Sebutkan macam macam contoh puasa wajib puasa sunah dan puasa kafarat

tirto.id - Yang termasuk puasa wajib adalah puasa Ramadhan, puasa al-Qadla', puasa Kafarat, puasa dalam haji dan umrah, puasa untuk al-istisqa', dan puasa Nadzar.

Puasa wajib adalah puasa yang harus dilakukan dan berdosa apabila ditinggalkan. Puasa wajib bagi umat Islam yang banyak diketahui adalah puasa Ramadan. Ini karena puasa Ramadan merupakan agenda rutin tahunan bagi umat Islam.

Selain puasa Ramadhan, ada pula beberapa jenis puasa lain yang juga wajib dilakukan oleh umat muslim. Hukum wajib mengerjakan puasa-puasa itu dikarenakan kondisi tertentu.

Mengutip penjelasan di laman NU Online, dalam Madzhab Syafi’i, dikenal ada 6 jenis puasa wajib. Salah satunya adalah puasa Ramadhan. Berikut ini penjelasannya.

Puasa Ramadhan

Sebutkan macam macam contoh puasa wajib puasa sunah dan puasa kafarat

Puasa Ramadhan wajib dilakukan oleh umat muslim. Perintah berpuasa tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Ibadah puasa pun dikenal memiliki berbagai keutamaan yang istimewa. Salah satu hadist qudsi diterangkan bahwa setiap amal kebaikan manusia akan dilipatgandakan dengan 10 kebaikan yang semisal hingga 700 kali lipat kecuali amal puasa. Allah berfirman, “Puasa tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena ia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku,” (HR. Muslim).

Adapun syarat wajib puasa Ramadhan adalah muslim, telah baligh atau mencapai masa pubertas, berakal sehat, mampu menunaikan puasa, dan mengetahui awal Ramadhan hingga sebulan penuh.

Puasa Qadla’

Puasa Qadla’ wajib dilakukan untuk mengganti sejumlah hari puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena beberapa jenis halangan, seperti sakit parah, bepergian jauh (safar), atau menstruasi.

Puasa Qadla’ dilakukan dengan cara berpuasa sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan. Apabila puasa yang harus diganti lebih dari satu hari maka puasa dapat dilakukan secara berturut-turut ataupun terpisah.

Di surat Al-Baqarah ayat 184, Allah SWT Berfirman: “...... maka barangsiapa di antara kamu sakit dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib baginya mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.”

Puasa Kafarat

Jika seorang muslim secara sengaja merusak puasanya pada bulan Ramadhan, terutama dengan melakukan hubungan seksual, wajib baginya untuk menjalankan kifarah ‘udhma (kifarat besar), dengan urutan kafarat (denda) sebagai berikut.

Pertama, harus memerdekakan hamba sahaya perempuan yang beriman, dan bebas dari cacat yang mengganggu kinerjanya. Kedua, jika tak mampu, ia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut. Ketiga, jika tidak mampu, ia harus memberi makanan pokok di daerahnya kepada 60 orang miskin, masing-masing sebanyak satu mud (kurang lebih sepertiga liter beras).

Kafarat tersebut berdasarkan hadist sahih: “Abu Huraihah meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah lantas berkata, “Celakalah aku! Aku mencampuri istriku (siang hari) di bulan Ramadhan,”. Beliau bersabda, “Merdekakanlah seorang hamba sahaya perempuan,”. Dijawab oleh laki-laki itu, “Aku tidak mampu”. Beliau kembali bersabda, “Berpuasalah selama dua bulan berturut-turut”. Dijawab lagi oleh laki-laki itu, “Aku tak mampu,”. Beliau kembali bersabda, “Berikanlah makanan kepada enam puluh orang miskin,” (HR Al-Bukhari).

Puasa saat haji dan umrah sebagai ganti dari penyembelihan hewan untuk fidyah

Saat melaksanakan ibadah haji atau umrah, seorang muslim wajib membayar denda atau disebut dam jika melanggar larangan ihram. Ada empat kategori dam atau denda yang disebutkan Imam An-Nawawi dalam kitabnya dengan mengutip pendapat Imam Rafi’i, seperti dilansir NU Online.

