Seorang pelaku atau pemain teater harus dapat menyatukan dan

No Text Content!

Peta Konsep Berekspresi melalui Teknik berlatih Teknik olah tubuh Teater Daerah teater Teknik olah pikir Merancang pertunjukan Teknik olah suara teater Membentuk kelompok pementasan Menerapkan prinsip kerja sama Mempersiapkan pementasan dalam berteater Melaksanakan tugas sesuai Menyiapkan bidang pertunjukan teater daerah Bekerja sama dengan bidang lain dalam menyiapkan pementasan Menggelar pertunjukan teater daerah Kata • Merancang • Menyiapkan Kunci • Menggelar • Olah tubuh • Olah pikir • Olah suara 40 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


A. Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir, dan Olah Suara Dapat dikatakan bahwa akting merupakan salah satu jenis keterampilan. Sebagaimana jenis-jenis keterampilan yang lain, pemerolehannya harus melalui proses pelatihan. Kamu pun sebenarnya bisa menjadi pemain teater. Syaratnya kamu harus berniat sungguh-sungguh dan mau berlatih. Akan tetapi, harus diingat, bahwa keterampilan berakting tidak dapat diperoleh dalam waktu singkat, kamu harus rajin belajar dan berlatih secara terus-menerus. Mengenai cara berlatih, kamu telah mempelajarinya di Semester 1. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih mendalam mengenai teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang merupakan dasar dari pelatihan teater. 1. Teknik Olah Tubuh Tubuh seorang pemeran teater harus bagus dan menarik. Pengertian bagus dan menarik di sini bukanlah tampan atau cantik. Maksudnya, tubuh harus lentur, sanggup memainkan semua peran, dan mudah diarahkan. Tubuh tidak boleh kaku. Berikut adalah latihan-latihan dasar untuk melenturkan tubuh. a. Latihan tari agar aktor mengenal Gambar 4.1 Anggar merupakan salah satu teknik olah tubuh gerak berirama dan dapat Sumber: uwadmnmeb.uwyo.edu mengatur waktu. b. Latihan samadi silat agar mengenal dirinya sendiri dan percaya diri. c. Latihan anggar supaya mengenal arti semangat. d. Latihan renang agar aktor mengenal pengaturan napas. 2. Teknik Olah Pikir Mengeksplorasi teknik olah pikir dapat dilakukan dengan latihan konsentrasi. Pengertian konsentrasi secara harfiah adalah pemusatan pikiran atau perhatian. Makin menarik pusat perhatian, makin tinggi kesanggupan memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemain adalah sukma atau jiwa dari peran atau karakter yang akan dimainkan. Segala sesuatu yang mengalihkan perhatian seorang pemain, cenderung dapat merusak proses pemeranan. Maka, konsentrasi menjadi sesuatu hal yang penting untuk pemeran. Tujuan dari konsentrasi ini yaitu mencapai kondisi kontrol mental dan fisik di atas panggung. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang pemeran harus dapat mengontrol tubuhnya setiap saat. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah kesadaran dan mampu menggunakan tubuhnya dengan efisien. Dengan konsentrasi pemeran akan dapat mengubah dirinya menjadi orang lain, yaitu peran yang dimainkan. Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 41 Di unduh dari : Bukupaket.com


Dunia teater adalah dunia imajiner atau dunia rekaan. Dunia tidak nyata yang diciptakan seorang penulis lakon dan diwujudkan oleh pekerja teater. Dunia ini harus diwujudkan menjadi sesuatu yang seolah-olah nyata dan dapat dinikmati serta menyakinkan penonton. Kekuatan pemeran untuk mewujudkan dunia rekaan ini hanya bisa dilakukan dengan kekuatan daya konsentrasi. Misalnya, seorang pemeran melihat sesuatu yang menjijikkan (meskipun sesuatu itu tidak ada di atas pentas) maka ia harus menyakinkan kepada penonton bahwa sesuatu yang dilihat benar-benar menjijikkan. Kalau pemeran tingkat konsentrasinya rendah, dia tidak akan dapat menyakinkan penonton. Latihan konsentrasi bisa dilakukan dengan melatih lima indra yang ada pada tubuh. Latihan ini dimaksudkan untuk mendapatkan pengalaman tentang berbagai suasana yang kemudian disimpan dalam ingatan sebagai sumber ilham. 3. Teknik Olah Suara Dalam pementasan, pemeran mengucapkan kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat-kalimat untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Kata-kata diucapkan dengan mulut. Suara dari mulut yang membunyikan kata-kata itu disebut vokal. pemeran harus memiliki vokal yang kuat agar kata-kata yang ia ucapkan jelas. Latihan dasar untuk menguatkan vokal, antara lain berdeklamasi dan menyanyi. Dalam kegiatan teater, suara mempunyai peranan penting karena digunakan sebagai bahan komunikasi yang berwujud dialog. Dialog merupakan salah satu daya tarik dalam membina konflik-konflik dramatik. Kegiatan mengucapkan dialog ini menjadi sifat teater yang khas. Dialog yang diucapkan oleh seorang pemeran mempunyai peranan Gambar 4.2 yang sangat penting dalam pementasan Dialog antar pemain naskah drama atau teks lakon. Hal ini Sumber: www.blogspot.com disebabkan karena dalam dialog banyak terdapat nilai-nilai yang bermakna. Jika lontaran dialog tidak sesuai sebagaimana mestinya, nilai yang terkandung tidak dapat dikomunikasikan kepada penonton. Hal ini merupakan kesalahan fatal bagi seorang pemeran. Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh seorang pemeran tentang fungsi ucapan, yaitu sebagai berikut. a. Ucapan yang dilontarkan oleh pemeran bertujuan untuk menyalurkan kata dari teks lakon kepada penonton. b. Memberi arti khusus pada kata-kata tertentu melalui modulasi suara. c. Memuat informasi tentang sifat dan perasaan peran, misalnya umur, kedudukan sosial, kekuatan, kegembiraan, putus asa, marah, dan sebagainya. 42 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


d. Mengendalikan perasaan penonton seperti yang dilakukan oleh musik. e. Melengkapi variasi. Ketika pemeran mengucapkan dialog harus mempertimbangkan pikiran- pikiran penulis. Jika pemeran melontarkan dialognya hanya sekadar hasil hafalan saja, dia mencabut makna yang ada dalam kata-kata. Ekspresi yang disampaikan melalui nada suara membentuk satu pemaknaan berkaitan dengan kalimat dialog. Proses pengucapan dialog mempengaruhi ketersampaian pesan yang hendak dikomunikasikan kepada penonton. Pelatihan 1 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Sebutkan empat latihan dasar untuk melenturkan tubuh! 2. Bagaimana cara melatih konsentrasi? 3. Apa fungsi ucapan yang perlu diketahui seorang pemeran dalam teater? B. Merancang Pertunjukan Teater Daerah Kegiatan merancang pertunjukan teater dapat dilakukan dalam beberapa tahapan. Dalam berteater, kegiatan ini disebut dramatisasi cerita drama. Pada prinsipnya, dramatisasi adalah memahami dan mengeksplorasi naskah secara sungguh-sungguh, kemudian membuat rencana untuk mementaskan naskah tersebut bersama seluruh anggota kelompok. 1. Memilih Lakon dan Cerita Teater Daerah Memilih lakon dan cerita adalah pekerjaan yang gampang-gampang susah. Dibutuhkan konsentrasi dan kejelian serta pengalaman yang memadai supaya pemilihan tersebut sesuai dengan tema. Kesesuaian lakon dan tema adalah dua hal yang sangat penting, keduanya mendasari berhasil tidaknya teater digelar. Misalnya, tema yang telah ditetapkan yaitu tentang percintaan, maka cerita yang dibuat harus berhubungan dengan hal yang berbau cinta seperti cerita Romeo dan Juliet. Tema lain misalnya tentang kejenakaan atau kekocakan, maka pilihlah cerita Si Kabayan. Jika bertema cerita anak, pilihlah cerita Si Kancil dan Buaya. Sumber cipta lakon bisa berasal dari mana saja. Insprirasi muncul bisa dari kehidupan sehari-hari, kisah-kisah masa lampau, dan hubungan antara manusia dan alam atau fenomena alam. Dalam kehidupan teater tradisi, pemilihan lakon biasanya bersumber pada cerita-cerita yang telah ada. Cerita tersebut bisa berupa mite, legenda, sage, cerita panji, dan cerita hiburan atau jenaka (komedi). a. Mite Mite adalah cerita yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang adanya makhluk halus, roh, atau dewa-dewi. Cerita ini Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 43 Di unduh dari : Bukupaket.com


berkembang di masyarakat dan merupakan perwujudan kesetian mereka terhadap para leluhur. Contohnya adalah Nyi Roro Kidul. b. Legenda Gambar 4.3 Teater yang menampilkan legenda Legenda adalah cerita yang dihubungkan Balingkang dari Bali dengan keanehan dan keajaiban alam atau Sumber: www.indonesia media.com asal muasal terjadinya tempat tertentu. Isi ceritanya tentang terjadinya nama-nama sebuah tempat seperti gunung, danau, sungai, dan hutan. Contohnya adalah cerita legenda Gunung Tangkuban Perahu, Asal Mula Candi Prambanan, dan Terjadinya Danau Toba. c. Saga/Sage Saga adalah cerita yang di dalamnya mengandung unsur sejarah. Selain mengandung unsur kesejarahan, saga biasanya mengandung unsur tambahan yaitu unsur khayal. Contohnya adalah cerita Ken Arok dan Ken Dedes. d. Cerita Panji Cerita panji merupakan cerita yang berasal dari kesusastraan Jawa. Isinya berupa cerita-cerita seputar perilaku seseorang, wejangan dan nasihat serta pesan kebaikan. Contohnya adalah cerita Panji Semirang. e. Cerita Lelucon Cerita lelucon adalah cerita yang sengaja mengutarakan tentang kelucuan, kebodohan, dan kekonyolan seseorang. Cerita lelucon memuat hal-hal yang penuh dengan keriangan, menggemaskan, menyenangkan sekaligus mengesalkan. Contohnya adalah cerita Si Kabayan dan Pak Belalang. 2. Memilih Peran Salah satu unsur dalam pementasan teater adalah pemain/pemeran/ tokoh. Pemeran atau tokoh adalah orang yang memainkan cerita sesuai dengan karakter dan watak yang telah ditentukan oleh cerita. Peran yang diemban oleh seorang pemain adalah bentuk perwujudan atau esensi sebuah teater dalam mengomunikasikan cerita kepada khalayak ramai (penonton). Dalam berteater, pemilihan tokoh yang sesuai sangatlah penting. Tokoh yang dipakai harus sesuai dengan karakter serta watak yang telah ditentukan dalam cerita. Tokoh dalam cerita dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu protagonis, antagonis, dan tritagonis. a. Peran Protagonis Peran protagonis atau peran utama (tokoh inti) adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam pementasan teater. Untuk menjadi tokoh utama diperlukan ketekunan dan pengalaman yang memadai. Di samping itu, tokoh protagonis merupakan pusat perhatian para penonton dan memiliki peran sentral dalam 44 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


teater. Oleh sebab itu, pemeran utama dituntut untuk bermain semaksimal mungkin. Kadang-kadang, tokoh ini menuntut syarat harus pemain yang berwajah sempurna seperti berwajah tampan dan cantik. Namun, hal tersebut tidaklah mutlak, bergantung tuntutan cerita dan skenario. Tokoh protagonis biasanya memerankan watak baik, ksatria, dan pahlawan. b. Peran Antagonis Peran antagonis adalah tokoh utama yang berseberangan atau berlawanan dengan tokoh protagonis. Antagonis sering merupakan tokoh jahat yang menyusahkan tokoh utama. Tokoh antagonis bisa juga seorang tokoh yang merintangi tokoh protagonis. Dengan kata lain, tokoh antagonis ini menghalangi perjuangan atau tujuan tokoh protagonis. Tokoh antagonis ini biasanya memerankan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan atau pandangan penonton. Karakter tokoh ini biasanya jahat, pengadu domba, atau penyebar fitnah. c. Peran Tritagonis Peran tritagonis adalah peran yang menjadi penengah dan pendamai antara peran protagonis dan antagonis. Peran ini biasanya berwatak kalem, sederhana, berwibawa, bijaksana, dan memiliki wawasan yang luas. Untuk menguasai peran seorang tokoh atau pemeran dibutuhkan latihan keras yang terus-menerus, penghayatan yang tinggi, dan pengalaman yang banyak. Dengan begitu, ketika bermain, peran yang dimainkan dapat dikuasai dengan baik. Adapun syarat-syarat seorang pemeran adalah sebagai berikut. 1) Sehat Sehat yang dimaksud adalah berhubungan dengan keadaan pemain pada saat sebelum dan berlangsungnya pertunjukan. Sehat ini meliputi sehat jasmani dn rohani. Keduanya harus dalam keadaan prima dan terkendali sehingga akan tercipta peran yang diharapkan oleh cerita atau skenario. 2) Memiliki wawasan yang tinggi Seorang pemeran dituntut untuk memerankan tokoh sesuai dengan watak dan karakteristik tertentu. Bagi pemain yang memiliki wawasan tinggi, peran tersebut bukanlah menjadi halangan, tetapi tidak bagi yang berwawasan minimal, peran yang dibebankan akan terasa berat. Selain itu, pemeran juga dihadapkan pada dialog yang harus dihafal disertai dengan gerak dan pola lantai. 3) Mampu bekerja sama Dalam sebuah pertunjukan teater pemain diharuskan mampu bekerja sama dengan pemain lain. Walaupun tugas yang diemban berbeda-beada, keterpaduan antara pemain, sutradara, dan penata gerak harus serasi, seirama, dan kompak. Kerja sama bisa dilakukan pada saat latihan, persiapan, dan saat pementasan. 4) Ulet Seorang pemeran diharuskan untuk terus mengasah kemampuannya dalam berakting dan selalu mau memperbaiki kesalahan, baik dialog maupun gerak, untuk mencapai kesempurnaaan. Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 45 Di unduh dari : Bukupaket.com


