Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Mengenal Pupuk Nitrogen dan Fungsinya Bagi Tanaman

Sartini
Teknisi Litkayasa pada Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Jalan Kebun Karet Loktabat Utara Banjarbaru Kalimantan Selatan (0511)-4772534

Pupuk merupakan sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan boron merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien).

Nitrogen (N) merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan dan memberi warna hijau pada daun. Kekurangan nitrogen dalam tanah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terganggu dan hasil tanaman menurun karena pembentukan klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintetis terganggu. Di tanah gambut,kadar N relatif tinggi,namun sebagian Netrogen tersebut dalam bentuk Organik sehingga harus memerlukan proses mineralisasi untuk dapat digunakan tanaman.

Pupuk nitrogen mengandung hara tanaman N. Bentuk senyawa N umumnya berupa nitrat, amonium, amin, sianida. Contoh: Kalium nitrat (KNO3), amonium fosfat [(NH4)3PO4], urea (NH2CONH2) dan kalsium sianida (CaCN2). Bentuk pupuk N ini berupa kristal, prill, pellet, tablet maupun cair.

Amonium sulfat [(NH4)2SO4]

Pupuk ini dikenal dengan nama zwavelzuure amoniak (ZA) dan sampai sekarangpun masih banyak beredar di masyarakat. Umumnya berupa krital putih dan hampir seluruhnya larut air. Kadang-kadang pupuk tersebut diberi warna (misalnya pink). Kadar N sekitar 20-21% yang diperdagangan umumnya mempunyai kemurnian selitar 97%. Kadar asam bebasnya maksimum 0.4%. Sifat pupuk ini: larut air, dapat dijerap oleh koloid tanah, reaksi fisiologis masam, mempunyai daya mengusir Ca dari kompleks jerapan, mudah menggumpal, tetapi dapat dihancurkan kembali, asam bebasnya kalau terlalu tinggi meracun tanaman.
Anhidrous amonia (NH3)

Pupuk ini dianggap yang paling tinggi kadar N-nya. Disimpan dalam bentuk cair. Penggunaannya dengan injeksi ke dalam tanah atau dilarutkan dalam air kemudian dipompa. Di Indonesia belum digunakan walaupun pabrik sudah membuat untuk keperluan lain. Pupuk dapat juga dilarutkan dalam air pengairan, akan tetapi ada risiko kehilangan N yang terbawa air pengairan dan karena penguapan terutama pada tanah atau air yang mempunyai reaksi alkalis. Jumlah N yang hilang tergantung tekstur tanah, reaksi, cara pemberiannya, dalamnya injeksi ke dalam tanah. Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa sekitar 1-8 % tersemat pada lapisan permukaan tanah dan 2-31 % pada lapisan bagian bawah. Sering pemberian amonia cair dicampur dengan sulfur (S) karena sulfur larut dalam amonia.
Amonium khlorida (NH4Cl)

Kadar N dalam amonium khlorida (ACl) sekitar 26%. Dari beberapa peneliti untuk sebagian tanaman sering menunjukkan bahwa pupuk ACl lebih baik dibanding amonium sulfat (ZA) terutama untuk tanaman yang memerlukan unsur Cl. Ada dugaan bahwa ZA bila diberikan ke dalam tanah akan meninggalkan sulfat (SO­4=) dan ion ini kemudian ditanah sawah direduksi menjadi H2S, senyawa ini bersifat racun terhadap tanaman. Proses selan¬jutnya H2S bereaksi dengan feri atau mangan menjadi FeS atau Fe2S dan MnS. Untuk tanaman yang diharapkan kadar proteinnya tinggi sebaiknya digunakan pupuk ZA karena senyawa protein mengandung unsur S sehingga pemberian S berperanan dalam pembentukan protein. Tanaman berbeda-beda tanggapannya terhadap kedua pupuk tersebut.Tapi umumnya sisa Cl kurang disenangi dibanding SO4=,demukian juga reaksi fisiologis ACl lebih asam dari pupuk ZA.
Amonium nitrat (NH4 NO3)

Kadar N dalam pupuk amonium nitrat sekitar 32-33,5%. Kalau dicampur dengan kapur disebut amonium lime( ANL).

Nitrogen adalah unsur yang sangat penting bagi petrumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan bagian dari protein, bagian penting konstituen dari protoplasma, enzim, agen katalis biologis yang mempercepat proses kehidupan. Nitrogen juga hadir sebagai bagian dari nukleoprotein, asam amino, amina, asam gula, polipeptida dan senyawa organik dalam tumbuhan.Dalam rangka untuk menyiapkan makanan untuk tanaman, tanaman diperlukan klorofil,energi sinar matahari untuk membentuk karbohidrat dan lemak dari C air dansenyawa nitrogen.

Adapun peranan N yang lain bagi tanaman adalah : Berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, memberikan warna pada tanaman, panjang umur tanaman, penggunaan karbohidrat, dll. Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan mengering.

