Hidroponik sering disebut sebagai sistem pertanian masa depan. Cara budidaya tanaman menjadi solusi untuk berkebun di lahan sempit atau urban farming karena media tanaman hidroponik tidak menggunakan tanah. Show
Agar tanaman tetap bisa tumbuh dengan baik, maka perlu penggunaan media tanam yang sesuai. Dalam buku “Dasar-dasar Bertanam Secara Hidroponik” dijelaskan beberapa kriteria yang harus ada di media tanam hidroponik. Berikut kriterianya.
Keenam kriteria di atas harus menjadi pertimbangan saat memilih media tanaman hidroponik. Media tanam sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tanaman. Sejauh ini ada banyak media tanam yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Mengutip dari buku “Dasar-dasar Bertanam Secara Hidroponik”, berikut beberapa media untuk menanam tanaman secara hidroponik. Baca JugaMedia tanam hidroponik sederhana yang saat ini banyak digunakan yaitu arang sekam. Tanaman yang bisanya cocok dengan media arang sekam yaitu tomat, paprika, dan timun. Media tanam ini mudah untuk ditemukan dan harganya juga sangat terjangkau. Media ini juga ramah lingkungan dan memiliki kemampuan mengikat air yang bagus. Adapun keunggulan lain yang dimiliki media ini sebagai berikut.
Walaupun memiliki beberapa kelebihan, namun ternyata media ini juga masih memiliki kekurangan. Media arang sekam ini biasanya jarang diperjualbelikan. Sehingga banyak petani yang harus membuatnya sendiri. Untuk penerapan hidroponik skala besar, membuat media tanam sendiri kurang praktis. Kekurangan lainnya yaitu hanya bisa digunakan maksimal dua kali, jadi walaupun harganya murah namun masa pakainya tidak bisa lama. 2. CocopeatMedia tanam lainnya yang biasanya digunakan budidaya tanaman hidroponik yaitu cocopeat. Di luar negeri cocopeat dikenal dengan sebutan coir pith, coir fibre pith, coir dust, dan coir. Media ini terbuat dari sabut kelapa diolah menjadi serbuk. Bentuknya mirip dengan serbauk kayu hasil gergaji namun lebih lembut. Cocopeat banyak digunakan dalam sistem hidroponik karena memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi dan pH yang stabil ( 5 – 6,8). Media ini umumnya digunakan bersama arang sekam dengan perbandingan 50 : 50. Pencampuran tersebut bertujuan untuk meningkatkan oksigen. Unsur kimia tersebut berpengaruh terhadap tingkat aerasi dan mempengaruhi pertumbuhan akar. Baca JugaMedia tanaman hidroponik selanjutnya yang biasa digunakan yaitu batang pakis. Media tanam organik ini umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu batang pakis hitam dan doklat. Batang pakis yang berwarna hitam lebih sering digunakan sebagai media tanam. Jenis batang pakis tersebut berasal dari taanaman pakis tua. kemudian dipotong menjadi bagian yang lebih kecil. Cacahan batang pakis inilah yang biasanya dijual belikan. Media tanam ini biasanya digunakan untuk menanam anggrek. Beberapa keunggulan dari media ini antara lain:
Media tanam dari batang pakis juga biasanya digunakan bersama arang sekam atau cocopeat untuk meningkatkan daya serap air. Hal tersebut diketahui bisa membantu tanaman hidroponik tumbuh dengan baik. Baca JugaRockwool merupakan mineral fiber atau wool sering digunakan untuk budidaya tanaman hidroponik. Media ini berasal dari batu (batu kapur, basalt, atau batu bara), kaca, atau keramik yang dilelehkan dengan suhu tinggi. Hasil lelehan kemudian dipintal membentuk serat seperti gula kapas. Setelah dingin, serat ini dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dan digunakan untuk berbagai keperluan. Media tanam rockwool memiliki beberapa keunggulan seperti berikut.
Sementara itu rockwool juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
Selain digunakan untuk media tanam, rockwool juga biasanya digunakan untuk bahan insulasi termal, semprotan kebakaran, dan peredam suara. Dalam budidaya tanaman, rockwool biasanya digunakan untuk menyemai benih. Baca JugaKapas merupakan media tanam hidroponik sederhana. Kapas biasanya digunakan dalam penyemaian benih sebelum pindah tanam. Media tanam kapas memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi. Sehingga cocok digunakan dalam sistem hidroponik yang membutuhkan penyerapan nutrisi tinggi. Kapas juga merupakan media yang mudah didapat, sehingga akan memudahkan para petani hidroponik. 6. SponsMedia tanaman hidroponik lainnya yaitu spons. Media ini biasanya digunakan juga untuk menyemai tanaman. Beberapa kelebihan yang dimiliki media tanam spons sebagai berikut.
Meskipun demikian spons juga memiliki kekuangan, diantaranya.