5) Disiplin Seorang pemeran harus memiliki tingkat kedisiplinan diri yang tinggi. Kedisiplinan bisa berasal dari diri sendiri, mulai dari disiplin waktu latihan sampai disiplin saat pementasan berlangsung. 6) Bertanggung Jawab Dalam memainkan peran, seorang pemeran bertanggung jawab pada diri sendiri dan kelompoknya. Berhasil atau tidaknya teater dilandasi oleh sikap tanggung jawab para anggotanya. Sikap ini bisa dimunculkan pada saat menerima peran, rutinitas latihan, dan latihan perorangan, baik menghafal dialog, bermain peran, maupun mempertunjukkannya. Pelatihan 2 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan mite, legenda, saga, dan cerita panji ? 2. Apa yang dimaksud dengan peran protagonis, antagonis, dan tritagonis? 3. Jelaskan sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemeran agar ia mampu mementaskan teater dengan baik! 4. Bagaimana bentuk sikap tanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam kelompok teater? 5. Mengapa seorang pemain teater harus memiliki wawasan yang luas? C. Prinsip Kerja Sama dalam Berteater Pementasan naskah drama bukanlah kerja individu melainkan kerja kolaborasi dari berbagai komponen. Komponen tersebut adalah naskah, sutradara, pengurus produksi, pemain, dan tim artistik. 1. Memilih Naskah Naskah yang dipilih hendaklah yang sesuai dengan situasi tempat pertunjukan. Selain itu naskah yang dipilih harus bisa dimainkan oleh pemain, jangan menggunakan naskah yang terlalu sulit untuk diperankan karena akan menghambat pemain dalam menginterpretasikan isinya. Hal ini berpengaruh juga terhadap waktu pementasan. Jika naskah yang dipilih sudah sesuai, jadwal latihan akan lancar sehingga tepat waktu dengan acara pelaksanaan. Namun, jika terlalu sulit, biasanya pemain akan memaksakan waktu yang akhirnya pemain kurang siap dalam pementasannya. 2. Penyutradaraan Sutradara adalah pemimpin pertunjukan yang mempunyai ide dan gagasan tentang bentuk garapan serta perilaku pemain untuk memerankan tokoh cerita 46 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


yang dibawakan. Jika pementasan dilakukan di sekolah, orang yang bertindak sebagai sutradara adalah guru kesenianmu atau siswa-siswa yang dianggap mampu menyutradarai. 3. Memilih Pemain Pemain hendaklah dipilih berdasarkan kemampuan dan karakteristik tokoh. Kamu dapat memilih pemain di antara temanmu dengan cara memilih langsung atau lewat audisi. Dalam berteater, kamu tentunya akan mendapatkan peran. Peran itu haruslah sesuai dengan jiwa dan karaktermu, janganlah terlalu memaksakan ingin memerankan tokoh utama atau tokoh tertentu. Akan tetapi, lihatlah potensi yang ada dalam dirimu dan sesuaikan dengan watak yang dituntut dalam naskah. Jika kamu telah mempunyai peran dalam pertunjukan teater, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, di antaranya sebagai berikut. a. Identifikasikan peran yang didapat. Apakah peran tersebut telah sesuai dengan karaktermu atau belum? Untuk itu, kamu dapat mencoba peran yang kamu dapatkan dan melatihnya. b. Jika peran telah sesuai, langkah selanjutnya adalah mencari karakteristik peran. Buatlah beberapa pertanyaan seputar peran yang didapat kepada sutradara atau pahami naskah dengan lebih mendalam. c. Carilah keterangan seputar peran. Misalnya, nama, umur, pekerjaan, tingkah lakunya, asal daerah, logat bicara, cara berjalan, cara berpakaian, model rambut, menggunakan kacamata atau tidak, dan sebagainya. Semakin detail keterangannya, akan semakin memudahkan kamu menguasai karakter peran tersebut. d. Jika dalam naskah tidak dijelaskan mengenai karakter yang didapat, kamu bisa menafsirkan sendiri sesuai dengan kemampuan yang telah kamu miliki. Observasilah dengan melihat dan mengamati setiap tingkah laku dan kebiasaan orang yang akan diperankan. Buatlah catatan kecil untuk dianalisis dan didiskusikan dengan temanmu. e. Jika karakter yang didapat tidak ada di lingkunganmu, misalnya kamu mendapat peran memerankan tokoh Ken Arok, secara otomatis kamu hendaklah mencari referensi di buku atau bertanya kepada orang yang mengetahui sejarah atau bertanyalah kepada gurumu. f. Setelah memahami karakter peranmu, hal yang harus kamu latih adalah karakter suara (vokal) yang sesuai. Sesuaikan suara dengan logat atau karakter. Gambar 4.4 g. Selanjutnya yang harus kamu latih adalah Pola gerak ini harus dilatih sejak awal agar saat pementasan tidak canggung pola gerak pertunjukan. Pola ini bisa dilatih Sumber: Dokumentasi Teater Tanah dengan cara memahami gerakan objek peran Air, 2009 Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 47 Di unduh dari : Bukupaket.com


dan disesuaikan dengan pola gerak lantai teater sesungguhnya. Latihan ini merupakan rangkaian gerak tubuh dalam pencarian gerak yang sesuai dengan peran. Usahakan kelenturan gerak tubuh dilatih sehingga tidak terlihat kaku dan canggung. h. Jika dialog, karakter peran, suara, dan latihan telah selesai maka tahap selanjutnya berlatih dengan sesama anggota secara bersama-sama. Mintalah masukan dari Gambar 4.5 teman atau sutradara mengenai bahasa Pemilihan pemeran ini ditentukan dialog, gerakan, penghayatan dan kesesuaian berdasarkan karakteristik tokoh peran dengan naskah. Dalam hal ini kalian Sumber: Dokumentasi Teater Tanah belajar memahami diri kalian dan orang Air, 2009 lain. Terimalah setiap masukan dengan lapang dada untuk meningkatkan kemampuan berperan. Kamu juga harus terus mencoba berperan sampai benar-benar merasa pas bagi diri sendiri dan bagi kelompokmu. i. Tingkatkan motivasi untuk berlatih bersama-sama dengan kelompokmu. j. Tanamkan kepercayaan diri. Mulailah dengan membentuk kepercayaan terhadap diri sendiri bahwa kamu bisa bermain teater dan bisa bermain bagus. Setelah itu barulah membentuk kepercayaan diri kelompokmu. Ingat, keberhasilan bukan ditentukan oleh kelompok kalian, tetapi ditentukan pula oleh penonton. k. Tahap akhir adalah berkonsentrasilah dengan memusatkan energimu pada pertunjukan. 4. Bagian Produksi Bagian ini bertugas untuk mempersiapkan dan mengatur produksi, mulai proses persiapan, latihan, hingga pementasan. Adapun struktur bagian produksi adalah sebagai berikut. a. Pimpinan produksi bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap proses produksi dari awal sampai pementasan. b. Sekretaris bertugas mengurus administrasi, misalnya surat-menyurat, membuat undangan, dan lain-lain. c. Bendahara bertugas dalam mengelola keuangan mulai dari menyimpan, mengatur, dan menggunakan uang. d. Koordinator latihan bertugas untuk membuat jadwal latihan, lamanya, tempat, dan mengoordinir orang yang berlatih. e. Seksi dana usaha bertugas mencari sumber dana. f. Seksi publikasi bertugas memublikasikan acara kepada khalayak ramai (masyarakat). g. Seksi dokumentasi bertugas mendokumentasikan seluruh acara, baik pada saat latihan maupun pada acara pementasan. h. Seksi konsumsi bertugas dalam penyediaan makanan. 48 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


i. Seksi keamanan bertugas untuk mengamankan jalannya pementasan supaya tertib dan lancar. j. Seksi P3K bertugas untuk menyiapkan obat-obatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan. k. Seksi transportasi bertugas menyiapkan layanan kendaraan, baik layanan orang maupun barang produksi termasuk peralatan. l. Seksi peralatan bertugas untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan peralatan yang digunakan dalam pementasan. 5. Bagian Artistik Bagian artistik bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan produk artistik. Adapun lingkup penata pentas adalah sebagai berikut. 1) Seksi panggung atau pentas yang dipimpin oleh pemimpin panggung (stage manager) bertugas mengatur masalah panggung. 2) Seksi tata cahaya (tata lampu) yang bertugas dalam mengerjakan penataan cahaya dan lampu. 3) Seksi tata musik yang bertugas membuat ilustrasi musik pengiring. 4) Seksi tata rias dan busana yang bertugas merias pemain sesuai dengan watak pemain dan memilih kostum atau pakaian yang cocok untuk pemeran. 5) Seksi tata suara yang bertugas untuk mempersiapkan dan mengecek sound system. 6) Seksi dekorasi yang bertugas untuk menata latar panggung. Setelah kamu mengetahui unsur-unsur pertunjukan, cobalah bekerja sama melaksanakan rancangan pertunjukan teater yang telah kalian buat. Ingat, kerjakan segala sesuatu secara sungguh-sungguh, disiplin, dan bertanggung jawab. Pelatihan 3 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Naskah seperti apa yang sebaiknya dipilih untuk dipentaskan? 2. Sebutkan struktur bagian produksi dalam pementasan teater? 3. Jika kamu bertugas sebagai penata panggung, apa saja yang harus kamu kerjakan? D. Menyiapkan Pertunjukan Teater 1. Mengelola Pementasan Mengelola pementasan merupakan kegiatan perencanaan dan pengaturan serta koordinasi dengan berbagai pihak sebelum berlangsungnya pementasan. Jika berkaitan dengan dekorasi, segera lakukan pengecekan dengan seksi artistik. Jika berkaitan dengan bagian produksi, berkoordinasilah dengan teknisi panggung, teknisi suara, atau teknisi dekorasi. Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 49 Di unduh dari : Bukupaket.com


Semua aspek yang terkandung di dalam pementasan teater wajib berinteraksi dan saling mengecek pekerjaannya masing-masing. Kemudian, koordinasikan dengan pengatur pementasan (dalam hal ini sutradara) sehingga semuanya akan terkontrol dengan baik. 2. Menyusun Jadwal Kegiatan Produksi Jauh hari sebelum pementasan, jadwal produksi harus sudah dibuat dengan terperinci dan kronologis. Hal ini bermanfaat supaya semua unsur mengetahui secara pasti waktu latihan, waktu menata panggung, waktu menata dekorasi panggung dan ruangan, serta waktu penataan cahaya dan suara. 3. Menyusun Jadwal Latihan Latihan sangat diperlukan dalam berteater. Semakin banyak latihan, pemain akan cepat menguasai peran yang diemban. Agar latihan teratur, susunlah jadwal latihan secara teratur dengan tahapan-tahapan yang jelas. Pengaturan jadwal latihan bisa dilakukan dengan cara mengatur jadwal latihan per individu dan keseluruhan. Pengembangan latihan secara keseluruhan atau geladi kotor bisa dilakukan beberapa kali di tempat latihan. Setelah mendekati waktu pementasan, lakukan geladi bersih di tempat pentas/panggung. Geladi bersih ini bisa dilakukan sehari atau dua hari sebelum pertunjukan. 4. Perencanaan Penataan Dekorasi Penataan dekorasi berhubungan Gambar 4.6 dengan kegiatan menghias sedemikian Dekorasi panggung teater menjadi pendukung dalam rupa, baik panggung maupun pementasan. ruangan sehingga memberi kesan Sumber: www.indonesianembassy.it sesuai dengan adegan. Penataan panggung bisa dilakukan dengan memasang gambar atau bentuk 3 dimensi yang sesuai dengan cerita atau se ing. Penataan dekorasi ini akan menjadi daya tarik bagi para penonton dan menunjang pada pementasan teater. Selain penataan panggung, harus diperhatikan pula bagaimana penataan ruang penonton, tempat duduk penonton sehingga nyaman. 5. Penataan Lampu Lampu berhubungan dengan cahaya dan penerangan. Penataan lampu hendaknya disesuaikan dengan besar kecilnya arena pementasan, tempat pementasan berlangsung, atau permintaan efek pencahayaan. 50 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


Jika arena pementasan besar, penata lampu harus memasang lampu yang besar pula. Jika pementasan berada di luar, penata lampu harus memasang lampu yang sesuai. Kalau pertunjukan teater tradisi, biasanya menggunakan penerangan obor atau petromak. Pelatihan 4 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk sebuah pementasan teater? 2. Apa fungsi penyusunan jadwal dalam persiapan pementasan teater? 3. Jika kamu akan mementaskan teater daerah kelasmu, bagaimana penataan denah panggung dan tempat penontonnya? E. Menggelar Pertunjukan Teater Daerah Sehari sebelum pementasan, para pemain melakukan geladi resik. Geladi resik dilakukan di hadapan sekelompok kecil penonton. Dengan demikian, para pemain akan terbiasa dengan reaksi penonton. Menjelang pementasan, para pemain harus sudah siap satu jam sebelumnya sehingga mereka tidak tergesa-gesa mempersiapkan diri. Penataan panggung harus sudah siap berjam-jamsebelumpementasandimulai. Segala sesuatu harus diatur di belakang panggung. Properti harus diletakkan di tempat yang tepat sehingga mudah dipindahkan saat peralihan adegan. Jika para pemain sudah siap sekitar tiga menit sebelum pementasan dimulai, mereka harus menempatkan diri di tempat yang sudah ditentukan, biasanya di belakang panggung. Saat itu, sutradara harus yakin pada diri sendiri karena ia menjadi panutan Gambar 4.7 bagi pemain. Perencanaan yang baik akan menghasilkan pertunjukan yang baik Sebelum pementasan dimulai, Sumber: www.h5.ggpht.com pemimpin panggung harus memeriksa para penonton agar mereka telah duduk di tempat yang telah ditentukan. Setelah itu, ia segera memberi tahu sutradara yang duduk di antara penonton dan memberi isyarat bahwa pertunjukan akan dimulai. Selanjutnya, pemimpin panggung memberi isyarat agar layar dibuka atau lampu dinyalakan dan pementasan pun dimulai. Selama pementasan berlangsung, sutradara, semua pemain, dan tim artistik berkonsentrasi penuh. Kadang-kadang ada kondisi yang bersifat tak terduga, seperti para pemain dapat bermain dengan sangat cemerlang, melebihi aktingnya Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 51 Di unduh dari : Bukupaket.com


ketika latihan. Akan tetapi, ada kemungkinan rencana yang telah diatur dengan baik justru tidak berjalan mulus. Namun, semua itu tidak dapat diulangi. Demikianlah hakikat pementasan teater, yakni teater hadir hanya untuk sekali sehingga kesalahan tidak dapat diperbaiki saat itu juga. Pemain hanya dapat melakukan improvisasi untuk mengatasi kesalahan. Improvisasi adalah gerakan dan ucapan yang tidak terencana untuk menghidupkan permainan. Bagaimanapun, proses pementasan ini akan memberikan pengalaman yang menakjubkan bagi semua yang terlibat. Latihan teater Setelah memahami pokok bahasan dan uraian di atas, cobalah bentuk kelompok dan berlatih untuk mementaskan teater dengan naskah berjudul “Ken Arok” berikut. Setelah berlatih, tampilkan di depan kelas dengan panduan bapak/ ibu gurumu. Babak VIII Di Lulumbang, di bengkel pandai besi Mpu Gandring. Siang. Adegan 1 Mpu Gandring sedang bekerja di bengkelnya. Muncul Ken Arok dengan Tita. Tita : Selamat siang, Mpu? Mpu Gandring : Selamat siang. Ah, rupanya kalian. Kapan dari Karuman? Ken Arok : Tadi pagi, Mpu. Mpu Gandring : Apa kabar Ayahmu? Ken Arok : Baik, Mpu. Terima kasih. Mpu Gandring : Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan Bango Samparan. Kudengar usahanya maju, ya? Ken Arok : Lumayan, Mpu. Mpu Gandring : Syukur. Kau sendiri, kudengar kau bekerja pada Akuwu Tumapel? Ken Arok : Benar, Mpu. Mpu Gandirng : Bagus. Dari pada hidup liar tanpa masa depan yang jelas, lebih baik pilih hidup yang wajar. Kesempatan untuk maju bukannya tidak terbuka kalau kau hidup secara wajar. Ken Arok : (Tertegun lalu tersenyum) Perkataan Mpu benar sekali. Mpu Gandirng : Syukur kalau kau paham (kepada Tita) dan kau Tita, bagaimana ayahmu di Siganggeng. Masihkah ia jadi kepala desa? Tita : Pernah berhenti sebentar, Mpu. Sekarang bekerja kembali sebagai kepala desa setelah kami bekerja pada Akuwu Tumapel. 52 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