Pertama, tartib dan taqdir. Denda ini wajib dilakukan jamaah haji yang melakukan haji tamattu’, haji qiran, dan beberapa pelanggaran wajib haji, seperti tidak berniat (ihram) dari miqat makani, tidak mabit di Muzdalifah tanpa alasan syar’i, tidak mabit di Mina tanpa alasan syar’i, tidak melontar jumrah, dan tidak melaksanakan thawaf wada.

Tartib dan taqdir ini dilakukan dengan menyembelih seekor kambing. jika tak mampu menemukan kambing, dapat diganti berpuasa 10 hari dengan ketentuan 3 hari dilaksanakan saat pelaksanaan ibadah haji, dan 7 hari sisanya di kampung halaman.

Bila tidak sanggup untuk berpuasa maka bisa digantikan dengan membayar 1 mud/ hari (1 mud= 675 gram atau 0,7 liter) seharga makanan pokok.

Kedua, tartib dan ta’dil. Denda ini dibayar bila seorang muhrim melakukan hubungan suami istri sebelum tahallul awal (dalam ibadah haji) serta sebelum seluruh rangkaian umrah selesai (dalam ibadah umrah).

Adapun dendanya adalah menyembelih seekor unta, sapi, atau lembu. Jika tidak mampu, diganti dengan menyembelih 7 ekor kambing. Bila masih tidak mampu, denda diganti dengan memberi makan fakir miskin senilai seekor unta, atau berpuasa dengan hari sebanyak hitungan mud dari makanan yang dibeli seharga seekor unta.

Ketiga, takhyir dan ta’dil. Denda ini berlaku untuk muhrim yang berburu atau membunuh binatang buruan ketika berada di Tanah Haram atau Halal setelah ihram. Denda ini pun berlaku bagi muhrim yang mencabut pepohonan di Tanah Haram Mekah (kecuali pepohonan yang sudah kering).

Denda yang diberlakukan adalah: menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang diburu; atau memberi makan fakir miskin di Mekah dengan nilai harga binatang yang sebanding; atau berpuasa sejumlah bilangan mud yang senilai dengan binatang sebanding yang diburu.

Keempat, takhyir dan taqdir. Takhyir dan taqdir merupakan jenis denda untuk pelanggaran ketika beribadah haji atau umrah, berupa: membuang/mencabut/menggunting rambut atau bulu dari anggota tubuh; memakai pakaian yang dilarang dalam ihram; mengecat/ memotong kuku; dan memakai wangi-wangian.

Adapun pilihan yang bisa dibayar adalah berupa: menyembelih seekor kambing; atau bersedekah kepada 6 orang fakir miskin (tiap orang dua mud); atau berpuasa selama tiga hari.

Puasa untuk al-istisqa' (shalat minta hujan) apabila diperintahkan oleh pemerintah

Puasa dalam kaitannya dengan shalat minta hujan (Al-Istisqa’) jika ada perintah dari pemerintah (Al-Hakim), juga bisa menjadi wajib dilakukan, menurut pendapat Madzhab Syafi’i.

Salat istisqa dilakukan saat kemarau panjang yang menyebabkan kebakaran hutan, juga keringnya lahan pertanian, atau kekeringan panjang yang memicu kelangkaan air.

Puasa nadzar

Puasa ini wajib dilakukan usai seseorang berjanji dan menyanggupi melakukan ibadah. Contohnya adalah ketika seseorang berkata: “Jika saya sembuh, saya akan puasa” maka nadzar itu menjadi wajib untuk dilakukan.

Baca juga:

  • Niat Puasa Senin Kamis: Bacaan dalam Bahasa Arab, Inggris dan Jawa
  • Niat Puasa Senin Kamis, Doa Berbuka Sesuai Sunnah & Keistimewaannya
  • Hukum Mengerjakan Puasa Sunah di Hari Jumat, Boleh atau Tidak?

Baca juga artikel terkait PUASA atau tulisan menarik lainnya Dinda Silviana Dewi
(tirto.id - dsl/add)


Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Dinda Silviana Dewi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Foto: Macam-macam puasa menurut agama Islam. (celebrities/Freepic)

JAKARTA, celebrities.id – Macam-macam puasa dalam Islam harus diketahui oleh seorang muslim. 

Secara syariat puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun islam. Namun di luar itu ada juga jenis atau macam-macam puasa lainnya, seperti puasa Senin-Kamis dan Puasa Daud.

Ditilik dari sisi hukumnya, ada puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh hingga puasa haram. 

