Hal hal yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan adalah kecuali

Hal hal yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan adalah kecuali

Hal hal yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan adalah kecuali
Lihat Foto

shutterstock.com

Koin VOC

KOMPAS.com - Perdagangan menjadi salah satu faktor terbentuknya interaksi atau kerja sama antarbangsa di dunia. Bahkan perdagangan internasional sudah terjadi selama ratusan tahun lalu. 

Indonesia menjadi salah satu wilayah strategis yang diinginkan oleh negara-negara besar. Kebanyakan dari mereka karena tidak memiliki sumber daya alam atau sumber rempah-rempah yang melimpah. 

VOC menjadi salah satu kongsi bentukan Belanda untuk menguasai rempah-rempah di Nusantara. 

Selama menguasai Nusantara, banyak kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh VOC. Dilansir dari buku Diktat Perekonomian Indonesia (2020), karya Reni Ria Armayani Hasibuan, berikut kebijakan VOC di bidang ekonomi: 

Baca juga: Perlawanan Banten terhadap VOC

Monopoli perdagangan rempah-rempah

VOC datang ke Nusantara untuk mengeruk kekayaan rempah-rempah serta melakukan monopoli perdagangan. VOC paling gencar melakukan monopoli perdagangan di Maluku.

Agar rencananya ini berhasil, VOC telah menentukan sejumlah peraturan yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh rakyat Maluku, yakni:

  • Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah kepada pihak lain selain VOC.
  • Jumlah tanaman rempah-rempah beserta lokasi lahannya juga harus ditentukan oleh VOC.

Dalam jurnal berjudul Masa Kolonial Belanda (1800-1825) karya Kardiyat Wiharyanto, dituliskan jika VOC juga melakukan monopoli beras dan garam di beberapa daerah.

Hak ekstirpasi

Hak ekstirpasi merupakan hak yang dimiliki VOC untuk menebang atau memusnahkan tanaman rempah-rempah saat hasil produksinya melebihi ketentuan.

Tujuan utama dari penerapan hak ekstirpasi ini adalah untuk mencegah harga rempah-rempah merosot di pasaran. Kebijakan ini sangat merugikan rakyat karena tidak ada pemberlakukan sistem ganti rugi dan hanya menguntungkan VOC.

Baca juga: Kebijakan-Kebijakan VOC di Bidang Politik

Verplichte Leverantie 

Verplichte Leverantie atau penyerahan paksa merupakan kebijakan ekonomi VOC yang mengharuskan rakyat untuk menyerahkan hasil buminya kepada VOC. Contoh hasil bumi yang harus diserahkan kepada VOC ialah lada, kayu, kapas, beras, nila serta gula.

Dalam kebijakan ini, VOC telah menetapkan harga tertentu untuk hasil bumi rakyat. Selain itu, kebijakan ekonomi ini juga tidak memperbolehkan rakyat untuk menjual hasil buminya ke pihak lain, selain kepada VOC.

Contingenten merupakan kewajiban rakyat untuk membayar pajak sesuai dengan harga yang ditentukan VOC. Pembayaran pajak ini menggunakan hasil bumi. Pembayaran ini juga dilakukan tanpa sistem ganti rugi.

Tujuan utama dari penerapan contingenten atau pajak sewa tanah adalah untuk menambah kas keuangan VOC. Kebijakan ini menambah penderitaan rakyat karena hasil bumi yang diserahkan harus disesuaikan dengan yang ditentukan VOC.

Baca juga: Perlawanan Etnis Tionghoa terhadap VOC

Lihat Foto kebudayaan.kemdikbud.go.id Ilustrasi aktivitas petani masa VOC

Hak Octroi 

VOC membuat dan menerapkan hak octroi atau hak istimewa. Tidak hanya memberatkan rakyat dengan membuat kebijakan ekonomi yang merugikan, VOC juga membuat hak octroi. Berikut merupakan isi dari hak octroi milik VOC:

  • Melakukan monopoli perdagangan di sekitar wilayah Tanjung Harapan hingga Selat Magelhaens, termasuk wilayah Kepulauan Nusantara.
  • Membentuk angkatan perangnya sendiri
  • Melakukan peperangan
  • Mengadakan perjanjian dengan raja-raja di Nusantara
  • Memiliki hak untuk memilih serta mengangkat pegawainya sendiri
  • Memiliki hak untuk memerintah di negara jajahan.

