Bakteri yang dapat digunakan untuk penguraian limbah yang berasal dari tumpahan minyak adalah

Para peneliti telah mengurutkan genom ribuan bakteri dari berbagai sumber.

ecofriend

Bakteri (ilustrasi)

Rep: Sri Handayani Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Tumpahan minyak dari saluran pipa maupun tangki memiliki dampak yang memprihatinkan terhadap lingkungan. Bencana ini terjadi dari waktu ke waktu dan menyebabkan tantangan tersendiri. Sebab, upaya dekontaminasi membutuhkan investasi besar, baik dari waktu maupun sumber daya.

Profesor Sainter Kaur Brar dan tim dari Institut National de la Recherche Scientifique (INRS) menemukan solusi yang bersifat mikroskopis dari bakteri pemakan hidrokarbon yang bernama Alcanivorax borkumensis.

Tim ini melakukan tes laboratorium yang menunjukkan keefektifan enzim yang diproduksi oleh bakteri dalam mendegradasi produk petroleum di tanah dan air. Hasil penelitian ini menawarkan harapan untuk metode yang sederhana, efektif, dan ramah lingkungan dari dekontaminasi air dan tanah di lokasi minyak.

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengurutkan genom ribuan bakteri dari berbagai sumber. Rekan peneliti Dr Tarek Rouissi menuangkan "lembar data teknis" untuk banyak strain bakteri dengan tujuan menemukan bakteri yang tepat untuk membersihkan kotoran berupa tumpahan minyak. Tarek fokus pada enzim yang mereka hasilkan dan kondisi ketika mereka berevolusi.

A. borkumensis merupakan bakteri laut nonpatogenik yang menggelitik rasa ingin tahu para peneliti. Genom mikroorganisme ini mengandung kode-kode sejumlah enzim yang menarik dan diklasifikasikan sebagai "hidrokarbonoklastik". Ini merupakan bakteri yang menggunakan hidrokarbon sebagai sumber energi.

A. borkumensis muncul di semua samudra dan hanyut bersama arus. Bakteri ini berkembang biak dengan cepat di daerah-daerah dengan konsentrasi senyawa minyak tinggi, yang sebagian menjelaskan degradasi alami yang diamati setelah beberapa tumpahan. Kendati demikian, potensi perbaikannya belum dinilai.

"Saya punya firasat," kata Rouissi, "dan karakterisasi enzim yang dihasilkan oleh bakteri ini tampaknya telah membuktikan saya benar!"

Menurut Rouissi, A. borkumensis menawarkan seperangkat alat yang mengesankan. Selama berevolusi, bakteri ini mengakumulasi berbagai enzim yang sangat spesifik yang mendegradasi hampir semua yang ditemukan dalam minyak. Di antara enzim-enzim ini adalah hidroksilase dari bakteri ini lebih menonjol dari yang ditemukan pada spesies lain. Hidroksilase pada A. borkumensis bekerja secara jauh lebih efektif, lebih fleksibel dan tahan terhadap kondisi kimia.

Untuk menguji kemampuan bakteri ini membersihkan minyak secara mikroskopis, tim peneliti memurnikan beberapa enzim dan menggunakannya untuk membersihkan sampel tanah yang terkontaminasi. "Degradasi hidrokarbon menggunakan ekstrak enzim kasar benar-benar mendorong dan mencapai lebih dari 80 persen untuk berbagai senyawa," kata Brar.

Proses ini dinilai efektif dalam menghilangkan benzena, toluena, dan xilena. Peneliti juga telah melakukan pengujian pada sejumlah kondisi yang berbeda untuk menunjukkan bahwa itu adalah cara ampuh untuk membersihkan tanah tercemar dan lingkungan laut.

Tim Brar kini masih mencoba mengetahui lebih lanjut bagaimana bakteri ini memetabolisme hidrokarbon dan mengeksplorasi potensi mereka untuk melakukan dekontaminasi di wilayah tertentu. Salah satu keuntungan dari pendekatan yang dikembangkan INRS adalah penerapannya di lingkungan yang sulit diakses, yang menghadirkan tantangan besar selama upaya pembersihan tumpahan minyak.

