Kondisi yang ditimbulkan oleh gempa berskala 2. adalah

Intensitas gempa bumi adalah besaran kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi di lokasi tertentu dan efeknya terhadap manusia dan infrastruktur. Intensitas ditentukan berdasarkan kekuatan gempa bumi, jarak antara gempa bumi dengan epicenter dan kondisi geologi lokal [1].

Kondisi yang ditimbulkan oleh gempa berskala 2. adalah

Intensitas dihitung berdasarkan pengamatan visual langsung terhadap kerusakan akibat gempa bumi, dan intensitas ini dapat memberikan gambaran nilai kekuatan gempa bumi pada pusat gempanya.

Untuk memberikan informasi yang lebih mudah BMKG menggunakan skala SIG (Skala Intensitas Gempa bumi). Skala ini menyatakan dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya gempa bumi.

Skala Intensitas Gempa bumi (SIG-BMKG) digagas dan disusun dengan mengakomodir keterangan dampak gempa bumi berdasarkan tipikal budaya atau bangunan di Indonesia.

Skala ini disusun lebih sederhana dengan hanya memiliki lima tingkatan yaitu I-V.

SIG-BMKG diharapkan bermanfaat untuk digunakan dalam penyampaian informasi terkait mitigasi gempa bumi dan atau respon cepat pada kejadian gempa bumi merusak.

Skala ini dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat memahami tingkatan dampak yang terjadi akibat gempa bumi dengan lebih baik dan akurat.

Tabel Skala Intensitas Gempa bumi BMKG [2]

Kondisi yang ditimbulkan oleh gempa berskala 2. adalah

Dalam kolom ke-5 dituliskan pula Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang merupakan modifikasi dari skala Mercalli (skala yang digagas seorang vulkanologis asal Italia Giuseppe Mercalli pada tahun 1902)  yang dilakukan seismologi Harry Wood dan Frank Neumann tahun 1931. Dimana intensitas gempa dibagi menjadi 12, seperti berikut ini:

Tabel Skala Intensitas MMI [3]

Kondisi yang ditimbulkan oleh gempa berskala 2. adalah

Perlu diperhatikan bahwa skala intensitas bukan skala magnitudo.

Intensitas dihitung berdasarkan pengamatan visual langsung terhadap kerusakan akibat gampabumi, dan intensitas ini dapat memberikan gambaran nilai kekuatan gempa bumi (magnitude) pada pusat gempanya.

Pada umumnya, untuk menentukan secara tepat intensitas dari suatu gempa bumi di suatu daerah, dikirimkan suatu tim peneliti yang langsung terjun ke lapangan atau daerah dimana terdapat efek atau pengaruh gempa bumi tersebut.

Pengamatan ini perlu pengetahuan mengenai kondisi geologi dan tipe konstruksi bangunan.

Perbedaan magnitudo dengan intensitas dari suatu gempa bumi adalah magnitudo dihitung dari catatan alat sedangkan intensitas didasarkan atas akibat langsung dari getaran gempa bumi.

Magnitudo mempunyai harga yang tetap untuk sebuah gempa, tetapi intensitas berbeda dengan perubahan tempat. Untuk menghindari kerancuan antara besaran magnitude dengan skala intensitas, maka skala intensitas ditulis dengan angka Romawi.

Pada kolom ke-6 SIG BMKG tertulis PGA (gal), PGA (Peak ground acceleration) adalah percepatan tanah maksimum yang terjadi selama gempa bumi yang merupakan amplitudo percepatan absolut terbesar yang tercatat pada accelerograph di suatu lokasi saat terjadi gempa bumi tertentu.

Satuan yang digunakan adalah gal (cm/det2). Karena umumnya gempa bumi terjadi ketiga arah maka PGA sering dibagi menjadi komponen horisontal dan vertikal. PGA horizontal umumnya lebih besar daripada yang vertikal walaupun tidak selalu begitu.

Tidak seperti skala Richter dan skala momen yang menunjukkan total energy (besaran atau ukuran gempa bumi), namun PGA menunjukkan seberapa keras bumi bergetar pada lokasi tertentu yang diukur dengan accelerograph [4].

REFERENSI 

[1] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2012. Buku Utama Standar Operating Procedure (SOP) Indonesia Tsunami Early Warning System.