Peraturan tentang ketentuan areal tanam dan jenis rempah

VOC memiliki hak untuk menentukan areal lahan yang bisa digunakan untuk menanam rempah-rempah. Selain itu, VOC juga berhak untuk menentukan tanaman rempah apa saja yang boleh ditanam.

Kebijakan ini turut diikuti dengan kebijakan penyerahan hasil bumi dan rempah-rempah kepada VOC sesuai dengan jumlah ketentuan.

Baca juga: Perlawanan Riau terhadap VOC

Pelayaran Hongi

Pelayaran Hongi merupakan kebijakan ekonomi VOC untuk mengawasi tindakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku serta menghukum pelanggarnya.

Selain itu, pelayaran hongi juga bertujuan untuk mencegah penyelundupan hasil bumi ke pihak lain selain VOC. Pelayaran ini dilakukan dengan menggunakan perahu kora-kora atau perahu perang saat itu.

Alasan utama VOC menerapkan pelayaran hongi karena keterbatasan akses masuk ke Malaka yang mana merupakan daerah penghasil rempah-rempah.

Preangerstelsel 

Preangerstelsel merupakan kebijakan ekonomi milik VOC yang memaksa dan mewajibkan rakyat untuk menanam kopi dan memberikan hasilnya ke VOC.

Kebijakan ini dilakukan sekitar tahun 1720 di wilayah Parahyangan. Preangerstelsel juga dikenal sebagai sistem tanam paksa kopi. Kebijakan ekonomi ini terus berjalan hingga 1916.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Hal hal yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan adalah kecuali

Hal hal yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan adalah kecuali
Lihat Foto

Amsterdam Monumenten - Oost-Indisch Huis (1606)

Kantor pusat VOC di Amsterdam. Dibangun pada 1606 dan dihancurkan pada 1891. Sekarang menjadi lokasi Bushuis.

KOMPAS.com - Verenigde Oostindische Compagenie (VOC) atau kongsi dagang merupakan gabungan perusahaan-perusahaan dagang Belanda untuk perdagangan di Hindia Timur.

Kongsi dagang tersebut didirikan di Amsterdam, Belanda pada 1602. Di mana memiliki tujuan untuk memonopoli perdagangan saat itu.

Karena pada saat itu terjadi perebutan hegemoni perdagangan khususnya rempah-rempah dari timur, salah satunya Indonesia dengan beberapa negara, yakni Portugis, Spanyol, Inggris hingga Prancis.

Hingga akhirnya VOC mampu menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Bahkan mampu menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.

Apa yang melatarbelakangi VOC akhirnya dapat memonopoli perdagangan dan menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.

Baca juga: Sejarah Berdirinya VOC

Menaklukan Portugis

Tidak lama sesudah terbentuk, VOC berhasil menyingkirkan orang Portugis, yang satu abad sebelumnya telah membangun imperium perdagangan di Asia.

Dalam buku Nusantara: Sejarah Indonesia (2008) karya Bernard Hubertus Maria Vlekke, VOC dibentuk dan diserahi monopoli atas segala di Asia dan Parlemen Belanda (State Generaal).

Piagam VOC memberikan kekuasaan penuh kepada korporasi untuk bertindak mewakili Parlemen Belanda dengan memanfaatkan semua hak kedaulatan.

Berkuasanya VOC atas perdagangan di Indonesia tidak lepas mampu menaklukan dan mengusir Portugis.

Sebanyak 13 kapal yang berangkat dari Belanda dan dilengkapi persenjataan yang kuat menyerang Portugis di semua benteng pertahanan mereka di Mozambik, Goa, dan Malaka serta Ambon.

Serangan itu berhasil dan membuat Portugis takluk. Portugis terusir dari Johor. Di Ambon, Portugis menyerah tanpa penyerangan. Benteng Portugis di Tidore jatuh.