  • bakteri pembersih tumpahan minyak
  • bakteri

Bakteri yang dapat digunakan untuk penguraian limbah yang berasal dari tumpahan minyak adalah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Laut punya sistem pembersihan diri. Sebagian besar polusi yang mendarat di laut, diurai oleh Mikroorganisme Dalam Ekologi Lautan.Tapi prosesnya berlangsung sangat lama.

Kapal tangker ini menabrak karang dan tenggelam, sebagian muatannya bocor ke laut. Dalam upaya pembersihan, biasanya dipasang barikade mengambang dan pengerahan kapal kecil, untuk menyedot bocoran minyak dari permukaan. Tapi solusi ini jauh dari sempurna.
Ahli osenaografi Vassilios Mamaloukas-Fragoulis mengungkapkan kendalanya: "Teknologinya punya keterbatasan. Kelemahan utamanya adalah bahwa perimeter mengambang tidak dapat mencegah sejumlah kebocoran minyak. Selalu ada sejumlah kecil minyak yang tidak dapat dilenyapkan dengan menggunakan metode mekanis, jadi film tipis minyak tetap ada."

Penguraian organik amat lambat

Membersihkan Pencemaran Minyak amat sulit. Paling tidak karena menunggu mikroorganisme di laut untuk mengurainya pada kecepatan alami terlalu lama. Tapi bagaimana kalau bakteria bisa bekerja cepat? Inilah sasaran riset Eropa dalam proyek yang dikoordinasi Yunani.

"Target utama proyek riset kami adalah menemukan teknologi baru, untuk meningkatkan bio-degradasi alami yang dimiliki mikroba laut. Kami mencapai target itu, dengan rangkaian langkah yang memberikan mikroba semua hal yang diperlukan, agar memakan minyak lebih cepat", papar Nicolas Kalogerakis, Profesor teknik biokimia di Technical University of Crete:

Di Laboratorium para peneliti membuat simulasi kebocoran minyak, untuk mengujicoba metoda baru. Mula-mula disemprotkan dari minyak nabati yang mudah terurai, untuk mengurangi tegangan permukaan air. Dengan itu minyak dan air bercampur.

Roger Marchant, ahli bioteknologi mikrobial dari University of Ulster menjelaskan: "Menyemprot minyak dengan surfaktan ini, tidak menyebabkan minyak lenyap. Yang dilakukan adalah memecah minyak jadi tetesan lebih kecil. Dan ini bisa diserang oleh mikroorganisme di lingkungan untuk mengurai minyak sepenuhnya."

7 Fakta Bencana Pencemaran Minyak

Ringan dan Berbahaya

Jenis minyak yang tumpah berperan besar dalam memitigiasi dampak pencemaran di laut atau kawasan pesisir. Minyak ringan seperti bensin atau diesel cenderung menguap dengan cepat. Namun selain mudah terbakar atau meledak, minyak ringan juga dikenal sangat beracun sehingga bisa membunuh satwa atau menyebabkan gangguan pernafasan atau kerusakan pada kulit manusia.

7 Fakta Bencana Pencemaran Minyak

Berat dan Lama

Sebaliknya minyak berat seperti bahan bakar kapal membutuhkan waktu lama sebelum menguap secara alami. Meski tidak terlalu beracun seperti bensin atau solar, minyak berat juga bisa membunuh mahluk hidup atau menyebabkan penyakit tumor. Beberapa jenis minyak berat akan mengeras menyerupai aspal setelah beberapa pekan. Pada titik ini minyak tidak lagi berbahaya buat tanaman atau mahluk hidup

7 Fakta Bencana Pencemaran Minyak

Naas Nasib Satwa

Satwa yang paling rentan terkena dampak pencemaran minyak adalah jenis yang terbiasa hidup di permukaan air. Teluk Balikpapan terkenal lantaran populasi ikan Pesut alias lumba-lumba air tawar. Sejauh ini tumpahan minyak Pertamina telah membunuh seekor mamalia laut tersebut. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih mendata kerusakan alam di Teluk Balikpapan.

