Sebutkan sarana kompetisi dalam berbuat KEBAIKAN terhadap sesama manusia

Jakarta -

Berlomba-lomba dalam kebaikan atau dalam bahasa Arab disebut Fastabiqul khairat merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Amalan inilah yang akan memberatkan timbangan kebaikan kelak di akhirat.

Fastabiqul khairat termasuk salah satu ciri dari orang yang beriman. Dikutip dari buku Sunah-sunah Kecil Berpahala Besar oleh Muhammad Safrodin, orang-orang yang beriman terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu golongan orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, orang yang sedang (muqtasidun), dan orang yang menganiaya diri sendiri (zhalimu linafsihi).

Perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 148. Allah SWT berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ - ١٤٨

Artinya: "Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (Al Baqarah: 148)

Dalam Syarah Hadits Arbain Imam An-Nawawi dijelaskan, berlomba-lomba dalam menambah amal shalih ini merupakan sesuatu yang disyariatkan dan dianjurkan bagi setiap muslim. Berdasarkan riwayat Abu Dzar RA, pada zaman Rasulullah SAW, sempat terjadi persaingan di antara umat Islam dalam melakukan kebaikan. Namun, Rasulullah SAW tampak menyikapinya dengan sangat bijak.

Diceritakan orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin dan sebagian Anshar dengan kondisi yang sama merasa bahwa kemampuan untuk melakukan dan memperbanyak kebaikan mereka sangat terbatas karena tidak memiliki harta untuk sedekah.

Mereka lalu bertanya kepada Rasulullah SAW untuk mendapatkan jalan keluar. Nabi SAW paham betul ambisi dan kerinduan kaumnya itu untuk mencapai derajat tinggi di sisi Allah SWT, beliau lalu mengobati jiwa mereka dengan memperlihatkan begitu luasnya pintu-pintu kebaikan.

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa terdapat amal-amal lain yang pahalanya sama dengan orang bersedekah. Setiap orang memiliki keutamaan sesuai dengan kemampuannya. Sebagaimana firman-Nya: "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al Baqarah: 286)

Dalil Berlomba-lomba dalam Kebaikan

Perintah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan tertuang jelas dalam Al Quran. Berikut dalil yang menjelaskan tentang perintah serta balasan bagi orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, termasuk mendapatkan ampunan Allah SWT:

1. Surat Al Baqarah Ayat 148

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ - ١٤٨

Artinya: "Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (Al Baqarah: 148)

2. Surat Al Maidah Ayat 48

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ - ٤٨

Artinya: "Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan," (QS. Al Maidah: 48)

3. Surat Al Hadid Ayat 21

سَابِقُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۙ اُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ - ٢١

Artinya: "Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al Hadid: 21)

4. Surat Al Muthaffifin Ayat 22-26

اِنَّ الْاَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍۙ - ٢٢ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ يَنْظُرُوْنَۙ - ٢٣ تَعْرِفُ فِيْ وُجُوْهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيْمِۚ - ٢٤ يُسْقَوْنَ مِنْ رَّحِيْقٍ مَّخْتُوْمٍۙ - ٢٥ خِتٰمُهٗ مِسْكٌ ۗوَفِيْ ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَۗ - ٢٦

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan,mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel),laknya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba." (QS. Al Muthaffifin: 22-26)

Fastabiqul khairat dapat mendatangkan sikap istiqomah dan menumbuhkan akhlak mulia bagi setiap muslim.

Simak Video "Momen Jutaan Jemaah Haji Lakukan Ritual Lempar Jumrah"



(kri/erd)

BERKOMPETISI DALAM KEBAIKAN

A.   Kajian QS. AL Maidah 5:48

surat al-maidah (5) ayat 48

Artinya :

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

Isi kandungannya dan assabun nuzul :

Yang ditekankan dalam ayat ini adalah mengingatkan umat islam agar jangan sampai bersikap dan berperilaku seperti umat terdahulu, misalnya umat Nabi Musa a.s.  dan umat Nabi Isa a.s. yang tidak mengamalkan dan menegakkan apa yang terkandung dalam kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Sikap yang benar terhadap kitab suci adalah menaati dan mengamalkan, bukan mencari-cari alasan agar dapat mengelabui, mengubahnya, atau hanya ingin menuruti hawa nafsu.

