Kenapa atorvastatin diminum pada malam hari?

Penderita kolesterol tinggi biasanya disarankan minum statin pada waktu tertentu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa kasus, orang perlu mengonsumsi statin sebagai obat penurun kadar kolesterol. Statin mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol tinggi.

Untuk mengoptimalkan manfaatnya, seseorang biasanya disarankan  mengonsumsi statin pada waktu tertentu dalam sehari. Namun, sebuah studi menunjukan obat penurun kolesterol tersebut justru dapat berdampak sebaliknya, yakni meningkatkan kadar kolesterol, jika dikonsumsi pada waktu yang tidak tepat.

Statin adalah kelompok obat yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) dalam darah. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko yang signifikan untuk penyakit jantung karena dapat menempel pada dinding arteri.

Penelitian yang dipublikasikan di BMJ menunjukkan bahwa mengonsumsi statin di malam hari lebih menguntungkan daripada di pagi hari. Faktanya, mengonsumsi statin di pagi hari dapat menyebabkan peningkatan kolesterol yang "signifikan", menurut penelitian tersebut.

"Keraguan apakah statin perlu dikonsumsi pada malam hari, terutama karena banyak pasien juga menerima pengobatan dengan obat kardioprotektif lainnya dan kepatuhan dapat dikompromikan dengan beberapa dosis," tulis para peneliti studi, seperti dilansir Express.co.uk, Rabu (18/5/222).

Peneliti berupaya menentukan apakah penggunaan simvastatin di pagi hari memiliki efisiensi yang berbeda secara signifikan dibandingkan meminumnya di malam hari. Studi mengukur konsentrasi kolesterol dalam serum pasien puasa.

Simvastatin adalah salah satu jenis utama statin yang diresepkan. Para peneliti memeriksa 27 pria dan 33 wanita dengan usia rata-rata 66 tahun yang mengonsumsi obat di pagi atau sore hari.

Dosis pagi adalah sampel darah antara 8:30 dan 9:30. Mereka mengukur profil lipid darah puasa pada awal dan pada delapan pekan.

Pasien yang diacak untuk dosis di pagi hari diberi tahu untuk tidak menghilangkannya pada hari sampel darah tindak lanjut. Ukuran hasil utama adalah perubahan konsentrasi kolesterol total puasa antara awal dan tindak lanjut. Para peneliti berasumsi bahwa profil lipid pasien ini tidak akan berubah antara masa awal dan tindak lanjut.

"Namun, mengganti penggunaan simvastatin dari malam hari ke pagi hari menghasilkan peningkatan yang signifikan secara statistik pada kolesterol lipoprotein densitas rendah dan total", tulis peneliti.

Dalam sambutan penutup, para peneliti mengatakan, simvastatin mungkin paling baik dikonsumsi pada malam hari. Sebab, konsentrasi kolesterol total dan lipoprotein densitas rendah secara signifikan lebih besar ketika dikonsumsi di pagi hari.

Kenapa atorvastatin diminum pada malam hari?

Updated 22/Mei/2020 .

The 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reductase inhibitors (statin) merupakan obat yang sangat efektif untuk menurunkan peningkatan kadar kolesterol dalam plasma. Statin menurunkan kolestrol LDL dan trigliserida (TG) hingga 50% dan 20%, secara berurutan.

The 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reductase inhibitors (statin) merupakan obat yang sangat efektif untuk menurunkan peningkatan kadar kolesterol dalam plasma. Statin menurunkan kolesterol LDL dan trigliserida (TG) hingga 50% dan 20%, secara berurutan. Statin dianggap terapi standar untuk berbagai jenis dislipidemia karena kemampuannya untuk menghambat biosintesis endogen kolesterol dan meningkatkan ambilan kolesterol LDL oleh hepar dengan menstimulus ekspresi reseptor LDL pada hati. Mekanisme ini penting karena lebih dari tiga perempat kolesterol yang ditemukan dalam tubuh disintesis secara endogen dan dua pertiganya dihasilkan oleh hepar.