Baca JugaBatu kerikil ternyata bisa digunakan sebagai media tanaman hidroponik. Media ini biasanya digunakan untuk tanaman hias di dalam ruangan. Bahkan seringkali media tanam ini dicat warna-warni agar memiliki tampilan yang unik dan cantik. Kerikil memiliki banyak pori sehingga bisa membantu mengedarkan unsur hara dan udara untuk tanaman. Pori-pori tersebut juga membuat akar tanaman bisa tumbuh dengan baik. Meskipun demikian, kerikil sulit mengikat air. Jadi, jika menggunakan media tanam ini Anda harus rajin menyiram tanaman. Saat ini banyak tersedia kerikil sintesis yang bisa digunakan untuk media tanam. Kerikil sintesis ini memiliki keunggulan bisa mengikat air dengan baik. Selain itu, media ini juga bisa mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara. 8. Gabus atau styrofoamMedia tanam selanjutnya yaitu gabur atau styrofoam. Material ini terbuat dari campuran kopolimer styren yang bisa digunakan untuk menanam tanaman. Gabus biasanya digunakan untuk aklimatisasi bagian tanaman sebelum dipindah tanah. Gabus juga sering dimanfaatkan untuk meningkatkan porositas media tanam lain. 5 menit Bercocok tanam sayur maupun buah dapat dilakukan dengan mudah menggunakan hidroponik. Setidaknya ada 6 teknik hidroponik yang bisa Anda praktikkan sendiri di rumah. Mau coba? Bercocok tanam di rumah tentunya menjadi hal yang mengasyikkan. Selain membuat rumah jadi lebih hijau, Anda juga akan mendapatkan udara yang lebih segar. Sayangnya, keterbatasan lahan menjadi hambatan untuk seseorang bercocok tanam. Anda mengalami hal yang sama? Tak perlu bingung lagi! Kini sudah banyak orang yang menggunakan tanaman hidroponik. Percayakah Anda? Budidaya menanam secara hidroponik ini akan jauh lebih hemat karena tidak perlu menggunakan media tanam tanah dan juga hanya memerukan sedikit air. Lebih lanjutnya, kali ini kita akan membahas lebih lajut mengenai apa itu budidaya hidroponik hingga apa saja cara menanamnya. Langsung saja, ini dia bahasannya: Hidroponik AdalahSebelum membahas lebih lanjut, satu hal yang perlu diketahui adalah pengertian detail mengenai budidaya hidroponik. Apakah Anda benar-benar sudah paham? Nah, sebenarnya budidaya hidroponik adalah: Menanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya, melainkan menggunakan air. Meskipun mengguakan air, namun jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Bisa dibilang kebutuhan airnya pun jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan menanam di atas tanah. Oleh karena itu… Budidaya seperti ini sangat cocok bagi Anda yang ingin menanam dengan praktis dengan media tanam yang juga hemat. Kini budidaya hidroponik juga sudah banyak diterapkan di berbagai rumah di Indonesia. Mulai dari hidroponik skala kecil hingga skala besar. Hidroponik skala kecil yaitu budidaya yang dilakukan di rumah-rumah, termasuk yang Anda lakukan. Selanjutnya, hidroponik skala besar di dalamnya terdiri dari budidaya yang digunakan untuk bisnis. Ada beberapa jenis tanaman yang cukup mudah dan menguntungkan ketika ditanam, yaitu:
Nah, dari beberapa tanaman yang ada di atas ada yang mudah yaitu selada, tomat, dan paprika. Ini juga bisa Anda tanam sendiri di bagian depan rumah atau bahkan di balkon dengan menggunakan paralon. Tahukah Anda? Ada enak sistem bercocok tanam hidroponik yang bisa Anda terapkan sendiri di rumah. Lebih lanjutnya, berikut ini akan kita bahas bersama masing-masing metode dan teknik hidropnik tersebut. 6 Teknik Hidroponik yang Sering Digunakan1. HIDROPONIK SEDERHANA DI RUMAH: SISTEM SUMBU (WICK)Sistem ini merupakan sistem yang bisa dibilang paling sederhana, sehingga sangat cocok bagi Anda yang baru memulai untuk bercocok tanam. Selain mudah, bentuknya pun kecil dan risiko kegagalannya juga tergolong sangat rendah. Kenapa dinamakan sistem sumbu? Ini berkaitan dengan cara bercocok tanam yang memberikan asupan nutrisi melalui akar. Selanjutnya, nutrisi tersebut akan disalurkan melalui media dengan menggunakan sumbu. Ada beberapa media tanam dalam sistem ini, yaitu: Arang, sekam, kerikil, sabut kelapa, dan media penompang selain tanah lainnya. Anda bisa memilih salah satunya yang dirasa praktis dan tepat. Tentu kita akan lebih mempertimbangkan jika mengetahui juga kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan teknik hidroponik wick system adalah:
