Jelaskan beberapa kriteria dan prasyarat untuk mewujudkan keluarga ideal dengan contoh

Jelaskan beberapa kriteria dan prasyarat untuk mewujudkan keluarga ideal dengan contoh
Jelaskan beberapa kriteria dan prasyarat untuk mewujudkan keluarga ideal dengan contoh

Banyak orang yang mempertanyakan sebetulnya seperti apa, sih, rumah tangga ideal itu? “Ideal” adalah sebuah tolak ukur yang luas, subyektif, juga rancu. Maka bukan tidak mungkin kriteria rumah tangga ideal milik satu orang akan berbeda dengan anggapan orang lain. Bahkan masing-masing pihak suami istri juga mungkin memiliki bayangan yang berbeda mengenai hal ini.

Namun tunggu dulu. Meski tidak ada patokan khususnya, berbagai pakar hubungan asmara dari seluruh dunia percaya setidaknya ada 6 faktor penting yang wajib selalu ada dalam rumah tangga sepasang suami istri. Apa saja?

Rumah tangga ideal wajib punya…

Rumah tangga yang harmonis dan bahagia adalah dambaan setiap pasangan. Lantas, seperti apakah kriteria rumah tangga yang ideal? Jen Moff, seorang motivator sekaligus konsultan training perusahaan asal Amerika Serikat, mengatakan bahwa rumah tangga ideal seharusnya memiliki enam aspek ini:

1. Kepercayaan

Kepercayaan adalah pondasi utama yang membangun dan mengokohkan setiap hubungan asmara. Rasa saling percaya juga harus didasari prinsip “benefit of the doubt“, yang artinya mempercayai seseorang meski belum terbukti benar. Terutama dalam rumah tangga, prinsip ini penting untuk dipegang teguh oleh kedua belah pihak.

Ketika pasangan terjerat masalah, melakukan kesalahan, atau melakukan hal-hal yang buruk, Anda harus menjadi tameng baginya dan menjadi orang paling pertama yang menaruh kepercayaan pada dirinya bahwa ia adalah orang baik sampai ada bukti konkret yang mengatakan sebaliknya.

Tanpa rasa saling percaya, hubungan Anda berdua akan mudah goyah bahkan karam di tengah jalan karena Anda akan terus diselimuti oleh kecurigaan dan rasa waswas terhadap pasangan. Begitu pula sebaliknya.

Sedikit saja ada rasa ragu atau tidak percaya yang tumbuh dalam hati Anda terhadap sikap dan gerak-gerik pasangan, akan berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari. Rasa curiga dan waswas juga bisa menghalangi sikap positif lain yang dimiliki masing-masing, yang hanya akan muncul jika ada rasa percaya. Tentunya ini membuat semua kerja keras Anda demi mempertahankan rumah tangga jadi percuma.

Dengan rasa percaya, Anda dan pasangan akan selalu mampu untuk mengatasi rintangan yang datang silih berganti. Anda tahu persis meski hubungan yang dijalani tak selalu mulus tetapi pasangan akan tetap selalu berada di sisi Anda. Dengan begitu, akan selalu ada rasa aman tidak peduli sebesar apapun badai yang datang.

2. Kerja sama

Pernikahan adalah kerja sama. Ya, Anda dan pasangan adalah dua orang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama. Dengan begitu, semua hal yang berkaitan dengan tujuan tersebut sudah pasti harus dilakukan dengan bekerja sama. Kerja sama dalam pernikahan sangat menentukan kelanggengan pernikahan.

Anda dan pasangan harus belajar bagaimana caranya untuk membuat keputusan secara bersama-sama dengan tetap menguntungkan kedua belah pihak. Selain itu, kerja sama juga dapat diwujudkan dengan keinginan untuk selalu mengompromikan sesuatu yang mungkin terjadi saat Anda dan pasangan tidak sependapat. Jangan pernah lelah untuk terus bekerja sama, karena saat Anda lelah dan ingin berhenti tandanya Anda tak lagi berminat mempertahankan rumah tangga ini.

3. Dukungan

Dalam hubungan, dukungan sangatlah dibutuhkan. Anda tidak selalu berada di titik aman hidup. Ada kalanya mengalami masalah yang membuat Anda merasa seperti jatuh berada di bawah jurang. Di sinilah peran pasangan dibutuhkan.

Pasangan yang baik adalah pasangan yang selalu mendukung dan memberikan dorongan positif. Meski mungkin apa yang Anda rasakan buatnya tidak masuk akal dan hanya masalah sepele tetapi ia tetap menunjukkan empatinya dengan mendengarkan semua keluh kesah Anda tanpa menghakimi.

Tak hanya itu, dukungan juga bisa diberikannya lewat cara dia memahami pendapat Anda yang mungkin 180 derajat berbeda dari pandangannya. Memahami dan saling mendukung menjadi hal yang tidak pernah bisa dilepaskan dari sebuah hubungan sehat yang bisa membuat Anda menjadi semakin berkembang.

4. Kejujuran

Kejujuran adalah salah satu aspek terpenting dalam membangun hubungan yang sehat. Oleh karena itu, membiasakan untuk berbicara secara terbuka dan jujur menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi.

Terkadang memang sangat sulit untuk jujur saat Anda berpikiran bahwa kejujuran hanya akan menyakiti pasangan. Akan tetapi percayalah, tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan dengan mengetahui bahwa selama ini pasangan selalu menutupi kebenaran dan perasaannya.

Hubungan yang sehat adalah hubungan yang dapat memberikan Anda rasa aman baik secara fisik maupun emosional. Memberikan rasa aman secara fisik dalam artian pasangan tidak pernah berusaha untuk menyakiti tubuh Anda ketika sedang marah. Sementara rasa aman secara emosional berarti Anda tidak takut untuk mengeluarkan isi pikiran ketika sedang berdebat sekalipun, tidak berpura-pura menyetujui hal yang tidak disukai hanya karena takut pasangan marah, hingga tidak merasa perlu menyimpan rahasia darinya.

Namun, jika Anda tidak pernah merasa aman dalam hubungan maka akan sangat sulit mewujudkan aspek lainnya dalam hubungan sehat terutama menerapkan komunikasi yang jujur.

6. Tanggung jawab

Dalam hubungan, rasa tanggung jawab misalnya diwujudkan dalam sikap mengakui kesalahan yang diperbuat. Tak hanya itu, Anda juga perlu berusaha untuk memperbaiki dan mengembalikan keadaan seperti sedia kala sebagai bentuk tanggung jawab. Jangan sampai Anda hanya meminta maaf tanpa membuat perubahan sikap.

Ingat, tidak ada pernikahan yang sempurna. Yang ada hanya kedua pasangan yang selalu berusaha untuk saling menyempurnakan. Namun tidak ada salahnya jika Anda dan pasangan mencoba untuk menerapkan keenam aspek ini untuk mencapai impian rumah tangga ideal.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

1. Pengertian Keluarga Ideal

Keluarga yang ideal senantiasa berlandaskan pada keharmonisan rumah tangga. Menurut ajaran Islam, rumah tangga yang ideal adalah rumah tangga yang diliputi sakinah (ketentraman jiwa), mawaddah (rasa cinta), rahmah (kasih sayang).

 Keharmonisan adalah keadaan yang selaras, serasi, atau cocok. Keharmonisan adalah bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan terpenuhinya hak dan kewajiban dalam rumah tangga, terjalinnya hubungan kekeluargaan yang baik, ramah dan kasih sayang baik terhadap istri dan anak dan berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi dan aktualisasi diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial

2. Aspek-Aspek Keluarga Ideal

Keadilan dan pergaulan yang baik antara suami dan isteri adalah landasan utama untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera. Untuk itu harus memperhatikan beberapa aspek di bawah ini :

a.       Ilmu agama dan keimanan keluarga, tiang penyangga utama rumah tangga adalah agama dan moral. Rumah tangga hendaknya bersih dari segala bentuk kesyirikan dan tradisi jahiliyah, serta semarak dengan aktifitas ibadah seperti shalat, puasa, membaca al-Qur’an dan berdzikir sehingga rumah terlihat hidup dan sehat secara jasmani dan rohani.

b.      Mempunyai waktu bersama keluarga, pasangan pernikahan yang lebih sering menikmati kebersamaan dan berbagi perasaan yang positif akan lebih mampu serta terampil dalam mengelola konflik yang terjadi, sekaligus memantapkan kebersamaan visi tentang masa depan pernikahan mereka.

c.       Mempunyai komunikasi yang baik antara suami isteri atau anggota keluarga, komunikasi dan dialog yang intensif serta sehat antara suami istri memang menjadi salah satu kunci keharmonisan rumah tangga. Komunikasi dapat dijadikan sebagai seni untuk memengaruhi oranglain, termasuk seni untuk membahagiakan pasangan.

d.      Komitmen bersama yang meliputi saling percaya, menghargai, berbagi, menerima, memaafkan, bersikap terbuka, berfikir positif, intropeksi, sabar dan syukur.

e.       Mengatasi berbagai macam krisis yang mungkin terjadi dengan cara positif dan konstuktif, dengan demikian maka akan menimbulkan kualitas dan kuantitas konflik yang minim.

f.       Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga. Apabila dalam suatu keluarga tidak memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang.

 3. Ciri Ciri Keluarga Ideal

Sulitnya memberikan batasan yang umum, tentang keluarga yang ideal, maka satu-satunya cara untuk mengukur kebahagiaan keluarga adalah dengan menggunakan standar keidealan keluarga yang telah ditetapkan oleh beberapa pakar atau ahli.

Menurut para pakar mengenai permasalahan rumah tangga, maka keluarga bahagia adalah keluarga yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a.      adanya ketenangan jiwa yang dilandasi oleh ketakwaan kepada Allah SWT.

b.      hubungan yang harmonis antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam

c.      Terjamin kesehatan jasmani, rohani dan sosial.

d.      Cukup sandang, pangan, papan