Peristiwa penting apa yang terdapat pada teks tersebut

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Indonesia viewed by 38353 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 27747 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Indonesia viewed by 11804 persons

Asked by wiki @ 08/08/2021 in B. Indonesia viewed by 11303 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 9134 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in B. Indonesia viewed by 8892 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in B. Indonesia viewed by 7539 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in B. Indonesia viewed by 5567 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Indonesia viewed by 4456 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 4024 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3808 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3779 persons

Asked by wiki @ 31/07/2021 in B. Indonesia viewed by 3331 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3219 persons

Asked by wiki @ 14/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3080 persons

Sebelum pembacaan teks proklamasi pada tanggal 17 agustus 1945, terdapat peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan. Peristiwa penting tersebut merupakan perjuangan para tokoh atau pejuang kemerdekaan untuk dapat segera memerdekakan Indonesia.

Dimulai Pada tanggal 12 Agustus 1945, melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang.

16 Agustus 1945, gejolak tekanan di latar belakangi oleh para pengikut Sutan Syahrir yang menginginkan pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia dari Jepang makin memuncak dan tak terkendali. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus.

"Saya menghadapi pihak pemuda, pemimpin tua dan pemimpin agama," kata Soekarno ketika berdebat dengan para pemuda yang mendesak kemerdekaan Indonesia segera diumumkan, 15 Agustus 1945 silam.

Peristiwa Rengasdengklok

Dari perdebatan dengan para tokoh pemuda, termasuk Chaerul Saleh yang tergabung dalam gerakan bawah tanah, dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (beserta Fatmawati dan Guntur), dan Hatta, di Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Dalam penculikan tersebut, bermaksud meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang.

Pertemuan Soekarno-Hatta dengan Jenderal Yamamoto

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan Jenderal Yamamoto, komandan Jepang di Jawa. Dari pertemuan tersebut, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan kemerdekaan.

Pembacaan Naskah Proklamasi

Setelah diyakini bahwa situasi memungkinkan untuk membacakan teks proklamasi, maka Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi. Rapat tersebut di rumah Laksamana Maeda, Soekarno bersama tokoh perjuangan lain menulis naskah proklamasi. Tulisan itu lalu diketik oleh Sayuti Melik.

Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17 Ramadan 1365 H, pukul 10.00 pagi, 17 Agustus 1945. Bertempat di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta.

Pembacaan naskah proklamasi yang berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka.

Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi diantaranya, tiga pemuda pengibar bendera merah putih pertama yaitu Latif Hendraningrat, S. Suhut dan Tri Murti.

Kemerdekaan Indonesia yang dibaca oleh Soekarno-Hatta yang kemudian menjadi Presiden Dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama.

Inilah Isi teks proklamasi kemerdekaan Indonesia

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,

diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta


Sumber: budaya-indo.com

Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, situasi Indonesia belum stabil. Indonesia masih bergejolak, terutama antara rakyat dan tentara asing. Salah satunya di Surabaya, Jawa Timur. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Hari Pahlawan.

Setiap 10 November, negara kita tercinta memperingati Hari Pahlawan. 10 November juga dikenal sebagai Pertempuran Surabaya dan tercatat sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Republik Indonesia (RI), karena pada 10 November 1945 terjadi pertempuran besar pasca kemerdekaan. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Berikut ini sejarah Hari Pahlawan yang bisa Anda ajarkan kepada anak-anak.

Sejarah Hari Pahlawan

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia. Gerakan pengibaran bendera tersebut meluas ke seluruh daerah-daerah, salah satunya di Surabaya.

Pada pertengahan September, tentara Inggris mendarat di Jakarta dan mereka berada di Surabaya pada 25 September 1945. Tentara Inggris tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang bersama dengan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Tugas mereka adalah melucuti tentara Jepang dan memulangkan mereka ke negaranya, membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Jepang, sekaligus mengembalikan Indonesia kepada pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan.

