Perbedaan pasang behel di dokter dan ahli gigi

Bandung - Banyaknya permintaan pemasangan kawat gigi beghel tak hanya memperbanyak pasien dokter gigi, tukang gigi di pinggiran jalan pun kebanjiran order. Sebetulnya yang membedakan tukang gigi dan dokter gigi apa ya?Sebuah kios tukang gigi di kawasan Jalan Dipatiukur menjadi salah satu tempat praktek tukang gigi. Jangan berharap tempatnya seperti di dokter gigi, tempat praktik tukang gigi ini sangat sederhana. Ruangannya hanya berukuran sekitar 1x2 meter. Tidak ada alat canggih seperti kursi otomatis, lampu sorot dan lainnya. Namun peralatan lain seperti alat scaling, alat untuk memasang beghel, dan lainnya ada di tukang gigi ini."Bedanya kalau pasang beghel di saya, itu tidak dicabut, hanya direngangkan saja setiap dua minggu sekali, hasilnya juga lebih cepat," promo Azzam salah satu tukang gigi di Jalan Dipatiukur, kepada detikbandung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara di dokter gigi, biasanya sebelum pasang kawat pasien diminta untuk rontgen mulut untuk mengetahui apakah gigi pasien harus dicabut atau tidak. Dilihat juga posisi gigi mana saja yang harus diperbaiki. Atau melihat rongga mulut pasien apakah masih luas atau tidak. Jika harus ada yang dicabut, maka gigi pasien akan dicabut secara bertahap. Tapi jika tidak, dokter gigi tidak akan melakukan pencabutan gigi."Dicabut atau tidaknya gigi itu tergantung dari kondisi gigi pasien sendiri. Ada yang memang harus dicabut ada juga yang tidak. Tidak semua harus dicabut kok," ujar Vella mahasiswi semester akhir Fakultas Kedokteran Gigi Unpad.Memakai beghel di dokter gigi memang proses untuk mendapatkan gigi lurus dan rapi lebih lama dibanding dengan yang dijanjikan tukang gigi. Namun menurut Vella, hal tersebut karena sudah diperhitungkan dengan ilmu yang para dokter dapatkan selama mengenyam pendidikan."Kita melakukan semuanya dengan perhitungan, sudah ada ketetapannya. Tidak bisa main tarik gitu aja. Yang sudah diperhitungkan saja gigi suka ngilu kalau beghelnya ditarik, apalagi yang tidak," kata Vella.Nah, semuanya tergantung kepercayaan pasien. Apakah mau ditangani oleh dokter atau tukang gigi. Memilih untuk menggunakan jasa Dokter gigi dengan ilmu yang didapatnya selama kuliah hingga mengambil spesialis orto, atau tukang gigi yang mempelajari ilmu tentang gigi dengan mengikuti kursus dan seminar gigi.Soal harga memang tukang gigi lebih murah dibanding dokter gigi. Semuanya kembali kepada Anda sebagai pasien. Mau pilih yang mana?

(avi/ern)

Perawatan orthodonti seperti pasang behel harus dilakukan oleh seorang dokter gigi profesional, jika Anda tidak mau mengalami risiko.

Klikdokter.com, Jakarta Mahalnya biaya memasang kawat gigi atau yang lebih dikenal dengan behel di dokter gigi maupun dokter gigi spesialis menjadi alasan utama seseorang beralih pasang behel di tukang gigi. Padahal memasang behel bila tidak sesuai dan dilakukan oleh orang yang tidak memiliki dasar keilmuan spesialis gigi dapat birisiko buruk terhadap kesehatan gigi da nmulut.

Memasang behel atau perawatan orthodonti sendiri bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi yang tidak rata – atau posisinya maju mundur – agar gigitan pada gigi rahang atas dan gigi rahang bawah dapat mencapai posisi yang normal dalam suatu lengkung rahang. Dengan melakukan perawatan ini, secara otomatis penampilan pasien juga dapat terkoreksi.