Mpu Gandring : Syukur. Tampaknya kalian maju. Pakaian kalian sekarang lebih cocok untuk mata. Tita : Begitukah, Mpu? Mpu Gandring : Mengapa tidak? Ken Arok : Mpu, bagaimana dengan keris pesanan saya? Mpu Gandring : Sudah kubilang keris yang baik hanya dapat diselesaikan dalam satu tahun. Ken Arok : Apa tidak bisa dipercepat? Mpu Gandring : Tidak, Arok. Membuat keris tidak hanya berarti menempa atau menyepuh. Membuat keris berarti bertapa, samadi, memuja, membakar dupa, dan seterusnya. Keris yang dibuat secara sembarangan akan membahayakan pemiliknya. Ken Arok : Rasanya enam bulan cukup lama, Mpu. Mpu Gandring : E n a m b u l a n t e r l a l u s i n g k a t . A k u t i d a k b i s a mempertanggungjawabkan keris yang dibuat sesingkat itu. Ada pandai keris yang membuat dalam dua bulan, tapi bagiku yang begitu bukanlah keris. Itu mainan anak-anak yang berbahaya. Ken Arok : Dapatkah saya melihat keris pesanan saya? Mpu Gandring : Mengapa tidak? (pergi ke tempat penyimpanan keris, lalu mengambil satu dan menyerahkannya kepada Ken Arok). Tita : Alangkah bagusnya. Mpu Gandring : Kau lihat gagangnya belum selesai. Tita : Dengan gagangnya yang setengah selesai matanya semakin tampak kebagusannya. Mpu Gandring : Tidak hanya bagus dipandang mata. Keris ini tidak akan bengkok. Bahkan baju zirah yang tipis bisa ditembusnya kalau ditusukkan oleh tangan yang kuat. Ken Arok : Kalau begitu keris ini sudah dianggap selesai, Mpu. Mpu Gandring : Sama sekali belum! Aku masih harus bertapa beberapa minggu lagi, menyerahkan sajen di tempat-tempat keramat tertentu, agar keris ini banyak isinya. Ken Arok : Jadi saya tidak dapat membawanya sekarang juga. Mpu Gandring : Jelas tidak. Aku tidak dapat mempertanggungjawabkan di kemudian hari. Ken Arok : Mpu dapat bertapa dan menyajikan sajen baginya walaupun saya membawanya sekarang, bukan? Mpu Gandring : Kau ini tidak sabar benar, Arok. Apakah kau akan membunuh orang? Ken Arok : Tidak, Mpu. (menusukkan keris ke tubuh Mpu Gandring) Tita : Arok! Mpu Gandring : Kau… binatang! (Ken Arok mencabut keris dari tubuh Mpu Gandring, lalu membersihkanya dengan tak acuh). Kau sendiri Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 53 Di unduh dari : Bukupaket.com


Tita yang akan mampus oleh keris itu, juga tujuh keturunanmu… Ken Arok kau tidak bisa lolos … (Mati). : Mengapa kau bunuh orang tua itu? Tita : Ada tiga tujuan yang hendak kucapai. Pertama, aku tidak usah membayar pada orang tua itu, yang lainnya kau akan tahu kemudian … : Kau sungguh tak terduga, Arok (black out). Pelatihan 5 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Mengapa geladi resik sebaiknya dilakukan di hadapan penonton? 2. Mengapa sutradara harus percaya diri saat berlangsungnya pertunjukan? 3. Apa yang dilakukan jika pemain melakukan kesalahan di panggung? Uji Kompetensi Bentuklah kelasmu menjadi beberapa kelompok. Kemudian, rancanglah sebuah pementasan teater daerah dengan ketentuan berikut ini. 1. Tentukanlah seorang sutradara yang dapat memimpin pementasan. 2. Tentukanlah naskah atau cerita yang akan dipentaskan. 3. Bagilah tugas-tugas pementasan sesuai dengan kebutuhan pementasan. 4. Tentukan para pemain yang sesuai dengan karakter tuntutan naskah. 5. Persiapkanlah perlengkapan seperti kostum dan alat-alat rias serta peralatan yang diperlukan untuk pementasan. 6. Berlatihlah dengan semua anggota kelompok agar dapat mementaskan teater dengan baik. 7. Pentaskanlah teater tersebut di depan kelas. INFO Sinrili merupakan pertunjukan teater tutur yang berasal dari Sulawesi Selatan. Cerita dalam pertunjukan sinrili disampaikan oleh seorang ahli atau dalang. Pertunjukan sinrili diiringi musik keso-keso (rebab) yang dapat menimbulkan keharuan. Pertunjukan dapat dilakukan siang atau malam, di rumah atau di halaman. Sinrili diadakan pada saat perkawinan, syukuran, membangun rumah, pesta selesai panen, dan sebagainya. Tuturan sering diselingi dengan cerita-cerita humor. Cerita yang dituturkan beragam, mulai dari kepahlawanan, keagamaan, hingga percintaan. (Sumber: makassarterkini.ning.com) 54 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


Rangkuman • Akting merupakan salah satu jenis keterampilan. Sebagaimana jenis-jenis keterampilan yang lain, pemerolehannya harus melalui pelatihan. • Kegiatan merancang pertunjukan teater dapat dilakukan dalam beberapa tahapan. Dalam berteater kegiatan ini disebut dramatisasi cerita drama. • Pementasan naskah drama bukanlah kerja individu melainkan kerja kolaborasi dari berbagai komponen. Komponen tersebut adalah naskah, sutradara, pengurus produksi, pemain, dan tim artistik. • Hakikat pementasan teater adalah hadir hanya untuk sekali sehingga kesalahan tidak dapat diperbaiki saat itu juga. Pemain hanya dapat melakukan improvisasi untuk mengatasi kesalahan. Refleksi Menampilkan teater daerah harus mengikuti aturan yang berlaku pada teater tersebut. Bagaimana kesanmu setelah dapat merancang dan mementaskan teater daerah? Ceritakan kesan tersebut kepada teman dan gurumu. Pelatihan Pelajaran 4 A. Berilah tanda silang ( × ) pada jawaban yang benar! 1. Tubuh seorang aktor harus bagus dan menarik. Pengertian bagus dan menarik di sini adalah .... a. tampan atau cantik b. besar c. berotot d. lentur 2. Berikut adalah latihan-latihan dasar untuk melenturkan tubuh, kecuali .... a. latihan tari b. latihan renang c. latihan anggar d. latihan menembak 3. Latihan dasar untuk menguatkan vokal, antara lain .... a. menangis keras-keras b. berbicara di depan mikrofon c. berdeklamasi dan menyanyi d. bermain musik Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 55 Di unduh dari : Bukupaket.com


4. Memahami dan mengeksplorasi naskah secara sungguh-sungguh, kemudian membuat rencana untuk mementaskan naskah tersebut bersama seluruh anggota kelompok merupakan pengertian .... a. dramatisasi cerita drama b. latihan teater c. dramaturgi d. teater 5. Cerita yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang adanya makhluk halus, roh, atau dewa-dewi disebut .... a. mitologi b. mitos c. mite d. saga 6. Peran utama yang merupakan pusat atau sentral dari cerita disebut .... a. protagonis b. antagonis c. tritagonis d. aktor 7. Latihan terakhir sebelum pertunjukan dilakukan disebut .... a. geladi kotor b. geladi resik c. blocking d. improvisasi 8. Seksi panggung atau pentas dipimpin oleh .... a. director b. produser c. stage manager d. art director 9. Untuk mengatasi kesalahan di atas panggung pemain dapat melakukan .... a. deklamasi b. improvisasi c. kolaborasi d. dramatisasi 10. Sebelum pementasan dimulai, petugas yang harus memeriksa apakah para penonton telah duduk di tempat mereka adalah .... a. sutradara b. pemimpin panggung c. pengurus produksi d. seksi buklet dan karcis B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar! 1. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi? 2. Mengapa dalam kegiatan teater suara memiliki peran yang penting? 56 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


3. Apa yang dimaksud denga dramatisasi cerita drama? 4. Apa perbedaan peran protagonis dan antagonis? 5. Apa yang dimaksud dengan improvisasi? Pelatihan Semester 2 A. Berilah tanda silang (×) pada jawaban yang benar! 1. Di antara teater-teater daerah berikut, yang berasal dari Sumatra adalah .... a. ludruk c. mendu b. longser d. lenong 2. Calon arang yang berasal dari Bali merupakan contoh kelompok .... a. teater rakyat c. teater istana b. teater upacara keagamaan d. teater transisi 3. Langendriyan merupakan teater istana yang berkembang di .... a. Keraton Kanoman dan Kasepuhan b. Keraton Surakarta dan Yogyakarta c. Keraton Banten d. Puri Denpasar 4. Perlengkapan yang digunakan dalam teater istana berhubungan erat dengan tugas hidup kasta.... a. waisya c. ksatria b. sudra d. brahmana 5. Topeng Cirebon dapat dikelompokkan ke dalam .... a. teater rakyat c. teater istana b. teater upacara keagamaan d. teater transisi 6. Ketoprak merupakan teater rakyat yang populer di daerah-daerah berikut, kecuali ..... a. Jawa Barat c. Jawa Tengah b. Jawa Timur d. Yogyakarta 7. Salah satu ciri ludruk adalah .... a. dipentaskan di istana b. pementasannya dipimpin seorang pedanda c. menggunakan bahasa Jawa krama inggil d. seluruh peran dimainkan oleh pria 8. Jenis teater tradisional dari Bali yang bersifat kerakyatan adalah .... a. calon arang c. arja b. mendu d. gambuh 9. Pada mulanya, ketoprak merupakan permainan orang-orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung pada waktu bulan purnama yang disebut .... a. jogedan c. tayuban b. gejogan d. sisingaan Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah 57 Di unduh dari : Bukupaket.com


10. Lagu-lagu (gending), seperti Parianyar, Beskalan, Kaloagan, Jula-juli, Samirah, dan Junian biasa digunakan dalam pertunjukan .... a. srandul c. ketoprak b. emprak d. ludruk 11. Tubuh seorang aktor harus bagus dan menarik. Pengertian bagus dan menarik di sini adalah .... a. tampan atau cantik c. berotot b. besar d. lentur 12. Berikut adalah latihan-latihan dasar untuk melenturkan tubuh, kecuali .... a. latihan tari c. latihan anggar b. latihan renang d. latihan menembak 13. Latihan dasar untuk menguatkan vokal, antara lain dilakukan dengan .... a. menangis keras-keras c. berdeklamasi dan menyanyi b. berbicara di depan mikrofon d. bermain musik 14. Tokoh utama yang berseberangan atau berlawanan dengan tokoh yang menjadi pusat atau sentral cerita disebut .... a. protagonis c. tritagonis b. antagonis d. aktor 15. Latihan terakhir sebelum pertunjukan dilakukan disebut .... a. geladi kotor c. blocking b. geladi resik d. improvisasi B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar! 1. Jelaskan arti teater secara sempit dan secara luas! 2. Jelaskan pengertian teater tutur, teater catur, dan teater boneka! 3. Sebutkan lima jenis teater daerah beserta daerah asalnya! 4. Sebutkan unsur-unsur yang termasuk unsur intrinsik dalam seni teater! 5. Apa yang dimaksud dengan mitos, saga, dan legenda? 6. Bagaimana cara melatih vokal dalam latihan olah vokal untuk teater? 7. Apa saja yang harus dikuasai oleh seorang pemain teater? 8. Bagaimana cara membuat efek suara pada sebuah pementasan? 9. Apa yang dimaksud dengan pemain sebagai tulang punggung pementasan? 10. Bagaimana tanggapanmu terhadap teater daerah yang pernah kamu saksikan? 58 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VII Di unduh dari : Bukupaket.com


Kelas VIII Pelajaran 5 Pertunjukan wayang wong yang merupakan salah satu Karya Seni karya seni teater Nusantara Teater Nusantara Sumber: www.flickr.com Sejarah teater tradisional di Indonesia Tujuan Pembelajaran dimulai sejak sebelum Zaman Hindu. Pada Pembelajaran ini bertujuan agar siswa zaman itu, unsur-unsur teater tradisional banyak mampu mengapresiasi karya seni teater digunakan untuk mendukung upacara ritual. melalui kemampuannya dalam: Teater tradisional merupakan bagian dari suatu • mengidentifikasi jenis karya seni upacara keagamaan ataupun upacara adat- istiadat dalam tata cara kehidupan masyarakat. teater Nusantara, dan Selanjutnya, pada awal abad kesembilan belas • menampilkan sikap apresiatif muncul teater transisi. Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat terhadap keunikan dan pesan moral teater tradisional mulai mengalami perubahan seni teater Nusantara. karena pengaruh budaya lain. Periode teater transisi kemudian diikuti kemunculan teater modern, yaitu teater yang sudah dikemas melalui ilmu drama Barat (dramaturgi). Nah itulah sekilas tentang teater Nusantara. Untuk lebih jauhnya, kamu dapat mempelajari jenis-jenis teater Nusantara dan mengapresiasinya pada pelajaran ini. Di unduh dari : Bukupaket.com


Peta Konsep Teater Nusantara Jenis-jenis karya Apresiasi teater teater Nusantara Nusantara Mengenal teater Mengenal Mengenal Mengetahui pesan tradisional di teater transisi keunikan seni moral dalam seni Indonesia dan modern di teater Nusantara teater Nusantara Indonesia Kata Kunci • Teater tradisional • Teater transisi • Teater modern 60 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


