Karakteristik protokol routing EIGRP yang menggunakan distance vector yang paling tepat adalah

Deskripsi : Bab ini akan menjelaskan lebih spesifik tentang konsep dasar mengenai routing dinamis jenis

distance vector.

Relevansi : Bab ini akan sangat membantu pembaca yang sedang mempelajari konsep routing dinamis untuk lebih rinci mempelajari protokol routing jenis distance vector.

Capaian Pembelajaran : Setelah mempelajari seluruh buku ini, pembaca/mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang dasar-dasar routing, protokol routing, routing jenis distance vector dan link state,

classful dan classless.

Indikator Unjuk Kerja : 1. Mampu menjelaskan tujuan algoritma distance

vector;

2. Mampu menjelaskan karakteristik protokol routing distance vector;

3. Mampu menjelaskan routing loop. Tujuan Algoritma

Inti dari protokol distance vector adalah algoritma. Algoritma yang digunakan untuk menghitung jalur terbaik dan kemudian mengirim informasi ke router tetangga.

Sebuah algoritma adalah prosedur untuk melaksanakan tugas tertentu, mulai dari keadaan awal yang diberikan dan mengakhiri dalam keadaan akhir yang ditetapkan. Routing protokol yang berbeda menggunakan algoritma yang berbeda untuk memasang jalur dalam tabel routing, mengirim update ke tetangga, dan membuat keputusan penentuan jalur.

Algoritma yang digunakan untuk protokol routing mendefinisikan proses berikut:

 Mekanisme untuk mengirim dan menerima informasi routing.

 Mekanisme untuk menghitung jalur terbaik dan memasang jalur dalam tabel routing.

 Mekanisme untuk mendeteksi dan bereaksi terhadap perubahan topologi.

Karakteristik Protokol Distance Vector

Protokol routing dinamis membantu administrator jaringan mengatasi permasalahan waktu proses mengkonfigurasi dan memelihara tabel routing dibanding routing statis. Sesuai namanya, distance vector berarti bahwa routing yang diiklankan (advertising) sebagai vektor jarak dan arah. Jarak didefinisikan

dalam hal metrik seperti jumlah hop dan arah adalah next-hop atau exit interface dari router. Sebuah router yangmenggunakan protokol routing distance vector tidak memiliki pengetahuan tentang seluruh jalan ke jaringan tujuan. Sebaliknya router hanya tahu:

 Arah atau interface di mana paket harus diteruskan, dan  Jarak atau seberapa jauh routing itu ke jaringan tujuan

Protokol routing dapat dibandingkan berdasarkan karakteristik berikut:

Waktu untuk konfergensi - Waktu untuk konvergensi mendefinisikan

seberapa cepat router dalam topologi jaringan berbagi informasi routing dan mencapai keadaan pengetahuan jaringan yang konsisten. Semakin cepat konvergensi, maka protokol itu lebih baik. Routing loop dapat terjadi ketika tabel routing yang inkonsisten tidak diperbarui ketika jaringan berubah dan akan memperlambat konvergensi.

Skalabilitas - Skalabilitas mendefinisikan seberapa besar jaringan dapat

berkembang berdasarkan protokol routing yang digunakan. Semakin besar jaringan yang bisa didukung, semakin baik protokol routing itu.  Classless atau Classful - protokol routing classless memasukkan subnet

mask kedalam update informasi routing. Fitur ini mendukung penggunaan Variable Length Subnet Masking (VLSM). Berbeda dengan protokol routing classful yang tidak memasukan subnet mask dan tidak dapat mendukung VLSM.

Penggunaan Sumber Daya - penggunaan sumber daya termasuk

persyaratan protokol routing seperti ruang memori, penggunaan CPU, dan pemanfaatan bandwidth. Kebutuhan sumber daya yang lebih tinggi memerlukan hardware yang lebih kuat untuk mendukung operasi protokol routing.

Implementasi dan Pemeliharaan - implementasi dan pemeliharaan

menggambarkan tingkat pengetahuan yang diperlukan bagi administrator jaringan untuk menerapkan dan memelihara jaringan berdasarkan protokol routing digunakan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa beberapa protokol routing yang termasuk jenis distance vector adalah RIP, IGRP, dan EIGRP.

RIP

Routing Information Protocol (RIP) pada awalnya ditentukan dalam RFC

1058. RIP ini memiliki karakteristik utama sebagai berikut:  Hop digunakan sebagai metrik untuk penentuan jalur.

 Jika jumlah hop untuk jaringan lebih besar dari 15, RIP tidak dapat menyediakan routing ke jaringan itu.

