Dari sederhana ke kompleks disebut

Perbedaan utama antara jaringan sederhana dan kompleks adalah, jaringan sederhana terdiri dari sel-sel dari jenis atau jenis yang sama dan jaringan kompleks terdiri dari berbagai jenis. Oleh karena itu, jaringan sederhana homogen dan jaringan kompleks heterogen.

Pengertian Jaringan Sederhana

Jaringan sederhana adalah jaringan yang terdiri dari jenis sel yang sama dan sebagian besar menutupi permukaan keduanya, organ internal tubuh dan organ eksternal tubuh. Jaringan sederhana dikemas rapat bersama. Jaringan sederhana disebut epitel pada hewan dan epidermis pada tumbuhan. Contoh jaringan sederhana adalah jaringan otot.

Pengertian Jaringan Kompleks

Jaringan kompleks terdiri dari berbagai jenis sel. Tujuan utama jaringan kompleks adalah untuk benar-benar mengikat organ bersama dan mendukungnya. Jaringan-jaringan ini tersebar di mana-mana di dalam tubuh. Mereka juga dikenal sebagai jaringan ikat pada hewan dan jaringan vaskuler pada tanaman. Contoh jaringan kompleks adalah jaringan darah.

Perbedaan utama jaringan sederhana dan kompleks

  1. Jaringan sederhana terdiri dari satu jenis sel yang sama sedangkan jaringan kompleks memiliki jenis sel yang berbeda.
  2. Jaringan sederhana terdiri dari parenkim, kolenkim dan kclernkim. Sedangkan jaringan kompleks terdiri dari xilem dan floem.
  3. Jaringan sederhana terjadi di semua bagian tanaman dan jaringan kompleks hanya terjadi di wilayah vaskuler.
  4. Jaringan sederhana memiliki distribusi luas dan jaringan kompleks memiliki distribusi terbatas.
  5. Jaringan kompleks melakukan fungsi konduksi atau transportasi. Jaringan sederhana melakukan berbagai fungsi.
  6. Fungsi jaringan sederhana adalah penyimpanan makanan, sedangkan fungsi jaringan kompleks adalah perlindungan.
  7. Jaringan kompleks mencegah kehilangan air dan mereka bahkan membantu pertukaran gas.

'Ngalor-'ngidul, 'ngetan-ngulon ... 

'Nulis ..., erek erek erek ...

Tapi sebelum menjentrehkan hasil pikiran menjadi tulisan, sempat mampir dulu ke websitenya kamus bahasa Indonesia. Takut apa yang dituliskan tidak cocok dengan apa yang diterakan disana. Karena ada beberapa kata sering salah dipahami, dan tentunya menjadi rawan untuk "disalahgunakan" (dalam artian memakainya secara tidak tepat). 

Contoh, kata "analisis" dan bukannya "analisa" sebagaimana  umum mungkin terbiasa menggunakannya. Terkait itu mungkin kata "analisa" bisa dipakai secara spesifik untuk merujuk hasil dari suatu analisis. Walau mungkin ada beberapa yang mungkin lebih suka menggunakan kata "data" atau "info", namun tentunya diketahui bahwa "data" atau "info" tidak selalu berasal dari upaya menganaliis sesuatu. Bisa saja dari sekedar mendengar gosip, atau 'nyontek. :)

"Sederhana" dan "kompleks" ... sebagai sebuah kata terlihat sangat sederhana dan tidak kompleks. Kalau tidak percaya bisa dibaca di kamus. :) Namun ketika itu diupayakan untuk diwujudkan dalam kehidupan secara praktikal, dalam beberapa kasus hilanglah kesederhanaannya. 

Dimana hilangnya kesederhanaan itu bukan karena peristiwa gaib, dan juga bukan karena ada yang menyembunyikan, namun hilang karena "ia" mengalami perubahan. Seperti segelas air yang bening, dan kemudian ditetesi oleh suatu zat pewarna ... hingga berubah warnanya. Airnya tidak hilang, cuma ia tidak lagi bening.  