Berikut penjelasan lengkap mengenai macam-macam puasa dalam Islam yang harus Anda ketahui, dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/4/2022).

Macam-Macam Puasa Wajib 

Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilaksanakan oleh semua umat Islam. Apabila umat Islam melakukannya maka mereka akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, apabila tidak melaksanakannya maka akan mendapat dosa. 
Berikut macam-macam puasa wajib:

1. Puasa Ramadhan 

Puasa Ramadan merupakan puasa yang wajib dilakukan oleh umat Muslim yang sudah dewasa atau baligh pada bulan Ramadhan. Kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan bagi umat Muslim tercantum dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 183 sebagai berikut.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn."
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah ayat 183).

2. Puasa Nazar

Puasa Nazar adalah puasa yang dikerjakan untuk memenuhi janji. Nazar artinya janji. Hukum dari puasa Nazar adalah wajib apabila janji tersebut sudah terpenuhi.
Misalnya, ada seseorang yang mengalami sakit cukup parah. Kemudian dia berdoa kepada Allah SWT memohon kesembuhan dan janji akan berpuasa selama tiga hari jika sembuh. Ketika dia sudah sembuh dan sehat, maka wajib memenuhi nazarnya dengan berpuasa.

3. Puasa Kifarat

Puasa kifarat adalah puasa denda. Puasa kifarat dilakukan untuk menggantikan atau denda atas pelanggaran berhukum wajib contohnya tidak melaksanakan puasa. Puasa ini bertujuan untuk menghapus dosa yang telah dilakukan.

4. Puasa Qadha Ramadhan

Qadha berarti mengganti kekurangan hari dalam puasa wajib di bulan Ramadan ketika seseorang tidak bisa melakukannya dengan sempurna karena ada halangan atau uzur yang diperbolehkan oleh syara seperti sakit dan bepergian.

Macam-Macam Puasa Sunnah 

Puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib dilakukan oleh umat Islam. Jika umat Islam melakukannya, maka akan mendapatkan pahala. Namun jika tidak melakukannya, maka tidak mendapatkan dosa. Berikut macam-macam puasa sunah dalam Islam.

1. Puasa Senin dan Kamis

Puasa Senin Kamis berawal ketika Nabi Muhammad SAW memerintah umatnya untuk senantiasa berpuasa di hari Senin dan Kamis. Hari Senin merupakan hari kelahiran beliau sedangkan hari Kamis adalah hari pertama kali Alquran diturunkan. Puasa Senin dan Kamis juga melatih tubuh untuk lebih disiplin.

2. Puasa Syawal

Puasa Syawal adalah berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Puasa ini bisa dilakukan secara berurutan dimulai dari hari kedua syawal ataupun bisa dilakukan secara tidak berurutan.

3. Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni tanggal 8 Dzulhijjah atau pada hari pertama pelaksanaan ibadah haji. Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa yang berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah haji membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan arafah dan menuju Mina.

4. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah jenis puasa sunah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji. Sedangkan bagi umat Islam yang sedang berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari Arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa sunah ini memiliki keutamaan dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

5. Puasa Daud

Puasa Daud adalah puasa yang dilakukan secara selang-seling (sehari puasa, sehari tidak). Puasa Daud bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud As.

6. Puasa Asyura

Puasa Asyura adalah puasa sunah yang sangat dianjurkan dalam agam Islam. Puasa Asyura dilakukan pada setiap tanggal 10 Muharram. Puasa ini dikenal dengan istilah Yaumu Asyura yang artinya hari pada tanggal kesepuluh bulan Muharram. Bulan Muharram adalah bulan yang disunnahkan untuk memperbanyak puasa, boleh di awal bulan, pertengahan, ataupun di akhir.

Baca Juga : 11 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Menurut Islam

Bacaan Niat dan Doa Berbuka Puasa Ramadhan, Perhatikan Sunnahnya!


Page 2

Foto: Macam-macam puasa menurut agama Islam. (celebrities/Freepic)

Ayyamul bidh artinya hari putih karena pada malam-malam tersebut bulan purnama bersinar dengan sinar rembulannya yang putih. Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada hari ke-13, 14, dan 15 dalam bulan Hijriyah atau bulan pada kalender Islam.

8. Puasa Sya’ban (Nisfu Sya’ban)

Bulan Sya’ban juga memiliki keistimewaan tersendiri. Pada bulan Sya’ban dianjurkan agar umat Islam mencari pahala sebanyak-banyaknya.

