DIPUBLIKASIKAN PADA : RABU, 19 DESEMBER 2018 00:00:00, DIBACA : 48.269 KALI Jakarta, 19 Desember 2018 Masa remaja adalah masa di mana perilaku kaum remaja ingin mencoba hal-hal baru bahkan yang didorong oleh rangsangan seksual. Pentingnya mengetahui perubahan fisik masing-masing remaja agar mereka tidak terjerumus dalam hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi untuk Petugas Kesehatan di Tingkat Pelayanan Dasar, Kementerian Kesehatan, menjelaskan perubahan fisik saat remaja terjadi begitu cepat dan tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan. Hal tersebut dapat membingungkan para remaja sehingga perlu bimbingan dan dukungan lingkungan di sekitarnya agar tidak salah melangkah. Perubahan fisik pada remaja terjadi karena pertumbuhan fisik termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) menuju kematangan. Perubahan ini dapat dilihat dari tanda-randa seks primer dan seks sekunder. Tanda-tanda seks primer, yakni berhubungan langsung dengan organ seks seperti haid dan mimpi basah. Sementara tanda-tanda seks sekunder, pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Pada remaja putri ditandai dengan payudara membesar, pinggul melebar, dan tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan. Perubahan fisik juga dapat dilihat dari perubahan kejiwaan. Secara emosi, remaja lebih sensitif seperti mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa. Kemudian secara intelegensia, remaja mampu berpikir abstrak, dan senang memberikan kritik. Namun di antara itu semua yang penting diperhatikan adalah keingintahuan anak remaja terhadap hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba termasuk perilaku seks pranikah. Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba dalam bidang seks sangatlah rawan karena dapat mengakibatkan dampak buruk yang merugikan masa depan, terutama remaja perempuan. Akibatnya bagi remaja akan menambah risiko tertular penyakit menular seksual seperti, gonore, sifilis, herpes simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, dan HIV/AIDS. Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia, kemandulan, dan kematian karena pendarahan atau keracunan kehamilan. Dampak lainnya depresi, hilang kesempatan melanjutkan pendidikan, dan melahirkan bayi kurang sehat. Akibat buruk itu tidak hanya berdampak pada pasangan, tapi juga orang tua, keluarga, dan masyarakat. Sehingga, perlu pembinaan kesehatan reproduksi remaja untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja. Dengan pengetahuan yang memadai tentang perubahan fisik, dan akibat melakukan seks pranikah, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id. Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. Ciri kelamin sekunder akan berkembang saat memasuki masa pubertas. Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan biasanya dimulai saat berumur delapan sampai sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 20. tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita, pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada pria ditandai dengan mimpi basah[1] Ciri primer pada pria:
Ciri kelamin sekunder pada pria adalah:
Ciri primer pada wanita:
ciri ciri sekunder pada wanita:
• Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat bagi anda
Perubahan sekunder adalah perubahan yang menyertai perubahan primer, umumnya bersifat nampak seperti perubahan fisik dan psikis. Perubahan sekunder yang terjadi pada laki-laki selama masa pubertas yaitu :
KOMPAS.com – Masa pubertas merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Laki-laki dan perempuan akan mengalami sejumlah perubahan fisik dan perilaku saat melewati masa pubertas. Perkembangan manusia ditandai dengan kemampuan dan struktur tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur. Perkembangan tersebut mencakup perkembangan emosi, intelektual, dan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Pada masa pubertas, tubuh laki-laki dan perempuan mengalami perubahan. Perubahan tersebut meliputi perubahan primer dan sekunder. Dilansir dari buku Ada yang Berubah pada Diriku, berikut adalah ciri-ciri masa pubertas pada laki-laki dan perempuan. Baca juga: Serba-serbi Hewan: Layaknya Manusia, Anjing Juga Alami Masa Pubertas 1. Perubahan pada laki-laki Masa pubertas laki-laki ditandai dengan dihasilkannya dan dikeluarkannya sel kelamin pria atau sperma pada organ reproduksi laki-laki. Ini menjadi tanda bahwa sistem reproduksi laki-laki sudah berfungsi. Ciri-ciri fisik atau perubahan sekunder yang dialami adalah: a. Tumbuh jakun b. Tumbuh kumis dan janggut c. Tumbuh rambut halus di ketiak dan kelamin d. Organ kelamin membesar e. Suara berubah menjadi berat f. Dada tampak bidang g. Bau tubuh Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Suara Pria Berubah Nge-Bass Saat Pubertas? Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua laki-laki mengalami ciri-ciri kelamin sekunder yang mencolok. Ada juga yang tidak mengalami pertumbuhan jakun dan kumis. 2. Perubahan pada perempuan Ciri utama atau perubahan pada perempuan saat mengalami masa pubertas adalah menstruasi. Perempuan yang sudah mengalami masa pubertas akan menghasilkan sel telur setiap bulan. Jika tidak dibuahi, proses menstruasi pun terjadi. Berikut adalah ciri-ciri fisik masa pubertas pada perempuan: a. Tumbuh rambut halus di ketiak dan organ kemaluan b. Payudara mulai membesar c. Pinggul mulai melebar d. Suara menjadi lebih melengking Baca juga: Paparan Bahan Kimia Make Up Bikin Anak Perempuan Pubertas Dini Anak perempuan yang mengalami menstruasi dan anak laki-laki yang mengalami mimpi basah merupakan ciri bahwa organ reproduksi mereka telah berfungsi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. |