Kenapa tidak boleh tidur dengan kucing?

Pecinta kucing tak akan keberatan menghabiskan setiap detik waktunya untuk bermain bersama hewan berbulu yang satu ini. Namun, bagaimana dengan tidur bersama kucing? Mengingat kucing adalah hewan nokturnal dan mengklaim teritori, ada risiko menghabiskan waktu sepanjang malam.

Memang benar bahwa ketika berada dekat dengan kucing, dengkuran khasnya mengeluarkan ritme yang menenangkan. Ini dapat membantu seseorang tertidur lebih cepat. Namun, pertimbangkan dulu beberapa hal sebelum tidur bersama kucing.

Dampak negatif tidur bersama kucing

Tidak berlebihan jika seseorang bisa merasa lebih tenang ketika tidur bersama kucing. Kedekatan ini akan memberikan rasa aman baik secara emosional maupun fisik. Tidak menutup kemungkinan, stres yang dialami setelah seharian beraktivitas akan berkurang karena tidur bersama kucing.

Namun di sisi lain, ada hal negatif yang perlu diantisipasi seperti:

1. Tidur terganggu

Kucing adalah hewan nokturnal atau yang lebih aktif di malam hari. Artinya, ada kemungkinan tidur mengalami interupsi setiap beberapa jam sekali. Pola tidur dan terjaga manusia berbeda dengan kucing, hal ini bisa menjadi kontraproduktif.

2. Potensi alergi

Bulu kucing berpotensi menjadi tempat hinggapnya kutu. Ketika tidur bersama kucing, artinya manusia berada sangat dekat dalam waktu lebih dari 7 jam. Sangat mungkin kutu ini berpindah dan menggigit sehingga menimbulkan reaksi alergi. Gigitan serangga ini bisa menyebabkan rasa nyeri dan gatal.

3. Tidak aman untuk bayi

Jika orangtua terlintas untuk membiarkan bayi mereka tidur bersama kucing karena kedekatan keduanya, sebaiknya pikirkan dua kali. Selalu ada kemungkinan kucing tanpa sengaja membuat bayi kesulitan bernapas. Contohnya ketika kucing berbaring di wajah atau dada bayi.

Ketika terkaget karena tangisan bayi pun, kucing bisa bereaksi dengan mencakar atau menggigit sebelum loncat dari tempat tidur. Luka terbuka pada bayi akibat cakaran kucing ini bisa menjadi pintu masuk penularan penyakit.

4. Muncul rasa dominasi

Tak hanya manusia, hewan juga memiliki insting dominasi. Utamanya kucing, mereka menentukan dominasi berdasarkan teritori yang dikuasai. Apabila sering berada di kamar tidur tuannya, akan muncul rasa menguasai teritori itu.

Ketika ada orang asing yang masuk ke kamar tidur, mungkin saja akan muncul rasa gelisah. Bukan tidak mungkin, rasa gelisah ini akan membuat kucing berlaku agresif seperti menyerang orang asing itu.

Hal ini juga berlaku ketika pemiliknya membawa hewan peliharaan lain ke kamar. Kucing bisa bertengkar dengan hewan baru yang dinilai masuk ke teritorinya.

5. Tertular kucing sakit

Tak hanya kucing liar saja yang rentan sakit, kucing peliharaan di rumah pun bisa mengalami hal yang sama. Ketika kucing menunjukkan gejala sakit seperti kerontokan bulu, ruam di kulitnya, bersin, batuk, mual, diare, hingga tampak lesu, sebaiknya jaga jarak dengan manusia.

Jika gejala itu muncul, segera bawa kucing ke dokter hewan untuk mengantisipasi penularan penyakit. Masalah kesehatan kucing tak hanya mengancam dirinya saja, tapi bisa juga menular pada manusia.

Baca Juga

  • Kenali 9 Ciri-Ciri Rumah Sehat untuk Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
  • Ragam Manfaat Minum Air Hangat Sebagai Salah Satu Kebiasaan Sehat
  • 11 Cara Menyeimbangkan Hormon Secara Alami, Sudahkah Anda Lakukan?

Ingin aman, rawat sepenuh hati

Kucing yang sehat jarang menularkan penyakit

Merawat kucing dengan sepenuh hati ini bukan hanya memberi makan dan mengelusnya saja. Ketika seseorang berkomitmen memelihara kucing, artinya harus diberikan vaksinasi hingga diperiksa kesehatannya secara berkala demi mengurangi risiko penularan penyakit.

Tidak tidur bersama kucing pun tak akan mengurangi quality time bersama si hewan berkaki empat ini. Masih ada cara lain untuk menghabiskan waktu bersama kucing kesayangan.

Tak hanya itu, orang dewasa dan anak-anak dengan masalah autoimun juga lebih berisiko tertular penyakit dari hewan, termasuk kucing. Jadi, sebaiknya pertimbangkan kedekatan hewan dengan penderita autoimun sebagai langkah mitigasi.

Terlepas dari seluruh kewajiban itu, memang benar bahwa berada dekat dengan kucing akan memberikan rasa aman dan nyaman. Dengkuran kucing serasa menghipnotis karena ritmenya membawa ketenangan tersendiri.

Baca Juga

  • 14 Makanan Penambah Stamina yang Efektif dan Nikmat
  • Ini Cara Mengatasi Serangan Jantung Saat Sendirian yang Benar
  • Sehatkah Memanaskan Makanan Menggunakan Microwave?

Banyak pecinta kucing yang mengakui stresnya mereda ketika berinteraksi dengan hewan kesayangan mereka. Penasaran bagaimana interaksi dengan hewan seperti kucing dan anjing bisa mengurangi stres – bahkan lebih ampuh dari manusia? Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.  

Apakah berbahaya jika tidur dengan kucing?

Ketika Anda tertidur pulas dan mengganti posisi tidur, bayi kucing bisa berisiko tertindih tubuh Anda. Selain bahaya tersebut, ada pula bahaya lain. Yaitu penyebaran kuman, cacing dan kutu dari binatang ke manusia yang juga bisa terjadi jika Anda tak menjaga kebersihan dan kesehatan dari kucing peliharaan.

Apakah boleh tidur satu kamar dengan kucing?

Memperparah alergi Bagi penderita alergi bulu hewan seperti kucing, dokter mungkin merekomendasikan Anda untuk menjauhkan hewan peliharaan dari rumah. Bila Anda tetap ingin memelihara kucing atau anjing di dalam rumah, tidak tidur bersama mereka merupakan langkah yang tepat.

Kenapa kucing pengen tidur bareng kita?

Kucing menganggap pemiliknya dapat memberi keamanan ekstra saat mereka tidur atau dalam keadaan rentan. Jika kucing tidur di dekat Anda, itu berarti mereka mempercayai dan merasa aman berada bersama Anda.

Apa yang di lakukan kucing saat kita tidur?

Biasanya, kucing peliharaan akan duduk di dada pemiliknya sambil menatap dan mengembuskan napas ke wajah pemiliknya. Perilaku ini rupanya umum dilakukan kucing. Kucing umumnya suka menatap orang, tidak hanya ketika pemiliknya sedang tertidur. Kucing juga sering menatap pemiliknya meski sedang tidak tidur.