Tuliskan apa saja yang termasuk jenis alat musik sekolah

Jakarta -

Pengertian alat musik melodis adalah alat musik yang menghasilkan nada dan mempunyai irama. Alat musik melodis ini di Indonesia bisa ditemukan berbagai macam mulai dari alat musik petik, gesek maupun tiup.


Alat musik melodis berbeda dengan alat musik ritmis yang digunakan untuk menjaga ritme, dan membuat suara lebih berwarna. Pada alat musik melodis, saat dimainkan bisa menghasilkan nada-nada yang merdu. Namun, perpaduan keduanya akan menghasilkan harmonisasi yang indah.

Fungsi Alat Musik Melodis

Berdasarkan Modul Seni Budaya pada situs resmi Kemdikbud, Alat musik melodis berfungsi sebagai alat yang memainkan susunan nada-nada sebuah lagu. Tangga nada yang dimiliki minimal 2 oktaf.


Alat musik melodis juga bisa menjadi melodi utama dalam komposisi musik ketika alat musik tersebut memainkan sebuah nada dengan nilai ketikan dan jarak tertentu. Contoh: alat musik gesek Rebab sebagai melodi utama pada gamelan jawa.

Contoh Alat Musik Melodis

Dalam buku Seni Budaya dan Keterampilan kelas 5 SD karya Drs Sri Murtono M.Pd. dkk dan Buku Pintar Pasti Naik Kelas SD Kelas 4, disebutkan, alat musik melodis contohnya antara lain:

1. Recorder

Recorder adalah jenis alat musik yang ditiup. Jenis recorder ada empat macam dari ukuran paling besar yakni sopran, recorder sopranino alto, dan tenor. Recorder yang sering digunakan di sekolah adalah recorder sopran.


Cara memainkan recorder dengan ditiup. Cara meniup recorder yakni:

- Untuk nada-nada tinggi bentuk mulut seakan-akan mengucapkan huruf ti sambil meniupkan udara di sepanjang notnya.

- Untuk nada-nada rendah, bentuk mulut seakan-akan mengucapkan huruf tu sambil meniupkan udara di sepanjang notnya.

- Untuk stakato, gunakan tiupan pendek.

- Untuk legato, satu tiupan dapat digunakan untuk lebih dari satu nada.

- Jangan meniup terlalu kuat agar suara yang dihasilkan tidak melengking, tapi jernig, murni, dan enak didengar.


2. Pianika

Pianika adalah alat musik tiup yang berlebihan seperti piano. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup melalui selang peniup dan tuts ditekan seperti memainkan piano.

3. Harmonika

Harmonika adalah alat musik melodis tiup. Harmonika dimainkan dengan cara meniup sambil menggeser ke arah kiri dan kanan.

4. Saksofon

Saksofon adalah alat musik melodis dari jenis tiup yang terbuat dari logam. Bentuknya seperti pipa rokok dan berklep logam.


5. Gitar

Gitar adalah alat musik melodis berdawai yang terbentuk atas sebuah bagian tubuh pokok dengan bagian leher padat sebagai tempat senar.


Gitar dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari maupun plektrum dan bisa menghasilkan nada-nada.


6. Biola

Mirip dengan gitar, Biola merupakan alat musik melodis berdawai yang memiliki empat senar dengan setelan berbeda satu sama lain dengan interval sempurna ke lima. Biola dimainkan dengan cara digesek.

Alat Musik Melodis Tradisional

Selain alat musik melodis modern, alat musik melodis juga ditemukan pada alat musik tradisional Indonesia di antaranya:


1. Bonang

Bonang merupakan alat musik melodis yang dipukul atau ditabuh bagian atasnya dengan alat pemukul khusus yang disebut bindhi.


Bonang terbuat dari logam-logam seperti besi, perunggu, atau kuningan yang memiliki bentuk menonjol pada bagian atas dan bisa menghasilkan nada-nada dengan not yang khas.

2. Angklung

Angklung adalah salah satu alat musik melodis tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu. Angklung terdiri dari dua, tiga atau empat bambu dengan susunan dua, tiga dan empat nada. Cara membunyikannya dengan digoyangkan atau digetarkan.


3. Sasando

Alat musik melodis Sasando berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sasando memiliki bentuk yang sangat unik dan berbeda dari alat musik petik lainnya yakni berbentuk tabung panjang.

Sasando sendiri terbuat dari bambu, kayu, paku penyangga, senar string, dan daun lontar. Untuk menghasilkan nada, Sasando dimainkan dengan menggunakan kedua tangan untuk memetik dawainya.


Itulah pengertian, fungsi, dan contoh alat musik melodis modern maupun tradisional.

Simak Video "Mengenal Jegog, Seni Musik Tradisional Jembrana Bali"


[Gambas:Video 20detik]
(lus/lus)

Ragam budaya Indonesia menghasilkan berbagai kesenian yang dapat dinikmati oleh masyarakat, salah satunya musik tradisional. Dalam modul yang ditulis oleh Hanun Adhaninggar dan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pengertian musik tradisional dalam adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu dan keberlangsungannya dilakukan dengan pewarisan secara turun temurun.

Sedyawati dalam buku Kebudayaan di Nusantara: Dari Keris Tor-Tor sampai Industri Budaya menjelaskan bahwa musik tradisional dimainkan menggunakan alat musik tradisional yang dibuat oleh masyarakat lokal. Dari cara memainkan, alat musik tradisional dapat dibedakan menjadi alat musik perkusi (pukul), alat musik tiup, alat musik petik, dan alat musik gesek.

Dari segi penampilan, banyak bentuk alat musik tradisional Indonesia yang mendapatkan pengaruh budaya dari Barat maupun dari daerah Asia lainnya. Hal ini terjadi karena akulturasi budaya sehingga berperan dalam perkembangan alat musik tradisional di beberapa daerah di Indonesia.

Alat musik tradisional memiliki berbagai karakteristik yang sangat unik. Hal ini dapat dilihat dari bahan, warna suara, tangga nada yang digunakan, dan fungsinya dalam masyarakat. Beberapa contoh alat musik tradisional Indonesia dapat dipahami melalui penjelasan berikut.

1. Sasando

Sasando adalah alat musik tradisional dari Nusa Tenggara Timur yang dimainkan dengan cara dipetik menggunakan kedua tangan. Sasando memiliki jumlah dawai atau senar yang berbeda, ada yang berjumlah 28 dan juga ada yang berjumlah 58 senar.

Sasando terbuat dari bambu sebagai wadah resonansi yang dikelilingi dengan bantalan kayu untuk menahan senar. Saat ini, Sasando dikembangkan menggunakan listrik, sehingga meski alat musik ini masuk dalam kategori tradisional namun dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin modern.

Advertising

Advertising

Tifa merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Timur Indonesia. Tepatnya dari daerah Papua dan Maluku. Tifa memiliki bentuk seperti tabung dan dimainkan dengan cara dipukul. Ada beberapa jenis tifa, yaitu jenis jekir, potong, dasar, dan bas.

Umumnya, tifa digunakan saat upacara adat, pertunjukan musik, dan mengiringi tarian tradisional. Secara bentuk, ada sedikit perbedaan antara tifa Maluku dan tifa Papua. Di daerah Maluku, tifa memiliki bentuk tabung dan tidak diberi pegangan. Sedangkan di daerah Papua, bagian tengah tifa dibuat lebih melengkung, serta terdapat pegangan pada bagian tengah tifa.

3. Gamelan

Gamelan merupakan gabungan dari beberapa alat musik tradisional khas Indonesia yang dimainkan secara bersamaan. Gamelan terdiri dari gong, kenong, gambang, saron, celempung, dan alat musik pendamping lainnya.

Ada beragam jenis gamelan dari Pulau Jawa dan Bali. Tak hanya di Indonesia, gamelan juga telah lama dikenal oleh mancanegara. Bahkan beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada menyelenggarakan pendidikan seni gamelan.

UNESCO telah mengakui gamelan sebagai warisan budaya sejak tahun 2014. Dalam falsafah masyarakat Jawa, harmonisme irama musik gamelan melambangkan keselarasan hidup. Pada zaman dahulu, masyarakat percaya bahwa gamelan dapat digunakan untuk memanggil dewa-dewa yang menguasai daratan Jawa.

4. Tatabuang

Tatabuang adalah alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini berasal dari daerah Lamanole, Flores Timur. Masyarakat Lamanole memainkan tatabuang dengan dua cara, yaitu dengan cara digantung atau diletakkan di pangkuan sang pemain. Pembuatan alat ini yaitu menggunakan kayu sukun yang bagian tengahnya dihilangkan sebagai wadah resonansi.

5. Bangsi Alas

Bangsi Alas adalah alat musik tradisional dari daerah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Alat ini dimainkan dengan cara ditiup dan terbuat dari bambu. Menurut situs web pemerintah Aceh, pembuatan bangsi alas dipercaya oleh masyarakat sekitar ada kaitannya dengan orang yang meninggal dunia di kampung/desa tempat bangsi alas dibuat.

Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Bangsi yang hanyut nantinya akan diambil oleh anak-anak. Kemudian bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya.

6. Arbab

Arbab adalah alat musik tradisional yang berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Arbab digunakan dalam acara hiburan rakyat, seperti pasar malam. Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu arbab (instrumen induknya) dan penggeseknya (stryk stock). Arbab terbuat dari bahan tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai. Sekarang, alat musik ini jarang dijumpai dan diperkirakan sudah mulai punah. 

7. Gambus

Gambus adalah alat musik tradisional dari Riau dan dimainkan dengan cara dipetik. Dalam khasanah musik Melayu, ada dua jenis gambus, yaitu gambus ‘ud dan gambus selodang. Di Riau, gambus selodang semula dimainkan untuk mengiringi tari Zapin di istana Siak dan di rumah-rumah orang terkemuka.

Seiring berkembangnya zaman, gambus selodang digunakan sebagai alat musik hiburan dan acara-acara sosial. Kata ‘selodang’ digunakan karena bentuk punggungnya yang berfungsi sebagai resonator menyerupai selodang (seludang), yaitu pembungkus mayang kelapa atau pinang. Ukuran punggung (resonator) gambus selodang agak kecil, tidak sebesar dan sebuncit gambus ‘ud.

8. Kolintang

Alat musik tradisional kolintang berasal dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Kolintang termasuk alat musik perkusi bernada dengan bilahan dari kayu dan resonator pipa. Kolintang dimainkan dengan cara dipukul, baik menggunakan tangan atau alat bantu lainnya.

Alat musik kolintang terbuat dari susunan bilah-bilah kayu yang diatur berjajar sesuai urutan nada, dari rendah ke nada tinggi. Tangga nada pada alat musik kolintang awalnya adalah pentatonis. Menurut situs web Kemendikbud, pada tahun 1954 kolintang dikreasikan dan dikembangkan oleh Nelwan Katuuk yang menyusun nada kolintang menurut susunan nada musik universal, yaitu tangga nada diatonis (c=1(do), d=2(re), e=3(mi), f=4(fa), g=5(sol), a=6(la), b=7(si)).

Alat musik ansambel kolintang terdiri dari:

  • Kolintang Melodi (ina taweng) yang berfungsi sebagai penentu lagu.
  • Kolintang Pengiring, terdiri dari Alto (uner atau katelu) sebagai pengiring nada tinggi.
  • Tenor (karua) sebagai pengiring nada rendah.
  • Cello (sella) sebagai penentu irama dan pengiring (accompanion) bass.
  • Kolintang Bass yang menghasilkan nada rendah (loway).

Dahulu, musik kolintang hanya dapat dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu daerah yang bernada pentatonis. Kini, kolintang dapat digunakan sebagai musik pengiring hampir semua jenis lagu, baik lagu-lagu daerah, nusantara, lagu nasional atau lagu-lagu populer.

Di Minahasa, untuk mengajak orang bermain kolintang digunakan istilah mangemo kumolintang, yang artinya “mari kita ber Tong Ting Tang”. Dari istilah tersebut muncul nama “Kolintang” yang dikenal sampai sekarang.

9. Serunai

Serunai merupakan alat musik dari budaya Minangkabau di kawasan Sumatera Barat. Alat musik ini dikenal merata di Sumatera Barat, terutama di bidang dataran tinggi seperti di daerah Agam, Tanah Datar dan Lima Puluh Kota, dan juga di sepanjang pesisir pantai Sumatera Barat.

Serunai dimainkan dengan cara ditiup. Dari situs web Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, serunai dimainkan dalam acara-acara hukum budaya yang ramai, seperti upacara perkawinan dan penghulu (batagak pangulu dalam bahasa Minang). Musik serunai juga populer untuk mengiringi pertunjukan pencak silat Minang

Bahan untuk membuat sebuah serunai terdiri dari batang padi, kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa. Perbedaan variasi serunai di Sumatera Barat dipengaruhi oleh kondisi geografis. Pada daerah yang memiliki lahan sawah yang luas, maka serunai akan banyak dibuat dari batang padi. Sementara bagi daerah yang memiliki banyak ternak, alat musik serunai banyak terbuat dari tanduk kerbau.

10. Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara digoyangkan.

Bunyi angklung merupakan hasil benturan badan pipa bambu yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. UNESCO mengakui angklung sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia sejak November 2010.

Fungsi Alat Musik Tradisional

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, alat musik tradisional adalah media ekspresi masyarakat pendukungnya. Dalam kehidupan masyarakat, alat musik tradisional memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Religius. Alat musik tradisional digunakan pada kegiatan religius. Contohnya tabuhan bedug yang dimainkan di masjid pada saat menyambut hari raya Idul Fitri dan Gamelan Bali yang dimainkan pada saat upacara Galungan.
  2. Pelengkap upacara adat. Masyarakat adat menggunakan alat musik tradisional untuk memeriahkan upacara adat. Contohnya adalah tabuhan kebogiro pada gamelan Jawa yang digunakan untuk mengiringi upacara panggih pengantin pada saat iring iringan pengantin masuk ke pelaminan.
  3. Iringan Tari. Pada saat pementasan tarian tradisional, alat musik tradisional digunakan sebagai iringan tari daerah setempat. Iringan tari menjadi satu kesatuan yang utuh pada penyajian tari.
  4. Media komunikasi dan hiburan. Bermain musik tradisional bersama keluarga, warga desa, atau teman sekolah dapat menjadi aktivitas menyenangkan dan sarana berkomunikasi antar masyarakat. Bermain alat musik tradisional juga dapat digunakan untuk media hiburan bagi masyarakat.

Demikian pembahasan mengenai alat musik tradisional Indonesia. Sebagai warga Indonesia, kita patut melestarikan alat musik tradisional agar tidak punah.