Adapun gejala yang ditimbulkan akibat dari kekurangan dan kelebihan unsure N bagi tnaman adalah sebagai berikut :

Efek kekurangan unsur N bagi tanaman : pertumbuhan kerdil, warna daun menguning, produksi menurun, fase pertumbuhan terhenti, kematian.

Efek dari kelebihan unsur N bagi tanaman : kualitas buah menurun, menyebabkan rasa pahit (seperti pada buah timun), produksi menurun, daun lebat dan pertumbuhan vegetative yang cepat, menyebabkan keracunan pada tanaman.

Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah
Amonium

Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Nama Nama IUPAC (sistematis)

Ammonium

Penanda

Nomor CAS

  • 14798-03-9

Model 3D (JSmol)

  • Gambar interaktif

3DMet {{{3DMet}}} ChEBI

  • CHEBI:CHEBI:28938

ChemSpider

  • 218

Nomor EC MeSH D000644

PubChem CID

  • 16741146

Nomor RTECS {{{value}}}

CompTox Dashboard (EPA)

  • DTXSID5043974
    Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

InChI

  • InChI=1S/H3N/h1H3/p+1

    Key: QGZKDVFQNNGYKY-UHFFFAOYSA-O

  • InChI=1/H3N/h1H3/p+1

    Key: QGZKDVFQNNGYKY-IKLDFBCSAZ

SMILES

  • [NH4+]

Sifat

Rumus kimia

N Massa molar 18,04 g·mol−1 Keasaman (pKa) 9,25 Struktur

Bentuk molekul

Tetrahedral

Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).

Referensi

Kation amonium adalah ion poliatomik bermuatan positif dengan rumus kimia NH.[1] Ia terbentuk melalui protonasi amonia (NH3). Amonium juga merupakan nama umum untuk amina tersubstitusi melalui protonasi atau bermuatan positif dan kation amonium kuarterner (NR), yang satu atau lebih atom hidrogennya digantikan oleh gugus organik (ditandai dengan lambang R).

Sifat asam basa

Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Uap dari asam klorida dan amonia membentuk kabut putih amonium klorida.

Ion amonium terbentuk ketika amonia, suatu basa lemah, bereaksi dengan asam Brønsted (donor proton):

H + + NH 3 ⟶ NH 4 + {\displaystyle {\ce {H^+ + NH3 -> NH4^+}}}
Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Ion amonium adalah asam lemah, bereaksi dengan basa Brønsted menghasilkan kembali molekul amonia yang tak bermuatan:

NH 4 + + B − ⟶ HB + NH 3 {\displaystyle {\ce {NH4^+ + B^- -> HB + NH3}}}
Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Sehingga, perlakuan larutan pekat garam amonium dengan basa kuat menghasilkan amonia. Ketika amonia dilarutkan dalam air, sejumlah kecil amonia berubah menjadi ion amonium:

H 2 O + NH 3 ↽ − − ⇀ OH − + NH 4 + {\displaystyle {\ce {H2O + NH3 <=> OH^- + NH4^+}}}
Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Amonia membentuk ion amonium bergantung pada pH larutan. Jika pH rendah, kesetimbangan bergeser ke kanan: lebih banyak ion amonium yang terbentuk. Jika pH tinggi (konsentrasi ion hidrogen rendah), kesetimbangan bergeser ke kiri: ion hidroksida menarik proton dari ion amonium, menghasilkan amonia.

Pembentukan senyawa amonium dapat juga terjadi dalam fase uap; misalnya, ketika uap amonia terkena uap hidrogen klorida, terbentuk kabut putih amonium klorida, yang akhirnya mengendap sebagai lapisan padatan putih pada permukaan.

Perubahan amonium kembali ke amonia mudah dicapai dengan penambahan basa kuat.

Garam amonium

Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Pembentukan amonium

Kation amonium digemukan dalam beragam garam seperti amonium karbonat, amonium klorida, dan amonium nitrat. Garam amonium paling sederhana sangat mudah larut dalam air, kecuali amonium heksakloroplatinat, yang pembentukannya pernah digunakan sebagai uji amonium. Garam amonium dari nitrat dan terutama perklorat sangat mudah meledak, dalam hal ini amonium adalah reduktor.

Dalam suatu proses normal, ion amonium membentuk amalgam. Spesies semacam ini disiapkan melalui elektrolisis larutan amonium menggunakan katode raksa.[2] This amalgam eventually decomposes to release ammonia and hydrogen.[3]

Struktur dan ikatan

Pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen (N) dalam amonia, ditandai dengan garis di atas N, membentuk ikatan dengan proton (H+). Kemudian, empat ikatan N–H seluruhnya ekivalen, menjadi ikatan kovalen polar. Ion amonium memiliki struktur tetrahedral dan isoelektronik dengan metana dan borohidrida. Dari sisi ukuran, kation amonium (rion = 175 pm) mendekati kation sesium (rion = 183 pm).

