Mengapa silas papare mendirikan komite indonesia merdeka

Mengapa silas papare mendirikan komite indonesia merdeka

36
Kelas XII SMA/MA
Paruh tahun terakhir tahun 1960-an, Kaisiepo berupaya agar Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) bisa dimenangkan oleh masyarakat yang ingin Papua bergabung ke Indonesia. Proses tersebut akhirnya menetapkan Papua menjadi bagian dari negara Republik Indonesia.
Silas Papare (1918-1978) membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM) hanya sekitar sebulan setelah Indonesia merdeka. Tujuan KIM yang dibentuk pada bulan September 1945 ini adalah untuk menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah perjuangan dalam membela dan mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945. Bulan Desember tahun yang sama, Silas Papare bersama Marthen Indey dianggap mempengaruhi Batalyon Papua bentukan Sekutu untuk memberontak terhadap Belanda. Akibatnya mereka berdua ditangkap Belanda dan dipenjara di Holandia (Jayapura).
Setelah keluar dari penjara, Silas Papare mendirikan Partai Kemerdekaaan Irian. Karena Belanda tidak senang, ia kemudian ditangkap dan kembali dipenjara, kali ini di Biak. Partai ini kemudian diundang pemerintah RI ke Yogyakarta. Silas Papare yang sudah bebas pergi ke sana dan bersama dengan teman-temannya membentuk Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta. Sepanjang tahun 1950-an ia berusaha keras agar Papua menjadi bagian dari Republik Indonesia. Tahun 1962 ia mewakili Irian Barat duduk sebagai anggota delegasi RI dalam Perundingan New York antara Indonesia-Belanda dalam upaya penyelesaian masalah Papua. Berdasarkan “New York Agreement” ini, Belanda akhirnya setuju untuk mengembalikan Papua ke Indonesia.
Marthen Indey (1912–1986) sebelum Jepang masuk ke Indonesia adalah seorang anggota polisi Hindia Belanda. Namun jabatan ini bukan berarti melunturkan sikap nasionalismenya. Keindonesiaan yang ia miliki justru semakin tumbuh tatkala ia kerap berinteraksi dengan tahanan politik Indonesia yang dibuang Belanda ke Papua. Ia bahkan pernah berencana bersama anak buahnya untuk berontak terhadap Belanda di Papua, namun gagal. Antara tahun 1945-1947, Indey masih menjadi pegawai pemerintah Belanda dengan jabatan sebagai Kepala Distrik. Meski demikian, bersama-sama kaum nasionalis di Papua, secara sembunyi-sembunyi ia malah menyiapkan pemberontakan. Tetapi sekali lagi, pemberontakan ini gagal dilaksanakan.
Sejak tahun 1946 Marthen Indey menjadi Ketua Partai Indonesia Merdeka (PIM). Ia lalu memimpin sebuah aksi protes yang didukung delegasi 12 Kepala Suku terhadap keinginan Belanda yang ingin memisahkan Papua
 



























































































Marthin Indey dan Silas Papare adalah seorang putra bangsa yang berasal dari Irian Barat (sekarang Irian Jaya). Perjuangannya secara organisaris dimulai dengan mendirikan Komite Indonesia Merdeka dan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian. Setelah kemerdekaan, pengambilan Irian Barat ke pengakuan RI mengalami rintangan dari Belanda. Setelah KMB baru ada titik terang kembalinya Irian ke Indonesia. Dalam perundingan KMB tersebut, Silas Papare menjadi salah satu wakilnya. Dalam perundingan inilah Silas Papare dan Marthin Indey diuji lagi sebagai seorang diplomat selain sebagai ahli perang. Untuk mengenang perjuangan Marthin Indey pada saat ini di Sentani, Irian Jaya telah berdiri lapangan terbang Marthin Indey. Meskipun ia hidup di lingkungan masyarakat yang sarat dengan tradisi, akan tetapi ia terperosok dalam kehidupan yang berbaur dengan masa kepurbakalaan. Hal ini dapat terlihat, karena Marthin Indey dan Silas Papare dilahirkan dari keluarga yang telah tersentuh dengan kemajuan zaman. 