Kekurangan teknik hidroponik wick system adalah:
2. BANYAK DIPAKAI PETANI – SISTEM IRIGASI (FERTIGASI)Banyak petani di dunia yang sudah sering menggunakan sistem budidaya hidroponik yang satu ini. Prinsip yang diusung dari sistem irigasi ini adalah meneteskan larutan nutrisi secara terus-menerus sesuai dengan takaran yang dibutuhkan. Sistem irigasi ini biasanya digunakan untuk menanam sayuran, seperti tomat, cabai, paprika, terong, dan timun jepang. Ada juga buah yang bisa ditanam, seperti stoberi dan melon. Teknik yang satu ini juga dikenal dengan hemat biaya karena proses pemupukan hanya dilakukan saat penyiraman. Ada beberapa alat yang dibutuhkan untuk bercocok tanam menggunakan sistem irigasi, yaitu: Pipa nutrisi, pompa, polybag, dripper, microtube, timer, nipper, dan wadah penampungan nutrisi. Melihat peralatannya cukup banyak, maka dibutuhkan juga ruangan yang cukup besar. Ini dia kelebihan dari sistem irigasi:
Sayangnya, ada beberapa kekurangan seperti:
3. TEKNIK HIDROPONIK PASANG SURUT (EEB & FLOW)Sistem yang satu ini membutuhkan pompa air yang selanjutnya diatur menggunakan timer. Bagaimana dengan sistem kerjanya? Sistem pasang surut akan membanjiri wadah penampung yang berisi tanaman dengan menggunakan air bernutrisi selama periode tertentu. Proses pembanjiran ini akan terjadi apabila pompa air menyala, sedangkan jika mati maka akan terjadi penyurutan. Oleh karena itu, pompa air memiliki peran yang sangat penting dari sistem pasang surut ini. Kelebihan dari sistem hidroponik pasang surut:
Kekurangan sistem hidroponikpasang surut:
4. HIDROPONIK SISTEM NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE)Berhubung namanya cukup panjang, maka kita sebut saja dengan singkatannya yaitu sistem NFT. Sistem yang dikembangkan di Inggris ini menempatkan tanaman pada aliran nutrisi yang cukup dangkal, sehingga akar tak terendam sepenuhnya. Meskipun demikian, nutrisi dan oksigen yang akan didapatkan oleh tanaman akan sangat optimal. Sistem NFT memiliki kelebihan seperti:
Kalau itu kelebihannya, maka kekurangannya adalah:
5. SISTEM RAKIT APUNG (WATER CULTURE)Sistem yang satu ini merupakan salah satu cara bercocok tanam hidroponik modern. Sesuai dengan namanya, cara menanam di media ini cukup mudah. Tanaman akan diletakkan di atas styrofoam yang sudah dibolongi dan nantinya akan mengapung di atas larutan nutrisi. Penggunaan budidaya ini cocok untuk digunakan dalam skala kecil maupun skala besar, termasuk untuk kebutuhan komersial. Meskipun modern, sistem yang satu ini tidak akan memakan banyak biaya karena bisa memanfaatkan bahan bekas. Selain itu, media yang dibutuhkan pun tidak terlalu luas dan tanaman tidak akan rentan layu. Kelebihan sistem rakit apung adalah:
Di sisi lain, kekurangannya terdiri dari:
6. PENGEMBANGAN HIDROPONIK KONVENSIONAL – SISTEM AEROPONIKSeperti yang sudah tercatum pada subjudul, metode penanaman yang satu ini merupakan pengembangan dari hidroponik kovensional. Seperti apa metode penanamannya? Sesuai dengan namanya… Cara bercocok tanam yang diterapkan yaitu dengan menyemprotkan nutrisi langsung ke tanaman. Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang artinya adalah udara dan phonic yang artinya menanam. Berdasarkan hal tersebut, Anda tidak membutuhkan wadah atau membuat aliran untuk menyimpan larutan nutrisi. Belum terbayang? Begini… Pada intinya Anda tidak membutuhkan media tanam apapun dan akar tanaman akan disemprot secara berkala menggunakan zat nutrisi berbentuk kabut. Jangan salah, sistem yang satu ini dapat meningkatkan kualitas dari hasil pertanian, lho! Hasilnya sendiri dapat dirasakan langsung yaitu tanaman akan terasa lebih segar dan juga enak. Kelebihan aeroponik terdiri dari:
Tentunya sistem yang satu ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
— Bagaimana? Tertarik menerapkan budidaya tanaman dengan teknik hidrponik di rumah? Kini tak perlu bingung lagi karena Anda hanya perlu memilih salah satu cara yang sudah ada di atas! Kalau belum ada waktu, tak ada salahnya bagikan atau share artikel ini di media sosial Anda. Kenapa? Dengan di-share, maka Anda akan lebih mudah mencarinya ketika akan membacanya lagi di kemudian hari. Selamat bercocok tanam, ya! |