Namun gejolak antara tentara dan milisi pro kemerdekaan Indonesia dan pihak Belanda sudah dimulai pada 19 September 1945. Karena malam sebelumnya, sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan W.V.Ch. Ploegman mengibarkan bendera Belanda di sebelah utara di Hotel Yamato, Jalan Tunjungan Nomor 65, Surabaya, tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya. Hal ini memicu kemarahan warga Surabaya. Mereka menganggap Belanda menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.

Mereka protes dengan berkerumun di depan Hotel Yamato. Mereka meminta bendera Belanda diturunkan dan dikibarkan bendera Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia berunding dengan pihak Belanda dan berakhir meruncing karena Ploegman mengeluarkan pistol, dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Hingga mengakibatkan Ploegman tewas dicekik oleh Sidik. Hotel Yamato ricuh. Warga ingin masuk ke hotel, tetapi Hariyono dan Koesno Wibowo yang berhasil merobek bagian biru bendera Belanda sehingga bendera menjadi Merah Putih.

Pada 29 Oktober, pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata. Namun keesokan harinya, kedua pihak bentrok dan menyebabkan Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris, tewas tertembak dan mobil yang ditumpanginya di ledakan oleh milisi. Pemerintah Inggris marah.

Melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh, pengganti Mallaby, ia mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum pada pukul 06.00, 10 November 1945.

Ultimatum tersebut membuat rakyat Surabaya marah. Puncaknya, pertempuran 10 November meletus. Perang antar kedua kubu berlangsung sekitar tiga minggu. Tokoh perjuangan yang menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, K.H. Hasyim Asyari, dan Wahab Hasbullah. Pertempuran tersebut menewaskan ribuan korban. Korban dari Indonesia diperkirakan 16.000 dan pihak Inggris sekitar 2.000.

Makna Hari Pahlawan Mengajarkan Keteladanan Kepada Anak-anak

Kisah perjuangan rakyat Indonesia sebelum dan pasca kemerdekaan muncul dalam buku sejarah pelajaran sekolah mulai dari SD hingga SMA. Kisah tersebut tak hanya menunjukkan sejarah negara, melainkan juga mengajarkan keteladanan kepada anak-anak Indonesia, seperti kejujuran, kegigihan, pantang menyerah, dan melakukan kewajiban dan hak.

Anda pun bisa mengenalkan makna Hari Pahlawan kepada mereka dari kehidupan sehari-hari. Seperti mempertahan kan kemerdekaan dengan belajar tekun, meraih prestasi di bidang yang diminati, menolong teman yang sedang kesusahan, dan membiasakan untuk mengucapkan terima kasih, maaf, serta tolong kepada orang lain.

Ajarkan pula sejak dini mengenai disiplin. Misal masuk sekolah tepat waktu, mengerjakan PR di rumah, mengajari antri membeli makanan, dan lainnya. Tak lupa, biasakan anak-anak menjalani pola hidup sehat. Dimulai dari memperhatikan asupan makanan dan minuman, melengkapinya dengan imunisasi, mengajak mereka untuk rutin berolahraga, serta memperhatikan kualitas istirahatnya.

Di sisi lain, sebagai orang tua, Anda dapat membekalinya sebuah perlindungan jiwa yang komprehensif. Seandainya terjadi hal buruk kepada anak-anak, misalnya kecelakaan atau penyakit, Anda dengan mudah menangani situasi tersebut. Namun, pilih perlindungan terpercaya, seperti Asuransi Jiwa PRULink Generasi Baru.

Asuransi dari Prudential Indonesia tersebut memberikan perlindungan jiwa sekaligus alokasi investasi positif sejak Nasabah pertama kali membayar Premi. Keistimewaan asuransi ini adalah Masa Perlindungan Nasabah hingga usia 99 tahun dan dikaitkan dengan investasi. Persiapkan anak-anak Anda sebagai generasi muda yang mengenal sejarah bangsa dan siap menjalani masa depan yang penuh tantangan.