Mengapa silas papare mendirikan komite indonesia merdeka

Silas Papare

Tempat dan tanggal lahir : 
Serui, 18 Desember 1918
Agama : Kristen Protestan
 Isteri : Ny. Regina Aibui
Anak : 9 orang 
Meninggal : 7 – 3 – 1978. 
Pendidikan : – Volschool
Sekolah Juru Rawat
(Tamat 1935).Silas Papare Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang menyatukan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Ia lahir di Serui, Papua pada 18 Desember 1918 dan meninggal di Serui, Papua pada 7 Maret 1973 pada umur 54 tahun.

Pada tahun 1935 Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Kegigihannya dalam berjuang untuk kemerdekaan Papua membuatnya sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda.

Perjuangan

29 September 1945, Silas Papare dengan bimbingan ex Digulis Harjono dan Suprapto membentuk Komite Indonesia Merdeka ( KIM ) untuk menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah perjuangan selanjutnya. Tujuannya membela dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 serta menangani pemulangan para tawanan.

Pada Desember 1945 bersama-sama dengan Marthen Indey, Cornelis Krey dapat mempengaruhi Batalyon Papua (bentukan tentara Sekutu) untuk berontak terhadap Belanda tujuannya untuk mewujudkan Kemerdekaan bagi Irian Barat Rencana tersebut dapat diketahui Belanda, sehingga mendatangkan bantuan dari Rabaul (Papua Timur). Akhirnya Silas Papare dan Marthen Indey ditangkap dan dipenjara di Holandia (Jayapura).

Pada tanggal 23 November 1946 Ia mendirikan Partai Kemerdekaan Irian dimana Silas Papare sebagai Ketua Umum. Karena Partai ini tidak disenangi Pemerintah Belanda, Silas Papare ditangkap dan dipenjarakan di Biak. Atas Undangan Pemerintah RI sebagai Partai Kemerdekaan Irian di Serui datang ke Yogyakarta untuk menjadi delegasi RI dalam koperasi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Silas Papare bersama-sama dengan teman-temannya membentuk Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta.

Di pengasingan

Saat menjalani masa tahanan di Jayapura, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur sulawesi yang diasingkan oleh Belanda di tempat tersebut. Perkenalannya dengan Sam Ratulangi membuat semakin yakin bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Hal tersebut membuat ia akhirnya mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya Silas kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun kemudian ia berhasil melarikan diri menuju Yogyakarta.

Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI. Akibatnya, beliau kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak.

Pada tahun 1951 Silas Papare membentuk Kompi Irian 17 di Markas Besar Angkatan Darat untuk mendukung politik Pemerintah di forum Internasional dalam usaha pengembalian Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia.

Guna mengenang jasa besarnya, nama Silas Papare di abadikan sebagai salah satu kapal selam perang, yakni KRI Silas Papare. KRI Silas Papare adalah sebuah Korvet kelas Parchim yang dibuat untuk Volksmarine / AL Jerman Timur pada akhir 70-an. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam di perairan dangkal/pantai. Oleh TNI AL kapal ini dimodifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM untuk patroli lebih lama di laut.

Oleh Pemerintah Indonesia Silas Papare dianugerahi gelar pahlawan indonesia pada 14 September 1993 dengan dikeluarkannya Keppres No. 77/TK/1993.

Apa itu Komite Indonesia Merdeka?

KNIP merupakan Badan Pembantu Presiden dengan anggota terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat di berbagai golongan dan daerah. Termasuk di dalamnya mantan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Siapakah pembentuk Komite Indonesia Merdeka PIM pada tahun 1945?

Berikut merupakan tindakan yang dilakukan Silas Papare untuk mengembalikan Papua ke Indonesia : Membentuk Komite Indonesia Merdeka bersama Digulis Harjono dan Suprapto pada September 1945 dengan tujuan mempertahankan proklamasi kemerdekaan serta menangani pemulangan tawanan perang.

Siapakah tokoh yang berperan dalam membentuk Komite Indonesia Merdeka Kim dan mendirikan partai kemerdekaaan Irian?

Pada tahun 1961, Frans Kaisiepo mendirikan partai Irian Sebagian Indonesia (ISI) yang bertujuan untuk menuntut penyatuan Papua dengan Republik Indonesia.

Kapan Komite Indonesia Merdeka didirikan?

Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) oleh Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 (12 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia) di Gedung Kesenian, Pasar Baru Jakarta. Tanggal peresmian KNIP (29 Agustus 1945) dijadikan sebagai TANGGAL dan HARI LAHIR DPR RI.