            Setiap umat memiliki syariat tersendiri. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan masyarakat, maka syariat juga mengalami perubahan. Aspek yang tidak berubah adalah dasar dari landasan agama, yakni tauhid atau keimanan. Taurat, Injil, dan Al-Qur’an memiliki ciri khas masing-masing di bidang keimanan dan pengabdian, yaitu hanya kepada Allah SWT.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah Swt mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kepada manusia sepanjang sejarah. sebagian dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai ganti ajarah para nabi, mereka membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat dan khayalan. Sementara ayat ini menyinggung kedudukan tinggi al-Quran sebagai pembenar kitab-kitab samawi, juga menyebutnya sebagai penjaga kitab-kitab tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar ajaran para nabi terdahulu, al-Quran juga sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan menyempurnakannya.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Al-Quran bila dibandingkan dengan kitab-kitab samawi terdahulu memiliki kemuliaan dan keistimewaan.

2. Bahaya yang mengancam para tokoh masyarakat ialah ketidakpedulian terhadap hakikat ilahi demi menarik simpati manusia, serta menuruti keinginan mereka yang tidak pada tempatnya.

3. Salah satu dari sarana cobaan Allah ialah adanya perbedaan agama di sepanjang sejarah, sehingga dapat memperjelas siapa gerangan yang bisa menerima kebenaran, serta siapa yang ekstrim dan keras kepala.

B.   Kajian Hadis tentang Berkompetisi dalam kebaikan

1.     Terjemah Hadits

Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Segera beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari, seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari, seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia.” (HR.Muslim).

2.      Isi dan Kandungan Hadits

a.       Perintah untuk bersegera untuk melakukan amal sholeh sebelum hilang

       kesempatan.

b.      Informasi bahawa fitnah itu berkonotasi kegelapan dan kesesatan, seperti

      gelapnya malam tanpa pelita yang membuat manusia  mudah tersesat.

c.       Keimanan manusia itu bersifat fluktuatif (pasang-surut),tidak stabil,terkadang

      menguat dan terkadang melemah. Pada saat iman melemah, perhiasan dunia 

     menjadi paling berharga di matanya sehingga akhirat terlupakan (ditukar dengan

     kenikmatan duniawi).

C.     Makna Kompetisi dalam Kebaikan

1.     Pengertian Kompetisi dan Kebaikan

Kata ‘kompetisi’ menurut KBBI artinya persaingan. Kebaikan, artinya sifat baik; perbuatan baik; sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku.

Kata ‘kebaikan’ menurut ajaran islam dapat diartikan sebagai ‘amal sholeh’. Jadi, kompetisi dalam kebaikan adalah melakukan persaingan atau berlomba untuk melakukan kebaikan atau amal sholeh. Secara terminologis, amal sholeh adalah segala perbuatan yang tidak merusak atau menghilangkan kerusakan. Amal sholeh juga adalah perbuatan yang mendatangkan maslahat atau sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

2.      Kriteria Perbuatan Baik atau Amal Sholeh.

a.       Adanya niat yang ikhlas karena Allah SWT.

b.      Benar dalam melaksanakannya, sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

c.       Bertujuan hanya mencari ridha Allah SWT.

3.     Macam-macam Perbuatan Baik atau Amal Sholeh.

a.       Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan Allah SWT.

b.      Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan diri sendiri.

c.       Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan sesama.

d.      Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan lingkungan.

      4.     Keuntungan Berbuat Kebaikan atau Beramal Sholeh.

a.       Dianugrahi kehidupan yang baik, sebagaimana firman ALLAH SWT. Berikut ini.

           Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An-Nahl/16: 97)

b.      Memiliki rasa senang, sebagaimana firman ALLAH SWT berikut ini.

Artinya: ”Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (ALLAH) Yang Maha Pengasih akan menanankan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).”(QS. Maryam/19: 96)

c.       Memproleh pahala yang besar, sebagaimana firman ALLAH SWT berikut ini:

Artinya: ”Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatan. Mereka sedikit tidak dirugikan (dizalimi).”(QS. Al-An’am/6: 160)

d.      Memperoleh kekuasaan atau kesuksesan di muka bumi. Firman ALLAH SWT:

Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orangn sebelum mereka berkuasa.....” (QS.An-Nur/24: 55)

e.       Memperoleh ampunan, sebagaimana firman ALLAH SWT berikut ini.

