Usia berapakah bayi boleh tidur miring?

Tidak cuma kuantitas, tapi tidur bayi juga harus berkualitas. Seperti yang Moms ketahui, bayi 0-3 bulan biasa tidur selama 16-20 jam per hari. Dengan kata lain, 70-80 persen kehidupan newborn dihabiskan untuk tidur. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau Moms bisa menjaga tidur Si Kecil lebih berkualitas.

Posisi tidur adalah salah satu hal yang menentukan kualitas tidur Si Kecil. Seperti dilansir dari hamil.co.id, setiap posisi tidur anak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sebaiknya Moms menyesuaikan posisi tidur dengan usia Si Kecil, karena tentu saja kematangan organ anak berbeda-beda, tergantung usianya. Hal itulah yang membuat posisi tidur anak selalu berganti mengikuti pertambahan usianya.

Berikut tahapan posisi tidur Si Kecil sesuai dengan usianya:

1. Posisi telentang (0-3 bulan)

Sampai usia bayi Anda 3 bulan, ia memang belum bisa banyak berinteraksi. Perkembangan motorik kasar dan halusnya juga belum sempurna. Itulah sebabnya posisi tidur bayi usia 0-3 bulan hanya telentang saja.


Walau telentang adalah posisi tidur paling nyaman untuk bayi di usia ini, namun posisi ini mudah membuatnya terbangun. Sedangkan kelebihannya adalah Si Kecil lebih aman dari risiko SIDS atau suddent infant death syndrome dan sleep apnea (berhenti napas saat tidur).

2. Posisi tengkurap (3 bulan+)

Tidur model lain seperti tengkurap juga menjadi favorit beberapa bayi, umumnya yang sudah berusia 3 bulan lebih. Di usia tersebut bayi sudah mampu membolak-balikkan badannya sendiri serta sudah kuat mengangkat kepalanya.

Sayangnya, posisi ini meningkatkan risiko SIDS, terutama untuk bayi di bawah 12 bulan karena jantungnya masih lemah. Walau begitu, posisi tengkurap membuat bayi tidur lebih lama karena mereka merasa lebih nyaman dan nyenyak. Selain itu, bayi yang suka tidur tengkurap biasanya memiliki bentuk kepala lebih bagus, lho!

3. Posisi miring samping (3 bulan+)

Biasanya Si Kecil akan tidur dalam posisi ini kalau sedang menyusu. Posisi ini baik untuk mempermudah proses pengosongan lambung. Namun jangan lupa untuk rutin mengganti posisi miring kanan dan kiri agar kepala Si Kecil tidak peang ya, Moms! (Rita/TW/Dok. M&B)

Tak jarang, bayi yang sudah diposisikan telentang justru berubah posisi menyamping ketika sedang tidur. 

Sebagian orang tua mungkin berpikir bahwa posisi menyamping baik untuk mencegah terjadinya muntah dan refluks, tetapi hal itu tidaklah benar. Posisi tidur bayi yang dapat menghindarinya dari tersedak adalah telentang. 

AAP juga mengatakan bahwa tidur pada posisi menyamping tidak memberikan manfaat bagi bayi, bahkan tidak aman bagi mereka. 

Oleh karena itu, posisikanlah kembali bayi ke posisi telentang ketika mereka berubah menyamping.

4. Hindari Tidur Bersampingan dengan Bayi

Tidur bersampingan dengan bayi mungkin akan memberikan rasa aman bagi bayi dan orang tuanya. Tetapi, kebiasaan itu sebenarnya cukup berbahaya bagi keselamatan si bayi. Mengapa? Karena bayi berisiko terjepit dan tertekan jalan napasnya.

Dampaknya, bayi akan kesulitan bernapas dan bisa berakhir dengan kematian. Bayi masih terlalu lemah untuk dapat berteriak dalam keadaan terjepit dan menahan badan orang tuanya.

Jika ingin tidur di kasur yang sama, buatlah penghalang seperti bantal di antara orang tua dan bayi. 

Artikel Lainnya: Bayi Lebih Baik Tidur Tanpa Bantal, Benarkah?

5. Singkirkan Mainan atau Benda Lainnya di Area Tidur Bayi

Saat tertidur, banyak gerakan yang mungkin dilakukan oleh bayi. Misalnya, menggerakkan tangan dan kaki. 

Karena itu, jauhkan benda-benda seperti bantal, selimut, dan mainan dari area tidur bayi untuk mencegah benda-benda tersebut menutupi wajah mereka dan mengganggu pernapasannya.

Posisi telentang telah terbukti sebagai posisi tidur bayi yang benar dan terbaik. Karena dapat mencegah SIDS atau ketidaknyamanan pada leher, seperti tortikolis

Sementara tidur miring biasanya aman setelah bayi berusia lebih dari 4 hingga 6 bulan, dan bisa berguling sendiri setelah diletakkan telentang. 

Jadi, selalu posisikan bayi untuk tidur telentang sampai usia 1 tahun, demi keamanan mereka.  

Apabila memiliki pertanyaan seputar posisi tidur bayi yang aman, orang tua dapat bertanya langsung kepada dokter melalui Tanya Dokter. Jangan lupa download aplikasi KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu!

[RS]

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh dr. William

Mums meletakkan si Kecil di tempat tidurnya dalam posisi telentang. Namun, beberapa saat kemudian Mums kembali untuk mengecek dan melihat posisi tidurnya berubah menjadi miring. Mums jadi khawatir, apalagi ada yang bilang kematian bayi bisa disebabkan karena posisi tidur. Bolehkah bayi tidur miring?

Jangan panik dulu Mums! Baca penjelasan di bawah ini, ya.