[2] Skala Intensitas Gempabumi (SIG) BMKG

[3] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2012. Gempa bumi Edisi Populer

[4] Douglas, J (2003-04-01). Earthquake ground motion estimation using strong-motion records: a review of equations for the estimation of peak ground acceleration and response spectral ordinates. Earth-Science Reviews.

Penulis : Ir. Heri Khoeri, MT. Tulisan ini adalah bagian ke tiga dari sebuah pengantar tulisan selanjutnya tentang Bangunan Tahan Gempa.

Daftar Tulisan Selengkapnya:

Kondisi yang ditimbulkan oleh gempa berskala 2. adalah

Squad, siapa yang tahu satuan ukuran kekuatan gempa? Yap, satuannya bisa disebut dengan Skala Richter. Selain skala richter, ada beberapa skala lagi yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain skala omari, skala cancani, dan skala mercalli. Nah, kekuatan gempa (magnitude) pun kemudian diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Sekarang, yuk kita kenal satuan Skala Richter dengan lebih dekat!

Squad, berikut adalah macam-macam gejala berdasarkan ukuran skala richter:

1 skala richter

Gejala pada kekuatan ini tidak terasa, kecuali oleh beberapa orang dalam keadaan luar biasa, dan hanya terekam oleh seismograf.

2-3 skala richter

Dapat dirasakan oleh beberapa orang dalam keadaan diam di dalam rumah dan dapat diperkirakan lamanya gempa berlangsung.

4 skala richter

Gempa dengan kekuatan 4 skala richter bisa membangunkan orang yang sedang tidur dan menggetarkan jendela dan benda-benda. 

5 skala richter

Gempa dengan getaran 5 skala richter ini bisa dirasakan oleh setiap orang, menghentikan bandul jam, dan memecahkan piring dan kaca jendela. 

6-7 skala richter

Getaran 6-7 skala richter mampu menyebabkan gerobak rusak, perabot rumah tangga berpindah tempat, dan mengharuskan semua orang untuk melakukan evakuasi keluar bangunan. Selain itu, getarannya dapat dirasakan dalam keadaan bergerak, dan bisa menyebabkan kerusakan pada bangunan.

Kondisi yang ditimbulkan oleh gempa berskala 2. adalah

Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa berkekuatan 6.5 Skala Richter (Sumber: www.rappler.com)

8-9 skala richter

Getaran gempa sebesar 8-9 skala richter mengakibatkan pasir dan lumpur terlempar, keadaan sekitar menjadi panik, dan merusak bangunan modern. Selain itu, pipa dalam tanah juga pecah, menyebabkan tanah retak, dan menggerakkan fondasi rumah bergerak.

10 skala richter

Skala ini menyebabkan kepanikan, kerusakan parah pada bangunan, dan patahnya jembatan. Hanya bangunan kokoh yang tidak rusak.

11 skala richter

Selain menimbulkan panik pada manusia, timbul pula celah-celah besar pada tanah, serta hampir semua gedung runtuh.

12 skala richter

Keadaan penduduk bumi akan panik, terciptanya kerusakan total, percepatan gerakan tanah lebih besar daripada percepatan gravitasi, dan gelombang-gelombang dapat terlihat di tanah.

Baca Juga: 3 Negara yang Berhasil Mencetak Sejarah karena Gemar Membaca

Konversi Skala Richter ke Skala Marcelli

Jika skala richter tersebut dikonversikan ke skala marcelli, maka satuannya menjadi:

Kondisi yang ditimbulkan oleh gempa berskala 2. adalah

Squad, sekarang kamu sudah tahu kan, sebesar apa kerusakan yang disebabkan oleh beragam satuan skala richter? Mari kita sama-sama berdoa agar selalu terhindar dari bencana, ya! 

Ingin belajar Geografi dengan lebih seru? Yuk, bersama-sama belajar di ruangbelajar! Dengan ruangbelajar, kamu bisa belajar melalui video learning, rangkuman pelajaran, dan banyak latihan soal, lho! Yuk, mulai belajar bersama ruangbelajar dengan klik di sini. Selamat belajar, Squad :)

Kondisi yang ditimbulkan oleh gempa berskala 2. adalah
Referensi:

  1. Wardiyatmoko. 2006. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Sindhu P. Yasinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Sumber foto:

Foto Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa berkekuatan 6.5 Skala Richter [daring]. Tautan: https://r3.rappler.com/

Artikel terakhir diperbarui pada 3 Desember 2020.