Sebelum menggunakan suatu obat terlebih dahulu kita harus membaca

Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan menyarankan masyarakat untuk cermat dalam membaca informasi penting pada label kemasan obat agar lebih mengetahui indikasi, efek samping dan lama penggunaan obat tertentu.

"Sebelum menggunakan obat, masyarakat harus cermat memperhatikan penggunaan obat tertentu, seperti obat tetes mata dan obat jamur. Lama penggunaan obat harus dibaca," kata Direktur Pengawasan Distribusi Produk Teraperik dan PKRT BPOM Arustiyono di Jakarta, Senin (8/6).

Arus menyebutkan beberapa obat, seperti obat tetes mata, obat jamur pada kulit, obat maag, dan obat diare tidak dapat digunakan secara rutin atau jangka panjang.

Obat tetes mata yang mengandung Benzalkonium Chloride, misalnya, hanya digunakan ketika mata iritasi dan diteteskan dengan melepas lensa kontak terlebih dahulu. Kemudian, lensa kontak baru dapat dipakai kembali minimal 10--15 menit setelah obat diteteskan.

Untuk obat jamur, pasien dapat menggunakannya minimal dua minggu.

Arus menjelaskan obat maag juga tidak dianjurkan digunakan terus-menerus lebih dari dua minggu, kecuali atas petunjuk dokter.

Sementara itu, penggunaan obat diare tetap harus disertai dengan mengonsumsi oralit dan dianjurkan untuk memberi selang waktu 2--3 jam antara pemberian obat diare dan obat lain.

Arus juga menegaskan bahwa pasien untuk tidak mengabaikan kegunaan obat kumur yang tidak boleh ditelan.

Selain cara penggunaan, masyarakat juga perlu memperhatikan efek samping pada obat flu yang mengandung fenilpropanolamin HCl (PPA), fenilefrin, efedrin, dan pseudoefedrin HCl.

"Yang perlu diperhatikan pada obat flu adalah penggunaannya pada penderita tekanan darah tinggi atau yang berpotensi stroke, juga pada penderita dengan berat badan berlebih atau pada penderita usia lanjut," kata Arus.

Badan POM memaparkam ada empat aturan pakai yang harus dipahami pasien dalam menggunakan obat, yakni cara penggunaan obat, seperti ditelan (tablet, kaplet, dan kapsul), diminum (sirup, emulsi, dan suspensi), dikunyah (tablet kunyah), dilarutkan (serbuk dan tablet), dioleskan (salep, krim, dan gel), dikumur (obat kumur), dan dimasukkan dalam dubur (enema).

Panduan yang kedua adalah memperhatikan waktu penggunaan obat, seperti sebelum tidur, sebelum atau sesudah makan, dan sebelum perjalanan.

Takaran obat, seperti sendok teh, sendok makan, dan gelas takar juga perlu dicermati dan yang terakhir adalah frekuensi penggunaan, yakni jumlah pengulangan konsumsi obat dalam waktu tertentu, misalnya tiga kali sehari.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Sumber: Antara

TAG: 

Masyarakat cermat membaca label obat BPOM penggunaan obat

Pemberian obat  harus memperhatikan prinsip  6 benar pemberian obat di rumah agar aman bagi pasien yaitu sebagai berikut:

Sebelum menggunakan suatu obat terlebih dahulu kita harus membaca

1. Benar Pasien
Dapat di pastikan dengan melihat nama pada label obat dan mencocokkan dengan nama, usia, dan jenis kelamin.

2. Benar Obat Pastikan obat yang diberikan harus sesuai resep  dokter yang merawat , dari nama obat, bentuk dan warna, serta membaca label obat sampai 3 kali yaitu  : saat melihat kemasan obat, saat menuangkan obat sesudah menuangkan obat.

Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian apotek.

3. Benar Dosis
Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan instruksi dokter dan catatan pemberian obat.

4. Benar Waktu Pemberian
Waktu pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang tertera pada  catatan pemberian obat , misalnya obat diberikan 2 kali sehari maka catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian misalnya jam 6 pagi dan 6 sore. Perhatikan apakah obat diberikan sebelum atau sesudah makan.

5. Benar Cara Pemberian Obat
Pastikan obat diberikan sesuai dengan cara yang diintruksikan dan periksa pada label cara pemberian obat. Misalnya oral (melalui mulut) sublingual (dibawah lidah), inhalasi (semprot aerosol) dll.

6. Benar Kadaluarsa Obat
Harus diperhatikan expire date/masa kadaluarsa obat yang akan diberikan. Biasanya pada label botol obat tertera kapan obat tersebut kadaluarsa. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh), tablet menjadi basah/bentuknya rusak.

INSTALASI PROMOSI KESEHATAN & PEMASARAN RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung Jl. Pasteur No. 38 Bandung 40161 Telp. (022) 203 4954, ext. 3300, Fax (022) 203 2216, 203 2533 website : rshs.or.id,

email: [email protected]

Sebelum Anda mengonsumsi obat tertentu, ingatlah untuk selalu membaca dan mengikuti cara minum obat yang benar sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan pada cara kerja obat, serta memastikan agar pengobatan dapat memberikan hasil yang efektif.

Setiap obat, baik obat resep maupun obat bebas, memiliki cara kerja, kegunaan, dan efek samping yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk selalu memperhatikan kembali dosis, waktu, dan cara pakai sesuai anjuran dokter atau petunjuk pada label kemasan obat.