Baca juga: Apa Bayi Harus Dibedong? Ini Jawabannya!

Bolehkah Bayi Tidur Miring?

Untuk menjawab pertanyaan Mums tersebut, coba baca penjelasan di bawah ini dulu ya, Mum:

Risiko SIDS

Salah satu hal yang dikhawatirkan jika bayi tidur dalam posisi miring adalah kemungkinan ia akan berguling ke samping dan tengkurap. Bayi baru lahir belum bisa menggulingkan tubuhnya sendiri ketika ia berada dalam posisi tengkurap. Tidur tengkurap meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) jika bayi belum siap. 

Risiko SIDS paling tinggi pada bayi berusia 2-4 bulan. Jadi, pastikan Mums menidurkan bayi pada posisi telentang. Sebaiknya jangan tidur di tempat tidur yang sama dengan Mums dan Dads. 

Langkah terbaik adalah si Kecil tidur satu kamar dengan Mums dan Dads, namun di tempat tidur yang berbeda. Dengan begitu, Mums dan Dads juga bisa sering-sering mengeceknya. 

Benarkah Bisa Mencegah Bayi Tersedak?

Mungkin terkadang Mums berpikir si Kecil akan tersedak jika ia gumoh atau muntah saat tidur telentang, sehingga sebaiknya si Kecil tidur menyamping. Tetapi, menurut ahli, mitos belaka jika tidur miring bisa mencegah bayi tersedak.

Bahkan, menurut beberapa penelitian, risiko tersedak menurun jika bayi tidur telentang. Pasalnya, lebih mudah bagi bayi untuk bernapas saat tidur telentang. Bayi memiliki refleks otomatis yang membuatnya batuk atau menelan makanan atau minuman yang naik dari lambungnya, bahkan ketika ia tidur sekalipun. 

Risiko Tortikolis

Tortikolis adalah gangguan pada otot leher yang menyebabkan kepala jadi miring, bisa karena salah posisi tidur. Bayi baru lahir juga bisa terkena tortikolis, Mums. Salah satunya bisa disebabkan karena bayi tidur miring. Posisi ini kurang mendukung untuk menopang kepala dan lehernya.

Gejala tortikolis pada bayi di antaranya:

  • Hanya memiringkan kepalanya ke satu arah.
  • Lebih suka menyusu di satu sisi saja.
    Hanya menggerakkan matanya untuk melihat ke samping, bukannya menggerakkan kepalanya.
  • Tidak bisa menolehkan kepalanya.

Perubahan Warna Harlequin

Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami perubahan warna harlequin ketika mereka tidur miring. Kondisi ini menyebabkan sebagian dari wajah dan tubuh bayi menjadi berwarna pink atau merah. Kondisi ini tidak berbahaya, jadi tidak perlu khawatir, Mums. 

Perubahan warna ini bersifat sementara dan hanya bertahan sekitar beberapa menit saja. Kondisi ini terjadi karena darah berkumpul di pembuluh darah yang lebih kecil pada bagian tubuh yang tertekan. 

Baca juga: Busui Positif Covid, Apakah ASI-nya Mengandung Virus Covid-19?

Kapan Sih Amannya Bayi Bisa Tidur Miring?

Ketika bayi sudah berusia 4 bulan, ia sudah menjadi lebih kuat dan memiliki kemampuan motorik yang lebih baik. Ini artinya, ia bisa mengangkat kepalanya dan menggulingkan tubuhnya sendiri ketika ia berada dalam posisi tengkurap. 

Pada usia ini, sudah lebih aman jika si Kecil mau tidur miring, tapi hanya jika ia berada di posisi tersebut karena upayanya sendiri, bukan karena Mum yang menidurkannya dalam posisi miring. 

Namun, perlu diketahui bahwa ahli mengatakan yang paling aman adalah bayi tidur dalam posisi telentang selama satu tahun pertama. Jadi, sebaiknya pastikan si Kecil tidur dalam posisi telentang ya, Mums.

Baca juga: Kepala Bayi Berukuran Jauh Lebih Kecil, Apa Penyebabnya?

Sumber:

Healthline. Is Side Sleeping Safe for My Baby?. Juli 2019.
CDC. About SUID and SIDS. 2018.

Kapan bayi mulai bisa tidur miring?

Kebanyakan anak bisa tidur miring ketika usianya sudah genap 1-3 bulan. Apabila anak Anda baru berusia 2-3 minggu, dan ia sudah bisa tidur miring, maka hal ini seringnya tidak berbahaya. Besar kemungkinan, hal ini masih merupakan variasi perkembangan yang wajar.

Apakah boleh bayi 1 bulan tidur miring?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan dalam situs resminya bahwa si kecil sebaiknya tidak tidur dalam posisi miring. Pasalnya, efek samping bayi tidur miring adalah sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).

Bagaimana posisi tidur bayi yang benar?

Posisi telentang telah terbukti sebagai posisi tidur bayi yang benar dan terbaik. Karena dapat mencegah SIDS atau ketidaknyamanan pada leher, seperti tortikolis. Sementara tidur miring biasanya aman setelah bayi berusia lebih dari 4 hingga 6 bulan, dan bisa berguling sendiri setelah diletakkan telentang.

Kenapa bayi kalau tidur tangannya ke atas?

Itu biasanya terjadi sekitar usia 3 hingga 6 bulan, ketika bayi Anda mulai merasa lebih aman dan mendapatkan lebih banyak kendali atas gerakan mereka," ujar Richard Polin, MD, direktur divisi neonatologi di Columbia University Medical Center, di New York City, dikutip dari Parents.