A. Jenis-Jenis Teater Nusantara Banyaknya grup teater yang hidup di daerah menjadi kekayaan tersendiri bagi perteateran Nusantara. Setiap daerah mempunyai ciri khas dan keunikan yang digali dari kehidupan dan sumber daya alam yang ada di tempatnya. Variasi bentuk naskah dan properti menjadi daya tarik dan nilai tambah bagi berlangsungnya teater. Di tengah arus globalisasi dan perubahan zaman, teater tradisional di berbagai daerah sampai sekarang masih dapat dinikmati oleh peminatnya. Mereka hidup dengan caranya sendiri demi kelangsungan pementasan. Ada yang tetap mempertahankan pakem dengan pola-pola yang telah diwariskan pendahulunya, tetapi tak jarang pula para pelaku teater berkompromi dengan hal-hal yang baru sesuai dengan tuntutan penonton. Hal tersebut secara langsung atau tidak langsung akan berdampak pada variasi dan bertambahnya tontonan teater yang berkembang di masyarakat. Secara garis besar, jenis teater yang ada dan dikenal di Nusantara adalah teater tradisional dan teater modern. 1. Teater Tradisional di Indonesia Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur- unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, bergantung pada kondisi dan sikap budaya masyarakat, serta sumber dan tata-cara tempat teater tradisional lahir. Berikut ini disajikan beberapa bentuk teater tradisional yang ada di daerah- daerah di Indonesia. a. Wayang Wayang merupakan suatu bentuk teater tradisional yang sangat tua dan dapat ditelusuri bagaimana asal muasalnya. Untuk menelusuri sejak kapan ada pertunjukan wayang di Jawa, kamu dapat menemukannya pada berbagai prasasti di zaman Raja Jawa, antara lain pada masa Raja Balitung. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, telah ada petunjuk adanya pertunjukan wayang seperti yang terdapat pada Prasasti Balitung 907 Masehi. Prasasti tersebut mewartakan bahwa pada saat itu telah Gambar 5.1 dikenal adanya pertunjukan wayang. Wayang kulit Sumber: www.heritageo ava.com Petunjuk semacam itu juga ditemukan dalam kakawin Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa pada zaman Raja Airlangga dalam abad ke-11. Oleh karena itu, pertunjukan wayang dianggap sebagai kesenian tradisi yang sangat tua. Namun, bentuk wayang pada zaman itu belum jelas tergambar model pementasannya. Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 61 Di unduh dari : Bukupaket.com


Awal mula adanya wayang, yaitu saat Prabu Jayabaya bertakhta di Mamonang pada tahun 930. Sang Prabu ingin mengabadikan wajah para leluhurnya dalam bentuk gambar yang kemudian dinamakan Wayang Purwa. Dalam gambaran itu diinginkan wajah para dewa dan manusia zaman purba. Pada mulanya hanya digambar di dalam rontal (daun tal). Orang sering menyebutnya daun lontar. Kemudian berkembang menjadi wayang kulit sebagaimana dikenal sekarang. b. Wayang Wong (Wayang Orang) Wayang wong dalam bahasa Indonesia artinya wayang orang, yaitu pertunjukan wayang kulit, tetapi dimainkan oleh orang. Wayang wong adalah bentuk teater tradisional Jawa yang berasal dari wayang kulit yang dipertunjukkan dalam bentuk berbeda, dimainkan oleh orang, lengkap dengan menari dan menyanyi, dan tidak memakai topeng. Pertunjukan wayang orang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan di Jawa Barat ada juga pertunjukan wayang orang (terutama di Cirebon) tetapi tidak begitu populer. Lahirnya wayang orang dapat diduga dari keinginan para seniman untuk keperluan pengembangan bentuk wayang kulit yang dapat dimainkan oleh orang sehingga dalang yang memainkannya tidak muncul, tetapi dapat dilakukan oleh para pemainnya sendiri. Wujud pergelarannya berbentuk drama, tari, dan musik. Wayang orang dapat dikatakan masuk kelompok seni teater tradisional, karena tokoh-tokoh dalam cerita dimainkan oleh para pelaku (pemain). Sang dalang bertindak Gambar 5.2 Pertunjukan wayang orang sebagai pengatur laku dan tidak muncul Sumber: www.flickr.com dalam pertunjukan. Di Madura, terdapat pertunjukan wayang orang yang agak berbeda karena masih menggunakan topeng dan menggunakan dalang seperti pada wayang kulit. Namun, dalang tersebut tidak berperan seperti dalam pertunjukan wayang kulit. Dalang dalam wayang wong Madura ditempatkan di balik layar penyekat dengan diberi lubang untuk mengikuti gerak pemain di depan layar penyekat. Dalang masih mendalang dalam pengertian semua ucapan pemain dilakukan oleh sang dalang karena para pemain memakai topeng. Para pemain di sini hanya menggerak-gerakkan badan atau tangan untuk mengimbangi ucapan yang dilakukan oleh sang dalang. Di Madura, pertunjukan ini dinamakan topeng dalang. Semua pemain topeng dalang memakai topeng dan para pemain tidak mengucapkan dialog. Namun, pemain harus pandai menari. c. Mak Yong Mak yong merupakan suatu jenis teater tradisional yang bersifat kerakyatan. Mak yong yang paling tua terdapat di pulau Mantang, salah satu pulau di daerah Riau. Pada mulanya, kesenian mak yong berupa tarian joget atau ronggeng. Dalam perkembangannya mak yong dimainkan dengan cerita-cerita rakyat, legenda, 62 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


dan cerita-cerita kerajaan. Mak yong digemari oleh para bangsawan dan sultan-sultan, hingga sering dipentaskan di istana-istana. Bentuk teater rakyat mak yong tak ubahnya sebagai teater rakyat umumnya, dipertunjukkan dengan menggunakan media tarian, nyanyian, laku, dan dialog dengan membawa cerita-cerita rakyat yang sangat populer di daerahnya. Cerita-cerita rakyat tersebut bersumber pada Gambar 5.3 Pertunjukan mak yong sastra lisan Melayu. Daerah Riau merupakan sumber dari bahasa Melayu Lama. Ada dugaan Sumber: www.photobucket.com bahwa sumber dan akar mak yong berasal dari daerah Riau, kemudian berkembang dengan baik di daerah lain. Pementasan mak yong selalu diawali dengan bunyi tabuhan yang dipukul bertalu- talu sebagai tanda bahwa ada pertunjukan mak yong yang akan segera dimulai. Setelah penonton berkumpul, seorang pawang (sesepuh dalam kelompok mak yong) tampil ke tempat pertunjukan melakukan persyaratan sebelum pertunjukan dimulai yang dinamakan upacara buang bahasa atau upacara membuka tanah dan berdoa untuk memohon agar pertunjukan dapat berjalan lancar. d. Randai Randai merupakan suatu bentuk teater tradisional yang bersifat kerakyatan yang terdapat di daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Sampai saat ini, randai masih hidup dan berkembang serta masih digemari oleh masyarakatnya, terutama di daerah pedesaan. Teater tradisional randai bertolak dari sastra lisan yang disebut “kaba” (dapat diartikan sebagai cerita). Bakaba artinya bercerita. Ada dua unsur pokok yang menjadi dasar randai, yaitu sebagai berikut. 1) Pertama, unsur penceritaan. Cerita yang disajikan adalah kaba dan disampaikan lewat gurindam, dendang, dan lagu. Diiringi oleh alat musik tradisional Minang yaitu salung, rebab, bansi, rebana atau yang lainnya, dan juga lewat dialog. 2) Kedua, unsur laku dan gerak, atau tari yang dibawakan melalui galombang. Gerak tari yang digunakan bertolak dari gerakan silat tradisi Minangkabau dengan berbagai variasi. e. Mamanda Gambar 5.4 Daerah Kalimantan Selatan mempunyai Pementasan mamanda Sumber: www.mtc.gov cukup banyak jenis kesenian. Kesenian yang paling populer yaitu mamanda yang merupakan teater tradisional yang bersifat kerakyatan dan orang sering menyebutnya sebagai teater rakyat. Pada 1897, rombongan Abdoel Moeloek dari Malaka datang ke Banjarmasin yang lebih dikenal dengan Komidi Indra Bangsawan. Pengaruh Komidi Bangsawan Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 63 Di unduh dari : Bukupaket.com


ini sangat besar terhadap perkembangan teater tradisional di Kalimantan Selatan. Sebelum mamanda lahir, telah ada bentuk teater rakyat yang dinamakan bada moeloek, yang berasal dari kata ba abdoel moeloek. Nama teater tersebut berasal dari judul cerita Abdoel Moeloek karangan Saleha. f. Lenong Lenong merupakan teater rakyat Betawi. Lenong yang ada pada saat ini sudah sangat berbeda jauh dibandingkan dengan lenong zaman dahulu. Lenong sekarang berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat lingkungannya. Pada saat itu, di Jakarta, yang masih bernama Betawi (orang Belanda menyebutnya: Batavia) terdapat empat jenis teater tradisional yang disebut topeng Betawi, lenong, topeng blantek, dan jipeng atau jinong. Pada kenyataannya, keempat teater rakyat tersebut banyak persamaannya. Perbedaan umumnya hanya pada cerita yang Gambar 5.5 ditampilkan dan musik pengiringnya. Lenong teater tradisional asal Betawi Sumber: www.indonesiamedia.com 2. Teater Transisi di Indonesia Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. Kelompok teater yang masih tergolong kelompok teater tradisional dengan model yang memasukkan unsur-unsur teknik teater Barat, kemudian dinamakan teater bangsawan. Perubahan tersebut terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis meskipun masih dalam wujud cerita ringkas atau outline story (garis besar cerita per adegan). Penyajian cerita dilakukan dengan menggunakan panggung dan dekorasi. Teater transisi mulai memperhitungkan teknik yang mendukung pertunjukan. Pada periode transisi inilah teater tradisional berkenalan dengan teater nontradisi. Selain pengaruh dari teater bangsawan, teater tradisional dipengaruhi juga oleh teater Barat yang dipentaskan oleh orang-orang Belanda di Indonesia sekitar 1805. Pementasan tersebut berkembang hingga ke Betawi (Batavia) dan mengawali berdirinya gedung Schouwburg (sekarang Gedung Kesenian Jakarta) pada 1821. Perkenalan masyarakat Indonesia pada teater nontradisi dimulai sejak Agust Mahieu mendirikan Komedie Stamboel di Surabaya pada 1891, yang pementasannya secara teknik telah banyak mengikuti budaya dan teater Barat (Eropa). Sastra lakon mulai diperkenalkan dengan lakon ditulis oleh orang Belanda F.Wiggers yang berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno, pada 1901. Kemudian disusul oleh Lauw Giok Lan lewat Karina Adinda, Lelakon Komedia Hindia Timoer (1913), dan lain-lainnya yang menggunakan bahasa Melayu Rendah. Setelah Komedie Stamboel didirikan, muncul kelompok sandiwara seperti Sandiwara Dardanella (The Malay Opera Dardanella) yang didirikan oleh 64 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


Willy Klimanoff alias A. Pedro pada 21 Juni 1926. Kemudian, lahirlah kelompok sandiwara lain, seperti Opera Stambul, Komidi Bangsawan, Indra Bangsawan, Sandiwara Orion, Opera Abdoel Moeloek, dan Sandiwara Tjahaja Timoer. Pada masa teater transisi, istilah teater belum muncul. Istilah yang ada saat itu adalah sandiwara. Karenanya, rombongan teater pada masa itu menggunakan nama sandiwara, sedangkan cerita yang disajikan dinamakan drama. Sampai pada zaman Jepang dan permulaan zaman kemerdekaan, istilah sandiwara masih sangat populer. Istilah teater bagi masyarakat Indonesia baru dikenal setelah zaman kemerdekaan. 3. Teater Modern Teater modern adalah bentuk teater yang telah mengalami pengaruh dari teater Eropa atau lebih dikenal dengan teater Barat. Pengaruh tersebut bisa berupa sebagian yaitu hanya naskahnya saja, propertinya, set dekorasi panggung, penempatan panggung, karakter dan penokohan, penentuan alur cerita, dan sebagainya. Bisa juga pengaruhnya total semua diterapkan dalam sebuah pementasan. a. Teater Indonesia 1920-an Teater pada masa kesusastraaan angkatan Pujangga Baru kurang berarti jika dilihat dari konteks sejarah teater modern Indonesia. Namun, cukup penting dilihat dari sudut kesusastraan, yakni naskah-naskahnya. Naskah-naskah drama tersebut belum mencapai bentuk sebagai drama karena masih menekankan unsur sastra dan sulit untuk dipentaskan. Drama-drama Pujangga Baru ditulis sebagai ungkapan ketertekanan kaum intelektual di masa itu akibat penindasan pemerintahan Belanda yang amat keras terhadap kaum pergerakan sekitar 1930-an. Bentuk sastra drama yang pertama kali menggunakan bahasa Indonesia dan disusun dengan model dialog antartokoh dan berbentuk sajak adalah Bebasari (artinya: kebebasan yang sesungguhnya atau inti kebebasan) karya Rustam Efendi (1926). Lakon Bebasari merupakan sastra drama yang menjadi pelopor semangat kebangsaan. Lakon ini menceritakan perjuangan tokoh utama Bujangga yang membebaskan putri Bebasari dari niat jahat Rahwana. Penulis lakon lainnya yaitu Sanusi Pane menulis Kertajaya (1932) dan Sandyakalaning Majapahit (1933), Muhammad Yamin menulis Ken Arok dan Ken Dedes (1934). Armiijn Pane mengolah roman Swasta Setahun di Bedahulu karangan I Gusti Nyoman Panji Tisna menjadi naskah drama, Nur Sutan Iskandar menyadur karangan Molliere, dengan judul Si Bachil, Imam Supardi menulis drama dengan judul Keris Mpu Gandring, Dr. Satiman Wirjosandjojo menulis drama berjudul Nyai Blorong, dan Mr. Singgih menulis drama berjudul Hantu. Lakon-lakon tersebut ditulis berdasarkan tema kebangsaan, persoalan, dan harapan serta misi mewujudkan Indonesia sebagai negara merdeka. Penulis- penulis ini adalah cendekiawan Indonesia, menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Bahkan, presiden pertama Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 65 Di unduh dari : Bukupaket.com


