yang mengimpor), sedangkan negara lainnya tidak. Alhasil, akumulasi dari seluruh neraca perdagangan dunia menjadi tidak seimbang. Dalam neraca perdagangan, surplus tidak selamanya baik, begitu juga defisit yang tidak selamanya menunjukkan tanda bahaya terhadap perekonomian. Neraca perdagangan yang surplus akan sangat dibutuhkan ketika perekonomian berada dalam fase resesi. Pasalnya, dalam keadaan tersebut, surplus perdagangan akan membantu dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan permintaan atas suatu barang dan jasa. Sedangkan, defisit perdagangan akan sangat dibutuhkan ketika ekonomi suatu negara dalam keadaan ekspansi. Karena, di saat seperti itulah jumlah barang yang diimpor akan semakin banyak, namun harga tetap rendah karena banyaknya persaingan usaha.
JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir defisit bisa kembali surplus jika pemerintah serius merespons permintaan kalangan dunia usaha. Ekonomi negara maju yang masih slow down dan pengembangan industri hilir di dalam negeri tidak menjadi halangan upaya menggenjot ekspor.Untuk itu, pemerintah harus membangun infrastruktur guna menurunkan biaya logistik, mempermudah bisnis, memperbaiki sistem perpajakan, memacu industri pengolahan bernilai tambah tinggi, serta memberi insentif bagi industri bahan baku/bahan penolong danbarang modal. Selain itu, pemerintah harus gencar melobi negara lain serta menugaskan duta besar untuk membangun jaringan pasar bagi produk RI. Jika langkah-langkah tersebut dilakukan, ekspor akan naik dan neraca perdagangan tahun ini akan kembali surplus. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada semester I-2014, neraca perdagangan Indonesia masih defisit US$ 1,16 miliar. Ekspor sebesar US$ 88,83 miliar sedangkan impor mencapai US$ 89,98 miliar. Ekonom Samuel Sekuritas dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, masih ada banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong kinerja ekspor. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas barang yang diekspor sehingga memberikan nilai tambah tinggi. “Komoditas unggulan Indonesia adalah minyak sawit mentah (CPO) dan batubara. CPO dan batubara ini harus diolah untuk meningkatkan kualitas maupun permintaannya. Produk ini harus ditingkatkan agar berdaya saing dan bernilai tambah tinggi,” ujar Lana di Jakarta, pekan lalu. Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak di https://subscribe.investor.id Editor : Gora Kunjana () 3. Taman "Asri " pada awal tahun 2008 mempunyai posisi keuangan sbb: Harta terdiri: Kas Piutang Usaha t Rp 15.890.000 Rp 630.000 50.000 Perlengkapan R … perhatikan data berikut ini : -pdb rp.1500.450.350.000.000,00 -f + rp450.300.250.000.000,00 -f- rp250.200.150.000.000,00 -penyusutan rp500.200.000.000 … Jika diketahui harga benang 24 miliar kain 48 miliar pakaian jadi 80 miliar harga kapas 8 miliar jumlah pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pro … 1. D Dalam Malyor) дор 2900 gnp = 7500 Pasak langsung 700 Pasals Tidak langsung coo tran fer ражасть 2700 Denyusutan. 600 aba di tahan? boo stung lah … Sebutkan lima contoh kegiatan otomatisasi perkantoran model lama dan model baru. 1. Tuliskan bentuk visual apa saja yang tampak dalam karya sebelah kiri, tengah, dan kanan tersebut!2. Bahan atau material apa yang digunakan dalam ka … Prinsip keadilan dalam sistem demokrasi ekonomi Pancasila berkaitan dengan. sebutkan dan jelaskan kelebihan teori sektor bantu jawab A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat! 1. Diketahui di satu negara mempunyai data sebagai berikut. A. Jumlah produksi … Bagaimana anda memprioritaskan/mengutamakan pemenuhan kebutuhan hingga mencapai kepuasan dengan pendapatan/keuangan yang ada ?. |