Statin biasanya dikonsumsi pada senja/ malam hari karena biosintesis kolesterol memuncak selama malam dan sebagian besar statin (simvastatin, pravastatin, fluvastatin, dan lovastatin) memiliki waktu paruh yang pendek. Waktu pemberian obat dapat mempengaruhi komplians pasien dan kepatuhan pada pengobatan. Pasien yang diterapi dengan statin biasanya mendapat berbagai macam obat dan hal ini mengakibatkan rejimen obat yang semakin kompleks yang berpotensi menurunkan komplians dan kepatuhan berobat. Jika terdapat fleksibilitas dalam memilih waktu konsumsi obat statin berdasarkan preferensi pasien maka akan meningkatkan komplians pasien, menurunkan diskontinyu obat serta memungkinkan lebih banyak pasien mencapai sasaran kadar lipid yang diharapkan.

Awad, et al, melakukan studi analisa terhadap 11 data klinis yang dipublikasi untuk mempelajari efek pemberian statin pagi banding malam hari terhadap profil lipid. Mean differences  (MD) antara perubahan skor parameter lipid dikumpulkan menggunakan model fixed-effect. Hasil analisa pooled atas perbandingan efek pemberian statin terhadap kolesterol total plasma, kolesterol HDL dan TG  tidak bermakna secara statistik. 

Penurunan kolesterol LDL secara statistik lebih banyak dan signifikan pada kelompok yang mendapat dosis malam (MD = 3,24 mg/dL; 95%CI = 1,23-5,25; p=0,002). Analisis sub-kelompok berdasarkan waktu paruh statin menunjukkan bahwa statin dosis-malam secara signifikan unggul dibandingkan dosis-pagi untuk menurunkan kolesterol LDL pada statin waktu-paruh pendek dan panjang (MD=9,68 mg/dL; 95% CI=3,32-16,03;p=0,003 san 2,53 mg/dL; 95% CI= 0,41-4,64; p=0,02, secara berurutan) serta penurunan kolesterol total pada statin waktu-paruh pendek saja (p=0,0005).

Secara garis besar, temuan studi tersebut: Penurunan kolesterol LDL dan total secara signifikan lebih besar pada pemberian statin dosis-malam dibandingkan dosis-pagi pada kasus statin kerja-pendek. Untuk statin kerja-panjang, efikasi penurunan kolesterol LDL sebanding pada kedua rejimen (dosis pagi dan malam). Maka, statin kerja-panjang dapat diberikan pada waktu yang terbaik mendukung komplian pasien (sesuai preferensi pasien), sementara statin kerja-pendek sebaiknya diberikan pada malam hari.

Image: Ilustrasi (Sumber: www.health.harvard.edu) Referensi:  1. Awad K, Serban M-C, Penson P, Mikhailidis DP, Toth PP, Jones SR, Rizzo M, Howard G, Lip GYH, Banach M, Lipid and Blood Pressure Meta-analysis Collaboration (LBPMC) Group, Effects of Morning Versus Evening Statin Administration on Lipid Profile: A Systematic Review and Meta-Analysis, Journal of Clinical Lipidology (2017), doi: 10.1016/j.jacl.2017.06.001. 

2. Calderon RM, Cubeddu LX, Goldberg RB, Schiff ER. Statins in the treatment of dyslipidemia in the presence of elevated liver aminotransferase levels: a therapeutic dilemma. Mayo Clin Proc. 2010;85(4):349-356. doi:10.4065/mcp.2009.0365.