9. Puasa Muharram

Puasa Muharram dilakukan di bulan Muharram atau saat tahun baru Hijriah dan hukumnya sunnah. Puasa Muharram biasa dilakukan pada tanggal 10 atau yang dikenal juga dengan nama Puasa Asyura.

10. Puasa Awal Dzulhijjah

Puasa di awal bulan Dzulhijjah adalah puasa sunah. Biasanya puasa sunah ini dilakukan pada tanggal 1-7 Dzulhijjah setiap tahunnya. Ada pula yang mengerjakannya hingga sepuluh hari berturut-turut. Keutamaan berpuasa di awal bulan Dzulhijjah adalah mendapatkan pahala berlimpah dari Allah SWT, dicintai Allah SWT dan dijauhkan dari siksa api neraka selama tujuh puluh tahun.

Macam-Macam Puasa Makruh

Ada tiga puasa yang hukumnya makruh, yaitu puasa khusus hari Jumat, puasa khusus hari Sabtu, dan puasa khusus hari Ahad (Minggu).

Puasa yang dilakukan khusus pada hari Jumat hukumnya makruh. Kecuali puasa tersebut merupakan kelanjutan dari puasa pada hari sebelumnya atau puasa sunah yang bertepatan pada hari Jumat. Contohnya puasa Arafah yang jatuh pada hari Jumat atau puasa ayyamul bidh dan lain sebagainya.

Baca Juga : Menu Buka Puasa yang Sehat untuk Penderita Gerd

Sementara puasa khusus hari Sabtu dan Ahad juga dimakruhkan, kecuali puasa tersebut merupakan kelanjutan dari hari sebelumnya atau puasa sunah yang bertepatan dengan hari Sabtu dan Minggu. Sebagaimana ketentuan pada puasa khusus hari Jumat.

Menurut hadits Ahmad, An-Nasa'i dalam Al Kubra, Al Hakim dalam Al-Mustadrak, dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dikatakan bahwa hari Sabtu dan Ahad adalah dua hari raya kaum musyrikin,

Macam-Macam Puasa Haram

Berikut ini jenis-jenis puasa yang diharamkan dalam Islam.

1. Puasa pada hari Tasyrik

Hari Tasyrik merupakan tiga hari setelah hari raya Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Puasa pada ketiga hari tersebut termasuk yang diharamkan.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum," (HR. Muslim).

2. Puasa pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Allah SWT melarang umatnya untuk berpuasa pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Hal tersebut tercantum dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim,
Dari Abu Sa'id Al Khudri ra, berkata: "Bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Muslim)

3. Puasa selamanya

Puasa selamanya atau puasa Dahr diharamkan karena berpotensi membahayakan kesehatan orang yang melakukannya.  Rasulullah SAW juga menyatakan keharaman puasa ini dalam sebuah hadis. 

“Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti.” (HR. Muslim no. 1159, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash).

4. Puasa pada hari Syak

Hari syak berarti hari yang diragukan, yakni pada tanggal 30 Syaban. Saat itu sudah dimulai penentuan puasa Ramadhan. Puasa pada hari tersebut termasuk haram karena dikhawatirkan mendahului puasa Ramadhan. Namun puasa pada hari syak diperbolehkan bagi orang yang mengqadha puasa ramadhan tahun sebelumnya atau memang sudah terbiasa berpuasa.

5. Puasa saat haid dan nifas

Wanita yang sedang Haid dan Nifas tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Apabila tetap melakukan puasa maka puasanya tidak sah.

6. Puasa pada hari Jumat

Puasa pada hari Jumat termasuk haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jum’at, kecuali jika ia berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

7. Puasa pada hari Sabtu

Puasa pada hari Sabtu termasuk haram dalam Islam karena menyerupai ibadah dalam agama Yahudi. Boleh berpuasa pada hari Sabtu asalkan untuk puasa wajib atau bertepatan dengan puasa Sunah tertentu.

Menu Buka Puasa yang Sehat untuk Penderita Gerd

Editor : Oktiani Endarwati


Page 3

Foto: Macam-macam puasa menurut agama Islam. (celebrities/Freepic)

JAKARTA, celebrities.id – Macam-macam puasa dalam Islam harus diketahui oleh seorang muslim. 

Secara syariat puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun islam. Namun di luar itu ada juga jenis atau macam-macam puasa lainnya, seperti puasa Senin-Kamis dan Puasa Daud.

