Sahabat guru yang berbahagia, Pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terdapat langkah-langkah pembelajaran. salah satu langkah pembelajaran adalah menuliskan judul materi dan tujuan pembelajaran pada papan tulis. tujuan pembelajaran haruslah selesai dan tercapai. tujuan pembelajaran dianggap tercapai dilihat dari tuntas dan tercapai bahakn terlampauinya hasil belajar siswa melebihi KKM yang telah ditentukan. agar tujuan pembelajaran tercapai guru harus menciptakan suasana belajar siswa yang efektif, efisien dan menyenangkan yang akan membuat siswa mampu mengingat,mengerti, dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Baiklah, Perhatikan 4 hal berikut yang mempengaruhi pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan: Show
4 Cara Belajar Efektif, Efisien Dan Menyenangkan1. Guru harus konsisten dengan waktu pembelajaran Waktu sangat mempengaruhi, jadi guru tidak boleh datang terlambat masuk kelas, tidak mengulur waktu selesai pembelajaran, tidak mengganti/menukar jam pelajaran secara mendadak. Selama proses pembelajaran guru juga harus menggunakan waktu yang ada untuk belajar bukan dengan hal lain yang akan menghilangkan mood belajar siswa. misalnya terlalu larut menceritakan pengalaman hidup layaknya seorang ibu yang mendongengkan anaknya yang ingin tidur 2. Berikanlah materi pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP selama waktu belajar tidak membahas hal lain di luar konteks pembelajaran kecuali hanya sekedar ice breaking untuk kembali memfokuskan konstrasi siswa yang lelah belajar. gunakanlah waktu seefektif dan seefisien mungkin selama belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai guru yang profesional tentunya membuat silabus dan RPP bukan hal yang sulit, jika membutuhkan referensi, silahkan download juga silabus dan RPP TK/PAUD, SD, SMP, SMA, SMK KTSP dan Kurikulum 2013 Revisi Tahun 2016/2017.3. Pemilihan metode/model pembelajaran Kerja Kelompok Materi pembelajaran dan metode/model pembelajaran haruslah cocok maksudnya metode/model pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan materi yang akan disampaikan. misalnya materi yang padat yang banyak penjelasan tidaklah pas jika menggunakan metode ceramah akan sangat membosankan bagi siswa hanya memandang guru berdiri di depan/tengah kelas menjelaskan dengan bahasa buku atau sibuk mencatat di papan tulis. cobalah menggantinya dengan diskusi kelompok yang selain akan terlihat kemampuan presentasi siswa akan terlihat juga keaktifan semua siswa berinteraksi selama diskusi. pemilihan metode/model pembelajaran yang tepat untuk sebuah materi pembelajaranakan menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.4. Gunakan sumber belajar bisa berupa buku atau alat peraga sumber belajar merupakan referensi yang digunakan oleh guru dan siswa yang relevan dengan materi pembelajaran. sumber belajar bisa berupa buku atau alat peraga yang menunjang proses pembelajaran. materi bagus, metode/model pembelajaran yang digunakan tepat/sesuai dengan materi namun sumber belajar yang berupa alat peraga atau alat bantu mengajar tidak ada atau kurang memadai, hal ini akan membuat kurang tertarik untuk belajar sehingga proses pembelajaran tidak efektif dan efisien. alat peraga dalam pembelajaran sama pentingnya dengan sumber belajar.misalnya seorang guru IPA yang akan menyampaikan materi struktur organ jantung dan hati namun hanya menjelaskan struktur jantung dan hati dari sebuah buku hanya digambarkan sekilas di papan tulis. apa reaksi peserta didik? tidak ada reaksi, ketika ditanya siswa hanya diam tanpa memberikan pendapat/sanggahan, mengangguk-anggukan atau bahkan menggeleng-gelengkan kepala karena bingung dengan penjelasan gurunya. cobalah menjadi guru yang sedikit kreatif jika tidak ada alat peraga yang tersedia di sekolah, bisa jadi menampilkan video atau slide tentang struktur jantung dan hati atau jika tidak ada bisa menggunakan carta sehingga antara apa yang dijelaskan oleh guru dan apa yang dipikiranpeserta didik bisa dimengerti dan dipahami. Gambar : Tangkapan layar modul 2.1.A. Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi 1. PengantarKutipan hari ini: “Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin.” (Ki Hajar Dewantara) Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Sesi Pembelajaran Eksplorasi Konsep! Sesi pembelajaran ini terdiri dari 2 bagian yaitu eksplorasi konsep secara mandiri dan eksplorasi konsep melalui forum diskusi. Sebelum Anda memulai pembelajaran di sesi ini, silakan lihat pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan cobalah untuk menjawab beberapa dari pertanyaan tersebut, namun tidak perlu ditulis.
