Contoh pelanggaran etika bisnis dalam kehidupan sehari-hari

Pelanggaran etika dapat terjadi di mana saja, termasuk di dalam dunia bisnis. Demi mendapatkan keuntungan yang besar, tak jarang banyak perusahaan yang berusaha untuk menghalalkan segala cara. Padahal, sebenarnya praktik curang ini tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga merugikan perusahaan itu sendiri.

Begitulah yang disampaikan oleh Pakar Etika Bisnis dan Profesi Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D. Ia mengatakan bahwa bisnis yang dibangun dengan tidak etis pastinya tidak akan sustain. "Bisnis yang tidak etis akan merugikan masyarakat. Etika bisnis memberikan dampak positif bagi pelaku bisnis maupun perusahaan, masyarakat pun juga diuntungkan dengan hal itu," jelasnya saat dihubungi oleh Kagama.co.id.

Meski telah banyak yang memahami konsekuensi atas pelanggaran etika bisnis, nampaknya kesadaran akan pentingnya etika bisnis perlu terus digalakkan. Sebab, dalam praktiknya masih sering ditemukan pelanggaran terhadap etika bisnis oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Praktik bisnis yang tidak bertanggung jawab ini masih cenderung mengabaikan etika, rasa keadilan, dan tak jarang diwarnai praktik-praktik tidak terpuji atau moral hazard.

Sebagai contoh, apabila ditinjau dari sisi lingkungan, bisnis yang etis, menurut Mahfud, adalah bisnis yang tidak akan merusak lingkungan. Ini terjadi karena jika perusahaan merusak lingkungan dalam jangka panjang, maka perusahaan dipastikan akan terkena masalah. Lebih parahnya lagi dampak yang terjadi di masa depan, lingkungan yang rusak bisa menjadi sumber bencana. Mahfud menambahkan bahwa terdapat pelanggaran etika lain yang kerap ditemui, misalnya pelanggaran etika terhadap karyawan, khususnya terkait gaji, pesangon, jam kerja, dan sebagainya. "Bisnis yang etis, pasti karyawannya akan berkomitmen terhadap perusahaan, bahkan bisa bekerja lebih dari harapan perusahaan dan semakin inovatif sehingga menguntungkan perusahaan," tutur Mahfud.

Begitu juga sebaliknya, bisnis yang etis adalah bisnis yang juga mengurangi probabilitas karyawan untuk dipecat atau terkena PHK. Apalagi di era digital saat ini, merujuk pada pemikiran seorang ahli, Mahfud menerangkan bahwa isu etika bisnis yang laten, identifikasinya meliputi suap, pencurian, pemaksaan, intimidasi, penipuan, dan diskriminasi.

"Misalnya penipuan di era digital, bentuknya seperti manipulasi laba dan manipulasi informasi. Demikian juga pencurian data pribadi lewat platform digital. Lima bahaya laten itu masih terjadi di era digital," ungkapnya.

Mengutip dari salah seorang pakar, Mahfud mengatakan bahwa isu etika paling banyak ditemui di era digital, di antaranya ada privasi, nanoteknologi, menggeser pekerjaan orang dengan teknologi, dan sebagainya. "Celakanya, lingkungan bisnis di era digital yang tidak etis ini menimbulkan dampak yang semakin masif," ujar Mahfud.

Ia mengungkapkan bahwa terjadi perbedaan terhadap pelanggaran etika bisnis. Dulu, dampak pelanggaran etika bisnis hanya menyebar di lingkungan sekitar perusahaan. Namun, di era digital ini dampaknya bisa lebih luas, bahkan sampai ke tingkat global. "Saat ini era digital memang tak bisa dihindari, tetapi harus ada upaya untuk mengurangi pelanggaran etika bisnis ini, agar tidak merugikan masyarakat", jelasnya.

Mahfud mengatakan bahwa inilah saatnya Pendidikan Etika berperan untuk memerangi pelanggaran etika bisnis di era digital seperti sekarang. Seperti contoh di level perguruan tinggi, ia menyampaikan bahwa penting untuk menghadirkan satu mata kuliah yang fokus membahas etika bisnis. Lebih baik lagi, ia menyarankan agar perguruan tinggi menyisipkan pemahaman-pemahaman etika bisnis di setiap mata kuliah, utamanya yang berkaitan langsung dengan dunia usaha dan ekonomi. Menurutnya, hal ini penting karena mambangun proses untuk menuju perilaku yang etis harus diawali dengan membangun kesadaran. Sebab, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya melanggar etika bisnis. Ia memberi contoh perilaku terkait ketidaksadaran tersebut.