Artinya: “Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS.Al-Hajj/22: 50)

f.       Memperoleh jalan keluar atas permasalahan yang mereka hadapi dan memperoleh rezeki yang tidak disangka-sangka. Firman ALLAH SWT:

Artinya: “......Barangsiapa bertaqwa kepada ALLAH, niscaya Dia akan membuka jalan keluar baginya (2) Dan Dia memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya (3)......” (QS.At-Talaq/65: 2-3)

g.      Mendapatkan tempat yang baik di akhirat.

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (QS.Ar-Ra’d/13: 29)

h.      Memperoleh petunjuk dari ALLAH SWT sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir dibawah sungai-sungai.” (QS.Yunus/10: 9)

D.     Contoh Perilaku yang Menampilakan Kompetisi dalam Kebaikan

1.      Mampu memiliki 5 kecerdasan yaitu kecerdasan spiritual, intelektual, sosial, emosional, dan fisik.

2.      Mampu menjadi model atau usuwa, inofator, pemberi inspirasi, transformator, motivator, dan educator dalam kehidupan.

3.      Mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar.

4.      Seseorang yang memiliki kebiasaan berkata qaulan sadida (QS. An-Nisa : 9), qaulan karima (QS.Al-Isra’ : 23), qaulan baliga (QS.An-Nisa : 63), qaulan maisura (QS.Al-Isra’ : 28) dan qaulan layyina (QS.Taha : 44).

E.   Evaluasi Kompetensi

a)            Soal pilihan ganda

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara menyilang (X) pada huruf a,b,c,d, atau e.

1.     Berikut ini adalah termasuk huruf-huruf qalqalah. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah…

3.    Dalam Q.S. Al Baqarah, 2 : 148 terdapat lafal artinya adalah…

a.    dimana saja kamu berada

b.    pasti akan mengumpulkan

c.    maka berlomba-lombalah kamu dalam kebajikan

d.    dan bagi tiap-tiap umat itu ada kiblat / syari’at masing-masing   

e.janganlah kamu sekalian berbuat boros

4.    Berikut ini termasuk perilaku Muslim/Muslimat yang mengamalkan kandungan Q.S. Al Baqarah, 2 : 148. Adapun yang tidak termasuk di dalamnya adalah…

a.    jika salat menghadap ke Baitullah

b.    ikut lomba pelajar berprestasi

c.    berlomba-lomba dalam mencari rezeki yang halal

d.    berlomba memperlihatkan amal kebajikan kepada orang lain

e.    berlomba dalam mewujudkan lingkungan rumah yang bersih dan indah

5.      Kitab-kitab Allah itu akan diwariskan kepada…

a.    manusia siapa sja yang menghendaki

b.    orang yang mau mempelajarinya

c.    orang-orang yang pandai dan berbudi luhur

d.    orang yang dipilih dari hamba-hamba-Nya

e.    orang yang miskin tapi berakhlak mulia

6.    Q.S. Faatir adalah salah satu surat yang terdapat dalam Kitab Al Qur’an, yaitu surat yang ke 35. Kata Faatir mempunyai arti…

a.    Izhar

b.    idghom bigunnah

c.    ikhfa’ syafawi

8.    Yang dimaksud dengan golongan muqtashid dalam Q.S. Faatir, 35 : 32   adalah...

a.   golongan orang-orang yang menganiaya diri sendiri

b.   golongan orang-orang yang suka melakukan kerusakan

c.    golongan orang-orang yang berbuat kebajikan dan juga berbuat dosa

d.   golongan orang-orang yang suka berbuat kejahatan

e.    golongan orang-orang yang gemar berbuat kebajikan

9.    Orang yang bersegera melakukan amal kebajikan akan memperoleh imbalan Surga “ Adn “ . pernyataan itu dijelaskan dalam Al Qur’an…

a.    Surat Al Baqarah ayat 149

b.    Surat Al Fatir ayat 33

c.    Surat Al Baqarah ayat 148

d.    Surat Al Alaq 1 - 5

e.    Surat Al Fatir ayat 32

10.   Perilaku umat Islam yang mencerminkan golongan “ saabiqun bil khairat” adalah…

a.      ketika terdengar suara azan segera menunaikan salat

b.      ketika terdengar bel berbunyi segera masuk kelas dan belajar

c.      ketika datang bulan ramadhan segera berpuasa

d.      ketika melihat orang yang sengsara bersegera menolongnya

e.      ketika melihat uang yang tercecer segera mengambilnya


Page 2