INTISARI Latar belakang : Hiperlipidemia adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida yang melebihi batas normal, yakni LDL > 100 mg/dl, trigliserida > 150 mg/dl dan kolesterol total > 200 mg/dl. Hiperlipidemia dapat menyebabkan arterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah dan dapat mengakibatkan penyumbatan aliran darah, pembentukan thrombus dan embolus yang dapat menimbulkan stroke selain penyakit jantung koroner (PJK). Pembentukan kolesterol dalam tubuh manusia mengikuti ritme sirkadian. Sejumlah penelitian menunjukkan sintesis kolesterol maksimal terjadi pada malam hari. Hal ini menjadi landasan penggunaan simvastatin pada malam hari, dengan harapan agar obat dapat langsung bekerja tepat saat pembentukan kolesterol sedang tinggi. Namun penelitian lainnya menunjukkan bahwa kadar tertinggi kolesterol bebas berada pada pukul 06.00 pagi dan terendah pada pukul 14.00-18.00. Selain itu aktivitas enzim HMG CoA reduktase yang berperan dalam sintesis kolesterol mencapai puncaknya pada pukul 04.00-08.00 pagi. Selain itu disebutkan juga penggunaan simvastatin pada pagi hari dapat meningkatkan efeknya serta mengurangi toksisitasnya terhadap otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penurunan kolesterol pasien hiperkolesterolemia yang diberikan simvastatin pagi tidak berbeda dari yang diberikan pada malam hari. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian prospektif, Randomized Clinical Trial (RCT), single blind, parallel design, dimana sejumlah pasien dikelompokkan secara random ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama menerima simvastatin 10 mg yang diminum pada malam hari dan kelompok kedua menerima simvastatin 10 mg yang diminum pada pagi hari. Satu bulan kemudian diukur kadar kolesterol masing-masing pasien dan dihitung selisihnya dari kadar kolesterol sebelum terapi. Hasilnya dianalisis dengan uji beda Student�s T-Test. Hasil : Setelah satu bulan terapi dengan simvastatin, penurunan kolesterol total dan LDL pada pasien yang minum simvastatin pagi dan malam hari berturut-turut adalah 10,45mg/dl dan 10,52mg/dl serta 11,12 mg/dl dan 10,73 mg/dl. Kesimpulan : Penurunan kadar LDL pasien yang minum simvastatin pagi hari tidak berbeda signifikan dengan penurunan kadar LDL pasien yang minum simvastatin di malam hari. Sedangkan penurunan kadar kolesterol total pasien yang minum simvastatin di malam hari lebih besar dibandingkan dengan yang minum simvastatin di pagi hari.

ABSTRACT Background : Hyperlipidemia is a condition where there is an increase in cholesterol and triglyceride levels that exceeds the normal limits, also known as LDL > 100 mg/dL, triglycerides > 150 mg/dl and total cholesterol > 200 mg/dl. Hyperlipidemia can lead to atherosclerosis or hardening of the arteries and can lead to the blockage of blood flow, the formation of thrombus and embolus which can lead to stroke in addition to coronary heart disease (CHD). The formation of cholesterol in human body's shows a circadian rhythm. Numerous studies showed that the peak of cholesterol synthesis occured at night. These studies became the foundation of the use of simvastatin in the evening. This was also intended to maximize the effect of simvastatin because the drug would be immediately worked when the formation of cholesterol was high. However, other research showed that the highest levels of free cholesterol was at 06:00 a.m and its lowest at 14:00 to 18:00 p.m. Besides that, the activity of HMG CoA reductase enzyme that plays an important role in cholesterol synthesis peaked at 04:00 to 08:00 in the morning. Other research also mentioned that the use of simvastatin in the morning could increase its effect and reduces its muscle toxicity. The aim of the research is to know if cholesterol reduction in patient with hypercholesterolemia given morning dose of simvastatin is not different to that given evening dose of simvastatin. Methods: This was a prospective, randomized, single blind, parallel research design. In this research, a number of patients were divided randomly into two testing groups. One group was given evening dose of 10 mg simvastatin as a single dose and another group was given morning dose of the same drug. Previously patient�s total cholesterol dan LDL had been taken as a baseline concentration. After one month long simvastatin therapy, patient�s total cholesterol and LDL were re-measured to observe the reduction of the cholesterol. The results were subsequently analysed by using Student�s T-Test. Results: After one month of simvastatin therapy, the mean of total cholesterol reduction in the morning dose and evening dose was 10,45 mg/dl and 11,12 mg/dl respectively. The mean of LDL reduction in the morning dose and evening dose was 10,52 mg/dl and 10,73 mg/dl respectively. Conclusions: The reduction of LDL cholesterol in patients given morning dose of simvastatin is not different to those in patient given evening dose of simvastatin. However the reduction of total cholesterol concentration in patient given evening dose of simvastatin is greater than that in patient given morning dose of simvastatin

Kata Kunci : Kata Kunci : hiperlipidemia, ritme sirkadian, simvaststin pagi dan malam, RCT