"Tidak sadar bahkan sudah menjadi kebiasaan, misalnya menggunakan barang kantor untuk kepentingan pribadi.", jelasnya. 

"Itu karena mereka nggak sadar ada yang namanya isu etika sehingga mereka memberikan judgement bahwa semua yang mereka lakukan aman karena diperbuat tanpa sadar," tambahnya.

Mahfud berpendapat bahwa setelah membangun kesadaran, penting kemudian memahami tentang berbagai pelanggaran etika, sampai memunculkan niat untuk tidak melanggar etika. Namun, tentu saja niat tersebut butuh dukungan dari lingkungan. Untuk itu, ia menyarankan bahwa lingkungan bisnis maupun pemerintah sudah selayaknya mempunyai regulasi yang baik untuk mengatur hal ini. "Kemudian yang nggak kalah penting adalah enforcement-nya. Siapa pun yang salah harus dihukum agar menimbulkan efek jera," tuturnya. Saat ditanya mengenai regulasi apa yang harus diterapkan. Menurut Mahfud, etika baru bisa efektif ditegakkan apabila sudah didukung dengan perangkat hukum sehingga perlu adanya peraturan perundang-undangan yang concern membahas isu etika bisnis.

Sumber: Kagama.co.id

Contoh pelanggaran etika bisnis dalam kehidupan sehari-hari

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998):
Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak  dan kewajiban moralKumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlakNilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat
Berikut contoh-contoh pelanggaran etika yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari :

1. Anak-anak sekolahan baik SMA/SMP bolos sekolah, dan merokok menggunakan seragam sekolah di pinggir jalan.



Segerombolan anak SMA yang menggunakan seragam sekolah nongkrong di warung pinggir jalan, sembari menghisap rokok disana tanpa adanya rasa malu yang diperlihatkan, dan ini dilakukan ketika masih jam pelajaran sekolah. Hal ini seharusnya tidak patut dilakukan oleh pelajar karena hal ini merupakan pelanggaran etika yang tidak patut dicontoh.

2. Pengendara motor/mobil yang menerobos lampu merah.

Ketika lampu lalu lintas berwarna merah hendaknnya kita berhenti demi lancarnya lalu lintas dan terhindar dari kecelakaan di perjalanan. Menerobos lampu merah ini merupakan salah satu tindakan yang melanggar etika dalam kehidupan.

3. Terlambat masuk perkuliahan dari jam yang telah ditentukan.

Selama saya duduk di bangku perkuliahan, masih banyak saya lihat mahasiswa yang melanggar kode etik yang telah disepakati bersama dengan dosen, Sebagai contoh, Mahasiswa dan dosen masuk jam perkuliahan sekitar jam 08 : 00 dan menyepakati keterlambatan 15 menit setelah masuk, akan tetapi masih ada mahasiswa yang sengaja melanggar tanpa alasan yang jelas.

4. Buang angin ditengah keramaian.

Buang angin ditengah keramaian, baik itu didalam ruang belajar, ruang tunggu/lobby, dan lainnya yang merupakan keramaian, hal ini merupakan suatu pelanggaran etika yang tidak patut dilakukan ataupun dicontoh, karena hal ini dapat mengganggu orang-orang sekitar dengan baunya tidak enak.

5. Menerobos Antrian.

Hal ini jelas merupakan suatu pelanggaran etika yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita, Meskipun kita terburu-buru karena mengejar sesuatu atau dikejar waktu, Tidak seharusnya kita menerobos antrian, baik itu antrian panjang maupun sedikit, Karena bagaimanapun, Budaya antri perlu diterapkan tiap-tiap indvidu supaya disiplin.

Pelanggaran Etika dalam kehidupan sehari-hari juga sering dilakukan atau terjadi melalui IT, seperti media sosial, Salah satu contohnya yaitu menyebarkan privasi orang lain kepada public tanpa diketahui oleh pemiliknya. Misalkan, Menyebarkan foto ataupun video pribadi tanpa izin, dan lainnya.