Pada kehidupan keseharian,  kedua kata ini tidak bisa muncul terlihat bila tidak "melekati" sesuatu, karena fungsinya juga sebagai kata sifat/keterangan mengenai sesuatu yang dimaksud. 

Dimana kompleksitas terjadi, sebagaimana diibaratkan mengenai perubahan warna dari air itu, bukan timbul/berasal dari kedua kata itu sendiri. Melainkan dari apa yang dilekati olehnya, dimana itu akan membawa pengaruh pula terhadap konteks secara keseluruhan dari sebuah "kalimat" (kehidupan). 

Artikel ini diletakkan pada sub humaniora, jadi bisa ditebak kira-kira ini nanti akan "menyenggol" siapa. :) Tidak lain dan tidak bukan, tentunya adalah manusia. Bicara mengenai manusia sebagai mahluk yang berpikir, kasus diatas kita bawa dalam hal ... pemikiran/pola pikir. Disini pula kita bicara mengenai "manusia" sebagai pribadi dan "manusia" sebagai kumpulan dari mahluk hidup yang meyebut dirinya seperti itu.

Langsung pada titik yang dituju ...

"Sederhana"-nya  ... pemikiran sesosok individu yang berpikir mengenai  pribadinya saja, akan berbeda dengan "sederhana" bagi sesosok individu yang memikirkan  banyak pribadi lainnya. Pada kasus yang pertama, itu ... sederhana ... karena yang menjadi faktor dalam pikiran cuma pribadinya semata. 


Lihat Humaniora Selengkapnya

Page 2

'Ngalor-'ngidul, 'ngetan-ngulon ... 

'Nulis ..., erek erek erek ...

Tapi sebelum menjentrehkan hasil pikiran menjadi tulisan, sempat mampir dulu ke websitenya kamus bahasa Indonesia. Takut apa yang dituliskan tidak cocok dengan apa yang diterakan disana. Karena ada beberapa kata sering salah dipahami, dan tentunya menjadi rawan untuk "disalahgunakan" (dalam artian memakainya secara tidak tepat). 

Contoh, kata "analisis" dan bukannya "analisa" sebagaimana  umum mungkin terbiasa menggunakannya. Terkait itu mungkin kata "analisa" bisa dipakai secara spesifik untuk merujuk hasil dari suatu analisis. Walau mungkin ada beberapa yang mungkin lebih suka menggunakan kata "data" atau "info", namun tentunya diketahui bahwa "data" atau "info" tidak selalu berasal dari upaya menganaliis sesuatu. Bisa saja dari sekedar mendengar gosip, atau 'nyontek. :)

"Sederhana" dan "kompleks" ... sebagai sebuah kata terlihat sangat sederhana dan tidak kompleks. Kalau tidak percaya bisa dibaca di kamus. :) Namun ketika itu diupayakan untuk diwujudkan dalam kehidupan secara praktikal, dalam beberapa kasus hilanglah kesederhanaannya. 

Dimana hilangnya kesederhanaan itu bukan karena peristiwa gaib, dan juga bukan karena ada yang menyembunyikan, namun hilang karena "ia" mengalami perubahan. Seperti segelas air yang bening, dan kemudian ditetesi oleh suatu zat pewarna ... hingga berubah warnanya. Airnya tidak hilang, cuma ia tidak lagi bening.  

Pada kehidupan keseharian,  kedua kata ini tidak bisa muncul terlihat bila tidak "melekati" sesuatu, karena fungsinya juga sebagai kata sifat/keterangan mengenai sesuatu yang dimaksud. 

Dimana kompleksitas terjadi, sebagaimana diibaratkan mengenai perubahan warna dari air itu, bukan timbul/berasal dari kedua kata itu sendiri. Melainkan dari apa yang dilekati olehnya, dimana itu akan membawa pengaruh pula terhadap konteks secara keseluruhan dari sebuah "kalimat" (kehidupan). 