Ditilik dari sisi hukumnya, ada puasa wajib, puasa sunah, puasa makruh hingga puasa haram. 

Berikut penjelasan lengkap mengenai macam-macam puasa dalam Islam yang harus Anda ketahui, dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/4/2022).

Macam-Macam Puasa Wajib 

Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilaksanakan oleh semua umat Islam. Apabila umat Islam melakukannya maka mereka akan mendapatkan pahala. Sebaliknya, apabila tidak melaksanakannya maka akan mendapat dosa. 
Berikut macam-macam puasa wajib:

1. Puasa Ramadhan 

Puasa Ramadan merupakan puasa yang wajib dilakukan oleh umat Muslim yang sudah dewasa atau baligh pada bulan Ramadhan. Kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan bagi umat Muslim tercantum dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 183 sebagai berikut.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn."
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah ayat 183).

2. Puasa Nazar

Puasa Nazar adalah puasa yang dikerjakan untuk memenuhi janji. Nazar artinya janji. Hukum dari puasa Nazar adalah wajib apabila janji tersebut sudah terpenuhi.
Misalnya, ada seseorang yang mengalami sakit cukup parah. Kemudian dia berdoa kepada Allah SWT memohon kesembuhan dan janji akan berpuasa selama tiga hari jika sembuh. Ketika dia sudah sembuh dan sehat, maka wajib memenuhi nazarnya dengan berpuasa.

3. Puasa Kifarat

Puasa kifarat adalah puasa denda. Puasa kifarat dilakukan untuk menggantikan atau denda atas pelanggaran berhukum wajib contohnya tidak melaksanakan puasa. Puasa ini bertujuan untuk menghapus dosa yang telah dilakukan.

4. Puasa Qadha Ramadhan

Qadha berarti mengganti kekurangan hari dalam puasa wajib di bulan Ramadan ketika seseorang tidak bisa melakukannya dengan sempurna karena ada halangan atau uzur yang diperbolehkan oleh syara seperti sakit dan bepergian.

Macam-Macam Puasa Sunnah 

Puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib dilakukan oleh umat Islam. Jika umat Islam melakukannya, maka akan mendapatkan pahala. Namun jika tidak melakukannya, maka tidak mendapatkan dosa. Berikut macam-macam puasa sunah dalam Islam.

1. Puasa Senin dan Kamis

Puasa Senin Kamis berawal ketika Nabi Muhammad SAW memerintah umatnya untuk senantiasa berpuasa di hari Senin dan Kamis. Hari Senin merupakan hari kelahiran beliau sedangkan hari Kamis adalah hari pertama kali Alquran diturunkan. Puasa Senin dan Kamis juga melatih tubuh untuk lebih disiplin.

2. Puasa Syawal

Puasa Syawal adalah berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Puasa ini bisa dilakukan secara berurutan dimulai dari hari kedua syawal ataupun bisa dilakukan secara tidak berurutan.

3. Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari tarwiyah yakni tanggal 8 Dzulhijjah atau pada hari pertama pelaksanaan ibadah haji. Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa yang berarti membawa bekal air. Hal tersebut karena pada hari itu, para jamaah haji membawa banyak bekal air zam-zam untuk persiapan arafah dan menuju Mina.

4. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah jenis puasa sunah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji. Sedangkan bagi umat Islam yang sedang berhaji, tidak ada keutamaan untuk puasa pada hari Arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa sunah ini memiliki keutamaan dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.

5. Puasa Daud

Puasa Daud adalah puasa yang dilakukan secara selang-seling (sehari puasa, sehari tidak). Puasa Daud bertujuan untuk meneladani puasanya Nabi Daud As.

6. Puasa Asyura

Puasa Asyura adalah puasa sunah yang sangat dianjurkan dalam agam Islam. Puasa Asyura dilakukan pada setiap tanggal 10 Muharram. Puasa ini dikenal dengan istilah Yaumu Asyura yang artinya hari pada tanggal kesepuluh bulan Muharram. Bulan Muharram adalah bulan yang disunnahkan untuk memperbanyak puasa, boleh di awal bulan, pertengahan, ataupun di akhir.

Baca Juga : 11 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Menurut Islam

Bacaan Niat dan Doa Berbuka Puasa Ramadhan, Perhatikan Sunnahnya!