5 Kesalahan yang Melanggar Etika Berbisnis (Dengan Melakukan Spamming) – Abad 21 saat ini ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi, khususnya sosial media.

Dari data Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahuhn 2015, 79 juta orang termasuk ke dalam pengguna aktif sosial media.

Baca Juga: Untuk Bisnis Baru, Coba Ikuti 10 Tips Mengembangkan Bisnis Ini

Angka tersebut naik dari yang sebelumnya cuma 60 juta orang pada tahun 2013. Banyak orang menggunakan sosial media untuk sekedar jejaring sosial semata untuk kepentingan pribadi.

Namun, sadarkah Anda bahwa ternyata sosial media juga bisa menjadi alat yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan bisnis.

Baca Juga: Meningkatkan Penjualan, 3 Strategi Untuk Memajukan Bisnis Online Anda

Sangat disayangkan jika sosial media kemudian hanya dimanfaatkan sebagai jejaring sosial biasa. Cobalah untuk memanfaatkan sosial media dengan cerdas guna mengembangkan bisnis Anda juga.

Akan tetapi, tak jarang terkadang beberapa pelaku bisnis menggunakan sosial media dengan tidak bijak tanpa memperhatikan beberapa etika berbisnis yang ada.

Baca Juga: Hindari Bermain Aman, Ini 4 Hal yang Harus Dihindari dalam Mengembangkan Bisnis

Untuk itu, berikut adalah beberapa etika dalam berbisnis melalui sosial media yang sebaiknya dihindari agar konsumen Anda tidak menghilang dalam sekejap:

1. Bom SMS (Pesan Singkat)

Contoh pelanggaran etika bisnis dalam kehidupan sehari-hari

Pernahkah Anda mendapatkan suatu pesan singkat yang berisi penawaran akan suatu produk? Pastinya pernah, atau bahkan sering kan?

Baca Juga: Bisnis Semakin Laris, Begini 4 Cara Membuat Konsumen Terus Mengingat Bisnis Anda

Saat ini, metode pengiriman pesan singkat secara masal seringkali dilakukan oleh pelaku bisnis. Akan tetapi, apakah Anda pernah memperhatikan lebih dalam akan hasil yang didapat?

Mengirimkan pesan singkat secara mengacak dalam suatu waktu mungkin dapat menjadi salah satu cara yang bisa dicoba, hanya saja pastikan pesan singkat tidak dikirim secara terus menerus.

Baca Juga: Jangan Lakukan 7 Hal Ini Agar Bisnis Anda Berhasil

Apabila hal ini dilakukan secara terus menerus, Anda harus bersiap untuk kehilangan calon pelanggan yang merasa terganggu akibat pesan singkat yang dikirim. Jadi, pastikan untuk melakukan ini dengan timeline waktu yang baik.

2. Melakukan Tindakan Spamming

Contoh pelanggaran etika bisnis dalam kehidupan sehari-hari

Di beberapa sosial media, khususnya Instagram Anda pasti sangat sering melihat beberapa pebisnis meninggalkan komentar dibeberapa akun yang ada, khususnya akun artis. “Kami menjual produk a,b,c.

Baca Juga: 4 Cara Mudah Bisnis Online Anda dapat Menguasai Teknik Pemasaran yang Tepat

Silahkan cek akun kami,” “Kunjungi akun @ABC untuk mendapatkan produk yang berkualitas.” Pernahkah Anda melihat komentar ini? Atau bahkan, Anda pernah melakukannya guna berusaha mendapatkan perhatian calon pelanggan?

Jika jawabannya adalah iya, maka Anda harus segera menghentikannya. Tindakan seperti ini mungkin seringkali dilakukan dengan harapan mendapatkan calon konsumen, namun kenyataannya Anda malah berisiko kehilangan kredibilitas dari bisnis Anda karena melakukan spamming. Tentunya untuk perkembangan bisnis menjadi lebih baik, mari hindari tindakan ini secara pasti.

3. Melakukan Tag Secara Acak

Contoh pelanggaran etika bisnis dalam kehidupan sehari-hari

Selain spamming dalam bentuk komentar, seringkali para pelaku bisnis juga melakukan hal seperti men-tag calon konsumen secara acak.

Baca Juga: Mau Membuat Feedback Negatif Menjadi Profit? Baca Tips Berikut!

Melakukan tag memang membuat orang yang Anda tag menjadi melihat apa yang Anda jual. Namun, bukannya membeli mereka mungkin bisa saja menjadi merasa terganggu dan yang terjadi sebaliknya, yaitu mereka menghilangkan Anda dari daftar teman di sosial medianya.

Tidak ingin-kan kehilangan calon pelanggan karena tindakan ini? Jika Anda ingin agar post Anda dilihat oleh calon konsumen, cobalah untuk menggunakan cara lain seperti fb ads, instagram ads, atau metode lainnya dibandingkan dengan cara ini.

4. Menggunakan Foto Produk Orang Lain

Contoh pelanggaran etika bisnis dalam kehidupan sehari-hari

Membeli suatu barang secara online, namun kemudian barang berbeda saat sampai di tangan Anda? Bagaimana perasaan Anda saat mendapatkan barang tersebut?

Baca Juga: 5 Hal yang Pebisnis Harus Pelajari dari Coca-Cola

Biasanya hal ini seringkali terjadi karena para pelaku bisnis menggunakan foto produk orang lain untuk diposting di sosial medianya.

Akibatnya, barang yang sampai kepada pelanggan pastinya akan berbeda. Hindari melakukan hal ini jika Anda tidak ingin kehilangan pelanggan secara sekejap.

Pahamilah bahwa kelangsungan suatu bisnis dipengaruhi oleh banyaknya pelanggan yang melakukan pembelian lebih dari sekali.

Pastinya, Anda tidak ingin kan pelanggan Anda hanya membeli satu kali kemudian tidak pernah membeli lagi?

Baca Juga: 10 Ilmu Tentang Sosial Media Marketing yang Perlu Anda Tahu

Selalu utamakan kejujuran saat berbisnis, khususnya untuk urusan kualitas jika memang ingin bisnis Anda terus bertumbuh semakin besar.

5. Tidak Aktif dan Tidak Kreatif

Contoh pelanggaran etika bisnis dalam kehidupan sehari-hari

Salah satu syarat bisnis Anda untuk berkembang adalah kreatifitas dan aktifitas yang dimiliki. Sebuah bisnis akan berkembang jika selalu ada inovasi yang dilakukan di dalamnya.

Baca Juga: 7 Tips Promosi Jitu Khas Anak Muda, Supaya Bisnis Online Anda Menjadi Terkenal!

Contoh: perusahaan sebesar McDonald tetap terus melakukan inovasi menu setiap beberapa waktu. Mulai dari produk es krim yang dibuat menyesuaika tema film yang sedang tren seperti ice cream banana (sesuai dengan tren film despicable me).

Cobalah untuk terus bersifat kreatif dan aktif dalam bisnis Anda. Jika dalam media sosial, Anda harus menciptakan konten-konten yang menarik dan tidak monoton. Hindari melakukan post penjualan secara terus menerus.

Nah, itulah 5 kesalahan yang bisa melanggar etika berbisnis. Pastikan Anda memperhatikan kelima poin tersebut jika tidak ingin kehilangan pelanggan dalam sekejap akibat kesalahan yang Anda lakukan tanpa disadari.

Baca Juga: Ingin Bisnis Semakin Menguntungkan? Lakukan 5 Tips Ini Agar Penjualan Bisnis Online Meningkat

Beberapa alternatif dari cara-cara di atas mungkin akan membutuhkan sedikit modal tambahan untuk dilakukan, namun percayalah itu akan jauh lebih bermakna untuk pertumbuhan ke depannya.

Apabila Anda kemudian membutuhkan bantuan pinjaman modal untuk meningkatkan semua hal tersebut lebih lagi, maka KoinWorks dapat menjadi solusi yang tepat untuk ini.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Bisnis Anda Membutuhkan Pinjaman Modal Usaha

KoinWorks saat ini hadir sebagai platform P2P Lending yang dapat memberikan Anda pinjaman modal usaha dengan mudah kapan saja dan dimana saja hingga Rp 500 juta, dengan bunga rendah mulai dari 0,75% hingga 1,67% flat per bulan.