Mengapa harga saham bumi sangat rendah

Jakarta - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tiba-tiba melonjak tajam. Saham BUMI kembali melesat setelah kemarin sahamnya kena suspensi alias diberhentikan sementara perdagangannya oleh Bursa. Hari ini, saham BUMI kembali diperdagangkan.

Hingga pukul 11.00 waktu JATS, saham BUMI meroket 28,00% atau 42 poin ke level Rp 192.

Saham perusahaan tambang tersebut dalam beberapa waktu terakhir memang tengah ramai jadi obrolan. Setelah tidur panjang dan berhenti di level terendahnya di Rp 50, saham BUMI tiba-tiba melesat.

Apa yang menyebabkan saham BUMI melesat, apakah digoreng oleh bandar?

Analis First Asia Capital David Sutyanto menyebutkan, saat ini perseroan tengah menghadapi proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Besok, merupakan batas akhir PKPU.

Perseroan memberikan 2 tawaran kepada para pemberi utang, menyetujui pembayaran utang dengan konversi saham BUMI atau menolak. Jika menolak, artinya BUMI dipailitkan dan para investor tidak mendapatkan apa-apa.

Kenapa begitu? Karena seluruh aset BUMI saat ini justru tidak lebih tinggi dari utang-utangnya.

Sementara jika investor setuju pembayaran utangnya diganti pakai saham BUMI, mereka masih menghitung-hitung. Sebab, harga saham BUMI sudah sangat rendah.

Spekulasi pasar menyebutkan, para investor menginginkan kalau pun utangnya dibayar pakai saham BUMI, mereka ingin harga sahamnya dipatok di kisaran Rp 700-Rp 1.200. Sementara saat ini, saham BUMI berada di level Rp 191.

"Kan BUMI sedang menghadapi PKPU. Menawarkan utangnya dengan share swap, utang dibayar dengan saham. PKPU besok terakhir," ujar David kepada detikFinance, Rabu (26/10/2016).

Atas dasar itu, benarkah para pelaku pasar sengaja 'menggoreng' saham BUMI agar bisa naik tinggi?

"Kalau soal goreng-menggoreng saya enggak bisa jawab pasti. Yang pasti saham BUMI, ramai. Pasar berspekulasi," katanya.

Menurut David, saat ini banyak pihak memang tengah menggerakkan saham BUMI.

"Menurut perkiraan, mereka kalau pun utangnya dibayar pakai saham, pengen harga sahamnya di atas Rp 700-Rp 1.200, jadi angka dinegosiasikan. Spekulasi ini yang bikin harga saham BUMI naik," imbuh David. (drk/ang)

JAKARTA, investor.id – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) diproyeksikan dapat mengembalikan nilai bagi pemegang saham usai melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement senilaiRp 24 triliun. Sentimen positif terhadap pergerakan sahamnya diprediksi berlanjut.

Analis Samuel Sekuritas Jonathan Guyadi dan Prasetya Gunadi mengungkapkan, pihaknya memproyeksikan BUMI dapat mencetak EBITDA sebesar US$ 492 juta pada 2022 dan US$ 456 juta pada 2023, dengan asumsi harga batu bara tetap di atas US$ 400 per ton pada 2022. Selain itu, masuknya investor strategis akan membantu BUMI meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).

Baca juga: Ada yang Borong Saham BUMI Rp 1,32 Triliun

“Kami memberikan rekomendasi buy. Investor strategis baru melalui private placement akan membantu meningkatkan GCG,” tulis Jonathan dan Prasetya dalam risetnya.

BUMI berencana menerbitkan maksimal 200 miliar saham biasa seri C dengan harga pelaksanaan Rp 120 per saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement). Perusahaan akan menggunakan dana hasil private placement untuk melunasi sisa kewajiban utangnya, yang diproyeksikan mencapai US$ 1,54 miliar pada saat dilaksanakan aksi korporasi tersebut.

Jika placement berhasil, BUMI dapat mengantongi dana hingga Rp 24 triliun (US$ 1,6 miliar), yang cukup untuk melunasi semua utang dalam PKPU perseroan. Ini akan menjadi katalis positif bagi BUMI, karena akan membantu perusahaan menurunkan beban bunga US$ 130 juta per tahun, meningkatkan laba per saham (EPS) sekitar 15%, dan mengubah BUMI menjadi perusahaan dengan net cash pada 2023.

