Dimana tempat terjadinya spermatogenesis

KOMPAS.com - Alat reproduksi pria merupakan suatu sistem yang lengkap untuk keberlangsungan pembentukan proses sperma.

Alat reproduksi pria

Secara umum, alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam.

1. Alat kelamin bagian luar

Alat kelamin pria bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Penis adalah organ yang berfungsi untuk koitus atau persetubuhan. Di dalam penis terdapat saluran untuk mengeluarkan urine dan semen.

Saat ejakulasi, otot yang terdapat pada tempat keluarnya urine akan menutup agar semen tidak tercampur bersama semen.

Sedangkan skrotum merupakan kulit luar pembungkus testis. Skrotum berfungsi menjaga suhu testis saat pembentukan sperma. Skrotum akan mengendur jika panas, dan mengerut jika dingin.

Baca juga: Organ Reproduksi Wanita dan Fungsinya

2. Alat kelamin bagian dalam

Terdapat organ-organ yang kompleks di dalam alat kelamin pria. Berikut organ yang termasuk alat kelamin bagian dalam.

  • Testis: tempat produksi sperma
  • Tubulus seminiferus: saluran di dalam testis tempat pembentukan sperma
  • Sel induk spermatozoa (spermatogen) dan sel sertoli: sel-sel penyusun tubulus seminiferus
  • Sel interstisiil: sel di tubulus seminiferus yang berfungsi memproduksi hormon testosteron dan hormon kelamin pria lainnya
  • Vasa efferensia: gumpalan tubulus seminiferus
  • Epididimis: kumpulan casa efferensia yang dibentangkan bisa mencapai 6 meter. fungsi dari epididimis pada alat reproduksi pria adalah tempat penyimpanan sperma selama 18 jam
  • Vesikula seminalis dan vas deferens: Saluran dari epididimis menuju kelenjar prostat
  • Duktus ejakularis: saluran yang menghubungkan kelenjar prostat dengan uretra dan memproduksi semen
  • Uretra: saluran di dalam penis untuk keluarnya urine dan sperma.

Jadi, saluran reproduksi pria secara berurutan adalah tubulus seminiferus, vase efferensia, epididimis, vesikula seminalis dan vas deferens, duktus ejakularis, uretra, dan keluar dari ujung penis.

Proses pembentukan sperma di dalam testis disebut dengan spermatogenesis. Proses spermatogenesis dilakukan dalam beberapa tahap sehingga menghasilkan spermatozoa sebanyak empat spermatozoa.

Awalnya, sel spermatogonia akan membelah secara mitosis dan menghasilkan spermatosit primer. Sel spermatosit primer ini akan membelah dua kali secara meiosis dan menghasilkan spermatozoa haploid. Sel ini akan mengalami fase pematangan menjadi sel sperma.

Sel sperma laki-laki dibuat setiap saat oleh testis. pembuatan sel sperma dipengaruhi oleh hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH). Produksi sperma bersamaan dengan produksi hormon testosteron yang mengendalikan produksi FSH dan LH.

Namun, penelitian yang dilakukan pada manusia belum menunjukkan bukti yang kuat mengenai dampak paparan zat kimia pada proses reproduksi pria.

2. Faktor genetik

Kelainan genetik menyumbang 15 – 30% kasus ketidaksuburan (infertilitas) pria.

Ketidaksuburan pria memang tidak diturunkan secara genetik. Namun, ada sejumlah kondisi genetik yang bisa menjadi penyebab kemandulan.

Kondisi ini seperti gangguan kromosom yang bisa memengaruhi spermatogenesis seperti sindrom klinefelter, infertilitas kromosom Y, dan masalah genetik lainnya.

3. Obesitas

Obesitas bisa mengakibatkan hiperestrogenisme yakni kelebihan hormon estrogen. Kondisi ini bisa memengaruhi proses produksi sperma.

Hormon estrogen yang meningkat menyebabkan penurunan kadar hormon testosteron. Kadar testosteron yang rendah bisa menghambat spermatogenesis.

4. Diabetes

Diabetes mellitus menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh, termasuk testis. Kerusakan testis akan memengaruhi proses spermatogenesis, terutama pembentukan sperma yang sehat.

Gangguan yang berkaitan spermatogenesis

Penelitian sebelumnya juga menyebutkan sejumlah gangguan yang berkaitan dengan spermatogenesis, di antaranya sebagai berikut.

1. Sindrom klinefelter

Sindrom Klinefelter merupakan salah satu gangguan kromosom langka yang dapat terjadi saat masa kehamilan.

Kondisi ini menyebabkan testis menjadi berukuran lebih kecil. Produksi testosteron pun menjadi lebih rendah. Beberapa orang bahkan tidak menghasilkan sperma sama sekali.

2. Infertilitas kromosom Y

Infertilitas kromosom Y menyebabkan pria menghasilkan sel sperma yang lebih sedikit, sel sperma yang berbentuk tidak normal, atau tidak memproduksi sel sperma yang matang.

Kelainan spermatogenesis ini dapat mengakibatkan ketidaksuburan pada pria. Pria yang menderita kondisi ini kesulitan atau tidak bisa memiliki anak.

Cara meningkatkan kualitas sperma

meningkatkan kualitas sperma, manfaat vitamin D

Gaya hidup sehat dapat melancarkan proses pembentukan sperma dan menentukan produksi sperma yang sehat.

Jika Anda dan pasangan berencana untuk memiliki momongan, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut untuk meningkatkan kualitas sperma.

  • Berhentilah merokok.Kebiasaan merokok bisa menurunkan jumlah sperma dan meningkatkan risiko cacat morfologis spermatozoa.
  • Perbanyak konsumsi makanan penyubur sperma, yakni sumber vitamin E, vitamin C, vitamin A, folat, dan seng.
  • Jaga berat badan tetap ideal dengan olahraga rutin untuk menghindari obesitas yang bisa menghambat proses pembentukan sperma.
  • Jaga kebersihan penis. Selalu bersihkan penis Anda sebelum dan sesudah berhubungan intim.

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma di dalam testis.

Faktor genetik, masalah kesehatan seperti obesitas, dan gaya hidup bisa memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma yang dihasilkan dari proses tersebut.

Menerapkan pola makan sehat, aktif bergerak, dan menjauhi kebiasaan merokok membantu menjaga sistem reproduksi dan kesehatan pria secara keseluruhan.

Dimana tempat terjadinya spermatogenesis dan oogenesis pada manusia?

Spermatogenesis terjadi didalam testis manusia atau hewan jantan, tepatnya pada dinding tubulus seminiferus dan diferensiasi spermatid terjadi pada lumen tubulus seminiferous. Sedangkan oogenesis terjadi dilapisan terluar dari ovarium pada alat reproduksi betina hingga sel telur matang dan bergerakke tuba falopi.

Dimana tempat pematangan sperma?

Epididimis merupakan organ yang berperan penting dalam sistem reproduksi pria dan berfungsi sebagai tempat transportasi, pematangan, dan penyimpanan spermatozoa.

Setelah terbentuk sperma akan mengalami pematangan di manakah tempat pematangan sperma?

JAWAB: Sel spermatozoa diproduksi di dalam testis dan mengalami proses pematangan di dalam saluran epididimis. Setelah menjadi sel spermatozoa yang matang, barulah sel spermatozoa mampu membuahi sel telur.