Tetaplah merujuk kembali ke pertanyaan-pertanyaan di atas ketika Anda kemudian membaca dan mempelajari materi di pembelajaran ini. 2. Pengertian Pembelajaran BerdiferensiasiBayangkanlah kelas yang Anda ajar saat ini. Ingatlah satu persatu murid di kelas Anda. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas Anda? Tahukah Anda apa kekuatan mereka? Bagaimana gaya belajar mereka? Apa minat mereka? Siapakah yang memiliki keterampilan menghitung paling baik di kelas Anda? Siapakah yang sebaliknya? Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerja kelompok? Siapakah yang level membacanya paling tinggi? Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka? Siapakah yang paling senang menulis? Siapakah yang lebih senang berbicara? Setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan oleh keberagaman yang banyak sekali bentuknya. Mereka secara terus menerus menghadapi tantangan yang beragam dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu. Keterampilan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Berbagai usaha mereka lakukan yang tentu saja tujuannya adalah untuk memastikan setiap murid di kelas mereka sukses dalam proses pembelajarannya. 3. Sebuah Ilustrasi Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di kelasnya tersebut, Bu Renjana memperhatikan bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana menyiapkan 25 soal perkalian. Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
4. Miskonsepsi tentang Pembelajaran BerdiferensiasiTerima kasih telah memberikan jawaban atas studi kasus yang disajikan! Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan. Lalu seperti apa sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi? 5. Pengertian Pembelajaran BerdiferensiasiPembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
Jika kita mengacu ke kasus Ibu Renjana di atas, maka keputusannya untuk memberikan soal tambahan, dengan jenis soal yang tetap sama serta tingkat kesulitan yang juga sama, kepada tiga murid yang selesai terlebih dahulu, belum dapat dikatakan sebagai diferensiasi. Apalagi, tujuan diberikannya soal tadi adalah agar tiga murid tersebut ada ‘pekerjaan’ sehingga tidak mengganggu murid yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, Ibu Renjana perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya, termasuk ketiga murid tersebut. Selanjutnya, kita akan mempelajari bagaimana kita dapat melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid. 6. Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar MuridTomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.Ketiga aspek tersebut adalah:
Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Mari kita bahas satu persatu ketiga aspek tersebut. 7. KESIAPAN BELAJAR (READINESS)Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “Kesiapan Belajar”? Bayangkanlah situasi berikut ini: Dalam pelajaran bahasa Indonesia, Bu Renjana ingin mengajarkan muridnya membuat karangan berbentuk narasi. Ia kemudian melakukan penilaian diagnostik. Ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya.
Apa yang dilakukan oleh Bu Renjana di atas adalah memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar. 8. Kesiapan Belajar Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut. Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001: 46) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan “tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan murid akan menyamakan peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut mewakili beberapa perspektif yang dapat kita gunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita hanya akan membahas 6 perspektif dari beberapa contoh perspektif yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47). 9. Kesiapan BelajarTombol-tombol dalam equalizer mewakili beberapa perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam modul ini, kita akan mencoba membahas 6 dari beberapa contoh perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi alat yang disebut Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (Tomlinson, 2001).
Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya (Joseph, Thomas, Simonette & Ramsook, 2013: 29). 10. Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan BelajarBerikut ini adalah contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness): 11. MINAT MURIDMinat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut:
Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif. Yang pertama sebagai minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual. Yang kedua, minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur. Karena minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran, maka memahami kedua perspektif tentang minat di atas akan membantu guru untuk dapat mempertimbangkan bagaimana ia dapat mempertahankan atau menarik minat murid-muridnya dalam belajar. 12. Pentingnya Mempertimbangkan Minat MuridBeberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid diantaranya adalah dengan:
Seperti juga kita orang dewasa, murid juga memiliki minat sendiri. Minat setiap murid tentunya akan berbeda-beda. Sepanjang tahun, murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid. Hal lain yang perlu disadari oleh guru terkait dengan pembelajaran berbasis minat adalah bahwa minat murid dapat dikembangkan. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak hanya dapat menarik dan memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga dapat membantu mereka menemukan minat baru. Untuk membantu guru mempertimbangkan pilihan yang mungkin dapat diberikan pada murid, guru dapat mempertimbangkan area minat dan moda ekspresi yang mungkin digunakan oleh murid-murid mereka. (Tomlinson, 2001) Perlu diingat bahwa daftar pada tabel hanya sebagai contoh. Daftar tersebut tentunya masih dapat ditambah atau diperluas. 13. Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan kebutuhan belajar berdasarkan minatBerikut ini adalah contoh mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar berdasarkan minat: Ibu Putik ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat teks prosedur. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat teks prosedur, Bu Putik lalu meminta murid berlatih membuat sendiri teks prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Anak yang memiliki minat terhadap memasak, boleh membuat teks prosedur tentang bagaimana cara memasak makanan tertentu. Murid yang memiliki minat terhadap kerajinan tangan boleh membuat teks prosedur tentang membuat sebuah produk kerajinan tangan tertentu, dan sebagainya. Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat teks prosedur, walaupun topiknya mungkin berbeda. 14. PROFIL BELAJAR MURIDProfil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
15. Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar muridBerikut ini adalah contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar murid: Pak Neon akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Neon telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Neon lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini:
16. Contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar muridGuru dapat mengidentifikasi kebutuhan murid dengan berbagai cara. Berikut ini adalah beberapa contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid:
Daftar di atas hanya beberapa contoh saja. Masih banyak cara lain yang dapat guru lakukan untuk mendapatkan informasi atau mengidentifikasi kebutuhan belajar murid-murid mereka. Dapatkah Bapak/Ibu mengidentifikasi cara lainnya? 17. RefleksiSelamat! Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran untuk tahapan ini. Demi membantu Anda mengonsolidasikan pemahaman Anda dan mempersiapkan diri untuk sesi pembelajaran berikutnya, kami mohon Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi singkat dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Langkah pertama yang harus dilakukan ketika menulis tujuan pembelajaran?Jawaban. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Apa yang bisa Anda lakukan untuk melakukan refleksi dengan konsisten?Hal yang akan dilakukan untuk dapat melakukan refleksi yang konsisten adalah berusaha untuk bagun lebih awal dan melakukan refleksi pada saat bangun tidur.
Refleksi Kondisi seperti apa yang biasanya membuat Anda belajar lebih optimal?Cerita Reflektif : Kondisi seperti apa yang biasanya membuat Anda belajar lebih optimal? Jawab : Kondisi belajar agar optimal biasanya tergantung pada karakter seseorang. Ada yang belajar lebih optimal saat kondisi sepi agar fokus, ada juga yang dapat dengan optimal dalam segala kondisi.
Komponen apa saja yang harus ada pada tujuan pembelajaran?Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu kompetensi dan lingkup materi. Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh murid untuk menunjukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
|