Indonesia, Ir Soekarno, pada 1927 menulis dan menyutradarai teater di Bengkulu (saat di pengasingan). Beberapa lakon yang ditulisnya antara lain Rainbow, Krukut Bikutbi, dan Dr. Setan. b. Teater Indonesia 1940-an Pada masa penjajahan Jepang, semua unsur kesenian dan kebudayaan dikonsentrasikan untuk mendukung pemerintahan totaliter Jepang. Meskipun demikian, dua orang tokoh, yaitu Anjar Asmara dan Kamajaya masih sempat memikirkan pendirian Pusat Kesenian Indonesia. Tujuannya untuk menciptakan pembaharuan kesenian yang selaras dengan perkembangan zaman sebagai upaya untuk melahirkan kreasi-kreasi baru dalam wujud kesenian nasional Indonesia. Oleh karena itu, pada 6 Oktober 1942, di rumah Bung Karno dibentuklah Badan Pusat Kesenian Indonesia. Pengurus badan ini adalah Sanusi Pane (ketua), Mr. Sumanang (sekretaris), serta Armijn Pane, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Kama Jaya (anggota). Pada masa pendudukan Jepang, kelompok rombongan sandiwara yang berkembang adalah rombongan sandiwara profesional. Dalam kurun waktu ini, semua bentuk seni hiburan yang berbau Belanda lenyap karena pemerintah penjajahan Jepang anti budaya Barat. Rombongan sandiwara keliling komersial, seperti Bintang Surabaya, Dewi Mada, Mis Ribut, Mis Tjitjih, Tjahaya Asia, Warna Sari, Mata Hari, Pancawarna, dan lain-lain kembali berkembang dengan mementaskan cerita dalam bahasa Indonesia, Jawa, dan Sunda. Rombongan sandiwara Bintang Surabaya tampil dengan aktor dan aktris kenamaan, antara lain Astaman, Tan Ceng Bok (Si Item), Ali Yugo, Fifi Young, Dahlia, dan sebagainya. Pengarang Nyoo Cheong Seng, yang dikenal dengan nama samarannya Mon Siour D’amour ini dalam rombongan sandiwara Bintang Surabaya menulis lakon antara lain, Kris Bali, Bengawan Solo, Air Mata Ibu (sudah difilmkan), Sija, R.A Murdiati, dan Rombongan sandiwara Bintang Surabaya menyuguhkan pementasan-pementasan dramanya dengan cara lama, yaitu di antara satu dan lain babak diselingi oleh tarian-tarian, nyanyian, dan lawak. Secara istimewa selingannya kemudian ditambah dengan mode show dengan peragawati gadis- gadis Indo-Belanda yang cantik-cantik. Selanjutnya, muncul rombongan sandiwara Dewi Mada, dengan bintang- bintang eks Bolero, yaitu Dewi Mada dengan suaminya Ferry Kok yang sekaligus sebagai pemimpinnya. Rombongan sandiwara Dewi Mada lebih mengutamakan tarian dalam pementasan teater mereka karena Dewi Mada adalah penari terkenal sejak masa rombongan sandiwara Bolero. Cerita yang dipentaskan antara lain, Ida Ayu, Ni Parini, dan Rencong Aceh. Hingga 1943 rombongan sandiwara hanya dikelola pengusaha Cina atau dibiayai Sendenbu (barisan propaganda Jepang) karena bisnis pertunjukan itu masih asing bagi para pengusaha Indonesia. Baru kemudian Muchsin sebagai pengusaha besar tertarik dan membiayai rombongan sandiwara Warna Sari. Keistimewaan rombongan sandiwara Warna Sari adalah penampilan musiknya yang mewah yang dipimpin oleh Garsia, seorang keturunan Filipina yang terkenal 66 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


sebagai “raja drum”. Garsia menempatkan deretan drumnya yang berbagai ukuran itu memenuhi lebih dari separuh panggung. Ia menabuh drum-drum tersebut sambil meloncat ke kanan – ke kiri sehingga menarik minat penonton. Cerita-cerita yang dipentaskan antara lain: Panggilan Tanah Air, Bulan Punama, Kusumahadi, Kembang Kaca, Dewi Rani, dan lain sebagainya. Anjar Asmara, Ratna Asmara, dan Kama Jaya pada 6 April 1943 mendirikan rombongan sandiwara angkatan muda Matahari. Hanya kalangan terpelajar yang menyukai pertunjukan Matahari yang menampilkan hiburan berupa tari-tarian. Lakon-lakon yang ditulis Anjar Asmara antara lain Musim Bunga di Slabintana, Nusa Penida, Pancaroba, Si Bongkok, Guna-guna, dan Jauh di Mata. Kama Jaya menulis lakon antara lain Solo di Waktu Malam, Kupu-kupu, Sang Pek Engtay, dan Potong Padi. Dari semua lakon tersebut ada yang sudah difilmkan, yaitu Solo di Waktu Malam dan Nusa Penida. Menjelang akhir pendudukan Jepang muncul rombongan sandiwara yang melahirkan karya sastra yang cukup berarti, yaitu Penggemar Maya (1944), pimpinan Usmar Ismail dan D. Djajakusuma dengan dukungan Suryo Sumanto, Rosihan Anwar, dan Abu Hanifah dengan para anggota cendekiawan muda, nasionalis, dan para profesional (dokter, apoteker, dan lain-lain). Kelompok ini berprinsip menegakkan nasionalisme, humanisme, dan agama. Pada saat inilah pengembangan ke arah pencapaian teater nasional dilakukan. Teater tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga untuk ekspresi kebudayaan berdasarkan kesadaran nasional dengan cita-cita menuju humanisme dan religiositas dan memandang teater sebagai seni serius dan ilmu pengetahuan. Karena itu, teori teater perlu dipelajari secara serius. Pandangan Penggemar Maya ini kemudian menjadi pemicu berdirinya Akademi Teater Nasional Indonesia di Jakarta. c. Teater Indonesia Tahun 1950-an Setelah perang kemerdekaan, peluang terbuka bagi seniman untuk merenungkan perjuangan dalam perang kemerdekaan. Mereka juga merenungkan peristiwa perang kemerdekaan, kekecewaan, penderitaan, keberanian dan nilai kemanusiaan, pengkhianatan, kemunafikan, kepahlawanan dan tindakan pengecut, keikhlasan sendiri dan pengorbanan, dan lain-lain. Peristiwa perang secara khas dilukiskan dalam lakon Fajar Sidik (Emil Sanossa, 1955), Kapten Syaf (Aoh Kartahadimaja, 1951), Pertahanan Akhir (Sitor Situmorang, 1954), Titik-Titik Hitam (Nasyah Jamin, 1956), dan Sekelumit Nyanyian Sunda (Nasyah Jamin, 1959). Sementara itu, ada lakon yang bercerita tentang kekecewaan pascaperang, seperti korupsi, oportunisme politis, erosi ideologi, kemiskinan, Islam dan komunisme, melalaikan penderitaan korban perang, dan lain-lain. Tema itu terungkap dalam lakon-lakon seperti Awal dan Mira (1952), Sayang Ada Orang Lain (1953) karya Utuy Tatang Sontani, bahkan lakon adaptasi, Pakaian dan Kepalsuan oleh Achdiat K. Mihardja (1956) berdasarkan The Man In Grey Suit karya Averchenko dan Hanya Satu Kali (1956), berdasarkan Justice karya John Galsworthy. Utuy Tatang Sontani dipandang sebagai tonggak penting menandai awal dari maraknya drama realis di Indonesia dengan lakon-lakonnya yang sering menyiratkan dengan kuat alienasi Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 67 Di unduh dari : Bukupaket.com


sebagai ciri kehidupan modern. Lakon Awal dan Mira (1952) tidak hanya terkenal di Indonesia, melainkan sampai ke Malaysia. Realisme konvensional dan naturalisme tampaknya menjadi pilihan generasi yang terbiasa dengan teater Barat dan dipengaruhi oleh idiom Henrik Ibsen dan Anton Chekhov. Kedua seniman teater Barat dengan idiom realisme konvensional ini menjadi tonggak berdirinya Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) pada 1955 oleh Usmar Ismail dan Asrul Sani. ATNI menggalakkan dan memapankan realisme dengan mementaskan lakon-lakon terjemahan dari Barat, seperti karya- Gambar 5.6 karya Moliere, Gogol, dan Chekov. Adapun metode Achdiat K. Mihardja salah satu pementasan dan pemeranan yang dikembangkan tokoh drama realis oleh ATNI adalah Stanislavskian. Alumni ATNI Sumber: upload.wikipedia yang menjadi aktor dan sutradara antara lain, Teguh Karya, Wahyu Sihombing, Tatiek Malyati, Pramana Padmadarmaya, Galib Husein, dan Kasim Achmad. Di Yogyakarta 1955, Harymawan dan Sri Murtono mendirikan Akademi Seni Drama dan Film Indonesia (ASDRAFI). Adapun Himpunan Seni Budaya Surakarta (HBS) didirikan di Surakarta. d. Teater Indonesia Tahun 1970-an Jim Lim mendirikan Studiklub Teater Bandung dan mulai mengadakan eksperimen dengan menggabungkan unsur-unsur teater etnis seperti gamelan, tari topeng Cirebon, longser, dan dagelan dengan teater Barat. Karya penyutradaraannya, yaitu Awal dan Mira (Utuy T. Sontani) dan Paman Vanya (Anton Chekhov). Ia juga berakting dalam lakon The Glass Menagerie (Tennesse William, 1962) dan The Bespoke Overcoat (Wolf mankowitz ). Pada 1960, Jim Lim menyutradari Bung Besar, (Misbach Yusa Biran) dengan gaya longser teater rakyat Sunda. Jim Lim juga menggabungkan unsur wayang kulit dan musik dalam karya penyutradaraannya yang berjudul Pangeran Geusan Ulun (Saini KM., 1961). Mengadaptasi lakon Hamlet dan diubah judulnya menjadi Jaka Tumbal (1963/1964). Menyutradarai dengan gaya realistis tetapi isinya absurditas pada lakon Caligula (Albert Camus, 1945), Badak-badak (Ionesco, 1960), dan Biduanita Botak (Ionesco, 1950). Peristiwa penting dalam usaha membebaskan teater dari batasan realisme konvensional terjadi pada 1967, ketika Rendra kembali ke Indonesia. Rendra mendirikan Bengkel Teater Yogya yang kemudian menciptakan pertunjukan pendek improvisatoris yang tidak berdasarkan naskah jadi (wellmade play) seperti dalam drama-drama realisme. Akan tetapi, pertunjukan bermula dari improvisasi dan eksplorasi bahasa tubuh dan bebunyian mulut tertentu atas suatu tema yang diistilahkan dengan teater mini kata (menggunakan kata seminimal mungkin). Pertunjukannya misalnya, Bib Bop dan Rambate Rate Rata (1967,1968). 68 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


Pusat kesenian Taman Ismail Marzuki yang didirikan oleh Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta pada 1970 menjadi pemicu meningkatnya aktivitas dan kreativitas berteater di Jakarta dan kota besar lainnya, seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, dan Ujung Pandang. Taman Ismail Marzuki menerbitkan enam puluh tujuh judul lakon yang ditulis oleh tujuh belas pengarang sandiwara, menyelenggarakan festival pertunjukan secara teratur, juga lokakarya dan diskusi teater secara umum atau khusus. Tokoh-tokoh teater yang muncul pada 1970-an lainnya adalah Teguh Karya (Teater Populer), D. Djajakusuma, Wahyu Sihombing, Pramana Padmodarmaya (Teater Lembaga), Ikranegara (Teater Saja), Danarto (Teater Tanpa Penonton), Adi Kurdi (Teater Hitam Putih). Gambar 5.7 W.S. Rendra pendiri Bengkel Teater Arifin C. Noor (Teater Kecil) dengan gaya pementasan yang kaya irama dari blocking, musik, vokal, tata cahaya, Sumber: www.rileks.com kostum, dan verbalisme naskah. Putu Wijaya (Teater Mandiri) dengan ciri penampilan menggunakan kostum yang meriah dan vokal keras. Fokus tidak terletak pada aktor tetapi gerombolan yang menciptakan situasi dan aksi sehingga lebih dikenal sebagai teater teror. e. Teater Indonesia Tahun 1980 – 1990-an Tahun 1980-1990-an situasi politik Indonesia kian seragam melalui pembentukan lembaga-lembaga tunggal di tingkat nasional. Ditiadakannya kehidupan politik kampus dan dewan kampus merupakan akibat peristiwa Malari 1974. Dalam latar situasi seperti itu lahirlah beberapa kelompok teater dari festival teater. Pada saat itu lahirlah kelompok-kelompok teater baru di berbagai kota di Indonesia. Di Yogyakarta muncul Teater Dynasti, Teater Jeprik, Teater Tikar, Teater Shima, dan Teater Gandrik. Teater Gandrik menonjol dengan warna teater yang mengacu kepada teater tradisional kerakyatan dan menyusun berita-berita yang aktual di masyarakat menjadi bangunan cerita. Lakon yang dipentaskan antara lain, Pasar Seret, Meh, Kontrang- kantring, Dhemit, Upeti, Sinden, dan Orde Tabung. Di Solo (Surakarta) muncul Teater Gapit yang menggunakan bahasa Jawa dan latar cerita yang meniru lingkungan kehidupan rakyat pinggiran. Salah satu lakonnya berjudul Tuk. Di samping Gapit. Aktivitas teater terjadi juga di kampus. Salah satu teater kampus yang menonjol adalah teater Gadjah Mada dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Jurusan teater dibuka di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta pada tahun 1985. ISI menjadi satu-satunya Gambar 5.8 perguruan tinggi seni yang memiliki program Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki Sumber: www.rileks.com Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 69 Di unduh dari : Bukupaket.com


Strata 1 untuk bidang seni teater pada saat itu. Aktivitas teater kampus mampu menghidupkan dan membuka kemungkinan baru gagasan-gagasan artistik dalam teater. f. Teater Kontemporer Indonesia Teater Kontemporer Indonesia mengalami perkembangan yang sangat membanggakan. Sejak munculnya eksponen 70 dalam seni teater, kemungkinan ekspresi artistik dikembangkan dengan gaya khas masing-masing seniman. Gerakan ini terus berkembang sejak 1980-an sampai saat ini. Meskipun seni teater konvensional tidak pernah mati tetapi teater eksperimental terus juga tumbuh. Semangat kolaboratif yang terkandung dalam seni teater dimanfaatkan secara optimal dengan menggandeng beragam unsur pertunjukan yang lain. Dengan demikian, wilayah jelajah ekspresi menjadi semakin luas dan kemungkinan bentuk garap semakin banyak. Pelatihan 1 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Apa perbedaan wayang wong dan wayang kulit? 2. Sebutkan dua unsur pokok yang menjadi dasar Randai! 3. Apa yang dimaksud dengan teater transisi? 4. Apa yang dimaksud dengan teater modern? 5. Jelaskan perkembangan teater Indonesia pada 1920-an! B. Keunikan dan Pesan Moral Teater Nusantara Teater merupakan salah satu bentuk kesenian yang tidak hanya memberikan kesenangan semata. Lebih dari itu, teater bisa memberikan sumbangan bagi keluhuran budi pekerti dan kematangan jiwa. Teater dalam konteksnya selalu dijadikan alat hiburan dan tontonan rakyat kecil. Namun, lebih jauh lagi teater hendaknya mampu membawa masyarakat untuk lebih mengenal dirinya dan keberadaannya dalam lingkup masyarakat. Di sini, teater bisa berperan sebagai penuntun pada masyarakat untuk berusaha hidup lebih arif, baik, dan bijaksana. 1. Fungsi Teater Nusantara Di Indonesia, teater tradisi memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai sarana upacara, hiburan, sarana penyambung sejarah, dan sarana komunikasi. Fungsi- fungsi tersebut dapat kamu pahami pada penjelasan berikut. a. Sarana Upacara Teater yang berfungsi sebagai sarana upacara adalah teater yang pementasannya dipersembahkan untuk para leluhur dan digunakan dalam upacara-upacara keagamaan yang bersifat sakral, magis, dan religius. Teater 70 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


bentuk ini banyak ditemukan pada zaman kerajaan seperti di daerah Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan. b. Sarana Hiburan Fungsi yang paling terasa dalam pementasan teater yaitu mampu memberikan suguhan hiburan kepada masyarakat sebagai penikmat. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat penonton teater pada awalnya adalah rakyat kecil yang kesehariannya bekerja di ladang/sawah. Dengan adanya pertunjukan teater, secara otomatis kerinduan masyarakat akan dunia hiburan akan terobati. Berikut ini adalah contoh teater yang berfungsi sebagai sarana hiburan. 1. Wayang orang dari Yogyakarta dan Surakarta yang berfungsi untuk menghibur para tamu yang berkunjung ke keraton. 2. Wayang golek dari Jawa Barat yang berfungsi untuk menghibur masyarakat di acara pernikahan atau khitanan maupun acara tertentu. 3. Teater gambuh dari Bali yang dapat menghibur orang yang sedang melakukan persiapan melakukan acara keagamaan. 4. Ludruk dari Jawa Timur yang menghibur dengan banyolan dan penampilan para pemainnya. 5. Lenong Betawi, dengan celotehan ala Betawi mampu menghibur warga. c. Sarana Penyambung Sejarah Teater berfungsi untuk lebih mengenal, memahami, dan mengetahui sekaligus penyambung lidah sejarah leluhur, pemimpinnya, raja, daerah, dan bangsa. Dengan banyaknya pementasan teater secara kontinyu, otomatis masyarakat akan selalu mengenal dan menghargai keluhuran nilai sejarah. Hal ini berdampak pula bagi pewarisan nilai pada generasi penerus karena teater adalah proses pembelajaran paling praktis yang mudah diingat dan dicerna oleh siapa saja, termasuk anak- anak. Sebagai contoh adalah ketoprak yang membawakan sejarah adat dan kepemimpinan raja-raja Jawa dan teater topeng di Bali yang memperkenalkan sejarah keluarga kepada masyarakat umum. d. Sarana Media Komunikasi Dengan bahasa yang mudah dimengerti, penampilan yang kocak, dan menghibur membuat orang akan terlena. Dari keadaan seperti itu orang tidak sadar bahwa penonton dibawa pada situasi yang tidak terbayangkan, biasanya penonton akan terhanyut pada alur cerita yang sedang berjalan. Secara sadar atau tidak sadar informasi yang diberikan pementasan teater akan dengan mudah masuk ke dalam ingatan penonton. Teater memiliki peranan sebagai tempat terjadinya hubungan yang erat antara seniman dengan penontonnya dan juga sebagai wadah cerminan tinggi rendahnya budaya setempat. Jenis teater yang berfungsi sebagai media komunikasi adalah ketoprak yang mengambil lakon cerita Mahabarata dan Ramayana atau cerita panji dan kepahlawanan. Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 71 Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Pesan Moral Seni Teater Nusantara Karya teater merupakan karya seni dan kesenian itu selalu bersangkutan dengan moral. Dasar dari keindahan dan moral adalah ketertiban, jadi kesenian adalah keindahan yang berdasar pada ketertiban, sedangkan moral berdasar pada ketertiban batin. Dalam hal ini moral menanamkan budi pekerti yang baik atau selalu menanamkan kesesuaian. Oleh karena itu, dalam suatu pertunjukan karya teater terdapat pesan moral yang akan disampaikan pada penontonnya. Karya teater tradisi yang ada di Nusantara ini banyak ragamnya dan mengandung pesan moral yang begitu tinggi. Pesan moral ini dapat diketahui melalui amanat dalam suatu cerita yang dipertunjukkan. Adapun pesan moral dapat dilihat dari ciri-ciri penampilan dari suatu pertunjukan teater, yaitu sebagai berikut. a. Anonim Pencipta lakon dan cerita tidak pernah dikenal. b. Improvisasi Seniman yang lebih banyak mengandalkan kecakapan alamiah, baik dialog ataupun akting yang sedapat mungkin menyatu dengan penonton hingga penonton masuk ke dalam situasi yang telah dibuat oleh sang seniman. c. Pentas Pentasnya terletak pada sebuah arena berbentuk “telapak kuda”. Bentuk ini memungkinkan pertunjukan dapat ditonton dari segala arah agar dapat dinikmati secara bersama-sama. Dengan begitu, penonton bukan saja merasa terhibur akan tetapi menyatu bersama cerita dalam pertunjukan tersebut. d. Humor dan Heroik Mementingkan lawak-jenaka, di samping memperlihatkan kesatriaan. e. Simbolis Karikatural Penampilan cerita cukup sederhana, ringan, dan mudah dipahami oleh siapa saja. Tokoh-tokoh manusia digambarkan menurut penjiwaannya, bukan kadar bentuk realis. f. Derma Keliling Ongkos pertunjukan tidak pernah diperoleh dari hasil penjualan karcis masuk. Penonton menyaksikan pergelaran secara gratis. Ongkos pertunjukan didapatkan dari derma penonton secara sukarela. Pelatihan 2 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Sebutkan fungsi-fungsi teater tradisi! 2. Apa yang dimaksud dengan teater sebagai sarana upacara? 3. Mengapa kesenian selalu bersangkutan dengan moral? 72 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


Uji Kompetensi Amatilah sebuah kelompok teater yang ada di sekitarmu! Klasifikasi apakah teater tersebut termasuk tradisional atau teater modern disertai alasannya. Kemudian, berikan tanggapan pada pementasan teaternya dengan menanggapi keunikan-keunikan dari teater tersebut! INFO Komedi Stamboel yang berdiri pada 1891 merupakan rombongan teater pertama di Indonesia. Rombongan ini didirikan oleh August Mahieu dan Yap Goan Tay. Pementasannya berdasarkan cerita yang dituturkan oleh program master (semacam sutradara) dan setiap pemain harus menciptakan dialognya sendiri. (Sumber: Indonesian Heritage: Pertunjukan, 2002) Refleksi Pada pelajaran ini, kamu telah mempelajari perkembangan teater di Nusantara. Seni teater Nusantara memiliki keanekaragaman dan keunikan yang patut untuk dibanggakan. Bagaimana tanggapanmu terhadap keunikan teater Nusantara tersebut? Rangkuman • Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, tergantung kondisi dan sikap budaya masyarakat, sumber dan tata cara di mana teater tradisional lahir. • Teater transisi adalah penamaan atas kelompok teater pada periode saat teater tradisional mulai mengalami perubahan karena pengaruh budaya lain. • Teater modern adalah bentuk teater yang telah mengalami pengaruh dari teater Barat (Eropa) atau lebih dikenal dengan teater Barat. • Teater merupakan salah satu bentuk kesenian yang tidak hanya memberikan kesenangan semata. Lebih dari itu teater bisa memberikan sumbangan bagi keluhuran budi pekerti dan kematangan jiwa. Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 73 Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelatihan Pelajaran 5 A. Berilah tanda silang (×) pada jawaban yang benar! 1. Prasasti Balitung yang bertitimangsa 907 Masehi menunjukkan pada masa itu telah ada pertunjukan .... a. ketoprak c. wayang b. ludruk d. randai 2. Kakawin Arjunawiwaha adalah karya .... a. Jayabaya c. Mpu Sedah b. Mpu Panuluh d. Mpu Kanwa 3. Di Madura, terdapat sejenis pertunjukan wayang orang yang dinamakan .... a. topeng dalang c. dalang jemblung b. wayang topeng d. wayang beber 4. Pawang adalah sebutan untuk sesepuh dalam kelompok .... a. mamanda c. randai b. wayang wong d. makyong 5. Teater nontradisi dimulai di Indonesia sejak Agust Mahieu mendirikan .... a. Sandiwara Orion c. Sandiwara Dardanella b. Komedie Stamboel d. Komidi Bangsawan 6. Istilah yang digunakan sebelum istilah teater muncul adalah .... a. sandiwara c. tonil b. play d. monolog 7. Bentuk drama Indonesia dan disusun dengan dialog antartokoh adalah.... a. Kertajaya c. Bebasari b. Ken Arok dan Ken Dedes d. Sandyakalaning Majapahit 8. Tokoh yang menulis dan menyutradarai teater di Bengkulu ialah .... a. Soetan Sjahrir c. HOS Tjokroaminoto b. Soekarno d. Agoes Salim 9. Badan Pusat Kesenian Indonesia diketuai oleh .... a. Sanusi Pane c. Sutan Takdir Alisjahbana b. Armijn Pane d. Amir Hamzah 10. Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) didirikan pada 1955 oleh .... a. Teguh Karya dan Arifin C. Noer c. Jim Lim dan Suyatna Anirun b. Armijn Pane dan Sanusi Pane d. Usmar Ismail dan Asrul sani B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar! 1. Apa perbedaan antara teater tradisional dan teater transisi? 2. Sebutkan dua unsur pokok yang menjadi dasar randai! 3. Apa peran Angkatan Pujangga Baru dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia? 4. Siapa sajakah tokoh yang berperan dalam rombongan sandiwara Penggemar Maya? 5. Apa yang dilakukan Rendra sebagai usaha membebaskan teater dari batasan realisme konvensional? 74 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran 6 Pertunjukan teater Tanah Air sebagai salah satu teater Pertunjukan Nusantara pimpinan Jose Teater Nusantara Rizal Manua Sumber: Dokumentasi pribadi teater Tanah Air, 2009 Pementasan teater membutuhkan beberapa Tujuan Pembelajaran persiapan. Salah satu yang terpenting adalah Pembelajaran ini bertujuan agar siswa persiapan pemeran. Persiapan tersebut meliputi mampu mengekspresikan diri melalui persiapan olah tubuh, olah suara, penghayatan karya teater melalui kemampuannya karakter, serta teknik-teknik pemeranan. dalam: Persiapan seorang pemeran dianggap penting • mengeksplorasi teknik olah tubuh, karena pemeran adalah seorang seniman yang mengekspresikan dirinya sesuai dengan tuntutan olah pikir, dan olah suara, baru dan harus memiliki kemampuan untuk • merancang pertunjukan teater menjadi ’orang baru’. Selanjutnya, kamu akan mempelajari bagaimana merancang sebuah Nusantara, pertunjukan teater. Di sini akan dipelajari pula • menerapkan prinsip kerja sama prinsip berteater, yaitu kerja sama. Terakhir, akan diperkenalkan gaya-gaya pementasan yang dapat dalam berteater, dan dipilih untuk menggelar pertunjukan teater. • menggelar pertunjukan teater Nusantara. Di unduh dari : Bukupaket.com


Peta Konsep Mementaskan Teater Nusantara Mengeksplorasi Merancang Menerapkan Menggelar teknik olah tubuh, pertunjukan teater prinsip pertunjukan teater olah pikir, dan Nusantara kerja sama Nusantara olah suara Melaksanakan Mengenal tahap- Mengenal Mementaskan dasar-dasar olah tahap dramatisasi unsur-unsur teater tubuh, olah pikir, pembentuk dan olah suara cerita drama Mengevaluasi teater pementasan Menjalankan tahap-tahap Menerapkan dramatisasi prinsip kerja sama antarunsur pembentuk teater Kata • Prinsip kerja sama • Teater konvensional Kunci • Teater nonkonvensional • Olah tubuh • Olah pikir • Olah suara • Merancang 76 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


A. Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir, dan Olah Suara Seni teater berhubungan erat dengan seni peran. Keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dalam bermain peran, kamu dituntut untuk bisa memerankan berbagai karakter yang disuruh oleh sutradara. Karakter tersebut dapat kamu kuasai jika kamu sering berlatih mengolah tubuh. Tubuh adalah sumber peran yang tidak terbatas, dengan wajah kamu bisa mengekspresikan kesedihan, dengan mulut kamu bisa berteriak, dengan tangan kamu bisa menari. Agar segala tuntutan sutradara ataupun naskah dapat diperankan, seorang pemain teater mutlak harus menguasai teknik latihan peran. Adapun teknik latihan peran adalah sebagai berikut. 1. Teknik Olah Tubuh Tubuh merupakan bagian fisik manusia. Penampilan fisik pemain teater dalam pentas berhubungan dengan penampilan watak, sikap, gestur, dan umur peran yang digambarkan. Hal ini juga sangat berhubungan dengan penampilan laku fisik yang digariskan pengarang, sutradara, dan tuntutan peran. Tampilan fisik seorang pemeran adalah tanggung jawab pribadi pemeran. Agar dapat memiliki penampilan fisik yang sesuai dengan tuntutan peran, seorang pemain harus berlatih agar tubuhnya lentur. Kelenturan tubuh seorang pemain teater ini sangat penting untuk berlangsungnya sebuah pertunjukan teater. Kelenturan tubuh tersebut dapat dilatih dengan latihan olah tubuh. Latihannya dapat berupa gerakan-gerakan seperti tari dan beladiri, bisa juga latihan ekspresi. Misalnya, latihan ekspersi marah, sedih, bahagia, dan sebagainya. Pola-pola latihan bisa kamu pelajari dari pola yang telah ada, misalnya pola olahraga atau bisa kamu buat sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan. a. Latihan Olahraga Fisik Latihan ini bertujuan untuk melatih kekuatan dan kelenturan serta daya tahan tubuh serta koordinasi gerak tubuh. Latihan ini bisa dimulai dari bagian wajah, yaitu menggerakkan bagian wajah. Hal ini berguna untuk melatih mimik wajah. Kemudian, latihlah gerakan tangan supaya luwes, latihannya bisa seperti latihan menari. Lalu, teruskan latihan ke arah tubuh dan bagian kaki. Setelah semuanya dilatih dengan baik, koordinasikan semua gerakan dalam satu rangkaian gerakan menggunakan iringan musik (seperti menari). Teruslah berlatih maka suatu saat tubuh dan penguasaan gerakan kamu akan menjadi lebih yang baik. b. Latihan Rangkaian Gerakan Setelah latihan umum dikuasai, maka langkah selanjutnya adalah latihan gerakan yang ditentukan sesuai permintaan. Jenis latihan ini lebih spesifik. Contohnya, latihan bagaimana gerakan lemah gemulai, bagaimana posisi tubuh ketika terkejut atau mengekspresikan kebahagiaan, bagaimana posisi tubuh jika sedang marah, dan sebagainya. Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 77 Di unduh dari : Bukupaket.com


