Pada struktur sosial terdapat perilaku-perilaku sosial yang cenderung tetap dan teratur sehingga dapat dilihat sebagai pembatas terhadap perilaku-peilaku individu atau kelompok. Di dalam struktur sosial, individu atau kelompok akan cenderung menyesuaikan perilakunya dengan keteraturan kelompok atau masyarakatnya. Berikut ini penjelasan mengenai Fungsi dan Bentuk-Bentuk Struktur Sosial. Menurut pendapat M. Polak, struktur masyarakat memiliki fungsi antara lain sebagai berikut : 1. Sebagai Pengawas sosial : artinya Struktur masyarakat berfungsi sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan dilakukannya pelanggaran terhadap norma-norma, nilai-nilai, dan peraturan yang ada dalam kelompok atau masyarakat. 2. Struktur Sosial berfungsi Sebagai dasar dalam menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau masyarakat karena berasal dari kelompok atau masyarakat itu sendiri. Dalam proses ini, seorang individu atau kelompok akan mendapatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai sikap, kebiasaan, dan kepercayaan kelompok atau masyarakat.Di samping uraian mengenai fungsi dari struktur masyarakat berikut dijelaskan pula bentuk-bentuk dari struktur sosial menurut pendapat Peter M. Blau, bentuk struktur sosial ada dua, yaitu: a. Intersected social structure Sebuah struktur sosial dikatakan intersected jika keanggotaannya dalam kelompok-kelompok sosial yang ada bersifat menyilang (interseksi). Dengan kata lain, keanggotaan di dalam kelompok sosial itu mempunyai latar belakang, suku bangsa, ras, ataupun agama yang berbeda satu sama lain. b. Consolidated social structure Sebuah struktur sosial bisa dikatakan consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan di dalam sebuah kelompok sosial atau masyarakat. Dalam proses ini, kelompok sosial akan berkembang menjadi wadah dari individu-individu yang mempunyai latar belakang suku, ras, kebiasaan, dan kepercayaan yang sama. Menurut pendapat Nasikun, struktur sosial masyarakat di Indonesia bisa dilihat secara: a. Horizontal, yaitu struktur masyarakat yang ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, dan budaya. Hal ini yang disebut diferensiasi atau kemajemukan masyarakat Indonesia.b. Vertikal, yaitu struktur sosial masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan-lapisan sosial, seperti upper class, middle class, lower class. Hal ini yang disebut stratifikasi atau pelapisan masyarakat Indonesia.
struktur sosialsaya , devina dan juga rekan saya sonia, sebagai reporter dari sekolah dian harapan dalam penulisan koran ini. di sini kami dari kelas
Want to create a project like this? Create
Di dalam masyarakat bentuk-bentuk struktur sosial dapat dicermati dari beberapa sudut pandang yaitu sebagai berikut: Berdasarkan Identitas Keanggotaan Masyarakata) Struktur Sosial Homogen Struktur sosial homogen merupakan struktur sosial yang mempunyai latar belakang kesamaan identitas dari setiap anggota masyarakat, antara lain kesamaan agama, ras, maupun suku bangsa. b) Struktur Sosial Heterogen Struktur sosial heterogen merupakan struktur sosial yang ditandai oleh adanya keragaman identitas anggota masyarakat. Masyarakat dengan struktur sosial heterogen mempunyai latar belakang suku, agama, ataupun ras yang berbeda.
STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT Dalam sosiologi berbicara mengenai struktur social maka sesungguhnya kita berbicara mengenai sesuatu yang saling bergantung dan membentuk suatu pola tertentu yang terdiri atas pola perilaku individu , institusi maupun masyarakat secara luas. Struktur social adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diperbaiki melalui pola perilaku berulang-ulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat sebagai berikut struktur social melalui 4 elemen dasar yaitu : Status social merupakan kedudukan atau posisi social seseorang dalam kelompok masyarakat, meliputi keseluruhan posisi social yang terdapat dalam suatu kelompok besar masyarakat , dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Status social terdiri dari : ü Ascribed Status , status yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memandang bakat dan karakteristik umur orang tersebut. ü Achieved status, status yang didapat melalui usaha-usaha sendiri seperti bersekolah , mempelajari keterampilan, berteman , menciptakan sesuatu. ü Assigned Status , status yang di berikan karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat. Peran social merupakan komponen penting dalam struktur social. Peran memberikan sumbangan pada stabilitas masyarakat dengan cara memampukan tindakan-tindakan mereka sendiri. Kelompok merupakan sejumlah orang-orang yang memiliki norma-norma, nilai-nilai dan harapan yang sama , serta secara sadar dan teratur saling berinteraksi. Kelompok memainkan peran yang sangat penting dalama struktur social masyarakat karena sebagian besar interaksi social kita berlangsung dalam kelompok dan dipengaruhi norma-norma dan sanksi yang ada dalam kelompok. Institusi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan tertentu melalui institusi social, terlihat struktur dalam masyarakat institusi social seperti keluarga , agama , penyuluh merupakan aspek fundamental dari struktur social.
KONFLIK SOSIAL Penegrtian konflik yang paling sederhana adalah “salaing memukul”. Tetapi definisi yang sedrhana itu tentu belum memadai , karena konflik tidak saja tamapk sebagai pertentangan fisik semata. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua rang atau lebih yang erusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Jenis konflik cukup banyak, mulai dari perang terbuka , revoluis , pemogokan buruh , kerusuhan rasial , sampai dengan perkelahian antarinidvidu. Para sosiolog samapi sekarang masih menacari penyebab-penyebab konflik secar umum, pola-pola eskalasinya, cara penyelasaiannya dan berbagai konsekuensi yang ditimbulkan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi factor penyebab konflik social, sebab dalam menjalani hubungan social , seseorang tidak selalu berjalan dengan kelompoknya.
Tentu kamu masih ingat bahwa dalam menjalani hubungan sosialnya , seseoang akan dipengaruhi oleh pola-pola pemikiran kelompoknya. Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Ada yang diasuh dengan pola latihan kemandirian yang akn mendorong seseorang menjadi berani dalam mengambil tindakan, bertanggung jawab , kritis tetapi agak individualis. Ada pula yang diasuh dalam lingkungan kebudayaan yang menerapkan pola ketergantungan. Dalam hal ini , seseorang akan cenderung bersifat kurang mandiri , menghargai orang lain , bersahabat dan tidak inidividualis. Manusia memiliki perasaan , pendirian , maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Oleh karena itu dlam waktu yang bersamaan , masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berda-beda. Kadang-kadang orang dpaat melakukan hal yang sama , tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Sebagaimana telah diketahui bahwa perubahan nilai terjadi disetiap masyarakat. Artinya nilai-nilai social , baik nilai kebenaran , kesopanan , maupun nilai material dari suatu benda mengalami perubahan. Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berkangsung cepat atau bahkan mendadak, akan menyebabkan konflik social , misalnya pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik social sebab nilai-nilai lama pada masyrakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian cesara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyaraklat industry. Menurut De Moor, dalam suatu system social hanya dapat dikatakan terdapat konflik jika para penghuni system tersebut membiarkan dirinya dibimbing oleh tujuan-tujuan yang bertentangan dan terjadi secara besar-besaran. Mengenai pembagian konflik social dalam masyarakat , Dahrendorf membedakan konflik menjadi empat macam , yaitu sebagi berikut :
Situasi-situasi oemicu konflik. Konflik yang terjadi di antara individu dalam menjalankan interaksinya banyak dibahs dalam studi psikolog social. Saalh satunya dikemukakan oleh Ursula Lehr. Menurut ilmuwan ini , kemungkinan-kemungkinan situasi yang dapat menimbulkan konflik adalah sebagai berikut :
Trimakasih telah membaca sekilas tentang struktur social, semoga bermanfaat. Tunggu artikel berikutnya ya, |