Baca juga: Sejarah Singkat Lahirnya VOC

Penaklukan benteng di Ambon memberi VOC hak milik teritorial pertama di Kepulauan Indonesia.

Penaklukan Kepulauan Banda pada tahun 1622 membuat VOC memperoleh monopoli pala dan kembang pala.

Upaya memonopoli cengkih membutuhkan jangka waktu yang lebih lama.

VOC menghancurkan pohon-pohon cengkih di sejumlah pulau di Kepulauan Maluku, VOC berhasil memusatkan pembudidayaan rempah ini di Ambon.

Setelah berniaga selama 20 tahun di Hindia, para direktur kompeni menganggap keadaannya masih sangat tidak memuaskan.

Selama delapan tahun pertama, kompeni tidak membayar dividen apapun kepada pemegang saham.

Baca juga: Rempah-Rempah, Alasan Bangsa Eropa Datang ke Indonesia

Kemudian para direktur menulis surat kepada Gubernur Jenderal di Indonesia dengan perintah agar monopoli perdagangan rempah dijaga dengan segala cara.

Kalau perlu dengan kekerasan, dan kuantitas yang diproduksi harus dikurangi untuk menaikan harga di eropa.

Berlimpahnya modal

Hal hal yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan adalah kecuali

Hal hal yang dilakukan VOC untuk memonopoli perdagangan adalah kecuali
Lihat Foto

Rijksmuseum Amsterdam/Atlas of Mutual Heritage

Peta Kota Batavia yang diterbitkan oleh Homannischen Erben pada 1733 ini menampilkan Kota Batavia dengan tembok kota dan pertahanan bentengnya, juga ilustrasi tentang warganya.

Pada 1800, VOC tetap merupakan yang terbesar di antara perusahaan-perusahaan dagang yang beroperasi di Asia.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), VOC bertumbuh pesat berkat beberapa faktor, seperti berlimpahnya modal.

Di Indonesia memungkinkan VOC maju jauh dibandingkan dengan lawannya.

Dengan modal yang berlimbah mampu membiayai operasi-operasi militer yang perlu untuk meraih kedudukan sebagai pemegang monopoli sedunia dalam hal perdagangan rempah- rempah.

Penaklukan Makassar pada 1667 yang merupakan pelabuhan terakhir tempat para saudagar dari Eropa dan Asia dalam memasok rempah-rempah bukan dengan perantaraan VOC atau penyelundupan menjadi tertutup.

Baca juga: Kerajaan Ternate dan Tidore, Pusat Penghasil Rempah-Rempah 

Kemudian monopoli dalam perdagangan kayu manis diperoleh dengan cara mengusir orang Portugis dari Sri Lanka.

Dikutip situs Provinsi DKI Jakarta, sebagai serikat dagang, VOC diberi hak-hak dan kekuasaan yang istimewa oleh Pemerintah Belanda.

Hak-hak tersebut adalah:

  • Mendapat hak monopoli perdagangan di daerah antara Tanjung Harapan (ujung selatan benua Afrika) dan Selat Magelhaen (ujung selatan benua Amerika).
  • Boleh mengadakan perjanjian-perjanjian dengan raja-raja atau kepala-kepala pemerintahan negeri.
  • Boleh mempunyai serta memelihara Angkatan Perang sendiri.
  • Boleh mengumumkan perang dan mengadakan perjanjian-perjanjian perdamaian.
  • Boleh mengangkat pegawai-pegawai yang dibutuhkan.
  • Boleh membuat mata uang sendiri.

Baca juga: Rempah-rempah Khas di Indonesia

VOC terus mengembangkan kongsi dagangnya. Sejak 1619, VOC mendirikan tiga buah pangkalan di Indonesia, yakni di Jayakarta (Jakarta), Ambon, dan Banda.

Pada 1641, VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. Dengan direbutnya Malaka, kedudukan VOC semakin kuat.

Karena Malaka dapat dijadikan pangkalan angkatan lautnya.

Dari Malaka, VOC bisa melakukan pengawasan terhadap jalannya perdagangan di Selat Malaka. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.