 Update routing disiarkan (broadcast atau multicast ) secara default setiap 30 detik.

IGRP

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah protokol proprietary yang dikembangkan oleh Cisco. IGRP memiliki karakteristik utama

sebagai berikut:

 Metrik komposit dihitung berdasarkan Bandwidth, delay, beban dan kehandalan.

 Update routing yang disiarkan secara default setiap 90 detik. IGRP adalah pendahulu dari EIGRP.

EIGRP

Enhanced-IGRP (EIGRP) adalah protokol routing distance vector yang Cisco proprietary. EIGRP memiliki karakteristik kunci:

 Dapat melakukan load balancing.

 Menggunakan Diffusing Update Algoritma (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.

 Tidak ada update periodik seperti RIP dan IGRP. Routing update dikirim hanya jika ada perubahan dalam topologi.

Routing Loop

Routing loop adalah suatu kondisi di mana sebuah paket secara terus menerus ditransmisikan dalam suatu rangkaian router tanpa pernah mencapai jaringan tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah routing loop dapat terjadi ketika dua atau lebih router memiliki informasi routing yang tidak benar untuk menjangkau tujuan.

Loop mungkin terjadi akibat dari:

 Konfigurasi routing statis yang tidak tepat.  Konfigurasi redistribusi yang salah.

 Tabel routing yang tidak konsisten akibat lambatnya waktu konvergensi ketika topologi berubah.

Implikasi dari routing loop

Sebuah routing loop dapat memiliki dampak buruk pada jaringan, sehingga menghasilkan kinerja jaringan yang buruk atau bahkan jaringan menjadi down. Sebuah routing loop dapat menciptakan kondisi berikut:

 Bandwidth link akan digunakan untuk lalu lintas perulangan bolak-balik antara router dalam satu lingkaran (loop).

 CPU router akan bekrja berat karena perulangan paket.

 CPU router akan dibebani dengan paket forwarding tidak berguna yang akan berdampak negatif pada konvergensi jaringan.

 Routing update mungkin tersesat atau tidak diproses secara tepat waktu.  Paket mungkin tersesat di "lubang hitam."

Triggered Update

Untuk mempercepat konvergensi ketika ada perubahan topologi, RIP menggunakan triggered update. Sebuah triggered update adalah update tabel routing yang dikirim langsung untuk menanggapi perubahan routing. Triggered

update tidak menunggu waktu update berakhir. Router yang mendeteksi

perubahan segera mengirimkan pesan update ke router berdekatan. Router menerima, pada gilirannya, menghasilkan triggered update yang memberitahu tetangga mereka jika telah terjadi perubahan.

Triggered update tidak terjadi secara instan. Ada kemungkinan bahwa

sebuah router yang belum menerima triggered update akan mengeluarkan

periodic update pada waktu yang salah yang menyebabkan jalur yang salah

tetap dimasukkan dalam router tetangga yang sudah menerima triggered update.

Hold Down Timer

Hold down timer digunakan untuk mencegah pesan periodic update dari

waktu yang tidak tepat. Hold down timer menginstruksikan router untuk menahan perubahan yang mungkin akan mempengaruhi jalur untuk jangka waktu tertentu (yang mungkin disebabkan oleh jaringan yang down atau putus-sambung). Hold down timer bekerja dengan cara berikut:

1. router menerima update dari tetangga yang menunjukkan bahwa jaringan yang sebelumnya diakses sekarang tidak lagi dapat diakses.

2. Router menandai sebagai jaringan yang mungkin down dan memulai

holddown timer.

3. Jika update metrik yang lebih baik diterima dari setiap router tetangga selama periode holddown, jaringan dipulihkan dan holddown timer dihapus.

4. Jika update dari setiap tetangga lainnya diterima selama periode holddown dengan metrik yang sama atau lebih buruk untuk jaringan itu, maka update yang diabaikan.

5. Router masih meneruskan paket ke jaringan tujuan yang ditandai sebagai jaringan uang mungkin down. Jika jaringan tujuan benar-benar tidak tersedia dan paket diteruskan, lubang hitam routing dibuat dan berlangsung sampai holddown timer berakhir.

Route Poisoning

Route Poisoning digunakan untuk menandai jalur tidak terjangkau (unreachable) yang di update oleh router dan dikirim ke router lainnya. Tidak terjangkau ditafsirkan sebagai metrik yang diatur secara maksimal. Untuk RIP, Route poisoning memiliki metrik bernilai 16.

