Apa yang harus dilakukan ketika perut bumil kram?

Kram perut di awal kehamilan sering kali menyebabkan kecemasan pada ibu hamil. Mereka cemas apakah benar kram terjadi karena peregangan dan pertumbuhan rahim atau tanda-tanda akan keguguran. Berikut ini beberapa petunjuk yang perlu Bunda waspadai ketika mengalami kram perut saat hamil. 

  • Normalkah Kram Perut Saat Hamil?
  • Penyebab Kram Perut Saat Hamil
  • Cara Mengatasi Kram Perut pada Ibu Hamil
  • Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?

Normalkah Kram Perut Saat Hamil?

Apa yang harus dilakukan ketika perut bumil kram?

Selama trimester pertama dan kedua, tubuh Bumil bekerja luar biasa dalam mempersiapkan rahimnya sebagai tempat tinggal yang nyaman bagi janinnya. Otot-otot di rahim Bumil mulai perlahan-lahan mulai meregang dan mengembang, dan menimbulkan rasa perut ditarik ke kedua sisi –kadang terjadi juga saat ingin haid. 

Menurut Annette Bond, MD, Direktur Kedokteran Ibu-Anak di Rumah Sakit Greenwich, Connecticut, gejala ini biasa terjadi selama kehamilan. Kram perut saat hamil biasanya bersifat ringan dan sementara. Ini sangatlah normal dan bukan merupakan tanda keguguran. 

Kram Perut Trimester Pertama

Dalam dunia medis, ada istilah yang disebut dengan lightning crotch, yakni rasa sakit di antara bagian vagina dan panggul layaknya petir yang terjadi secara tiba-tiba. Seperti gambaran rasa sakit pada kram perut yang terjadi selama kehamilan. Kondisi ini biasanya terjadi di awal trimester kehamilan yang diakibatkan oleh proses perkembangan janin serta terjadinya peningkatan aliran darah ke rahim. 

Kram Perut Trimester Kedua

Setelah melewati trimester pertama, kram perut mungkin hanya akan Bunda rasakan sesekali saja. Otot rahim sesekali mengalami kontraksi karena adanya sedikit ketidaknyamanan yang bisa disebabkan kandung kemih yang penuh, sembelit, gas, atau kembung. Kram juga bisa terjadi saat berolahraga atau setelah berhubungan seks.

Selama waktu ini, normal bila Bunda merasakan nyeri tajam atau nyeri tumpul di perut bagian bawah

Kram Perut Trimester Ketiga

Saat memasuki trimester ketiga, kemungkinan besar Bunda akan mulai merasakan lebih banyak tekanan di panggul. Janin dalam kandungan menekan saraf yang mengalir dari vagina ke kaki. Bunda akan merasakan lebih banyak tekanan dan kram saat berjalan, karena janin memantul-mantul di perut Anda. 

Berbaring miring sementara waktu dapat meredakan ketidaknyamanan Anda. “Kram perut di trimester ketiga tidak pernah benar-benar dianggap normal,” kata Annette Bond. Artinya, segera hubungi dokter bila kram terus meningkat dan terjadi terus-menerus. 

Sementara gejala persalinan prematur dapat berbeda pada setiap calon ibu, dan Annette menambahkan bahwa “penting untuk melaporkan kram pada perut serta nyeri punggung baru. Terutama jika sakit punggung disertai dengan keputihan.”

Tanda-tanda persalinan prematur lainnya adalah tekanan panggul yang intens, keluarnya darah atau cairan dari vagina, atau mengalami lebih dari lima kali kontraksi dalam satu jam.

Artikel terkait: Normalkah Pandangan Kabur Saat Hamil? Kenali Penyebabnya, Bun!

Penyebab Kram Perut Saat Hamil

Apa yang harus dilakukan ketika perut bumil kram?

Meski dikatakan normal, ada juga kram perut saat hamil yang merupakan tanda dari penyakit lain. Misalnya, seperti tanda ancaman persalinan prematur pada hamil trimester kedua dan ketiga (sebelum cukup bulan) atau beberapa faktor risiko keguguran pada hamil trimester pertama yang membutuhkan pertolongan medis.

Berikut ini beberapa penyebab kram perut saat hamil muda, trimester kedua, juga saat hamil tua:

1. Efek Samping Awal Kehamilan

Melansir Healthline, efek samping awal kehamilan yang khas, seperti sembelit, dapat menyebabkan kram. Ibu hamil juga mungkin mengalami kram saat mengikuti rutinitas olahraga. Itu karena olahraga menyebabkan tambahan tekanan pada otot, dan kram saat berolahraga merupakan sinyal agar Bunda berhenti dan beristirahat dengan baik.