Baca Juga

  • Bahaya Melakukan Perawatan Gigi di Tukang Gigi

Ada beberapa cara untuk mendapatkan ruangan yang dibutuhkan dalam menggeser gigi-gigi yang posisinya perlu diperbaiki, salah satunya dengan pencabutan gigi.

Namun, tidak semua kasus pemasangan behel harus ada gigi yang dicabut. Hal ini bergantung pada seberapa besar kebutuhan ruangan yang diperlukan untuk menggeser gigi geligi tersebut setelah pemeriksaan oleh dokter gigi dan foto rontgen untuk menganalisanya.

Selain itu, sebelum melakukan tahapan pemasangan behel, dokter gigi juga akan memeriksa seluruh gigi pasien dengan teliti. Bila ada karang gigi yang menumpuk, dokter gigi akan membersihkannya terlebih dulu. Sedangkan bila terdapat gigi yang berlubang, perawatan penambalan akan dilakukan sebelum pemasangan kawat.

Semua prosedur dari tahapan pemasangan behel ini ada standar operasionalnya sehingga tidak bisa sembarangan dilakukan oleh orang lain termasuk tukang gigi. Perawatan ini hanya boleh dilakukan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis orthodonti yang berkompeten dan memiliki izin resmi.

Akibat memasang behel di tukang gigi

Hingga saat ini, sudah banyak kasus-kasus permasalahan penyakit gigi dan mulut yang timbul akibat kerja tukang gigi sehingga Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 39 tahun 2014 tentang pembinaan, pengawasan dan perizinan pekerjaa tukang gigi dibuat untuk mencegah terjadinya korban-korban dari oknum tukang gigi.

Salah satu masalah yang sering muncul adalah gigi yang goyang. Behel yang dipasang secara tidak tepat dapat merusak letak dan fungsi gigi yang sebenarnya. Behel tersebut dapat menekan dan menggeser gigi geligi yang seharusnya tidak perlu diperbaiki. Hal ini dapat membuat tulang peyangga yang ada di bawahnya ikut bergeser dan goyang bahkan lepas.

Selain itu, infeksi gusi juga bisa saja terjadi oleh karena peralatan kedokteran gigi yang tidak higienis. Penyakit ini dapat menjalar sampai ke jaringan yang ada di bawahnya, seperti tulang peyangga gigi sehingga risiko pembengkakan, luka pada jaringan sekitar dan bau mulut dapat timbul oleh karena hal tersebut.

Tidak hanya itu, pada beberapa kasus yang lebih berat, jika kerusakan yang ditimbulkan cukup parah, maka infeksi dapat menyebar ke organ tubuh lainnya. Tentu bila sudah seperti ini, biaya yang dikeluarkan akan bertambah banyak dari semestinya.

Jadi, sebaiknya hindari pasang behel di tukang gigi yang belum terjamin keahliannya. Berkonsultasilah secara langsung dengan dokter gigi yang berkompeten dan memiliki izin yang resmi untuk merawat kesehatan gigi dan mulut Anda sehingga faktor risiko yang muncul dapat dihindari.

[RVS]

Penulis :

drg. Liquisa Eka Shanty, Sp. Ort

Ini sangat salah kaprah, mari kita telisik perbedaan pemasangan behel di tukang gigi / salon (yang murah), dengan dokter gigi spesialis ortodonti (yang (katanya) mahal)

Biaya ke tukang gigi / salon :

– Praktek pemasangan behel ilegal, dalam undang2 tukang gigi / salon tidak diperbolehkan memasang behel

– Tanpa cetak rahang, tanpa foto rontgen ~> biaya Rp 0

– Pasang behel ~> biaya antara puluhan sampai ratusan ribu rupiah, tergantung mau pasang atas / bawah saja atau atas & bawah

– Ganti karet ~> biaya Rp 5.000-10.000

– Awal-awal gak ada masalah atau customer merasa gak ada masalah sampai suatu kali pergi ke dokter gigi dan blaaarrr : karang gigi menumpuk, gusi meradang, ada gigi berlubang dibiarkan saja, ada sisa akar gigi dibiarkan saja sampai infeksi, posisi gigi kalang kabut karena penggunaan karet yang serampangan ~> biaya perbaikan : tak terhingga (gak tega mau ngitungnya) karena memperbaiki yang terlanjur rusak / keliru jauh lebih sulit daripada jika sejak awal sudah menjalani perawatan dengan benar.