Ion amonium organik

Atom hidrogen dalam ion amonium dapat disubstitusi dengan gugus alkil atau gugus organik lainnya membentuk ion amonium tersubstitusi (tata nama IUPAC: ion aminium). Sesuai jumlah gugus organiknya, kation amonium disebut primer, sekunder, tersier, atau kuarterner. Selain kation kuarterner, kation amonium organik adalah asam lemah.

Contoh reaksi pembentukan ion amonium adalah antara dimetilamina, (CH' Too many ('";, dan suatu asam, menghasilkan kation dimetilaminium, (CH' Too many ('";:

Rumus kimia yang benar untuk senyawa amonium fosfat adalah

Kation amonium kuarterner memiliki empat gugus organik yang terikat pada atom nitrogen. Ia tidak memiliki atom hidrogen yang melekat pada atom nitrogen. Kation ini, seperti kation tetra-n-butilamonium, kadang-kadang digunakan untuk menggantikan ion natrium atau kalium untuk meningkatkan kelarutan anion terkait dalam pelarut organik. Garam amonium primer, sekunder, dan tersier bertindak dengan fungsi yang sama, tetapi kurang lipofil. Mereka juga digunakan sebagai katalis transfer fasa dan surfaktan.

Suatu kelompok garam amonium organik yang kurang umum adalah turunan dari kation radikal amina, R. Salah satu contohnya adalah tris(4-bromofenil)amonium heksakloroantimonat.

Biologi

Ion amonium adalah limbah metabolisme hewan. Pada ikan dan invertebrata akuatik, ia diekskresikan langsung ke perairan. Pada mamalia, hiu, dan amfibi, ia diubah menjadi urea melalui siklus urea, karena urea kurang toksik dan dapat disimpan dengan lebih efisien. Pada burung, reptil, dan siput tanah, amonium metabolik diubah menjadi asam urat, yang berbentuk padat sehingga dapat diekskresikan tanpa kehilangan banyak air.[4]

Amonium adalah sumber penting nitrogen untuk banyak spesies tumbuhan, terutama yang tumbuh di tanah hipoksia. Namun, ia juga beracun bagi sebagian besar tumbuhan budidaya dan jarang diberikan sebagai sumber nitrogen tunggal.[5]

Logam amonium

Ion amonium memiliki sifat yang sangat mirip dengan logam alkali berat dan sering dianggap memiliki kedekatan.[6][7][8] Amonium dianggap berperilaku sebagai logam (NH dalam lautan elektron) pada tekanan yang sangat tinggi, seperti di dalam planet gas raksasa semacam Uranus dan Neptunus.[7][8]

Pada kondisi normal, amonium tidak berada sebagai logam murni, tetapi terdapat sebagai amalgam (paduan dengan raksa).[9]

Lihat juga

  • Transporter amonium
  • Rasio f
  • Hidronium (H3O+)
  • Iminium
  • Nitrifikasi
  • Senyawa onium

Referensi

  1. ^ Dalam tatanama substitutif, NH ditandai dengan nama "azanium".
  2. ^ "Pseudo-binary compounds". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-27. Diakses tanggal 2017-07-05. 
  3. ^ "Ammonium Salts". VIAS Encyclopedia. 
  4. ^ Campbell, Neil A.; Jane B. Reece (2002). "44". Biology (edisi ke-6th). San Francisco: Pearson Education, Inc. hlm. 937–938. ISBN 0-8053-6624-5. 
  5. ^ Britto, DT; Kronzucker, HJ (2002). "NH4+ toxicity in higher plants: a critical review" (PDF). Journal of Plant Physiology. 159 (6): 567–584. doi:10.1078/0176-1617-0774. 
  6. ^ Holleman, A. F.; Wiberg, E. (2001), Inorganic Chemistry, San Diego: Academic Press, ISBN 0-12-352651-5 
  7. ^ a b Stevenson, D. J. (November 20, 1975). "Does metallic ammonium exist?". Nature. Nature Publishing Group. 258 (5532): 222–223. Bibcode:1975Natur.258..222S. doi:10.1038/258222a0. Diakses tanggal January 13, 2012. 
  8. ^ a b Bernal, M. J. M.; Massey, H. S. W. (February 3, 1954). "Metallic Ammonium" (PDF). Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Wiley-Blackwell for the Royal Astronomical Society. 114 (2): 172–179. Bibcode:1954MNRAS.114..172B. doi:10.1093/mnras/114.2.172. Diakses tanggal January 13, 2012. 
  9. ^ Reedy, J.H. (October 1, 1929). "Lecture demonstration of ammonium amalgam". Journal of Chemical Education. 6 (10): 1767. doi:10.1021/ed006p1767. Diakses tanggal October 28, 2015. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amonium&oldid=19424689"