Apa yang bisa memunculkan sifat Syaja ah adalah?

Faktor yang bisa memunculkan sifat syaja’ah adalah?

  1. rasa takut kepada manusia
  2. rasa takut kepada Allah swt
  3. lebih mencintai makhluk ciptaan-Nya daripada yang menciptakan-Nya
  4. tidak berani untuk membela kebenaran
  5. lebih berani ke makhluk-Nya

Jawaban yang benar adalah: B. rasa takut kepada Allah swt.

Dilansir dari Ensiklopedia, faktor yang bisa memunculkan sifat syaja’ah adalah rasa takut kepada Allah swt.

[irp]

Pembahasan dan Penjelasan

Menurut saya jawaban A. rasa takut kepada manusia adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali.

Menurut saya jawaban B. rasa takut kepada Allah swt adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google.

[irp]

Menurut saya jawaban C. lebih mencintai makhluk ciptaan-Nya daripada yang menciptakan-Nya adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain.

Menurut saya jawaban D. tidak berani untuk membela kebenaran adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan.

[irp]

Menurut saya jawaban E. lebih berani ke makhluk-Nya adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. rasa takut kepada Allah swt.

[irp]

Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.

SYAJA’AH dalam bahasa Arab artinya Keberanian atau keperwiraan, yaitu seseorang yang dapat bersabar terhadap sesuatu yang menimpanya, keberanian menerima musibah atau keberanian dalam mengerjakan sesuatu.

Pada diri seorang pengecut sukar didapatkan sikap sabar dan berani. Selain itu Syaja’ah bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga, melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya. Syaja'ah bukannya sifat yang tidak pernah takut, tetapi syaja'ah adalah sifat yang dapat mengatasi rasa takut.

Dengan sifat ini rasa takut itu dapat dikendalikan dan bahaya dari hal yang ditakuti itu dapat diperkecil atau dihindari. Oleh karena itu orang yang mempunyai sifat Syaja'ah memiliki ketenangan hati dan kemampuan mengolah sesuatu dengan pikiran tenang.

Baca Juga: Pendidikan Keluarga Luqman

Segala persoalan yang datang akan dihadapi dengan penuh ketelitian, kesabaran, dan tidak pernah takut atas segala resiko yang akan dihadapinya.

Perwujudan sikap asy-syaja’ah dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, terlebih dalam konteks perjuangan dakwah dan pencerahan masyarakat, teristimewa di saat masyarakat sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang belum menunjukan tanda-tanda kapan akan segera berakhir.

Pertama, quwwatul ihtimal (memiliki daya tahan yang besar).

Seseorang dapat dikatakan benar-benar memiliki sifat berani jika ia memiliki daya tahan yang besar dalam menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, dan mungkin saja penyiksaan, karena ia berada di jalan Allah Ta’ala. Kisah perjuangan para nabi dan para sahabat di Makkah al-Mukarramah menggambarkan hal ini.

Baca Juga: Menggapai Kebermaknaan Hidup Era Pandemi Covid-19

Perhatikanlah bagaimana mereka terus bertahan dalam suasana tekanan yang luar biasa dari kaum Quraisy. Hingga sebagian mereka gugur syahid, seperti Sumayyah dan Yasir, sebagiannya lagi mengalami penyiksaan, semisal Bilal dan Amr bin Yasir, dan sebagian dari mereka harus rela berhijrah meninggalkan tanah airnya menuju Habasyah (Ethiopia) demi mempertahankan iman dan mengembangkan dakwah.


Page 2

Kedua, as-sharahah fil haq (berterus terang dalam menyampaikan kebenaran).

Rasulullah SAW bersabda: “Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit” (HR. Imam Baihaqi). Keterusterangan dalam menyampaikan kebenaran adalah indikasi keberanian. Bahkan berkata benar di hadapan penguasa yang zhalim disebut oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam sebagai jihad yang paling afdhal (utama), dan orang yang dibunuh karenanya disebut sebagai syuhada.

“Penghulu para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan orang yang berdiri di hadapan penguasa zhalim lalu ia menyuruhnya (berbuat ma’ruf) dan melarangnya (berbuat munkar), lalu pemimpin itu membunuhnya.” (HR. Imam Al Hakim).

Baca Juga: Dibutuhkan Mentalitas Berkelimpahan untuk Keluar dari Masa-masa Sulit Menghadapi Corona

Keteguhan iman sebagai hasil tempaan Rasulullah SAW kepada para sahabat telah melahirkan sifat syaja’ah dari orang-orang Islam di sekitar Nabi. Dan sifat ini hendaklah senantiasa tertanam di kalangan umat Islam dari generasi ke generasi berikutnya.

Ketiga, kitmanu as-sirri (memegang rahasia).

Kerahasiaan, terlebih lagi dalam konteks perjuangan dan dakwah adalah sesuatu yang berat dan beresiko tinggi. Terbongkarnya rahasia dapat berakibat fatal. Oleh karena itu kesiapan memegang rahasia menjadi indikasi syaja’ah seorang muslim.

Di kalangan sahabat Rasulullah SAW sendiri yang dipercaya memegang rahasia tidaklah banyak. Di antaranya adalah Huzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan sebutan Shahibus Sirri (pemegang rahasia).

Keempat, al ‘itirafu bil khatha’i (mengakui kesalahan).

Mengakui kesalahan adalah ciri pribadi yang berani. Sebaliknya, sikap tidak mau mengakui kesalahan, mencari kambing hitam atau bersikap lempar batu, sembunyi tangan, adalah ciri pribadi yang pengecut. Mengakui kesalahan memang tidaklah mudah. Kadang ada rasa malu, takut dikucilkan, atau cemas akan pandangan sinis orang lain karena kesalahan
yang diperbuat. Padahal mengakui kesalahan diri sendiri sangat menguntungkan. Sebab ia bisa melihat kesalahan diri dan segera memperbaikinya.


Page 3

Apa yang bisa memunculkan sifat Syaja ah adalah?

Empat Kunci Masuk Surga

Senin, 20 Juni 2022 | 05:30 WIB

Apa yang bisa memunculkan sifat Syaja ah adalah?

Keadilan Sosial, Konsep dan Nilai Positifnya

Jumat, 3 Juni 2022 | 06:08 WIB

MuslimTerkini.com - Ulasan ini akan membahas mengenai persoalan sebutkan cara untuk menanamkan sikap syajaah. Soal ini dipelajari Adik-adik dalam pelajaran pendidikan agama islam di sekolah.

Secara singkat, sikap syajaah dapat diartikan sebegai sikap gagah berani dalam bertindak.

Kemudian, secara istilah syajaah dijabarkan dalam arti sikap keteguhan hati kekuatan pendirian untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara bijaksana dan terpuji.

Dari dua deskripsi itu, maka dapat ditarik sebuah deskripsi bahwa syajaah adalah keberanian yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan.

Baca Juga: Doa Seorang Hamba Tidak Mesti Diterima Allah SWT

Baca Juga: Kisah Rasulullah dan Uang 8 Dirham, Sikap Dermawan dan Suka Menolong Sesama

Perlu digaris bawahi bahwa Syajaah (berani) bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga, melainkan suatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya.

Menurut pembagiaannya, dibagi menjadi dua. Pertama yakni Syajaah Harbiyyah, merupakan bentuk keberanian yang tampak secara langsung.

Contoh daripada Syajaah Harbiyyah adalah keberanian muslim pada zaman dulu untuk ikut perang bersama Rasulullah SAW.

Kedua adalah Syajaah Nafsiyyah yakni keberanian secara mental seseorang. Contoh adalah seorang yang berani berkorban atau menderita ketika ia melihat adanya ketidak adilan.


Page 2

Baca Juga: Sebutkan 3 Sikap Menghargai Keyakinan Orang Lain, Inilah Jawabannya Tepatnya

Nah, adik-adik harus bisa menanamkan sikap syajaah ketika sudah bersar nanti, bahkan sejak kecil (sekarang). Untuk itu, mari berlatih menerapkan syajaah. Mati berlatih soal:

Soal : Sebutkan cara untuk menanamkan sikap syajaah

Jawaban : Adapaun cara untuk bisa menanamkan sebutkan cara untuk menanamkan sikap syajah adalah sebagai berikut:

1. Melatih diri untuk tahan terhadap tekanan atau persoalan hidup. Sebab, salah satu perwujudan dari sikap syajaah adalah quwwatul ihtimal (memiliki daya tahan yang besar).

Baca Juga: Bagaimanakah Sikap Kita Terhadap Pendirian dan Keyakinan Orang Lain yang Berbeda Dengan Kita, iniJawabannya

2. Ketika salah, berani untuk mengakui kesalahan, tidak bersembunyi atau malah lari dari masalah yang telah dibuat. Misal, jika memecahkan kaca disekolah, maka harus berani mengaku dan bertanggungjawab.

Sebab, salah satu perwujudan dari sikap ini adalah al ‘itirafu bil khatha’i (mengakui kesalahan).

3. Berani menyampaikan yang benar, walaupun itu berat, namun kebenaran harus dikatakan. Sebab salah satu perwujudan dari sikap syajaah adalah as-sharahah fil haq (berterus terang dalam menyampaikan kebenaran).

4. Berfikir kritis terhadap sebuah hal yang terjadi di lingkungan. Misal, ada sampah yang selalu dibuang tidak pada tempatnya. Maka kita harus menyampaikan bahwa itu adalah hal salah.


Page 3

Apa yang bisa memunculkan sifat Syaja ah adalah?

Daftar Kata Berakhiran Ah untuk Referensimu

Sabtu, 18 Juni 2022 | 19:16 WIB