Mengapa remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi

News Room senin (05/5) Pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja serta penyalah gunaan Narkoba perlu terus dilakukan kepada gererasi muda. Sebab remaja sangat rentan dan mudah meniru teman-teman yang ada dilingkugannya. Karena itu pendidikan kesehatan reproduksi remaja dan bahaya narkoba, hingga pengetahuan tentang penyebab dan penularan HIV/ AIDS perlu dilakukan dengan pendekatan kepada remaja seusianya. Sebab hal itu dianggap cukup efektif dan lebih mudah dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Hal tersebut diakui Koordinator Pendidik Sebaya (PS) PIK Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Kabupaten Sumenep, Drs. Amar Fagi, MM di ruang kerjanya. Menurutnya, remaja sangat penting mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja sendiri. Sebab salah satu penyebab mereka melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan remaja karena akibat oleh ketidak pengertian mereka. Pada masa remaja, mereka cenderung mulai berperilaku seks seperti berpacaran, berciuman, berpelukan dengan pasangan, melakukan masturbasi, atau bahkan melakukan hubungan seks yang sebenarnya berisiko tinggi. Penyebabnya karena mereka justeru tidak mengetahui berbagai akibat yang tidak dinginkan, seperti kehamilan diusia dini yang dapat mengakibatkan masalah fisik, keguguran, pendaraahan, bayi lahir sebelum waktunya, psikologis (malu, takut, bingung) serta beban sosial lainnya. Bahkan yang paling ironis, ketika mereka tertular penyakit menular seksual, HIV dan AIDS. Karena itu dengan memberikan mereka bekal pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja, mereka akan selalu waspada dan berpikir seribu kali untuk melakukan hal-hal yang berakibat fatal dalam kehidupan remaja yang penuh harapan masa depan. Amar Fagi yang juga menjabat sebagai Kasi Jaminan Pelayanan Penanggulangan Masalah Keluarga Berencana (JPPMKB) pada Dinas KB, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sumenep ini, mengaku sudah mengkader puluhan relawan Pendidik Sebaya (PS) di 17 Kecamatan, 2 Ponpes, 2 dari Kwarcab Pramuka Sumenep, yang diikutkan di Binlat BKKBN Jatim pada bulan April 2008 lalu. Fagi berharap para PS itu akan beruntun tumbuh di beberapa Kecamatan lain dan nantinya mereka akan lebih leluasa melakukan pendidikan reproduksi bagi remaja sebayanya. ( ren, Soek )

Pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi merupakan pengetahuan dasar yang harus dipahami oleh remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Artinya secara fisik remaja telah dapat bereproduksi, namun secara psikologis, sosial, dan ekonomi mereka belum siap memiliki anak dan membangun keluarga. 

Karena itulah, pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi mereka. Remaja yang lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi berpotensi lebih kecil mengalami kehamilan di usia dini. Seperti kita ketahui, hamil di usia remaja berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR) yang berkaitan erat dengan risiko stunting.

Baca Juga: Kehamilan di Usia Muda Picu Stunting

Sayangnya, di Indonesia pengetahuan remaja soal kesehatan reproduksi masih rendah. Berdasarkan data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2008, hanya 17,1% remaja putri dan 10,4% remaja laki-laki yang tahu secara benar mengenai masa subur dan risiko kehamilan. Laporan Kementerian Kesehatan RI 2017, juga mencatat hanya sebanyak 20% remaja usia 15–24 tahun yang mengetahui informasi tentang HIV, atau penyakit seksual menular lain, seperti klamidia, sifilis, trikomoniasis, herpes dan lainnya. 

Salah satu penyebabnya, kesehatan reproduksi sering dianggap sebagai hal tabu, karena hanya dikaitkan dengan masalah hubungan seksual. Padahal kesehatan reproduksi memiliki ruang lingkup yang luas, seperti sistem reproduksi, fungsi, dan prosesnya, termasuk edukasi tentang menstruasi, edukasi terkait penyakit menular seksual, dan sebagainya. 

Baca Juga: Penting Buat Remaja Putri! Risiko Melakukan Seks Sebelum Menikah

Untuk itu Genbest, tak perlu ragu lagi untuk mengenalkan pengetahuan kesehatan reproduksi pada si remaja karena banyak manfaatnya, berikut di antaranya:

1. Mengembangkan kebiasaan baik

Pengetahuan dalam menjaga kesehatan reproduksi, seperti kebersihan organ intim vagina saat menstruasi, misalnya, akan menjadi kebiasaan yang berguna untuk kesehatan reproduksi si remaja putri dalam jangka panjang dan melindunginya dari berbagai penyakit, seperti infeksi saluran kemih, dan sebagainya. 

Baca Juga: Q&A tentang Menstruasi ini Bisa Bantu Jawab Keingintahuan Remaja Putri

2. Menghindari kehamilan remaja 

Dengan memiliki pengetahuan tentang proses reproduksi, para remaja akan lebih bertanggung jawab dalam berperilaku dan membantunya menghindari kehamilan di usia dini.  Sebuah penelitian menyebutkan, kehamilan pada usia remaja lebih berisiko dan berkontribusi pada angka kematian ibu akibat komplikasi di masa kehamilan. 

Baca Juga: Nikah di Usia Remaja Perbesar Risiko Stunting

3. Menghindari risiko penyakit menular

Pengetahuan kesehatan reproduksi, seperti kerugian hubungan seksual di luar nikah dan penyakit yang dapat ditularkan dari hubungan seksual yang tidak sehat, akan melindungi si remaja dari berbagai penyakit menular,  sifilis, herpes, HIV dan lainnya. 

Baca Juga: Normalkah Keputihan pada Remaja? Ini Faktanya

Tentu manfaat terakhir yang kita harapkan sebagai orang tua, dengan memiliki pengetahuan tentang proses reproduksi serta bagaimana menjaga kesehatannya, para remaja akan lebih bertanggung jawab dalam memilih perilaku dan gaya hidup yang tidak berisiko.