Baca juga: Usai Gaet Foxconn, Indika (INDY) Dekati Marubeni

Selain itu, lanjut analis, masuknya investor strategis diharapkan dapat membantu meningkatkan GCG BUMI, serta memberikan sentimen positif terhadap harga sahamnya. Secara operasional, BUMI mampu memproduksi total 81,6 juta ton batu bara pada 2022 atau naik 3% (yoy).

Hal itu dengan catatan perkiraan harga jual rata-rata (ASP) batu bara sebesar US$ 114 per metrik ton, lebih rendah dari perkiraan perusahaan sebesar US$ 120-125 per metrik ton dan biaya produksi sebesar US$ 46 per metrik ton. “Kami memproyeksikan BUMI akan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 238% (yoy) menjadi US$ 570 juta pada 2023,” jelas Jonathan dan Prasetya.

Baca juga: Menambang Cuan dari Saham Adaro (ADRO), Target Harga Masih Tinggi

Namun, pada 2023, laba bersih BUMI kemungkinan sedikit menurun menjadi US$ 512 juta, estimasi harga batu bara diturunkan menjadi US$ 171 per metrik ton dari US$ 332 per metrik ton di 2022. Meski demikian, jika memasukkan rencana private placement, laba bersih BUMI diproyeksikan tumbuh menjadi US$ 587 juta pada 2023 atau lebih tinggi 3,4% dari 2022.

“BUMI rekomendasinya beli dengan target harga Rp 305. Kami memberikan target harga berbasis DCF sebesar Rp 305 untuk BUMI, menyiratkan valuasi cadangan batu bara sebesar US$ 1,15 per metrik ton, jauh lebih rendah dari ADRO (US$ 5,63 per metrik ton) dan ITMG (US$ 6,73 per metrik ton),” sebut Jonathan dan Prasetya.

Sementara itu, pada perdagangan Senin (3/10/2022), BUMI ditutup pada harga Rp 142. Dengan target harga Rp 305, berarti potensi cuan dari saham BUMI masih besar, yakni 115%.

Baca juga: Bukit Asam (PTBA) Incar Laba Bersih Tertinggi Sepanjang Masa

Saat ini, analis belum memasukkan rencana private placement dalam kalkulasi, karena masih menunggu persetujuan pemegang saham di RUPSLB. Meski demikian, menurut perhitungan, placement tersebut akan meningkatkan valuasi perusahaan menjadi US$ 3,7 miliar (US$ 1,49 per metrik ton) dari nilainya saat ini US$ 2,9 miliar (US$ 1,15 per metrik ton).

Risiko utama dari rekomendasi ini adalah harga batu bara yang lebih rendah dari perkiraan dan penurunan produksi.

Editor : Jauhari Mahardhika ()

Sumber : Investor Daily

Mengapa harga saham bumi sangat rendah

Kenapa Saham BUMI Anjlok 2008?

Agresif mengakuisisi dan ekspansi di batu bara, laju BUMI di sektor pertambangan itu mulai terhambat karena terlilit utang. Hal itu pun membuat laju saham BUMI mengalami pasang surut. Harga saham BUMI memang sempat bangkit hingga ke level Rp8.000-an per saham pada periode 2008.

BUMI itu milik siapa?

Perusahaan-perusahaan ini berada di bawah Grup Bakrie.

Kenapa saham BUMI naik?

Saham BUMI berhasil menguat di tengah merosotnya harga saham sektor energi. Mengutip data perdagangan hari ini, kenaikan saham BUMI terjadi seiring tingginya minat beli investor. Tercatat saham BUMI ditransaksikan sebanyak 23.352 kali, dengan volume transaksi 31,17 juta saham senilai Rp 417, 96 miliar.

PT BUMI bergerak di bidang apa?

PT. Bumi Resources Tbk (BUMI) didirikan pada tanggal 26 Juni 1973. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi eksplorasi dan eksploitasi kandungan batubara (termasuk pertambangan dan penjualan batubara) dan eksplorasi minyak.