Sebelum menggunakan suatu obat terlebih dahulu kita harus membaca

Bila obat tidak digunakan sesuai petunjuk, hal ini berisiko membuat penyakit atau keluhan yang Anda rasakan tidak kunjung sembuh atau justru semakin parah. Cara minum obat yang kurang tepat juga berisiko menimbulkan efek samping dan efek interaksi obat yang berpotensi membahayakan nyawa.

Oleh karena itu, penting untuk memahami cara minum obat yang benar agar obat dapat bekerja dengan maksimal.

Cara Minum Obat yang Benar

Agar obat dapat bekerja dengan efektif dan aman, ikutilah panduan cara minum obat yang baik dan benar berikut ini:

1. Konsumsi sesuai dosis yang dianjurkan

Sebagian orang mungkin ada yang beranggapan bahwa menggandakan dosis obat dapat mempercepat penyembuhan penyakit, padahal anggapan ini tidak benar. Alih-alih membuat Anda sembuh lebih cepat, minum obat dengan dosis berlebihan dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh hingga overdosis.

Anda juga tidak boleh mengurangi dosis obat tanpa anjuran dokter karena mengurangi dosis obat bisa membuat obat bekerja dengan tidak efektif. Oleh karena itu, konsumsilah obat sesuai dosis yang ditentukan oleh dokter atau sesuai petunjuk pemakaian obat.

2. Gunakan sesuai dengan cara yang direkomendasikan

Obat yang diminum terdiri dari beragam sediaan, mulai dari tablet, kapsul, puyer, sirop, dan obat tetes (oral drops).

Untuk obat tablet atau kapsul, hindari membelah, menghancurkan, atau mengunyah obat sebelum menelannya, kecuali jika obat tersebut memang dikonsumsi sebagai obat kunyah.

Untuk obat cair, Anda bisa menggunakan sendok takar khusus yang telah tersedia di dalam kemasan untuk mengukur dosis obat. Bila tidak tersedia, Anda bisa menggunakan sendok teh sebagai takarannya. Untuk obat tetes oral, Anda bisa menggunakan pipet khusus yang tersedia dalam kemasan obat.

3. Minum obat sesuai waktu yang telah ditentukan

Obat umumnya diberikan dengan beberapa jenis aturan pakai, misalnya 3 kali sehari, dengan pembagian waktu yang tepat. Hal ini berarti obat diminum setiap 8 jam sekali dalam 1 hari.

Sebagai contoh, bila dosis pertama dikonsumsi jam 7 pagi, maka dosis berikutnya dikonsumsi pada jam 3 sore dan dosis terakhir pada jam 11 malam. Minumlah obat pada waktu yang sama setiap harinya.

Jika Anda lupa mengonsumsi obat, disarankan untuk segera melakukannya bila jeda dengan jadwal konsumsi obat berikutnya tidak terlalu dekat. Namun jika jedanya sudah dekat, abaikan dosis tersebut dan konsumsilah obat pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewatkan.

Selain itu, beberapa jenis obat ada yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebelum, setelah, atau bersamaan dengan waktu makan. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan obat tersebut agar obat dapat bekerja dengan efektif.

4. Perhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi bersama dengan obat

Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau minuman tertentu. Selain itu, interaksi obat juga bisa terjadi jika obat diminum bersamaan dengan obat jenis lain atau suplemen tertentu.

Sebagai contoh, mengonsumsi suplemen zat besi bersamaan dengan susu bisa menurunkan penyerapan zat besi oleh tubuh. Contoh lainnya adalah mengonsumsi obat hipertensi ACE inhibitor bersamaan atau berdekatan waktunya dengan konsumsi makanan tinggi kalium, seperti pisang, dapat menurunkan efektivitas obat tersebut.

Oleh karena itu, obat sebaiknya diminum bersamaan dengan segelas air putih agar risiko terjadinya efek interaksi obat dapat berkurang. Saat mendapatkan resep obat, Anda juga disarankan untuk menanyakan kepada dokter yang meresepkan obat terkait minuman atau makanan apa yang perlu dihindari ketika mengonsumsi obat tersebut.

Tips agar Tidak Lupa Minum Obat

Padatnya kesibukan terkadang membuat seseorang lupa untuk mengonsumsi obatnya dengan teratur. Nah, supaya hal ini tidak terjadi pada Anda, berikut ini adalah tips-tips sederhana yang bisa dilakukan agar tidak lupa minum obat:

  • Gunakan pengingat atau pasang alarm di handphone.
  • Tulis pengingat dan jadwal minum obat pada notes, lalu tempelkan di kotak obat atau di meja kerja Anda.
  • Konsumsi obat bersamaan dengan kegiatan sehari-hari, misalnya sehabis sarapan, setelah sikat gigi, atau sebelum tidur.
  • Minta bantuan pasangan, keluarga, rekan kerja, atau kerabat untuk mengingatkan Anda minum obat ketika sudah waktunya.

Penting untuk menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter dan jangan berhenti mengonsumsinya tanpa seizin dokter, meskipun Anda sudah merasa lebih sehat. Hal ini dilakukan untuk mencegah gejala penyakit Anda muncul kembali.

Anda juga perlu berhati-hati saat memberikan obat pada bayi dan anak-anak. Agar lebih aman, sebaiknya selalu konsultasikan ke dokter terlebih dahulu saat hendak memberikan obat pada bayi atau anak-anak. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya efek samping yang berbahaya

Bila Anda masih bingung dengan cara minum obat yang baik atau belum memahami aturan obat yang Anda konsumsi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker, ya.