2. Berhubungan Seksual

Bercinta bisa menyebabkan kram pada perut saat hamil yang terjadi selepas orgasme. Orgasme juga bisa menyebabkan kontraksi ringan. Dalam kondisi itu, aliran darah ibu hamil meningkat ke daerah panggul selama orgasme sehingga menyebabkan kram pada perutnya. Seks juga terasa agak berbeda dan kurang menyenangkan, karena perut Bunda yang semakin membesar. 

3. Infeksi

Infeksi saluran kemih (ISK) juga dapat menyebabkan kram. ISK dapat dengan cepat menyebabkan infeksi pada ginjal dan meningkatkan risiko ibu hamil mengalami persalinan prematur. 

4. Perut Kembung

Perut kerap kembung selama kehamilan karena kadar hormon progesteron yang meningkat. Hormon tersebut membuat otot-otot di saluran pencernaan Bunda mengendur, sehingga pencernaan jadi melambat. Pencernaan yang lambat tersebut pada akhirnya menyebabkan perut menjadi kembung dan sembelit, dan memunculkan kram perut saat hamil.

Artikel terkait: Kram perut setelah bercinta, normalkah? Ini penjelasan dokter

5. Kontraksi Palsu

Kontraksi palsu atau yang biasanya disebut sebagai braxton hicks terjadi pada usia sekitar 20 minggu. Jenis kontraksi ini terjadi untuk mempersiapkan rahim dalam menghadapi persalinan. Kram perut cenderung rentan terjadi ketika Bunda mengalami kontraksi palsu ini.

6. Peregangan Ligamen

Ketika memasuki trimester kedua, kram pada perut biasanya disebabkan oleh nyeri ligamen bulat. Ligamen bulat ini biasanya berfungsi sebagai pangkal dari ligamen koroner yang menghubungkan jantung dengan diafragma. Ligamen ini merupakan otot yang menopang rahim. Ketika ligamen tersebut merenggang, kram perut akan terjadi dan Bunda mungkin merasa sakit di bagian bawah perut.

7. Nyeri Perut yang Tidak Normal

Ada beberapa kram perut saat hamil yang tidak normal. Di antaranya adalah kram perut yang disebabkan kehamilan ektopik dan juga preeklampsia. 

8. Kehamilan Ektopik

Pada kehamilan normal, ovarium melepaskan sel telur ke tuba falopi. Ketika sperma membuahi sel telur, ia bergerak ke dalam rahim dan menempel ke dalam lapisan. Telur akan terus tumbuh selama sembilan bulan ke depan hingga membentuk bayi.

Akan tetapi, dalam kehamilan yang tidak normal seperti kehamilan ektopik, telur yang telah dibuahi tidak bergerak ke dalam rahim, melainkan tetap berada di tuba falopi. Dalam kasus yang jarang terjadi, sel telur yang telah dibuahi itu menempel pada salah satu ovarium, leher rahim, atau bahkan di perut Anda. 

American Academy of Family Physicians (AAFP) mengatakan, kram perut parah hanya terjadi pada kurang dari 2% kehamilan. Tanda-tanda kehamilan ini biasanya muncul di usia kehamilan 6-8 minggu. Tanda utamanya adalah nyeri perut (ringan sampai hebat). Selain itu, disertai juga dengan perdarahan di vagina. 

Dalam kondisi ini ada kemungkinan Bunda mengalami keguguran. Jadi bila Bunda mengalaminya, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk melakukan evaluasi USG, atau pergi ke unit gawat darurat. 

9. Preeklamsia

Penyebab lain yang menjadi perhatian serius adalah kondisi yang disebut preeklamsia. Preeklamsia dapat terjadi kapan saja setelah minggu ke-20 kehamilan. Preeclampsia Foundation menjelaskan, setidaknya 5-8% ibu hamil didiagnosis menderita preeklamsia.

Preeklamsia dapat menyebabkan rasa sakit di sisi kanan atas perut dan dapat meningkatkan risiko solusio plasenta, yaitu kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum melahirkan.

Artikel terkait: 7 Tanda Bahaya Kehamilan yang Perlu Bumil Waspadai, Jangan Keliru!

Cara Mengatasi Kram Perut pada Ibu Hamil

Apa yang harus dilakukan ketika perut bumil kram?

Jika Bunda mengalami kram ringan di bagian perut saat hamil, Anda bisa mengatasinya dengan beberapa cara berikut ini:

  • Jangan terlalu lama duduk ataupun berdiri. 
  • Cobalah untuk beberapa kali mengubah posisi agar perut tidak kram.
  • Berbaring dan rileks sejenak dapat meredakan kram kehamilan yang berhubungan dengan implantasi, orgasme, peningkatan aliran darah ke rahim dan nyeri ligamen bulat. 
  • Cobalah mengurangi aktivitas fisik dan menghindari posisi yang memicu kram.
  • Mencoba latihan yoga khusus ibu hamil atau pun relaksasi.
  • Berendam atau mandi dengan air hangat, atau menempatkan handuk hangat di atas perut untuk meningkatkan aliran darah rahim.
  • Perbanyak minum air putih agar tubuh tidak dehidrasi dan mengatasi kram yang disebabkan kembung atau sembelit.
  • Meluangkan waktu di siang hari untuk beristirahat dengan tenang dan nyaman.
  • Mengenakan maternity belly band juga bisa membuat perut Bunda merasa nyaman.

Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?

Apa yang harus dilakukan ketika perut bumil kram?

Segera hubungi praktisi kesehatan jika Bunda merasa khawatir akan nyeri dan nyeri kehamilan yang dialami, serta tanda-tanda berikut ini: 

  • Sakit perut bagian bawah yang parah di tengah atau di satu atau kedua sisi yang tidak mereda (bahkan jika tidak disertai dengan pendarahan). 
  • Rasa haus yang meningkat secara tiba-tiba, disertai dengan penurunan buang air kecil, atau tidak buang air kecil selama sehari penuh.
  • Sakit kepala parah yang tidak kunjung hilang, perubahan penglihatan, pembengkakan tiba-tiba dan/atau penambahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan (yang merupakan gejala preeklamsia).
  • Demam atau merasa kedinginan.
  • Perdarahan hebat, atau perdarahan dengan kram atau sakit parah di perut bagian bawah perut. 
  • Diare berdarah.
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, kesulitan buang air kecil, atau keluar darah pada urine.
  • Pusing atau merasa ingin pingsan.
  • Mengalami lebih dari empat kali kontraksi dalam satu jam (terutama jika itu terjadi sebelum 37 minggu kehamilan), karena ini mungkin merupakan tanda persalinan.
  • Kram disertai dengan rasa sakit di bagian punggung dan leher.

Sekali lagi, kram perut pada ibu hamil itu normal, tetapi Bunda tetap harus waspada pada tanda-tanda yang menjadi penyebab kram yang lebih serius selama kehamilan. Semoga informasi di atas bermanfaat dan Anda selalu sehat di kehamilan saat ini. 

***

Artikel diupdate oleh: Ester Sondang

Artikel ditinjau oleh:

dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG(K)-FER
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi

Lokasi praktik:
RS Dr. Cipto Mangunkusumo
RS PELNI
Klinik Bocah Indonesia, RS Primaya, Tangerang

Baca juga:

4 Penyebab Kram Kaki saat Hamil, Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?

4 Penyebab Bokong Pegal Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Bumil, Kenali Perbedaan Keluhan Normal dan Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester 2

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Apa yg dilakukan ibu hamil saat perut kram?

Cara Mengatasi Kram Perut Saat Hamil Konsumsi air putih yang cukup, karena kram perut bisa menjadi tanda Bumil mengalami dehidrasi. Gerakkan tubuh atau lakukan olahraga ringan bila kram perut saat hamil terjadi akibat gas berlebih di saluran cerna.

Apa penyebab kram perut pada ibu hamil?

Secara umum, kram perut bisa disebabkan oleh beberapa kondisi yang dialami oleh ibu hamil. Di antaranya disebabkan oleh peningkatan aliran darah, masalah pada lambung, rahim yang mengembang, orgasme, dan peregangan ligamen. Ketika ibu sedang hamil, janin akan membutuhkan suplai darah untuk bertahan hidup.

Apakah bahaya jika ibu hamil mengalami kram perut?

Kalau Mums mengalami sedikit kram perut saat hamil, terutama pada awal kehamilan, hal itu wajar saja terjadi dan bukan tanda-tanda keguguran. Mums tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut, kecuali kram yang dirasakan disertai dengan perdarahan dan rasa sakit yang tak tertahankan.

Dimana letak kram perut saat hamil?

Kram perut saat hamil yang normal Kram ini biasanya terjadi di perut bagian bawah atau punggung bawah. Selain sakit, kram ini terkadang rasanya seperti perut ditarik, ditekan, atau nyeri haid biasanya. Ketika menginjak trimester kedua, kram saat hamil muncul ketika otot rahim mengalami kontraksi.