Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.Morbi adipiscing gravdio, sit amet suscipit risus ultrices eu.Fusce viverra neque at purus laoreet consequa.Vivamus vulputate posuere nisl quis consequat. Show larutan bersifat asam jika mempunyai nilai ph 100°c = ........... F mengapa zat pengisi termometer adalah alkohol dan air raksa mengapa bukan air 1. Suhu 243°K sesuai dengan suhu....°Fahrenheit.2. -40°C sama dengan suhu.....°F3. suhu 45°F sama dengan....°CGunakanlah penjelasan/Cara! Refleksi Sebelum melanjutkan ke subbab berikutnya, ini saatnya kalian berhenti sejenak dan kembali melihat pertanyaan-pertanyaan yang kalian tuliskan …
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah pada 22 September 622, nama kota itu adalah Yatsrib. Ada yang berpendapat, nama Yatsrib berasal dari bahasa Ibrani atau Aram. Pendapat lain menyatakan, nama itu adalah sebutan bagi masyarakat Arab selatan. Yang pasti, kota oase itu sudah berdiri sejak zaman kuno. (Baca: Madinah, Kota Penuh Cahaya) Ptolemius pada abad ke-2 mencacat kota itu dalam karya geografinya dengan nama Yethroba. Nama yang sama juga digunakan oleh Stephen dari Bizantium (hidup pada abad ke-6 M) dalam kamus geografinya. Sebelum dikuasai oleh masyarakat Arab Islam, penduduk Yatsrib terdiri dari dua suku dominan, yaitu Arab dan Yahudi. Kedua bangsa itu datang ke Yatsrib setelah penduduk yang terdahulu dari suku Amaliqah punah. Suku-suku Yahudi terkemuka di sana adalah Bani Quraizah, Bani Nadir, dan Bani Qunaiqa. Mereka membangun permukiman, pusat-pusat kegiatan ekonomi, dan benteng-benteng pertahanan untuk berlindung diri dari serangan suku Nomad di sekitar Yatsrib. Atas upaya mereka, secara bertahap, Yatsrib menjadi kota penting. Sementara itu penduduk Arab, seperti disebutkan dalam Ensiklopedi Islam, berasal dari wilayah selatan yang berpindah setelah jebolnya Bendungan Maarib. Mereka berasal dari suku Aus dan Khazraj. Suku-suku di Yatsrib tidak mengenal persatuan. Masing-masing suku dipimpin oleh kepala suku yang memikirkan kepentingan sukunya sendiri. Ini mengakibatkan terjadinya persaingan untuk memperoleh pengaruh yang besar di wilayah tersebut. Tidak jarang terjadi ketegangan di antara suku-suku itu, bahkan peperangan. Dari segi ekonomi dan politik, masyarakat Yahudi Yatsrib tergolong yang paling kuat. Tanah-tanah subur di oase Taima, Fadak, Wadi al-Qura berada di bawah kekuasaan mereka. Dari segi jumlah pun, masyarakat Yahudi lebih banyak daripada suku-suku Arab. Pada sekitar tahun 610 hingga 620 M, ketegangan antara suku-suku Arab dan Yahudi meningkat tajam. Peperangan terbesar terjadi pada tahun 618 yang dikenal dengan Perang Bu'as. Peperangan tersebut menyadarkan orang-orang Arab bahwa peperangan justru membawa kerugian. Sehingga suku Aus dan Khazraj bersatu di bawah pimpinan Abdullah bin Muhammad. Tahun 621, sebanyak 10 orang suku Khazraj dan dua orang suku Aus menemui Nabi di Makkah dan menyatakan diri masuk Islam. Setelah Nabi hijrah ke Yatsrib tahun 622, kota itu diubah namanya menjadi al-Madinah al-Munawwarah. Nabi kemudian mempersaudarakan umat Islam Makkah dan Madinah berdasarkan ikatan akidah Islamiyah. Rasulullah SAW juga mempersatukan seluruh penduduk Madinah, baik Muslim, Yahudi maupun penyembah berhala berdasarkan ikatan sosial politik dan kemanusiaan. Hal itu ditetapkan dalam Piagam Madinah dengan prinsip-prinsip kebebasan beragama, toleransi, persamaan, persaudaraan, dan tolong-menolong. Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...