BACA JUGA :

HATI-HATI 3 DOKTER GIGI INI TERTULAR AIDS DARI PASIENNYA

image from //benarnggak.wordpress.com

Salah perawatan behel itu ibaratnya kamu mau pergi dari surabaya ke jakarta yang aslinya bisa simple naik pesawat tapi ternyata kudu muter dulu lewat afrika, tambah jauh tambah ruwet dan jelas tambah mahal

– Dan bagian paling kasihan adalah, apa ada tukang gigi yang bisa mempertanggungjawabkan hasil pemasangannya jika di kemudian hari menimbulkan berbagai masalah seperti di atas? Kamu menderita & harus bayar mahal untuk memperbaiki gigimu sedangkan si mas / mbak tukang gigi / tukang salon woles aja & tetep rajin pasang behel ke customer-customernya.

– Belum lagi resiko dibalik praktek pemasangan behel yang tidak higienis & steril, dijamin klo tahu kamu bakal girap-girap. Sangat riskan terjadi penularan penyakit terutama hepatitis & HIV. Apa kamu yakin alat2 yang dipakai tukang gigi benar2 sudah disterilkan sesuai dengan prosedur sterilisasi standar kedokteran? Kalau sudah tertular / terinfeksi penyakit menular apakah sepadan dengan murahnya biaya pasang behelmu?

Biaya ke dokter gigi spesialis ortodonti :

– Praktek legal dan sesuai kompetensi

– Cetak gigi ~> biaya antara Rp 50.000-100.000

– Foto rontgen ~> biaya kurang lebih Rp 300.000,-

– Dokter kemudian menganalisa cetakan gigi, foto rontgen dan data-data lainnya untuk menentukan jenis kasus & rencana perawatan yang dibutuhkan ~> biaya? Dokter gigi spesialis ortodonti harus sekolah 5 th untuk mendapatkan gelar “drg” dan lanjut sekolah spesialis 4 th, ilmu yang didapat tidak bisa dinominalkan

– Perawatan pendahuluan sebelum memasang behel, antara lain pembersihan karang gigi, tambal atau cabut (tergantung kondisi gigi pasien) ~> biaya tergantung perawatan yang dibutuhkan berkisar ratusan ribu rupiah

– Pemasangan behel baru dilakukan jika semua perawatan pendahuluan tuntas dikerjakan & kondisi rongga mulut sudah bersih bebas masalah ~> biaya antara 6-belasan juta tergantung jenis bracket yang diinginkan pasien & kasusnya, pada beberapa kasus khusus yang membutuhkan prosedur bedah rahang dibutuhkan biaya ekstra.

Jika ingin biaya lebih terjangkau lagi, bisa melakukan perawatan di RSGM / klinik spesialis di FKG, di sana yang mengerjakan adalah drg yg mengambil pendidikan spesialis di bawah pengawasan langsung drg spesialis ortodontik

– Hasil perawatan bisa dipertanggungjawabkan, jika ada keluhan dari pasien dokter sigap mencari sumber keluhan & membantu pasien

Kesimpulan : jatuhnya biaya yang dikeluarkan sama saja bahkan bisa jauh lebih mahal jika kondisi gigi terlanjur rusak karena perawatan yang serampangan & salah total.

POSTING TERKAIT SEPUTAR BEHEL

Mitos Seputar Behel #1 “Behel = Fashion Kekinian”

Mitos Seputar Behel #3 “Pasang Behel Di Tukang Gigi Juga Bisa Rata Kok Giginya”

Ingat Ya Behel Buka Fashion

Tren Terbaru : Behel Dibelakang Gigi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA