Berapa lama patah tulang bisa sembuh

Patah tulang merupakan kejadian yang paling sering terjadi di kehidupan sehari-hari entah karena trauma lalu lintas ataupun adanya trauma olahraga. Hal ini menjadi salah satu alasan seseorang datang ke IGD untuk melakukan pengobatan. Banyak cara untuk menangani patah tulang. Secara garis besar terbagi atas dua secara konvensional dan operasi. Penanganan konvensional dapat dilakukan dengan pemakaian gips ataupun bidai pada bagian yang patah. Ada juga yang melakukan traksi tulang/kulit. Sedangkan penanganan dengan cara operasi, terdiri dari penggunaaan sekrup, kawat dan pen. Proses ini sangatlah invasif dan nantinya akan berpengaruh kepada penyembuhan tulang.

Penyembuhan tulang merupakan mekanisme tubuh untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi akibat trauma.. Penyembuhan tulang ini merupakan proses alamiah yang terjadi pada tubuh dan sejak jaman dahulu sebelum adanya teknologi kedokteran yang modern, penyembuhan terhadap fraktur terjadi secara alamiah.

Proses penyembuhan tulang terdiri dari beberapa tahap dimana pada masing-masing tahap akan mempersiapkan suatu lem bagi tulang yang akan merekatkan kedua tulang seperti semula. Banyaknya terbentuk lem dan lama terbentuknya lem ini dipicu oleh beberapa faktor salah satunya berdasarkan penanganan terhadap fraktur itu. Apabila dilakukan pemasangan gips dan traksi tanpa dilakukan operasi menggunakan alat maka jumlah lem untuk merekatkan kedua tulang sangat banyak sehingga kualitas tulang yang terbentuk menyerupai dengan yang asli.

Namun, waktu penyembuhan patah tulang diperkirakan bisa berlangsung sekitar 4 - 6 bulan untuk mulai dilakukan mobilisasi aktif bertahap dan penyembuhan total bisa dicapai hingga bertahun-tahun. Sedangkan untuk penggunaan alat seperti pen, sekrup dan kawat biasanya lem yang dihasilkan sedikit, tetapi kekuatan untuk menopang tubuh ataupun melakukan aktivitas dibantu dengan keberadaan alat tersebut. Penyembuhan yang terjadi kurang lebih sama waktunya dengan tanpa besi. Hanya saja untuk mobilisasi aktif bisa dilakukan setelah operasi karena tidak ada jangka waktu tertentu untuk seseorang melakukan mobilisasi karena kekuatan dari tulang ditopang dan dibantu oleh adanya alat tersebut. Sehingga pada pasien yang aktif bekerja disarankan untuk memakai alat agar mobilisasi berlangsung cepat.

Kejatuhan barang berat ke area kaki, terutama telapak dan jari kaki, dapat menimbulkan fraktur di bagian tulang tersebut.

Melakukan gerakan dengan menggunakan kaki dan tungkai secara terus menerus dan berlebihan dapat menyebabkan tulang kaki retak atau fraktur stres, seperti lari jarak jauh atau melompat.

Selain yang disebutkan di atas, Mayo Clinic menyebut, patah tungkai kaki pada anak juga dapat terjadi karena pelecehan, terutama bila hal tersebut terjadi sebelum anak bisa berjalan.

Faktor risiko patah tulang kaki

Beberapa faktor pun disebut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fraktur di kaki dan tungkai. Faktor-faktor risiko tersebut, yaitu:

  • Seorang atlet atau sering melakukan aktivitas olahraga intensitas berat, seperti bola basket, sepak bola, senam, tenis, lari, senam, hoki, dan sebagainya.
  • Penggunaan teknik atau peralatan olahraga yang tidak tepat, seperti menggunakan sepatu dengan tidak benar atau tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga.
  • Bekerja di lingkungan yang berisiko mengalami jatuh dari ketinggian atau kejatuhan benda berat, seperti lokasi konstruksi.
  • Kondisi tertentu yang melemahkan tulang, seperti osteoporosis.
  • Riwayat rheumatoid arthritis atau diabetes.
  • Kebiasaan merokok.

Cara mendiagnosis patah tulang kaki dan tungkai

Untuk mendiagnosis fraktur yang terjadi di kaki atau tungkai, dokter akan menanyakan bagaimana cedera terjadi dan gejala apa saja yang Anda rasakan. Dokter pun mungkin akan menanyakan riwayat kesehatan Anda secara keseluruhan, termasuk kondisi medis yang Anda miliki, seperti diabetes dan sebagainya. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengecek tanda-tanda patah tulang yang mungkin terlihat.

Bila dicurigai mengalami fraktur, dokter mungkin akan meminta Anda melakukan tes pencitraan, seperti rontgen sinar-X, atau CT scan dan MRI untuk mengetahui kondisi tulang dan struktur internal tubuh Anda lebih detail. Bone scan (pemindai tulang) atau tes lainnya juga mungkin akan dilakukan, untuk membantu dokter mendiagnosis patah tulang yang tidak terlihat pada sinar-X atau memiliki kondisi medis tertentu.

Obat dan pengobatan patah tulang kaki dan tungkai

Obat dan pengobatan patah tulang pada kaki atau tungkai bisa beragam. Hal ini tergantung pada lokasi tulang secara spesifik yang mengalami patah, penyebab cedera terjadi, jenis fraktur, tingkat keparahan, usia serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Namun, secara umum, pengobatan untuk fraktur di bagian kaki atau tungkai adalah:

Mengurangi pergerakan dan menahan posisi tulang yang patah di tempat yang tepat adalah hal yang penting dalam proses penyembuhan fraktur, termasuk di bagian kaki dan tungkai. Salah satu cara untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memasang gips atau belat di area kaki atau tungkai yang mengalami fraktur.

Namun, sebelum memasang alat tersebut, dokter akan terlebih dahulu memastikan tulang Anda berada di posisi yang tepat dan normal. Bila bergeser, dokter akan mensejajarkan posisi tulang Anda terlebih dahulu agar sembuh dan kembali menyatu pada posisi yang benar. Umumnya, prosedur ini membutuhkan obat bius total atau lokal.

Selain gips atau belat, pada fraktur pergelangan, telapak, dan jari kaki, dokter mungkin saja hanya memasang alat penyangga lain yang bisa dilepas, seperti brace, boot, atau sepatu dengan sol yang kaku. Konsultasikan mengenai alat penyangga yang tepat sesuai kondisi Anda.

Anda pun mungkin perlu mengonsumsi obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan akibat patah tulang di paha, tungkai bawah, serta pergelangan, telapak, dan jari kaki. Obat yang umumnya diberikan dokter, yaitu pereda nyeri, seperti acetaminophen, ibuprofen, atau obat lain yang lebih kuat.

Pada kondisi fraktur yang parah, Anda mungkin perlu menjalani operasi untuk mensejajarkan dan membantu proses penyembuhan. Saat operasi, pen patah tulang, baik secara internal maupun eksternal, akan dipasangkan untuk menahan tulang yang patah berada di posisi yang tepat selama masa penyembuhan.

Umumnya, prosedur ini akan dijalankan bila Anda memiliki kondisi tertentu, seperti:

  • Fraktur lebih dari satu tulang.
  • Tulang yang patah bergeser cukup jauh.
  • Fraktur telah memengaruhi sendi.
  • Timbul kerusakan ligamen di sekitarnya.
  • Fraktur telah meluas ke sendi.
  • Kecelakaan yang parah hingga menyebabkan fraktur terbuka.
  • Tidak sembuh dengan hanya menggunakan gips atau alat penyangga lainnya.

Selain itu, operasi juga merupakan pengobatan yang paling umum dilakukan untuk membantu proses penyembuhan fraktur femur atau patah tulang paha, baik di kanan maupun kiri. Penyembuhan patah tulang paha tanpa operasi sangat jarang dilakukan, kecuali untuk anak-anak yang mungkin cukup dirawat dengan gips.

Struktur tulang pada sistem gerak manusia berfungsi untuk menopang dan membuat badan tetap tegap sehingga mampu melakukan berbagai aktivitas. Ketika tulang patah, tentu hal ini akan mengganggu aktivitas Anda. Selain tidak bisa menggerakkan anggota tubuh, Anda pun mungkin akan merasakan gejala patah tulang lain yang membuat Anda tidak nyaman.

Pada dasarnya, tulang dapat sembuh dengan sendirinya ketika mengalami fraktur. Saat tulang patah, tubuh akan bereaksi dengan berbagai cara untuk mengatasi hal ini, termasuk menyambung kembali patahan dan sembuh seperti sedia kala. Meski demikian, tulang yang patah harus berada di posisi yang tepat dan terlindungi agar terjadi proses penyembuhan yang baik.

Pada kondisi ini, pengobatan patah tulang dari dokter umumnya diperlukan untuk membantu proses penyembuhan tersebut. Oleh karena itu, sebelum mengetahui jenis-jenis penanganan patah tulang dari dokter, ada baiknya Anda mengetahui tahapan atau proses yang terjadi di tubuh mulai dari tulang patah hingga memasuki masa penyembuhan. Berikut adalah prosesnya:

1. Perdarahan dan peradangan

Saat tulang patah atau retak, perdarahan akan langsung terjadi yang menyebabkan peradangan dan pembekuan darah di lokasi patah tulang. Darah yang membeku tersebut berfungsi untuk menjaga bagian-bagian tulang yang patah agar tidak ke mana-mana dan melindungi dari masuknya zat asing, termasuk kuman, ke dalam tulang yang patah tersebut.

Tahap ini terjadi hanya beberapa jam setelah tulang patah atau retak dan bisa berlangsung selama beberapa hari. Namun, kondisi ini juga menyebabkan reaksi peradangan di area tubuh yang mengalami fraktur, seperti pembengkakan.

2. Pembentukan jaringan lunak

Darah yang membeku ini kemudian akan diganti dengan jaringan fibrosa dan tulang rawan yang disebut dengan soft callus atau kalus lunak. Kalus lunak ini merupakan jaringan yang sebagian besar terbuat dari kolagen dan dibuat oleh kelompok sel khusus yang disebut kondroblas.

Ini merupakan tahap awal dalam produksi tulang untuk menyambung kembali tulang yang patah. Pada tahap inilah pengobatan patah tulang, seperti pemasangan gips, akan diberikan. Adapun tahap ini bisa berlangsung selama 4 hari hingga 3 minggu, tergantung kondisi masing-masing pasien.

3. Tulang menjadi padat kembali

Setelah kalus lunak terbentuk, akan muncul sel yang disebut dengan osteoblas yang berperan dalam membentuk tulang. Sel ini akan menambahkan mineral ke dalam jaringan tulang yang baru dan mengisi rongga-rongga yang masih kosong. Pada tahap ini, tulang akan semakin padat dan kuat.

Setelah osteoblas memadatkan jaringan tulang yang baru, kalus lunak akan diganti dengan tulang keras (atau disebut hard callus/kalus keras). Tahap ini biasanya dimulai 2 minggu setelah patah terjadi dan bisa berakhir pada minggu ke-6 atau ke-12.

4. Pembentukan kembali tulang

Setelah terbentuk dan menjadi semakin padat, tulang baru biasanya berbentuk lebih besar karena adanya jaringan yang berlebih dari sel osteoblas. Oleh karena itu, tubuh akan menghasilkan sel osteoklas, yang berfungsi untuk memecah jaringan tulang yang berlebih tersebut dan membentuk tulang kembali ke bentuk aslinya.

Proses renovasi tulang ini bisa berlangsung sangat lama, hingga bertahun-tahun. Aktivitas sehari-hari, seperti berjalan atau berdiri, membantu mendorong pembentukan kembali tulang tersebut. Selain itu, Anda pun perlu tetap menjaga kesehatan tulang dengan mengonsumsi makanan yang baik untuk penderita patah tulang. Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Proses penyembuhan patah tulang pada anak

Proses penyembuhan patah tulang seperti yang telah dijelaskan di atas terjadi pada setiap pasien fraktur, baik orang dewasa maupun anak. Namun, berbeda dengan orang dewasa, patah tulang pada anak lebih cepat sembuh.

Proses pembentukan tulang baru pada anak umumnya hanya mencapai beberapa minggu setelah cedera terjadi, sedangkan orang dewasa bisa berlangsung dalam beberapa bulan.Hal ini bisa terjadi karena anak-anak masih berada dalam masa pertumbuhan. Pada periode ini, tulang anak masih diselubungi lapisan tebal jaringan ikat yang disebut periosteum.

Jaringan ini mengelilingi tulang dan menyediakan suplai darah ke tulang. Jika tulang mengalami fraktur, tubuh menggunakan suplai darah ini untuk menggantikan sel yang rusak dan menyembuhkan tulang.

Saat anak bertumbuh dewasa, periosteum cenderung menipis. Inilah sebabnya patah tulang pada orang dewasa membutuhkan waktu pemulihan lebih lama. Sebaliknya, semakin muda usia anak pada saat mengalami patah tulang, maka lebih cepat ia sembuh.

Obat dan pengobatan yang membantu proses penyembuhan patah tulang

Pengobatan dari dokter umumnya dilakukan untuk membantu dan mempercepat proses penyembuhan, mengontrol rasa sakit, mencegah komplikasi, serta memulihkan fungsi gerak tubuh yang terpengaruh menjadi sedia kala. Adapun jenis pengobatan yang diberikan bisa berbeda pada setiap orang.