Aus (bahasa Arab:الأوس) dan Khazraj (bahasa Arab:خَزْرَج) adalah dua suku Arab terkemuka di Yaman yang telah menetap di Madinah jauh sebelum datangnya agama Islam. Setelah hijrah, mereka disebut dengan kaum Anshar. Peran kedua suku ini sangat penting dalam Sejarah Islam khususnya pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw dan dalam berbagai peperangan. Beberapa sejarawan berkata bahwa sebagian ayat Alquran turun dalam sya'n nuzul kaum Anshar. NasabGaris keturunan suku Aus dan Khazraj sampai ke kabilah besar Yaman yang bernama bani Azd. Sebagian besar ahli genealogi dan sejarawan abad pertama Islam menyebut bahwa kedua suku ini tersambung ke kabilah tersebut melalui bani Mazin bin Azd. [1] Nenek moyang kedua suku tersebut adalah Amr bin Amir yang dikenal sebagai Muzaiqi. Aus dan Khazraj adalah dua putra Harithas bin Tha'labah bin Amr bin Amir. Garis keturunan mereka sampai ke suku bani Qudha'ah melalui ibu mereka yang bernama Qaila binti Kahil. [2] Oleh itu Aus dan Khazraj juga menyebut diri mereka sebagai bani Qailah. [3] Nama Aus disingkat dari nama Aus Manah yang menunjukkan hubungan mereka dengan salah satu tokoh terkenal zaman Jahiliyah. [4] Khazraj berarti angin kencang atau angin selatan. [5] Sejarah Menetapnya Aus dan Khazraj di YatsribSejarah menetapnya suku Aus dan Khazraj di Yatsrib memiliki hubungan yang erat dengan penyebaran suku Azd yang tinggal di Yaman di berbagai bagian Jazirah Arab dan sebagian suku-suku yang ada di sekitar Jazirah Arab. Riwayat yang paling terkenal dalam sumber-sumber klasik menyebutkan bahwa kaum muhajirin adalah kelompok Azdiyan yang berasal dari Yaman, mereka meninggalkan tanah kelahirannya karena banjir yang merusak bendungan Ma'rab. [6] Namun tidak ada kesepakatan sejarawan pada masa kini tentang sebab asli mereka berhijrah dan kapan tepatnya mereka berhijrah. [7] Dari riwayat-riwayat yang lain bisa disebutkan bahwa mereka telah berhijrah jauh sebelum bendungan Ma'rab hancur. [8] Para sejarawan percaya bahwa hijrah suku Azdiyan dari Yaman tidak terjadi secara sekaligus. [9] Sebagian orang-orang yang hijrah ini berada di sebelah utara Semenanjung Arab dekat dengan Suriah membentuk sebuah negara kecil bernama Ghasani dan sebagian lagi menetap di bagian negara Irak sekarang dan membentuk negara kecil yang disebut dengan Hirah (Negara Ali Mandzur atau Lakhmiyan. Masing-masing dari kedua negara ini merupakan representasi dari dua negara besar yaitu Iran dan Romawi. Kemungkinan besar, setelah mendirikan kedua negara ini, hijrahnya kaum Azd termasuk suku Aus dan Khazraj atau nenek moyang mereka, lebih cepat. Menurut sebagian peneliti, kemungkinan hijrahnya Aus dan Khazraj lebih lambat dari pada kaum-kaum Azd dan kemungkinan terjadi pada abad ke-10. [10] Sepertinya kaum ini memilih Yatsrib sebagai tempat tinggal karena memiliki tanah pertanian yang lebih subur. Ketika kelompok Azdiyan ini sampai di Yatsrib dan tinggal di sana, sekelompok orang Yahudi juga tinggal di sana, dan pada saat itu kaum Yahudi yang memegang kontrol politik dan ekonominya. [11] Hubungan antara Kaum Yahudi dengan Suku Aus dan KhazrajHubungan antara kaum Yahudi dan Aus serta Khazraj pada awalnya berdasarkan hubungan kerja sama khususnya dalam hal kerja sama pertanian, namun secara perlahan seiring dengan pertambahan masyarakat Muhajirin yang menetap di Madinah, kekuasaan kaum Yahudi semakin berkurang. Tidak menutup kemungkinan bahwa semenjak periode ini pemisahan dua kabilah ini telah mulai seiring dengan semakin banyaknya kabilah-kabilah diantara mereka. Dominasi Aus dan Khazraj atas Yatsrib menyebabkan fenomena lain yaitu dikuasainya kota ini oleh Ghasani dan Lakhmi. Menurut sebuah riwayat, orang Yahudi memberi penghormatan kepada kerajaan Sasani Kharaj dan membayar pajak dan sebagai gantinya, wakil kerajaan Sasani Khazraj menyerahkan kekuasaan Yatsrib kepada kepada kaum Yahudi. [12] Menurut riwayat yang lain, setelah suku Aus dan Khazraj bosan dengan penindasan gubernur Yahudi, mereka meminta bantuan dari Ghassaniyan. Kemudian Malik bin ‘Ajlan datang untuk membantu mereka dan sejak saat itu, keunggulan Aus dan Khazraj di Yatsrib dimulai. [13] Bagaimanapun, menurut beberapa sumber-sumber sejarah, suku Aus dan Khazraj merasa lebih dekat dengan Ghassaniyan yang merupakan keturunan Azd seperti mereka. [14] Meskipun perwakilan kerajaan Sasani memerintah Yatsrib sampai pertengahan abad ke-6 - seperti yang diperkirakan beberapa penulis-[15] namun sejak saat itu, dengan masuknya Aus dan Khazraj ke Yatsrib, situasi yang terjadi telah berubah dan menguntungkan Ghassaniyan. Banyak riwayat yang menuliskan terkait dengan hal ini. [16] Hubungan antara Aus dan KhazrajTidak ada informasi mendetail mengenai berapa lama suku Aus dan Khazraj mengatur pemerintah khususnya antara dua kabilah besar. Pada periode suku Aus dan Khazraj menguasai Khazraj, tidak ada laporan mendetail tentang bagaimana mereka menyelenggarakan pemerintahan, hal ini disebabkan terutama karena adanya persaingan sengit antara dua kabilah itu dan kadang-kadang bahkan menimbulkan peperangan dalam jangka waktu yang lama. Tentu saja orang-orang Yahudi memainkan peran aktif dalam mengobarkan api fitnah di antara keduanya. [17] Mengingat bahwa kekuatan dua kabilah ini berimbang, maka masing-masing dari mereka berusaha untuk memperoleh superioritas dengan membuat aliansi dengan suku Yahudi di Yatsrib; suku Aus bersekutu dengan bani Quraizhah dan suku Khazraj bersekutu dengan bani Nadhir. [18] Persaingan yang sengit ini mengakibatkan perang berdarah antara kelompok-kelompok yang ada di dua suku itu. Setiap perang memiliki nama khusus dimana pada masa "Ayam al-Arab" pada zaman jahiliyyah namun sebagian besar riwayat ini bercampur dengan mitos. [19] Pada perang pertama bernama perang Sumair dimenangkan oleh suku Aus namun pada perang-perang selanjutnya sebagian besarnya suku Khazraj yang memenangkan peperangan. [20] Dalam perang terakhir yang bernama Pertempuran Bu'ats yang terjadi di Yatsirb sebelum Hijrah Nabi Muhammad saw ke Yatsrib, suku Aus memperoleh kemenangan. Suku Aus dan Khazraj pergi ke Mekah dan ingin membuat perjanjian dengan suku Quraisy namun kaum Quraisy tidak memperhatikan. Pada waktu-waktu inilah sebagian dari suku Aus dan Khazraj membangun hubungan