Apa yang mempengaruhi pdb berdasarkan harga konstan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak tahun 2011 terus mengalami perlambatan. Terakhir, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,67 persen y-o-y pada kuartal II 2015 yang diperkirakan akan kembali melambat pada kuartal III 2015. Literatur secara umum menyebutkan bahwa investasi bergerak searah dengan GDP alias pro-cyclical. Namun belum jelas apakah investasi memiliki pola lead atau lag terhadap GDP.

Gambar berikut ini menunjukkan persentase deviasi dari pertumbuhan GDP dan pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga konstan Indonesia terhadap rata-ratanya dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2015. Terlihat bahwa investasi memang bersifat prosiklikal, mengikuti naik-turunnya GDP.

Gambar 1 Co-movement antara GDP dan Investasi Indonesia, 2000-2015

Apa yang mempengaruhi pdb berdasarkan harga konstan

Sumber: Estimasi Penulis (2015)

Dari gambar di atas juga nampak bahwa investasi cenderung mendahului GDP—sekitar 1 hingga 4 kuartal sebelum GDP. Ini terlihat jelas pada periode pertengahan tahun 2001 hingga 2004 dan 2009-2015. Ini menarik, karena tahun-tahun dimana investasi cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi adalah tahun-tahun dimana terjadi krisis. Seperti diketahui, pad atahun 2005 dan 2008-2009 Indonesia menghadapi krisis, dimana krisis pada tahun 2005 disebut sebagai mini crisis.

Dugaan secara visual ini diperkuat dengan hasil exercise ekonometri. Uji kausalitas pertumbuhan investasi dan pertumbuhan GDP menunjukkan bahwa di antara keduanya ada hubungan dua arah. Lebih lanjut, ketika dilakukan regresi, ditemukan bahwa variasi pertumbuhan GDP dapat dijelaskan oleh pertumbuhan investasi sekitar 61 persen. Pertumbuhan GDP tahun ini dipengaruhi secara signifikan oleh pertumbuhan investasi 3, 8, dan 12 kuartal sebelumnya atau dengan kata lain pertumbuhan investasi sampai dengan 3 tahun yang lalu pun berdampak pada pertumbuhan GDP tahun ini. Sementara itu pertumbuhan investasi pada kuartal berjalan tidak ditemukan bukti mempengaruhi pertumbuhan GDP pada kuartal yang sama.

Exercise sebaliknya, yang melihat dampak pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan investasi menemukan bukti bahwa variasi pertumbuhan investasi hanya dapat dijelaskan sebesar 16 persen oleh pertumbuhan ekonomi. Menariknya, pertumbuhan investasi pada kuartal berjalan justru paling kuat dipengaruhi oleh pertumbuhan GDP pada kuartal yang sama, sedangkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal sebelumnya tidak berpengaruh positif terhadap pertumbuhan investasi pada kuartal berjalan. Temuan ini menunjukkan bahwa pebisnis dalam memutuskan berinvestasi tidak backward-looking: mereka melihat informasi pertumbuhan ekonomi sekarang; bukan masa lalu. Apakah pengusaha forward looking, tidak dalam cakupan penelitian ini.

Investasi secara umum memiliki hubungan jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi (Dajin Li, 2002). Investasi dapat berupa penambahan stok mesin dan peralatan, stok perumahan, maupun cadangan (inventory). Investasi pada mesin dan peralatan ini lebih kuat efeknya terhadap pertumbuhan ekonomi daripada komponen investasi lainnya (De Long dan Summers, 1990). Namun demikian, investasi secara fisik ini bukanlah satu-satunya penentu pertumbuhan ekonomi. Literatur tentang pertumbuhan ekonomi juga menemukan bukti pentingnya human capital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Exercise sederhana ini barangkali dapat menjadi penduga bahwa ajakan pemerintah agar pengusaha mau berinvestasi pada tahun 2015 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kurang berhasil. Karena, di masa “krisis” investasi cenderung mengikuti pertumbuhan ekonomi—bukan mendahului; dan untuk memutuskan investasi, pengusaha akan melihat prospek pertumbuhan pada tahun ini.

Daftar Pustaka
De Long, J. Bradford dan Lawrence Summers. 1990. Equipment Investment and Economic Growth. NBER Working Paper Series.
Li, Dajin. 2002. Is the AK model still alive? The Long-run relation between growth and investment re-examined. The Canadian Journal of Economics/Revue Canadienne dÉconomique, Vol. 35, No. 1.
Nelson, Richard R., Edmund S. Phelps. 1966. Investment in Humans, Technological Diffusion, and Economic Growth. American Economic Association. Vol. 56 No.1/2. Pp.69-75.

Abstract

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan pembangunan ekonomi. PDB dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB dari tahun ke tahun dipengaruhi oleh berbagai faktor dengan porsinya masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi PDB negara anggota G-20 yang dianalisis menggunakan regresi data panel. Regresi data panel adalah regresi yang menggabungkan data cross section dan time series. Berdasarkan analisis, didapat model yang tepat adalah FEM efek dua arah dengan persamaan PDBit = β0it + 2.475GOVit + 0.851FDIit + 2.795x10 LFit. Dimana dari lima variabel independen yang digunakan yaitu pengeluaran pemerintah, ekspor, impor, investasi asing langsung, dan tenaga kerja, variabel yang mempengaruhi PDB adalah pengeluaran pemerintah, investasi asing langsung, dan tenaga kerja. Ketiga variabel independen tersebut berpengaruh terhadap PDB negara anggota G-20 sebesar 84.97%.

Faktor apa saja yang mempengaruhi PDB?

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditunjukkan dengan kenaikan nilai produk domestik bruto (PDB) negara tersebut. Besar kecilnya PDB dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan net ekspor (X-M).

Apa itu PDB atas harga konstan?

PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.

Mengapa dalam menghitung pertumbuhan ekonomi menggunakan PDB harga konstan?

Alasan yang mendasari hal tersebut adalah penggunaan harga konstan dirasa jauh lebih mudah dibandingkan dengan harga berlaku, karena harga berlaku akan dipengaruhi dengan inflasi yang menyebabkan harga berubah-ubah dengan mudah mengikuti tingkat inflasi.

Apa yang diukur oleh tingkat pertumbuhan PDB?

PDB merepresentasikan pendapatan nasional riil yang dihitung dari keseluruhan output dari barang dan jasa yang diproduksi suatu negara. Syarat bagi suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila nilai PDB atau pendapatan nasional riil mengalami kenaikan dari periode sebelumnya.