Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan terutup oleh bayangan Bumi .[1] Peristiwa ini hanya dapat terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan tepat atau hampir membentuk garis lurus dan Bulan berada dalam fase Bulan purnama. Jenis dan durasi gerhana Bulan bergantung pada jarak Bulan terhadap simpulnya di orbit.
Bulan yang mengalami gerhana total juga sering disebut blood moon (bulan darah) karena warna kemerahannya. Warna tersebut merupakan akibat dari cahaya Matahari yang terefraksi oleh atmosfer Bumi dan mencapai permukaan Bulan. Alasan yang sama juga menyebabkan warna kemerahan di langit Bumi saat Matahari terbit dan Matahari terbenam. Tidak seperti gerhana Matahari yang hanya dapat dilihat dari wilayah dengan luas yang kecil, gerhana Bulan dapat dilihat dari seluruh bagian Bumi yang berada di sisi malam. Gerhana Bulan dapat berdurasi hingga hampir dua jam, sementara gerhana Matahari hanya berlangsung selama beberapa menit di wilayah tertentu. Selain itu, gerhana Bulan juga aman dilihat dengan mata telanjang dan tanpa perangkat pelindung khusus. Hal ini karena cahaya Bulan saat gerhana sangat redup, lebih redup daripada Bulan purnama. Gerhana Bulan selanjutnya dapat dilihat di § Gerhana Bulan yang akan dan segera terjadi. Gerhana bulan muncul bila Bulan sedang beroposisi dengan Matahari. Namun, karena kemiringan bidang orbit Bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°,[2] maka tidak setiap oposisi Bulan dengan Matahari akan mengakibatkan gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit Bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan dua buah titik potong yang disebut node, yaitu titik tempat Bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan akan terjadi saat Bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, gerhana bulan akan diikuti dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan Bumi. Pada peristiwa gerhana bulan, sering kali Bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah Bulan oleh atmosfer Bumi dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, Bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun cokelat. Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali. Gerhana Bulan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
Ketika gerhana bulan sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).[3]
Jakarta - Gerhana bulan adalah peristiwa antariksa saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Fenomena ini dibagi menjadi gerhana bulan total, sebagian dan penumbra. Tahun ini terjadi gerhana bulan total pada 15-16 Mei 2022 yang bisa disaksikan sebagian masyarakat dunia. Bagaimana proses terjadinya gerhana bulan total, saat satelit alami bumi tertutup bayangan bumi? Proses Gerhana Bulan TotalMengutip laman Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud RI, gerhana bulan total 2022 terjadi ketika seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi bulan, sehingga matahari, bumi dan bulan berada tepat di satu garis yang sama. Berikut prosesnya: 1. Proses gerhana bulan ini diawali dengan posisi bulan berada di sisi yang berlawanan dengan sisi bumi yang mengalami siang hari. 2. Sinar matahari akan menempuh lintasan yang lebih panjang dibandingkan dari sisi bumi yang mengalami siang hari. 3. Kemudian sinar matahari yang sampai ke bulan akan dibiaskan ke panjang gelombang yang lebih panjang dalam spektrum cahaya tampak yaitu spektrum merah. Gerhana bulan total cenderung memiliki warna kemerahan karena efek pembiasan Rayleigh, yaitu pembiasan sinar matahari secara selektif oleh atmosfer bumi. Namun, gerhana bulan total juga dapat berwarna jingga kemerahan jika terdapat debu dan kualitas udara yang buruk di lokasi pengamatan. Fenomena Gerhana Bulan Total 2022Menurut keterangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang kini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peristiwa gerhana bulan 2022 terjadi pada tanggal 15-16 Mei 2022. "Gerhana ini puncaknya akan terjadi pada 16 Mei 2022 pukul 04.11.33 UT atau 11.11.33 WIB. Bagi beberapa wilayah di benua Amerika, puncak gerhana kali ini terjadi pada 15 Mei 2022," tulis LAPAN, dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa, Minggu (15/5/2022). Gerhana bulan total 2022 tidak dapat dilihat secara langsung di Indonesia karena bulan sudah di bawah ufuk. Namun masyarakat yang berada di belahan bumi lain dapat menyaksikan fenomena ini. Beberapa wilayah yang bisa menyaksikan gerhana bulan total 2022 adalah] Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Afrika, Timur Tengah (kecuali Iran bagian Timur), Selandia Baru, hingga Sebagian besar Oseania. Simak Video "Misi Penerbangan Kebab Turki ke Luar Angkasa Gagal" (faz/row) |