Pancasila sebagai Dasar Indonesia. Dalam artikel terdapat contoh pengamalan sila kedua Pancasila dalam kehidupan sehari-hari: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Show
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini contoh pengamalan sila kedua Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sila kedua Pancasila berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Setiap sila Pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam hidup bernegara. Termasuk nilai Kemanusiaan pada sila kedua Pancasila. Contoh pengalaman sila kedua sebagai perwujudan nilai Kemanusian, yakni tidak membeda-bedakan orang yang ada di sekitar. Kemudian, saling membantu dalam mengerjakan sesuatu hal, seperti kerja bakti dan tidak main hakim sendiri. Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia. Dalam artikel terdapat contoh pengamalan sila kedua Pancasila dalam kehidupan sehari-hari: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.(YouTube Majalah Bobo)Baca juga: Daftar Nama Alat Musik Tradisional di Indonesia dan Asal Daerahnya Berikut ini mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, dikutip Tribunnews.com dari beberapa sumber: Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia dan Contohnya 1. Nilai Ketuhanan Nilai Ketuhanan terdapat dalam sila pertama Pancasila.
Suara.com - Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dengan memiliki nilai-nilai luhur yang diterapkan dalam kehidupan berbangsa bernegara. Pengamalan Pancasila selalu diajarkan kepada anak-anak agar dapat menerapkannya sejak dini mungkin salah satunya contoh pengamalan sila ke-5 Pancasila. Banyak orang bertanya-tanya mengenai contoh pengamalan sila ke-5 dalam Pancasila. Sebelum membahas contoh, apakah Anda tahu bunyi sila ke-5 Pancasila? Sila ke-5 dalam Pancasila berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” yang memiliki butir-butir pengamalannya. Pengamalan ini diatur dalam Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 dan telah diperbarui setelah reformasi dengan Ketetapan MPR NO.I/MPR/2003. Lantas, seperti apa contoh pengamalan sila ke-5 dalam Pancasila? Berikut ini adalah butir-butir pengamalan Pancasila sila-5 yang dikutip melalui laman resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia. Baca Juga: Urutan Lambang Pancasila yang Menjadi Pedoman Masyarakat Indonesia
Contoh pengamalan Pancasila sila ke-5 adalah dengan menunjung tinggi sikap gotong royong, adil kepada sesama, menghargai dan menghormati hak dan kewajiban satu sama lain. Contoh pengamalan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti seorang anak yang membantu orang tua untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga sebagai bentuk menghargai dan menghormati kepada orang tua. Pengamalan lain dari Pancasila sila ke-5 adalah aktif untuk mengikuti kegiatan sosial demi kepentingan bersama seperti mengikuti organisasi sosial, ikut kerja bakti di lingkungan sekitar rumah atau bersama-sama melakukan santunan anak yatim. Hal ini dapat mewujudkan rasa keadilan sosial kepada sesama. Pancasila sila ke-5 juga mengajarkan kita untuk menghargai hak milik orang lain sehingga kita menjauhi dari sikap mencuri atau mengambil sesuatu yang bukan menjadi milik kita. Selain itu, kita harus senantiasa menjaga ketertiban dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain dalam aktivitas sehari-hari. Demikian adalah contoh pengamalan sila ke-5 dalam Pancasila yang wajib untuk dipahami dan diamalkan. Baca Juga: Viral Bocah Salah Kaprah Sebut Lambang Pancasila Bikin Ngakak, Disorot Ridwan Kamil Kontributor : Muhammad Zuhdi Hidayat Jakarta - Gotong royong termasuk sila ke berapa, sih? Apakah detikers tahu jawabannya? Di dalam lima butir Pancasila terdapat nili-nilai yang terkandung, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Dalam buku Dasar Negara karya Ronto, Pancasila diambil dari kata dalam bahasa Sansekerta yaitu panca dan sila. 'Panca' berarti lima dan syla berarti 'batu sendi'. Pancasila memiliki simbol yang diwakili oleh lambang bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, serta padi dan kapas. Menurut buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Rahmanuddin Tomalili, nilai Pancasila adalah nilai-nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, dan bersifat universal. Gotong royong sesuai dengan Pancasila ke berapa?Melansir dari laman Kemenkeu RI, gotong royong termasuk pengamalan nilai sila ke-5. Sila kelima berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ke-5 disimbolkan dengan padi dan kapas. Maknanya adalah kemakmuran dan kesejahteraan. Menurut Soekarno, gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang disebut dengan satu karyo, satu gawe. Bagaimana pengamalan sila ke-5?Pengamalan Pancasila ada 45 butir. Dilansir dari Kementerian Pertahanan RI, ini dia pengamalan sila kelima. 1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan 2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama 3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 4. Menghormati hak orang lain 5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri 6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain 7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah 8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan 9. Suka bekerja keras 10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama 11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gotong royong termasuk sila ke-5. Hal tersebut juga tertuang dalam butir pengamalan Pancasila. Simak Video "Kepala BMKG Ajak Komunitas Internasional Gotong Royong Hadapi Perubahan Iklim" (lus/lus) tirto.id - Sila ke-3 dalam Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia" mengandung butir-butir pengamalan dan makna yang mendalam. Pengamalan Pancasila sila ke-3 bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di rumah yang merupakan lingkungan keluarga. Selain sebagai dasar negara Republik Indonesia, Pancasila merupakan rumusan atau pedoman dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Istilah Pancasila terdiri dari dua kata dalam bahasa Sanskerta. Panca yang berarti "lima" dan sila yang bermakna "prinsip" atau "asas". Sukarno, yang kemudian menjadi Presiden RI pertama, memperkenalkan 5 sila pada hari terakhir sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato yang dilontarkan Bung Karno secara spontan itulah tercetus nama Pancasila.
“Sekarang, banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ialah Pancasila," ucap Sukarno, dikutip dari Risalah BPUPKI (1995. “Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal, dan abadi," imbuh tokoh bangsa dan bapak proklamator ini.
Baca juga:
Selanjutnya, dirumuskan isi 5 sila dalam Pancasila sebagai dasar negara yang berbunyi:
Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-3Sebagaimana bunyinya, Sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia", merupakan landasan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sila ke-3 memuat 7 butir pengamalan, yakni sebagai berikut:
Baca juga:
Pengamalan Sila ke-3 Pancasila di Lingkungan Rumah atau KeluargaPrinsip “Persatuan Indonesia" yang merupakan bunyi Sila ke-3 Pancasila bisa juga diterapkan dalam lingkungan terkecil yakni keluarga di rumah. Adapun beberapa contoh penerapannya, dikutip dari buku Pasti Bisa: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas IV (2017), antara lain:
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
PANCASILA
atau
tulisan menarik lainnya
Iswara N Raditya
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|