7 Fakta Bencana Pencemaran Minyak

Pembantaian Sunyi

Pencemaran minyak memiliki dampak jangka panjang yang tidak kalah mengerikan. Tumpahan pada kawasan pesisir misalnya bisa merusak telur atau membunuh bayi binatang yang baru menetas. Sejumlah satwa di Teluk Mexiko yang terpapar tumpahan minyak dari Deepwater Horizon misalnya dilaporkan mengalami gangguan reproduksi. Dalam skala besar fenomena ini bisa berujung pada menyusutnya populasi satwa lokal

7 Fakta Bencana Pencemaran Minyak

Minyak Pakan Mikroba

Membersihkan tumpahan minyak di atas permukaan air bukan tugas ringan. Di Teluk Balikpapan Pertamina menggunakan Oil Skimmer alias perangkat pembersih lapisan minyak. Selain itu petugas juga menggunakan dispersan yang mengencerkan minyak dan memudahkan mikroba buat mengurai cairan beracun tersebut.

7 Fakta Bencana Pencemaran Minyak

Pembersihan Massal di Darat

Sebaliknya pembersihan minyak di kawasan pantai dan hutan bakau membutuhkan cara-cara manual dengan mengerahkan sebanyak mungkin petugas atau alat berat untuk mengumpulkan minyak yang tercecer. Selain itu petugas juga bisa menggunakan material khusus serupa tisu yang bisa mengikat minyak secara otomatis.

7 Fakta Bencana Pencemaran Minyak

Kerusakan Jangka Panjang

Pencemaran minyak selalu menyisakan dampak jangka panjang. Karena bencana ini tidak hanya melukai ekosistem lokal, meracuni air tanah dan merusak pantai, tetapi juga membunuh sektor pariwisata dan perikanan. Dalam kasus pencemaran minyak di Teluk Mexiko 2010 silam, Exxon Valdez harus membayar kerugian senilai lebih dari 70 trilyun Rupiah kepada masyarakat (rzn/yf - noaa, guardian, nytimes)

Rekayasa bakteri alamiah

Bakteri pemakan minyak tidak perlu diciptakan, karena biasanya muncul di laut dimanapun ada kebocoran minyak. Tapi para ilmuwan ingin membantu bakteri ini tumbuh dan bereproduksi lebih cepat.

"Caranya, kami mengambil sampel air yang tercemar dari laut dan di laboratorium membudidayakan bakteri dari air itu. Jika kami sudah menumbuhkan biomassa besar bakteri pemakan minyak, kami semprotkan kembali ke cemaran minyak. Dengan itu kami mempercepat proses alami dari pembersihan diri laut", papar pakar mikrobiologi laut Michail Yakimov

Untuk merangsang rasa lapar bakteri pada minyak, para peneliti menambahkan fosfor dan nitrogen ke dalam campuran. Mereka menemukan partikel cerdas baru, yang melepas nutrisi dengan tepat jika diperlukan di laut yang tercemar.

Pakar mikrobiologi lingkungan  Philippe Corvini menjelaskan: "Jika bakteri berada di laut, ada kebutuhan nutrisi, misalnya fosfor and nitrogen." Rekannya pakar bioklimia Patrick Shahgaldian menambahkan: "Jadi kami menyuplai nutrisinya langsung ke bakteri, agar bisa mengurai minyak lebih efisien lagi."

Bakteri memakan minyak, plankton makan bakterinya, dan dengan begitu rantai makanan di laut berlanjut. Cara alami membersihkan bocoran minyak ini, dalam waktu dekat akan digunakan dalam skala besar untuk membantu menangani bencana lingkungan.

as/vlz(DW Inovator)