Artikel ini diletakkan pada sub humaniora, jadi bisa ditebak kira-kira ini nanti akan "menyenggol" siapa. :) Tidak lain dan tidak bukan, tentunya adalah manusia. Bicara mengenai manusia sebagai mahluk yang berpikir, kasus diatas kita bawa dalam hal ... pemikiran/pola pikir. Disini pula kita bicara mengenai "manusia" sebagai pribadi dan "manusia" sebagai kumpulan dari mahluk hidup yang meyebut dirinya seperti itu.

Langsung pada titik yang dituju ...

"Sederhana"-nya  ... pemikiran sesosok individu yang berpikir mengenai  pribadinya saja, akan berbeda dengan "sederhana" bagi sesosok individu yang memikirkan  banyak pribadi lainnya. Pada kasus yang pertama, itu ... sederhana ... karena yang menjadi faktor dalam pikiran cuma pribadinya semata. 


Lihat Humaniora Selengkapnya

Page 3

'Ngalor-'ngidul, 'ngetan-ngulon ... 

'Nulis ..., erek erek erek ...

Tapi sebelum menjentrehkan hasil pikiran menjadi tulisan, sempat mampir dulu ke websitenya kamus bahasa Indonesia. Takut apa yang dituliskan tidak cocok dengan apa yang diterakan disana. Karena ada beberapa kata sering salah dipahami, dan tentunya menjadi rawan untuk "disalahgunakan" (dalam artian memakainya secara tidak tepat). 

Contoh, kata "analisis" dan bukannya "analisa" sebagaimana  umum mungkin terbiasa menggunakannya. Terkait itu mungkin kata "analisa" bisa dipakai secara spesifik untuk merujuk hasil dari suatu analisis. Walau mungkin ada beberapa yang mungkin lebih suka menggunakan kata "data" atau "info", namun tentunya diketahui bahwa "data" atau "info" tidak selalu berasal dari upaya menganaliis sesuatu. Bisa saja dari sekedar mendengar gosip, atau 'nyontek. :)

"Sederhana" dan "kompleks" ... sebagai sebuah kata terlihat sangat sederhana dan tidak kompleks. Kalau tidak percaya bisa dibaca di kamus. :) Namun ketika itu diupayakan untuk diwujudkan dalam kehidupan secara praktikal, dalam beberapa kasus hilanglah kesederhanaannya. 

Dimana hilangnya kesederhanaan itu bukan karena peristiwa gaib, dan juga bukan karena ada yang menyembunyikan, namun hilang karena "ia" mengalami perubahan. Seperti segelas air yang bening, dan kemudian ditetesi oleh suatu zat pewarna ... hingga berubah warnanya. Airnya tidak hilang, cuma ia tidak lagi bening.  

Pada kehidupan keseharian,  kedua kata ini tidak bisa muncul terlihat bila tidak "melekati" sesuatu, karena fungsinya juga sebagai kata sifat/keterangan mengenai sesuatu yang dimaksud. 

Dimana kompleksitas terjadi, sebagaimana diibaratkan mengenai perubahan warna dari air itu, bukan timbul/berasal dari kedua kata itu sendiri. Melainkan dari apa yang dilekati olehnya, dimana itu akan membawa pengaruh pula terhadap konteks secara keseluruhan dari sebuah "kalimat" (kehidupan). 

Artikel ini diletakkan pada sub humaniora, jadi bisa ditebak kira-kira ini nanti akan "menyenggol" siapa. :) Tidak lain dan tidak bukan, tentunya adalah manusia. Bicara mengenai manusia sebagai mahluk yang berpikir, kasus diatas kita bawa dalam hal ... pemikiran/pola pikir. Disini pula kita bicara mengenai "manusia" sebagai pribadi dan "manusia" sebagai kumpulan dari mahluk hidup yang meyebut dirinya seperti itu.

Langsung pada titik yang dituju ...

"Sederhana"-nya  ... pemikiran sesosok individu yang berpikir mengenai  pribadinya saja, akan berbeda dengan "sederhana" bagi sesosok individu yang memikirkan  banyak pribadi lainnya. Pada kasus yang pertama, itu ... sederhana ... karena yang menjadi faktor dalam pikiran cuma pribadinya semata. 


Lihat Humaniora Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA