Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

Kepala peyang tak hanya bisa terjadi pada kepala bagian belakang saja, namun juga sis samping kepala bayi. Hal ini biasanya disebabkan bayi terlalu lama berada pada posisi kepala miring ke kiri atau ke kanan saja saat tidur.

Selain posisi tidur, kepala peyang pada bayi juga disebabkan oleh beberapa penyebab, yaitu :

1. Craniosynostosis, yang merupakan sebuah keadaan medis dimana pembentukan antara tulang tengkorak kepala pada bayi, terbentuk secara prematur. Hal tersebut menyebabkan terjadinya ketidaknormalan pada bentuk tulang tengkorak kepala. yang paling parah peyang yang disebabkan oleh Craniosynostosis dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada otak bayi anda sehingga harus segera ditangani.

2. Tidur terlentang meski baik untuk mencegah SIDS, tidur terlentang yang dilakukan secara terus – menerus dapat menyebabkan perubahan bentuk pada kepala bayi. Untuk itu sering-seringlah melakukan tummy time saat bayi anda bangun, utnuk mengurangi frekuensi tidur terlentang pada bayi anda.

3. Terlalu sering tidur dalam gendongan, juga bisa menjadi penyebab berubahnya bentuk kepala bayi. Untuk meminimalisir efek gendongan pada kepala bayi anda, renggangkan ikatan gendongan bayi anda agar tidak terlalu kencang mengikat. Sering – seringlah mengubah posisi gendongan anda, agar tidak terlalu lama pada posisi yang sama.

4. Pada bayi prematur, tulang tengkorak kepalanya belum berkembang dengan sempurna. Oleh sebab itu resiko terjadinya ketidaknormalan pada kepala lebih besar terjadi.

Bayi yang memiliki kepala peyang punya beberapa ciri – ciri yang bosa anda perhatikan, yaitu :

1. Saat berada pada pada posisi tidur, kepala bayi lebih    sering hanya menghadap pada satu sisi.

2. Bayi terasa sulit merubah arah letak kepalanya atau melihat kearah yang lain dari arah sebelumnya.

3. memiliki wajah berbentuk blat, namun bagian belakang kepala terlihat rata.

4. Memiliki ukuran kedua mata atau telinga yang berbeda.

Pencegahan dan Penanganan
Untuk mencegah peyang pada kepala bayi anda, hindari posisi tidur bayi hanya menghadap pada satu sisi saja. Perlu anda ketahui bahwa bayi cenderung akan melihat kearah dimana anda atau pengasuh nya datang, ia akan melihat kearah pintu tempat andan masuk. Oleh sebab itu mengganti posisi tempat tidur bayi anda akan membantunya menubag arah pandangan dari satu sisi kepala ke sisi lainnya.

Selain itu melakukan tummy time juga berguna untuk menjaga agar kepala bayi tidak selalu berada pada posisi terlentang. Batasi bayi anda berada dalam posisi duduk kecuali ia benar-benar sudah mampu mengankat kepalanya sendiri.

Latihlah bayi anda untuk terbiasa mengubah – ubah posisi hadap kepalanya saat terlentang dengan menarik perhatiannya menggunakan mainan atau memperbaiki bentuk kepala si kecil segera hubungi ahli fisiotherapi anak anda untuk penanganan lebih lanjut.

Selain yang disebabkan oleh Craniosynostosis, peyang memang tidak berpengaruh terhadap otak bayi anda, namun sangat berpengaruh pada penampilan fisik bayi anda kelak. Jadi sebelum terlambat lakukan pencegahan dan penanganan pada bayi anda sedini mungkin.

Peyang pada kepala bayi bisa disebabkan banyak hal, Ma. Bisa terjadi ketika si Kecil masih di dalam kandungan ataupun masalah-masalah di tahun pertama kehidupannya.

Biasanya peyang paling mungkin terjadi ketika bayi lahir secara alami, sedangkan pada bayi yang lahir secara caesar cenderung memiliki kepala yang bulat. Pasalnya, bayi yang lahir normal sering kali mendapat tekanan ketika proses persalinan. Sebaliknya, dalam operasi caesar tekanan di kepala bayi jarang terjadi.

Kepala bayi yang masih lunak memang rentan terhadap tekanan, Ma. Apalagi terdapat beberapa titik lunak yang disebut fontanel, seperti di bagian atas dan di belakang kepala, yang harus dijaga. Bagian fontanel itu memungkinkan kepala bayi melalui jalan lahir saat proses persalinan. 

Secara perlahan bagian anterior fontanel ini akan semakin mengecil saat kepala bayi tumbuh serta tulang tengkorak mulai menyatu dan mengeras. Proses ini bisa terjadi di usia 12 hingga 18 bulan dan akan tertutup sempurna ketika si Kecil berusia tiga tahun, Ma.

Karena itulah, faktor-faktor penyebab kepala peyang pada bayi memang wajib Mama ketahui dan kalaupun terlihat tanda-tanda tersebut pada si Kecil, Mama sudah punya langkah awal untuk mengantisipasinya. Berikut ini Popmama.com rangkum penyebab kepala peyang pada bayi dan cara mengatasi kepala peyang pada bayi, Ma.

1. Tidur telentang

Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

Pixabay/Ben_Kerckx

Posisi tidur si Kecil yang telentang selama berjam-jam bisa menyebabkan kepala bagian belakang jadi datar, Ma.

Apalagi pada bayi yang terlahir prematur, ia lebih rentan mengalami kepala belakang datar atau peyang lantaran tulang tengkoraknya lebih lunak ketimbang bayi yang lahir pada usia normal.

2. Masalah di rahim

Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

Pixabay/Free-Photos

Selain penyebab tersering karena faktor pasca-melahirkan, kepala peyang pada bayi juga bisa disebabkan oleh masalah pada rahim, Ma.

Ini bisa terjadi karena adanya tekanan terhadap kepala bayi ketika masih di dalam kandungan dan kurangnya pasokan air ketuban yang berperan penting melindungi si Kecil.

3. Kelainan tulang tengkorak

Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

Unsplash/Nyana Stoica

Kelainan tulang tengkorak atau dalam istilah medis disebut craniosynostosis terjadi ketika lempeng tulang tengkorak menyatu terlalu dini, Ma.

Akibatnya, bentuk kepala bayi tidak proporsional. Jika dibiarkan dalam jangka panjang bisa menimbulkan gangguan penglihatan, sakit kepala, dan bahkan gangguan psikologis.

4. Ketegangan otot leher

Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

Unsplash/Irina Murza

Otot leher yang terlalu tegang juga bisa membuat kepala bayi peyang, Ma.

Masalah ini bisa terjadi saat gerakan otot leher pada bayi sangat terbatas ketika hendak memutar kepala, sehingga salah satu sisi kepala bayi terlalu sering mengalami penekanan ketika berbaring.

Lalu, bagaimana mengatasi kepala peyang pada bayi? Ini tipsnya!

1. Mengubah posisi tidur

Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

Pixabay/fkyj

Untuk menghindari kepala bayi peyang, Mama bisa mengatur posisi miring kepala bayi ke arah kanan atau kiri ketika sedang tidur.

Namun lebih baik lagi, Mama bisa melatih otot leher si Kecil agar kuat. Caranya, ketika bayi sedang terjaga, ubahlah posisinya dari telentang menjadi tengkurap. Selain membantu kemampuan motoriknya, tengkurap juga berfungsi menguatkan otot lehernya.

Ketika otot leher bayi kuat, ia akan dengan mudah menggerakkan kepalanya sehingga tidak selalu berada di posisi yang sama saat tidur berjam-jam.

2. Mengubah posisi mainan dan tempat tidur

Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

Pixabay/Pexels

Si Kecil tentunya sangat tertarik melihat benda-benda yang berwarna mencolok yang ada di sekitarnya. Nah, jika posisi tempat tidur dan benda-benda tersebut tidak pernah diubah, maka kecenderungan kepala bayi di posisi yang sama bisa menyebabkan kepala peyang, Ma.

Untuk mengatasi penekanan pada salah satu bagian kepala, Mama bisa mengubah posisi tempat tidur atau mainan si Kecil ke arah yang berbeda-beda.

3. Cara menggendong

Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

Pixabay/PublicDomainPictures

Cara menggendong bayi yang bervariasi juga bisa mencegah kepala si Kecil peyang, Ma. Gunakanlah cara menggendong dengan posisi bayi tegak, baik dengan mendekapnya ataupun posisi miring, agar mengurangi tekanan pada bagian belakang kepalanya.

4. Helm dan ikat kepala khusus

Apakah kepala peyang bayi 3 bulan bisa kembali normal

steeperclinic.com

Jika cara-cara di atas tidak berhasil, Mama bisa menggunakan helm atau ikat kepala khusus untuk mengembalikan bentuk kepala bayi agar kembali normal.

Helm khusus ini bisa memperbaiki tulang tengkorak bayi sehingga pertumbuhannya merata di bagian-bagian yang lain. Alat ini bisa digunakan ketika bayi berusia 5-6 bulan dan dipakai selama 23 jam per hari dalam jangka waktu beberapa bulan.

Perlu Mama ketahui bahwa penggunaan helm khusus di usia satu tahun atau lebih tidak akan efektif. Pasalnya, tulang tengkorak si Kecil sudah menyatu dan pertumbuhannya tidak secepat di bawah satu tahun.

Meskipun kepala peyang pada bayi tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi kesehatan si Kecil, jangan sekali-kali Mama mengabaikannya ya, Ma.

Kalaupun Mama belum yakin apakah ia benar-benar mengalami peyang atau tidak, segera konsultasikanlah ke dokter anak agar mendapatkan informasi yang lebih jelas.

Itulah tadi informasi mengenai penyebab dan cara mengatasi kepala peyang pada bayi, semoga bermanfaat.

Baca juga:

  • Kemampuan Mengontrol Leher dan Kepala Bayi Selama 6 Bulan Pertama
  • Inilah Alasan Mengapa Penting Mengukur Lingkar Kepala Bayi, Yuk Simak!
  • Ini 4 Hal Penyebab Kepala Bayi Berkedut-kedut. Berbahayakah?

Bagaimana cara mengatasi kepala peyang pada bayi 3 bulan?

Cara Mengatasi dan Mencegah Kepala Bayi Peyang.
Ubah posisi tidurnya. Untuk mencegah kepala bayi peyang, usahakan mengubah posisi tidurnya ke sisi kanan atau sisi kiri secara berkala. ... .
Ubah posisi tempat tidurnya. ... .
3. Variasikan cara menggendong. ... .
4. Gunakan ikat kepala khusus..

Apakah kepala bayi peyang umur 4 bulan bisa kembali normal?

Menanggapi pertanyaan anda, pada usia bayi yang masih muda, kepala peyang ini bisa kembali jika orang tua merubah beberapa hal seperti posisi tidur tertentu, posisi tempat tidurnya, mengganti bantal, variasikan posisi menggendong, tengkurapkan bayi (selain untuk mengurani tekanan pada kepala juga melatih bayi untuk ...

Kepala peyang bisa berubah sampai umur berapa?

Proses ini bisa terjadi di usia 12 hingga 18 bulan dan akan tertutup sempurna ketika si Kecil berusia tiga tahun, Ma. Karena itulah, faktor-faktor penyebab kepala peyang pada bayi memang wajib Mama ketahui dan kalaupun terlihat tanda-tanda tersebut pada si Kecil, Mama sudah punya langkah awal untuk mengantisipasinya.

Apakah kepala bayi peyang masih bisa diperbaiki?

Bentuk kepala peyang bayi dapat dicegah dan diperbaiki sejak dini, jika Anda jeli memperhatikan. Anda bisa secara rutin memeriksakan bayi ke dokter spesialis anak. Misalnya, dokter dapat menyarankan pemeriksaan tulang-tulang tengkorak pada bayi.