2. Olah Suara (Vokal) Suara adalah unsur penting dalam kegiatan seni teater yang menyangkut segi auditif atau sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran. Dalam kenyataannya, suara dan bunyi itu sama, yaitu hasil getaran udara yang datang dan menyentuh selaput gendang telinga. Akan tetapi, dalam konvensi dunia teater kedua istilah tersebut dibedakan. Suara merupakan produk manusia untuk membentuk kata- kata, sedangkan bunyi merupakan produk benda-benda. Suara adalah unsur yang sangat penting dalam berteater. Dengan suara atauvokal yang baik, pemeran akan mampu mengekspresikan karakter tokoh yang dimainkannya. Jenis suara tiap orang berbeda-beda, tapi di dalam teater pemeran dituntut untuk bisa menirukan suara sesuai tokoh yang diperankan. Berolah suara tidak hanya terbatas pada jenis karakter tertentu. Misalnya, suara berat, ringan, halus, mendesah, berteriak, melenguh, menangis, dan membentak saja. Dalam teater ternyata berolah suara lebih kompleks lagi. Seorang pemain dituntut untuk bisa menirukan dialek (logat bicara), harus benar dan tepat dalam membaca teks, harus bisa menyanyi, harus pandai mengolah suara-suara alam, dan sebagainya. Dalam berolah vokal, seorang pemain perlu memerhatikan teknik aksentuasi pengucapan huruf, kata, dan kalimat. a. Aksen dinamik, yaitu belajarlah mengucapkan bagian kata atau kalimat lebih dikeraskan dibandingkan dengan kata atau kalimat lain. b. Aksen tempo, yaitu aksen yang dilakukan saat menghadapi kata-kata yang lebih penting daripada kata yang lain. Misalnya, “saya harus pu-lang!” c. Aksen intonasi/nada adalah aksen yang dilakukan dengan melagukan kata yang sesuai. Misalnya, “Baik, baik. Sekarang kau akan senang menjauhiku”. Kalimat tersebut dapat diucapkan dengan ekspresi marah atau senang. 3. Olah Pikir (Imajinasi) Seorang pemain teater memiliki kecerdasan tersendiri. Bagaimana ia mampu memerankan suatu peran yang notabene peran itu adalah karakter orang lain yang kontradiktif dengan dirinya. Contohnya, apabila memerankan orang gila, ia harus menunjukan bahwa ia tidak normal, bagaimana ia harus bertingkah laku, bertutur kata sekenanya, gerakan tubuh sedang berdiri, duduk, mimik wajah sedih, bingung, dan marah. Dalam berimajinasi seorang pemain haruslah memahami dan mempelajari semua karakteristik panca indra. Karena peran pemain dalam setiap penampilan adalah bersifat sugesti yaitu bagaimana caranya agar penonton terbawa dan dengan mudah mengetahui maksud gerakan pemain. Misalnya, bagaimana ia berimajinasi ketika melihat kejadian aneh yang menimpa orang lain, posisi mata pemain seolah-olah menjadi jembatan mata penonton. Begitu pula dengan indra telinga, penciuman, perasa, dan peraba haruslah dilatih dengan rutin. Semua itu dibutuhkan sebuah pendalaman jiwa yaitu konsentrasi. Konsentrasi dapat dikuasai dengan cara memusatkan seluruh pikiran dan perasaan hanya 78 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


tercurah pada peran tersebut. Caranya bisa dengan pengamatan dan penjelajahan pada orang aslinya. Kesuksesan dalam memerankan tokoh tertentu dapat terwujud jika daya imajinasi kamu terlatih. Konsentrasi dan daya imajinasi dalam berteater sangat diperlukan untuk membawa penonton pada alur cerita yang diinginkan. Penonton akan mengerti serta memahami pertunjukan sehingga pementasan teater akan berkenan dihati para penonton. Nah, untuk lebih menguasai drama, cobalah berlatih dengan teman-temanmu membawakan naskah yang berjudul “Buku Harianmu Buku Harianku Juga” karangan Henry Arkan berikut ini. Pemain : Akbar : laki-laki, 12 tahun, anak penjual kertas bekas Alni : perempuan, 10 tahun, teman Akbar Rina : pemilik buku harian Bapak : orang tua Akbar Adegan I Pagi hari, saat beberapa orang masih tidur. Akbar mengembalikan buku harian kepada seorang wanita, rambutnya masih sedikit acak-acakan, di sebuah rumah. Kebahagian memancar dari wajah perempuan itu, lalu datang dari belakang nongol seorang anak perempuan sebaya Akbar. Rina : Oh…Bagaimana buku ini bisa sampai di tanganmu, Nak? Sudah lama saya lupakan buku ini. Akbar : Saya temukan di antara tumpukan dagangan Bapak saya. (dari dalam rumah seorang anak perempuan sebaya Akbar muncul bangun tidur) Isa : Ma… Adegan II (long shot rumah Akbar) Menjelang Magrib, di rumah Akbar. Adegan Bapak dan Akbar sambil mengemasi kertas bekas. ( long shot ruangan, buku-buku, tangan-tangan, perabotan rumah, Akbar, Bapak) Bapak : Kau sudah besar, harus bisa bantu bapakmu. Aku tidak ingin anakku besar jadi orang bodoh. Bantu bapakmu, kamu tidak harus ikut bekerja. Dengan jadi orang pinter, bapakmu sudah senang. Jadi apapun kau nanti asal tidak merugikan orang lain. Akbar : Jadi apa, Pak? Bapak : Apapun, asal tidak merugikan orang lain, tidak berbuat jahat, pokoknya selalu berbuat baik! Akbar : Misalnya? Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 79 Di unduh dari : Bukupaket.com


Bapak : Memberi, menolong, membantu ya… yang baik-baik. Kalau kau mau berbuat baik, berbuat baiklah tanpa mengharapkan sesuatu. Jadi berbuatlah baik. Titik! Pokoknya yang baik-baik. Akbar : Pada semua orang? Bapak : Pada semua orang! Akbar : Semua orang? Bapak : Semua orang! Akbar : Pada orang jahat juga? Bapak : Jangan cepat curiga dulu, dari mana kau tahu orang itu jahat Akbar : Kalau memang jahat? Bapak : (Aktivitas selesai tinggal santai…) Ah…, sudah pokoknya berbuat baiklah. Pada semua orang. Tua-muda, besar kecil… Akbar : Laki-perempuan…, Bapak : (Zoom ke Bapak) Terutama dengan perempuan. Jangan sekali-kali kau menyakiti hati perempuan. Kasihan…dan ingat, ibumu juga perempuan! (Akbar beranjak pergi) Akbar : Bapak juga laki-laki! Bapak : Mau ke mana kau? Akbar : Kan udah selesai…, Bapak : Iya…, kau mau ke mana? Akbar : Berbuat baik Bapak : Berbuat baik apa nonton TV? Akbar : Berbuat baik sambil nonton TV! Bapak : ??? Pelatihan 1 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Sebutkan tiga teknik aksentuasi pengucapan huruf, kata, dan kalimat! 2. Apa perbedaan suara dan bunyi dalam konvensi dunia teater? 3. Mengapa tubuh menjadi sumber peran yang tidak terbatas? 4. Mengapa seorang pemain teater harus memiliki tubuh yang lentur? 5. Apa yang dimaksud dengan penampilan pemain teater bersifat sugesti? B. Merancang Pertunjukan Teater Nusantara Merencanakan sebuah pementasan membutuhkan beberapa tahapan. Langkah pertama adalah menentukan lakon. Setelah itu tugas berikutnya adalah menganalisis lakon, menentukan pemain, menentukan bentuk dan gaya pementasan, memahami dan mengatur blocking, serta melakukan serangkaian latihan dengan para pemain dan seluruh pekerja artistik hingga karya teater benar- benar siap untuk dipentaskan. 80 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


1. Menentukan Lakon Proses atau tahap pertama yang harus dilakukan dalam merancang pertunjukan teater adalah menentukan lakon yang akan dimainkan. Lakon yang dipilih bisa lakon yang sudah tersedia (naskah jadi) karya orang lain atau membuat naskah lakon sendiri. Mementaskan teater dengan naskah yang sudah tersedia memiliki kerumitan tersendiri terutama pada saat hendak memilih naskah yang akan dipentaskan. Naskah tersebut harus memenuhi kriteria yang diinginkan serta sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sutradara dalam memilih naskah, yaitu seperti yang dijelaskan berikut ini. a. Sutradara menyukai naskah yang dipilih. b. Sutradara merasa mampu mementaskan naskah yang telah dipilih. c. Sutradara wajib mempertimbangkan sisi pendanaan secara khusus. d. Sutradara mampu menemukan pemain yang tepat. e. Sutradara mampu tetap mementaskan naskah yang dipilih. Membuat naskah lakon sendiri tidak menguntungkan karena akan memperpanjang proses pengerjaan. Akan tetapi, berkenaan dengan sumber daya yang dimiliki, membuat naskah sendiri dapat menjadi pilihan yang tepat. Untuk itu, sutradara harus mampu membuat naskah yang sesuai dengan kualitas sumber daya yang ada. Naskah semacam ini bersifat situasional, tetapi semua orang yang terlibat menjadi senang karena dapat mengerjakannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 2. Analisis Lakon Menganalisis lakon adalah salah satu tugas utama sutradara. Lakon yang telah ditentukan harus segera dipelajari sehingga gambaran lengkap cerita didapatkan. Dengan analisis yang baik, sutradara akan lebih mudah menerjemahkan kehendak pengarang dalam pertunjukan. Selain itu, sutradara juga akan lebih mudah menentukan para pemain, pembagian kerja, serta perlengkapan dan peralatan pementasan. Dengan begitu, sutradara dapat menentukan jadwal dan memimpin kerja sama antarbagian dengan baik. 3. Memilih Pemain Gambar 6.1 Casting sebagai proses memilih pemain yang cocok Menentukan pemain yang tepat dengan karakter yang diinginkan tidaklah mudah. Dalam sebuah Sumber: www.republika.co.id grup atau sanggar, sutradara sudah mengetahui karakter para pemainnya (anggota). Akan tetapi, dalam sebuah grup teater sekolah yang pemainnya selalu berganti atau kelompok teater kecil yang membutuhkan banyak pemain lain sutradara harus jeli memilih sesuai kualifikasi yang dinginkan. Grup teater tradisional Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 81 Di unduh dari : Bukupaket.com


biasanya memilih pemain sesuai dengan penampilan fisik dengan ciri fisik tokoh lakon, misalnya dalam wayang orang atau ketoprak. Akan tetapi, dalam teater modern, memilih pemain biasanya berdasar kecakapan pemain tersebut. 4. Menentukan Bentuk dan Gaya Pementasan Bentuk dan gaya pementasan membingkai keseluruhan penampilan pementasan. Penting bagi sutradara untuk menentukan dengan tepat bentuk dan gaya pementasan. Bentuk dan gaya yang dipilih secara serampangan akan memengaruhi kualitas penampilan. Kehati-hatian dalam memilih bentuk dan gaya bukan saja karena tingkat kesulitan tertentu, tetapi juga latar belakang pengetahuan dan kemampuan sutradara sangat menentukan. 5. Blocking Secara mendasar, blocking adalah gerakan fisik atau proses penataan (pembentukan) sikap tubuh seluruh aktor di atas panggung. Blocking dapat diartikan sebagai aturan berpindah tempat dari titik (area) satu ke titik (area) yang lainnya bagi aktor di atas panggung. Untuk mendapatkan hasil yang baik, perlu diperhatikan agar blocking yang dibuat tidak terlalu rumit sehingga lalu lintas aktor di atas panggung berjalan dengan lancar. Jika blocking dibuat terlalu rumit, perpindahan dari satu aksi menuju aksi yang lain menjadi kabur. Hal yang terpenting dalam blocking adalah fokus atau penekanan bagian yang akan ditampilkan. 6. Latihan Sutradara membimbing para aktor selama proses latihan. Untuk mendapatkan hasil terbaik, sutradara harus mampu mengatur para aktor mulai dari proses membaca naskah lakon hingga sampai materi pentas benar-benar siap untuk ditampilkan. Kunci utama dari serangkaian latihan adalah kerja sama antara sutradara dan aktor serta kerja sama antaraktor. Sutradara perlu menetapkan target yang harus dicapai oleh aktor melalui tahapan latihan yang dilakukan. Oleh karena itu, penjadwalan latihan perlu dibuat. Dengan melaksanakan latihan sesuai jadwal maka aktor dituntut kedisiplinannya untuk memenuhi target capaian. Jadwal ini juga bisa digunakan sebagai acuan kerja penata artistik sehingga ketika sesi latihan teknik dilangsungkan pekerjaan mereka telah siap. Pelatihan 2 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Apa kelemahan dari memilih naskah yang sudah jadi? 2. Apa keuntungan menggunakan naskah buatan sendiri? 3. Seberapa penting pemilihan pemain dalam suatu pertunjukkan teater? 4. Hal apa saja yang harus dipertimbangkan sutradara dalam memilih naskah? 5. Apa perbedaan pemilihan pemain pada teater modern dan teater tradisional? 82 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


C. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater Pementasan teater merupakan kerja kolektif yang melibatkan banyak orang. Dalam prosesnya, pementasan diproduksi melalui kolaborasi antara sutradara, pemain, dan tim artistik. 1. Sutradara Sebagai pimpinan, sutradara bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses terciptanya pementasan. Meskipun dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dibantu oleh stafnya, sutradara tetap merupakan penanggung jawab utama. Untuk itu, sutradara dituntut mempunyai pengetahuan yang luas agar mampu mengarahkan pemain untuk mencapai kreativitas maksimal dan dapat mengatasi Gambar 6.2 kendala teknis yang timbul dalam M.H. Iskan seorang sutradara dan aktor Teater Persada proses penciptaan. yang mengarahkan sekaligus memainkan lakonnya Sumber: 4.bp.blogspot.com Sebagai seorang pemimpin, sutradara harus mempunyai pedoman yang pasti sehingga bisa mengatasi kesulitan yang timbul. Menurut Harymawan ada beberapa tipe sutradara dalam menjalankan penyutradaraanya, yaitu: a. Sutradara konseptor. Ia menentukan pokok penafsiran dan menyarankan konsep penafsiranya kepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatif, tetapi juga terikat kepada pokok penafsiran tersebut. b. Sutradara diktator. Ia mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada konsep penafsiran dua arah. Ia mendambakan seni sebagai dirinya, sementara pemain dibentuk menjadi robot-robot yang tetap buta tuli. c. Sutradara koordinator. Ia menempatkan diri sebagai pengarah atau polisi lalu lintas yang mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya. d. Sutradara paternalis. Ia bertindak sebagai guru atau suhu yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin para anggotanya.Teater disamakan dengan padepokan sehingga pemain menjadi cantrik yang harus setia kepada sutradara. 2. Pemain Pemain bertugas mentransformasikan naskah di atas panggung. Untuk itu, dibutuhkan pemain yang mampu menghidupkan tokoh dalam naskah lakon menjadi sosok yang nyata. Pemain adalah alat untuk memeragakan tokoh. Akan tetapi, ia bukan sekadar alat yang harus tunduk kepada naskah. Pemain Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 83 Di unduh dari : Bukupaket.com