Split Horizon dengan Poison Reverse

Poison reverse dapat dikombinasikan dengan teknik split horizon. Metode

ini disebut split horizon dengan poison reverse. Aturan untuk split horizon dengan poison reverse adalah membuat kondisi ketika mengirim update keluar pada interface tertentu, ditujukan untuk semua jaringan yang belajar dari

interface sebagai jalur yang tidak terjangkau (unreachable).

Time to Live (TTL)

Time to Live (TTL) adalah 8-bit dalam header IP yang membatasi jumlah

hop paket untuk dapat melintasi jaringan sebelum dibuang. Tujuan dari TTL adalah untuk menghindari situasi di mana sebuah paket yang terkirim terus beredar di jaringan tanpa henti. TTL akan berkurang satu setiap melewati router pada jalur ke tujuan. Jika TTL mencapai nol sebelum paket tiba di tempat tujuan, paket akan dibuang dan router mengirimkan pesan kesalahan Internet

1. Protokol routing dapat diklasifikasikan sebagai distance vector, link state. 2. protokol routing distance vector meliputi:RIPv1, RIPv2, IGRP, EIGRP

3. Router yang menggunakan protokol routing distance vector menentukan jalur terbaik ke jaringan remote berdasarkan informasi yang mereka pelajari dari tetangga mereka.

4. Salah satu kelemahan dari protokol routing distance vector adalah potensi untuk routing loop. Routing loop dapat terjadi ketika jaringan dalam keadaan tidak konvergen.

5. Protokol routing distance vector menggunakan holddown timer, Split horizon dan split horizon dengan poison reverse, dan TTL juga digunakan oleh router untuk membantu mencegah routing loop

Umpan Balik

1. Jelaskan karakteristik protokol routing jenid distance vector! 2. Jelaskan secara singkat jenis protokol routing berikut:

a. RIPv1 b. RIPv2 c. IGRP d. EIGRP

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan routing loop! 4. Jelaskan mekanisme mengatasi rotuing loop!

BAB V. ROUTING INFORMATION PROTOCOL

Deskripsi : Bab ini akan menjelaskan lebih rinci mengenai konsep protokol routing RIP versi 1. Dibagian akhir bab ini juga disajikan contoh konfigurasi jaringan dengan menggunakan protokol routing RIPv1.

Relevansi : Bab ini akan sangat membantu pembaca yang sedang mempelajari konsep routing dinamis khusunya protoko routing RIP versi 1 sebelum mengimplementasikan pada sistem jaringan.

Capaian Pembelajaran : Setelah mempelajari seluruh buku ini, pembaca/mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang dasar-dasar routing, protokol routing, routing jenis distance vector dan link state,

classful dan classless.

Indikator Unjuk Kerja : 1. Mampu menjelaskan konsep dasar protokol routing RIP;

2. Mampu menjelaskan karakteristik RIP; 3. Mampu mengonfigurasi protokol routing RIP. Sejarah RIP

RIP adalah protokol routing distance vector yang paling awal. Meskipun RIP kurang canggih dibanding protokol routing yang lebih baru, kesederhanaan dan penggunaan yang luas adalah bukti bahwa RIP masih bisa dipakai. RIP bukanlah sebuah protokol yang sudah tidak dikembangkan. Bahkan, bentuk RIP untuk mendukung IPv6 disebut RIPng (generasi) sekarang juga sudah tersedia.

RIP berevolusi dari protokol sebelumnya yang dikembangkan di Xerox, disebut Gateway Information Protocol (GWINFO). Dengan perkembangan dari Xerox Network System (XNS), GWINFO berkembang menjadi RIP. Hal itu kemudian semakin mendapatkan popularitas karena juga dikembangkan di

Berkeley Software Distribution (BSD) sebagai daemon yang diberi nama routed

(diucapkan "rout-di"). Berbagai vendor lainnya membuat sesuai versi mereka sendiri dengan implementasi yang sedikit berbeda dari RIP. Untuk kebutuhan standardisasi protokol, Charles Hedrick menulis RFC 1058 pada tahun 1988, di mana ia mendokumentasikan protokol yang ada dan dibuat beberapa perbaikan. Sejak itu, RIP telah ditingkatkan versinya dengan RIP versi 2 (RIPv2) pada tahun 1994 dan dengan RIPng pada tahun 1997.

Versi pertama dari RIP sering disebut RIPv1 untuk membedakannya dari RIPv2. Namun, kedua versi memiliki banyak fitur yang sama. Ketika membahas fitur umum untuk kedua versi, kita akan mengacu ke RIP. Ketika membahas

fitur unik untuk setiap versi, kita akan menggunakan RIPv1 dan RIPv2. RIPv2 dibahas dalam bab berikutnya.

Karakteristik RIP

RIPv1 memiliki karakteristik utama berikut:  RIP adalah jenis protokol routing distance vector.

 RIP menggunakan jumlah hop sebagai metrik untuk pemilihan jalur.  Jumlah hop lebih dari 15 tidak akan terjangkau.

 Pesan disiarkan (broadcast) setiap 30 detik.

 RIP adalah routing protokol yang classful. RIPv1 tidak mengirim informasi subnet mask saat update. Karena keterbatasan ini RIPv1 tidak dapat

menerapkan VLSM.

 RIP memiliki AD default 120.

 Mendukung split horizon dan split horizon dengan route poisoning untuk mencegah routing loop.

Menggunakan RIP

Untuk mengaktifkan sebuah protokol routing dinamis RIPv1, masuk ke bagian mode konfigurasi global dan gunakan perintah router.

Router(config)# router rip

Catat bahwa pada perubahan konfigurasi global yang di ikuti

Router(config-router)#

Jika akan menghapus protokol routing RIP, tulis perintah: no router rip. Perintah ini akan menghentikan proses RIP dan menghapus semua konfigurasi RIP yang tersisa

Dengan masuk kedalam mode router RIP, router mendapatkan instruksi untuk menjalankan RIP. Tetapi router tetap harus tahu dimana jaringan lokal yang harus digunakan untuk berkomunikasi antar router. Untuk menghidupkan routing RIP untuk sebuah jaringan, gunakan perintah network pada mode konfigurasi router dan masukkan alamat untuk setiap jaringan yang terkoneksi langsung.

Router(config-router)#network directly-connected-classful-network-address

Praktik III

LANGKAH KERJA

1. Rancanglah topologi jaringan dengan paket tracer seperti berikut ini: ( Gunakan Router 1841 dengan menambahkan modul WIC-2T ).

2. Konfigurasi RIPv1 pada Router 1

 Masuk ke mode privileged EXEC mode

Router1>enable

Lakukan global konfigurasi terminal pada mode privileged EXEC

Router1#config t

 Mengonfigurasi interface Router

Router1(config)#interface fa0/0

Router1(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 Router1(config-if)#no shutdown

Router1(config)#interface s0/0/0

Router1(config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 Router1(config-if)#clock rate 64000

Router1(config-if)#no shutdown Router1(config-if)#exit

 Jika dalam routing table masih menyimpan konfigurasi routing static yang lama ( anda bisa cek dengan show ip route ), maka hapuslah konfigurasi tersebut:

Router1(config)#no ip route [destination net] [netmask] [next-hop/exit interface]

Konfigurasi routing dengan RIP

Router1(config)# router rip

Konfigurasi jaringan yang terhubung langsung

Router1(config-router)#network 192.168.1.0 Router1(config-router)#network 192.168.2.0

Kembali pada global konfigurasi

Router1(config)#^Z

Menyimpan konfigurasi pada NVRAM

Router1#copy run start

 Melihat hasil konfigurasi routing

Router1#show ip route ………..

C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0 C 192.168.2.0/24 is directly connected, Serial0/0/0

R 192.168.3.0/24 [120/1] via 192.168.2.2, 00:00:08, Serial0/0/0

Catatan: nilai 120 pada [120/1] menunjukkan nilai AD dari RIP, sedangkan nilai 1 menunjukkan besaran metrik.

3. Konfigurasi RIPv1 pada Router 2

1. Protokol routing RIP merupakan protokol routing dinamis yang paling awal dikembangkan.

2. Protokol routing RIP merupakan protokol routing jenis distance vector yang classfull.

3. RIP menggunakan hop sebagai metrik dengan maksimum hop sebesar 15 4. RIP memiliki periodic update 30 detik.

Umpan Balik

1. Jelaskan perkembangan protokol RIP! 2. Jelaskan karakteristik protokol RIP!

3. Konfigurasilah topologi berikut ini menggunakan routing RIP dengan langkah:

1. Membuat tabel IP;

2. Memasang IP pada interface 3. Mengaktifkan routing RIP.

4. Tes koneksi untuk memastikan semua PC bisa terhubung satu sama lain.