dengan Nabi Muhammad saw. [21] Nampaknya kaum Khazraj menjadikan Ubaidillah bin Ubai sebagai seseorang pemimpin di kota tersebut, [22] yang kemudian dikenal sebagai orang munafik [23] Setelah Menerima IslamDengan hijrahnya Nabi Muhammad saw ke Yatsrib, suku Aus dan Khazraj menerima Islam dan mereka disebut dengan kaum Anshar. Mereka sendiri bangga dengan sebutan itu. [24] Meskipun demikian, pada sebagian waktu terjadi persaingan yang bersumber dari perbedaan yang telah ada pada zaman sebelumnya antara dua suku ini seperti dalam peristiwa Perjanjian Aqabah, terjadi perbedaan dan saling membanggakan diantara mereka, siapakah yang akan memberikan tangannya pertama kali sebagai tanda bahwa mereka membaiat Nabi. Perbedaan ini juga terjadi pada peristiwa kehadiran Nabi pada masa-masa lain. [25] Tentu saja dalam masa Islami kehadiran Kaum Khazraj lebih banyak dari pada suku Aus contohnya diantara 12 orang Naqib yang pada awal memiliki hubungan dengan Nabi, hanya tiga orang yang berasal dari Aus dan selebihnya adalah orang Khazraj [26] dan pada perang Badar jumlah orang-orang Khazraj juga lebih banyak dari pada suku Aus. [27] Pada peperangan Muraisi' dan peristiwa bani Quraidhah dan juga peristiwa ifk perbedaan pendapat antara suku Aus dan Khazraj juga nampak, namun Nabi Muhammad saw berhasil memadamkan api fitnah. [28] Setelah wafatnya Nabi, dalam peristiwa Saqifah, Abu Bakar dan para sahabatnya memperoleh keuntungan dari persaingan antara Suku Auz dan Khazraj akhirnya berhasil menduduki posisi sebagai pengganti Nabi. [29] Suku Aus dan Khazraj masing-masing terbagi menjadi 5 kelompok. [30] Kelompok ini sendiri terbagi menjadi beberapa kabilah dan golongan-golongan lain yang jumlahnya menjadi lebih dari 40 kelompok, diluar kabilah lain bangsa Arab yang memiliki hubungan dengan suku lain. [31] KebanggaanAus dan Khazraj di samping terkenal piwai dalam peperangan [32] keduanya merupakan masyarakat yang pandai bersyair. Diantara kaum Aus ada Qais bin Khathim yang terkenal dengan sebutan "lidah Aus" dan Abu Qais bin Aslat. [33] Sementara diantara kaum Khazraj, ada Hassan bin Tsabit yang terkenal gemar menyanyikan keutamaan Rasulullah saw dan juga Ka'ab bin Malik. [34] Sebagian sahabat utama Nabi merupakan orang-orang yang berasal dari suku Khazraj dan Aus dan pada masa kemudian masing-masing dari kedua suku ini membanggakan Nabi Muhammad saw. Para pembesar di suku Aus di antaranya adalah Khandzalah Ghusail al-Malaikah, Ashim bin Tsabit, Sa'ad bin Mu'adz sedangkan pembesar di suku Khazraj seperti Sa'ad bin Ubadah, Zaid bin Tsabit, Muadz bin Jabal dan Ubai bin Ka'ab. [35] Dikatakan bahwa sebagian ayat-ayat Alquran khususnya surah Ali Imran yang mengajak kaum Muslimin untuk menghindari perpecahan, ayat ini turun karena sya'n nuzul suku Aus dan Khazraj. [36] Di antara sejarawan klasik seperti Abu Ubaidah Ma'mar bin Matsani, Waqidi (207 H) dan 'Allan Syu'ubi (akhir abad ke-2 H) memiliki karya-karya dengan tema-tema tentang Aus dan Khazraj, nasab-nasab, peperangan dan kejahatan-kejahatan mereka. Catatan Kaki
Daftar Pustaka
*Ibid, Futūh al-Buldān, Riset: Dakhwiyah, Leiden, 1865.
|