mempunyai wewenang membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar bisa merefleksikan tokoh menjadi sesuatu yang hidup, pemain dituntut menguasai aspek-aspek pemeranan yang dilatihkan secara khusus. aspek-aspe tersebut adalah jasmani (tubuh/fisik), rohani (jiwa/ emosi), dan intelektual. Memindahkan naskah lakon ke dalam panggung melalui media Gambar 6.3 pemain bukanlah hal yang sederhana. Pemain bertugas menghidupkan tokoh dalam naskah Pemain tidak sekadar mengucapkan di atas panggung kata-kata yang ada dalam naskah Sumber: www.republika.co.id lakon atau memperagakan keinginan penulis. Ia juga harus mempunyai karekterisasi tersendiri, yaitu menghidupkan bahasa kata (tulis) menjadi bahasa pentas (lisan). 3. Tata Artistik Tata artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari teater. Pertunjukan teater menjadi tidak utuh tanpa adanya tata artistik yang mendukungnya. Unsur artistik di sini meliputi tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata suara, tata musik yang dapat membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan. Unsur-unsur artistik menjadi lebih Gambar 6.4 berarti apabila sutradara dan penata Pakaian yang dikenakan oleh pemeran teater artistik mampu memberi makna merupakan bagian dari tata artistik kepada bagian-bagian tersebut Sumber: www.republika.co.id sehingga unsur-unsur tersebut tidak hanya sebagai bagian yang menempel atau mendukung, tetapi merupakan kesatuan yang utuh dari sebuah pementasan. Berikut ini penjelasan mengenai bagian-bagian dari tata artistik. a. Tata Panggung Tata panggung adalah pengaturan se ing di panggung selama pementasan berlangsung. Tujuannya tidak sekadar supaya permainan bisa dilihat penonton tetapi juga menghidupkan pemeranan dan suasana panggung. b. Tata Cahaya Tata cahaya atau lampu adalah pengaturan pencahayaan di daerah sekitar panggung yang fungsinya untuk menghidupkan permainan dan suasana lakon yang dibawakan sehingga menimbulkan suasana istimewa. 84 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


c. Tata Musik Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pementasan teater yang berguna untuk memberi penekanan pada suasana permainan dan mengiringi pergantian babak dan adegan. d. Tata Suara Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber bunyi seperti suara aktor, efek suasana, dan musik. Tata suara diperlukan untuk menghasilkan harmoni. e. Tata Rias dan Tata Busana Tata rias dan tata busana adalah pengaturan rias dan busana yang dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjolkan watak peran yang dimainkan, dan bentuk fisik pemain bisa terlihat jelas penonton. Pelatihan 3 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Sebutkan tipe-tipe sutradara menurut Harymawan! 2. Sebutkan bagian-bagian dari tata artistik! 3. Bagaimanakah seorang pemain teater yang baik? 4. Apa saja tugas sutradara? 5. Apa fungsi tata artistik dalam pertunjukan teater? D. Menggelar Pertunjukan Teater Nusantara Sejak sejarah kelahirannya, teater telah memunculkan berbagai macam gaya pementasan. Para seniman teater tidak pernah berhenti menggali visualisasi artistik pementasan. Beberapa gaya pementasan yang dilahirkan ada yang bertahan hingga saat ini dan banyak yang tidak bertahan lama. Gaya pementasan yang bertahan biasanya memiliki daya tarik yang kuat dan membuat seniman lain ikut melakukannya. Jika gaya tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang lama oleh seniman berbeda dalam berbagai produksi, maka ciri-ciri dari gaya tersebut berubah menjadi konvensi (pakem). Pertunjukan teater yang menjalankan konvensi tertentu dengan ketat disebut sebagai teater konvensional. Untuk membedakan, pertunjukan teater dengan gaya lain yang masih membuka kemungkinan pengembangan dan belum menetapkan konvensi disebut sebagai teater nonkonvensional. 1. Teater Konvensional Mementaskan teater konvensional membutuhkan kecermatan dan kedisiplinan dalam menerapkan konvensi. Menaati konvensi terkadang tidak mudah karena kemungkinan bentuk pengembangannya menjadi sangat terbatas. Jika tidak hati- hati gagasan baru untuk pengembangan justru bertolak belakang dengan konvensi Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 85 Di unduh dari : Bukupaket.com


yang ada. Banyak polemik lahir mengenai ketaatan konvensi, terutama dalam teater tradisional. Hal ini biasanya berkaitan dengan penyebutan nama dan prasyarat yang mengikutinya. Misalnya, untuk menyebut pertunjukan teater yang bernama ludruk, aturan-aturan pertunjukan ludruk harus dipenuhi. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa diterapkan jika ingin mementaskan teater konvensional. a. Memilih jenis teater konvensional. Banyak sekali jenis teater konvensional, terutama di Indonesia. Setiap teater tradisional bisa disebut sebagai teater konvensional. Ludruk, randai, ketoprak, longser, lenong, dan wayang wong dapat digolongkan ke dalam teater konvensional. Di Barat, semua teater sebelum lahirnya realisme disebut teater konvensional. Bahkan, dewasa ini, realisme dan beberapa gaya teater modern lain yang ciri-cirinya sudah melembaga bisa disebut sebagai teater konvensional. Sutradara harus memilih jenis teater konvensional yang hendak dipentaskan sesuai dengan kemampuannya. b. Memahami konvensi. Untuk mementaskan teater ini, sutradara harus memahami dengan baik konvensi (pakem) yang ada. Meskipun konvensi tersebut bersifat normatif tetapi pemberlakuannya ketat, apalagi jika jenis teater tersebut telah digolongkan sebagai teater klasik. Setiap jenis teater konvensional memiliki aturan yang berbeda. Misalnya, aturan pertunjukan ludruk berbeda dengan randai, ketoprak, wayang wong, longser, dan lain sebagainya. Meskipun terdapat beberapa unsur kesamaan, tetapi ciri khas tiap jenis teater tersebut berbeda. Hal ini berlaku juga untuk teater di Barat, jenis teater konvensional yang ada misalnya gaya presentasional (klasik) dan represantisonal (realis) memiliki konvensi yang sangat berbeda. Sutradara harus benar-benar memahami konvensi jenis teater konvensional yang dipilih. c. Dapat menjalankan konvensi dengan konsisten. Setelah memilih jenis teater yang akan dipakai, sutradara harus mau dan mampu menjalankannya secara konsisten. Misalnya, dalam sebuah konvensi pemain harus menari ketika keluar-masuk panggung, maka sutradara diharuskan menaatinya. Jika ada pemain yang tidak bisa menari, ia harus melatihnya atau memanggilkan pelatih untuk mengajari menari. Jika sutradara putus asa dan memperbolehkan para pemain tidak menari ketika keluar-masuk panggung, maka ia telah menyalahi konvensi dan akan menuai kritikan tajam dari para pengamat dan pelaku teater konvensional. d. Mampu bekerja dengan semua unsur dalam mewujudkan konvensi. Konvensi sebuah pertunjukan terkadang tidak hanya menyangkut laku pemain, tetapi juga unsur pendukung lain, seperti tata busana dan musik. Misalnya, dalam wayang wong, tata rias-busana pewayangan (meniru tokoh wayang dalam wayang kulit) serta gamelan merupakan keharusan. Oleh karena itu, sutradara harus mampu bekerja dengan semua unsur yang menjadi prasyarat sebuah konvensi. Biasanya sutradara mengangkat beberapa penasihat untuk 86 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


memberikan arahan dalam bidang-bidang yang tidak dikuasai (secara langsung) dengan baik oleh sutradara. Menjaga konvensi sebuah pertunjukan sangat berarti bagi pelestarian sebuah tradisi. 2. Teater Nonkonvensional Teater nonkonvensional memiliki kemungkinan yang sangat terbuka bagi pengembangan artistik dan sudut pandang. Eksperimentasi sangat dimungkinkan dalam teater ini. Pencobaan model penyajian, bentuk pementasan, laku lakon sampai bentuk dan gaya akting dapat dikerjakan. Akan tetapi, semua harus disikapi dengan kreativitas artistik yang positif. Berikut ini beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh sutradara yang hendak menyajikan pementasan teater nonkonvensional. a. Memahami dasar-dasar penciptaan teater. Dasar penciptaan teater baik secara teori maupun praktik harus dikuasai oleh sutradara. Dasar penciptaan selanjutnya dapat dijadikan pijakan untuk melahirkan kreasi artistik yang baru. Pengetahuan yang perlu dipahami oleh sutradara adalah sejarah teater sampai munculnya kreasi-kreasi penciptaan dalam teater. Hal ini penting karena kreativitas teater bisa dilahirkan dari berbagai rangsang dan imajinasi. Proses kreatif seniman terkadang melahirkan kehendak kreatif bagi seniman yang lain. Oleh karena itu, mempelajari proses penciptaan teater dari para tokoh teater adalah wajib. Banyak pekerja teater pemula yang merasa telah melahirkan gagasan kreatif baru dan mempublikasikan karya tersebut secara luas, tetapi ketika ditelaah lebih teliti karya yang dikerjakannya adalah pengulangan dari karya yang pernah dikerjakan oleh seniman sebelumnya. Keadaan ini sering terjadi karena faktor distribusi informasi yang tidak baik dan sang pelaku tidak mau meningkatkan pengetahuannya. b. Kreatif. Sifat kreatif harus dimiliki oleh sutradara. Tawaran-tawaran kreatif harus mampu dilahirkan jika ingin menyajikan bentuk pementasan yang baru dan menarik perhatian. c. Inovatif. Jiwa inovasi atau mampu menciptakan yang belum ada dan mengembangkan yang sudah ada wajib dimiliki. Melihat persoalan dari berbagai sudut pandang adalah cara yang paling mudah untuk menjelaskan proses inovasi. Dengan melihat persoalan dari beragam sudut pandang, maka peluang- peluang kreasi yang belum tersentuh dapat digali. Stanislawsky melakukan inovasi hebat dalam hal metode pemeranan demi mencapai tujuan artistik gaya realisme. Grotowski melalui berbagai usahanya menyajikan pertunjukan dalam bentuk panggung yang kreatif dan provokatif sehingga menarik minat penonton. Inovasi terbuka lebar bagi yang mau membuka pikiran. d. Merancang dan menjelaskan konsep pertunjukan secara menyeluruh. Gagasan dasar yang dimiliki harus dijelaskan dalam sebuah konsep sehingga semua yang terlibat di dalamnya memahaminya. Dalam rancangan konsep, semua pertanyaan yang timbul harus bisa dijawab. Misalnya, dalam sebuah pertunjukan, sutradara menghendaki semua pemainnya melakukan gaya Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 87 Di unduh dari : Bukupaket.com


akrobatik dalam berakting, maka segala hal yang melatari lahirnya gagasan tersebut serta tujuan dari pentas itu harus disampaikan dengan jelas. Apa yang akan dicapai oleh sutradara secara artistik serta apa yang akan ditawarkan kepada penonton melalui bentuk pertunjukan tersebut? Semua harus mampu dijelaskan sutradara sehingga karya yang dihasilkan memiliki konsep yang kuat dan tidak hanya sekadar lain dari yang lain. e. Mewujudkan konsep melalui aktor dan seluruh unsur pendukung. Setelah menjelaskan dalam tataran wacana, sutradara harus mampu mewujudkannya melalui para aktor dan unsur pendukung artistik yang lain. Misalnya, untuk memenuhi tuntutan aksi akrobatik, sutradara memanggil pelatih sirkus dan melatih para aktor melakukan berbagai jenis akrobat. Tata panggung dibuat sedemikian rupa sehingga mendukung aksi akrobat yang dilakukan. Tata busana pun harus dirancang dengan baik agar tidak mengganggu aksi yang dilakukan. Semua unsur harus mendapatkan perhatian, termasuk penataan adegan, pola dialog, blocking, ilustrasi musik, dan lain sebagainya. Semuanya harus diatur, diarahkan, dan dijalin dengan memerhatikan harmonisasi. Banyak pertunjukan yang mencoba menawarkan sesuatu yang baru, tetapi masih bersifat tambal sulam dan unsur-unsurnya tidak menyatu. Pelatihan 4 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar! 1. Sebutkan langkah-langkah yang bisa diterapkan jika ingin mementaskan teater konvensional! 2. Sebutkan beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh sutradara yang hendak menyajikan pementasan teater nonkonvensional! 3. Adakah perbedaan teater konvensional dengan teater nonkonvensional? 4. Mengapa mempelajari proses penciptaan teater lebih penting dibandingkan dengan tokoh teater? 5. Mengapa seorang sutradara harus inovatif? Uji Kompetensi Kamu telah mempelajari cara mengeksplorasi teknik olah tubuh, olah pikir, dan olah suara. Kamu juga sudah belajar merancang pertunjukkan teater, menerapkan prinsip kerja sama dalam bertater, serta menggelar pertunjukan teater. Sekarang, praktikkan hal-hal yang telah kamu pelajari tersebut. Buatlah sebuah kelompok bersama teman-teman sekelasmu untuk merancang dan menggelar pertunjukan teater Nusantara! 88 Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas VIII Di unduh dari : Bukupaket.com


INFO Pada 1901 F. Wiggers menulis drama satu babak berjudul Lelakon Raden Beij Soerio Retno. Lakon ini merupakan naskah drama tertua di Indonesia. Lakon berikutnya berjudul Karina Adinda, Lelakon Komedi Hindia Timur karya Lauw Giok Lan yang terbit pada 1913. Lakon ini merupakan saduran dari Victor Ido karya Hans van de Wall. (Sumber: id.shvoong.com, disadur dari buku Bukti Kekayaan Kesusastraan Melayu Rendah ditulis oleh Nova Christina) Refleksi Mengapresiasi dapat dilakukan dengan mengekspresikan diri melalui seni teater. Perlu pemahaman yang baik terhadap teknik-teknik yang harus dikuasai dan kerja sama yang harus diterapkan dalam mementaskan seni teater daerah. Bagaimana pemahamanmu terhadap teknik-teknik tersebut? Coba kamu ceritakan teknik-teknik persiapan dan latihan pementasan yang sulit kamu kamu terapkan untuk pementasan! Rangkuman • Persiapan seorang pemeran meliputi persiapan olah tubuh, olah suara, penghayatan karakter serta teknik-teknik pemeranan. • Langkah-langkah dalam merancang pertunjukan teater adalah menentukan lakon, menganalisis lakon, menentukan pemain, menentukan bentuk dan gaya pementasan, memahami dan mengatur blocking serta melakukan serangkaian latihan dengan para pemain dan seluruh pekerja artistik. • Pementasan teater merupakan kerja kolektif yang melibatkan banyak orang. Dalam prosesnya, pementasan diproduksi melalui kolaborasi antara sutradara, pemain, dan tim artistik. • Pertunjukan teater yang menjalankan konvensi tertentu dengan ketat disebut teater konvensional. Adapun pertunjukan teater dengan gaya lain yang masih membuka kemungkinan pengembangan dan belum menetapkan konvensi disebut teater non konvensional. Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 89 Di unduh dari : Bukupaket.com