Kota-kota sejarah yang pertumbuhannya berasal dari pusat kebudayaan adalah

Kota di Indonesia Berdasarkan Sejarah Pertumbuhannya adalah:

  • Perkembangan Kota dari Pusat Perdagangan, Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat perdagangan adalah Jakarta, Pontianak, Bagansiapiapi, Samarinda, Palembang, Jambi, dan Banjarmasin. Kota-kota tersebut berada di pinggir sungai atau pantai dengan tujuan mempermudah pemasaran dan tukar menukar barang dagangan.
  • Perkembangan Kota dari Pusat Perkebunan, Usaha perkebunan memerlukan tanah yang luas dan cukup subur dengan curah hujan dan iklim yang sesuai dengan tanamannya. Di samping itu, usaha perkebunan banyak memerlu kan tenaga kerja. Oleh karena itu, daerah perkebunan selalu didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar perkebunan. Banyaknya penduduk di sekitar perkebunan akhirnya berkembang menjadi desa dan jika perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat perkebunan, antara lain Pematangsiantar, Bengkulu, Lampung, Bogor, Sabang, dan Bandung.
  • Perkembangan Kota dari Pusat Pertambangan, usaha pertambangan juga banyak memerlukan tenaga kerja. Oleh karena itu, daerah pertambangan juga banyak didatangi tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya juga bertempat tinggal di daerah sekitar pertambangan. Banyaknya penduduk di sekitar pertambangan berkembang menjadi desa dan akhirnya jika perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Kota-kota di Indonesia yang berkembang dari pusat pertambangan, antara lain Plaju, Dumai, Langkat, Tarakan, Kutai, Bontang, Ombilin, Sawahlunto, Tanjung Enim, Bukit Asam, Wonokromo, dan Cepu.
  • Perkembangan Kota dari Pusat Administrasi Pemerintahan, Perkembangan kota dari pusat administrasi pemerintahan kemajuannya banyak bergantung pada campur tangan para penguasa atau pemerintah, seperti kota Jakarta dan Yogyakarta.

Sejarah perkembangan kota yang termasuk kota perdagangan di indonesia adalah :

  • kota jakarta
  • kota surabaya
  • kota makassar

Contoh kota yang berawal dari pusat pertambangan adalah:

  • Samarinda
  • Tarakan
  • Balik papan (pertambangan minyak bumi)
  • Bongas – indramayu
  • Pangkal pinang
  • Belitoung (pertambangan timah)
  • Palembang (pertambangan minyak bumi)

Contoh kota yang berawal dari pusat perkebunan adalah:

  • Bandung (kebun the, inna, busil)
  • Sukabumi (kebun teh)
  • Jambi (kebun karet)
  • Bengkulu (kebun karet dan kelapa)
  • Ambarawa (kebun kopi)

Klasifikasi kota berdasarkan tahap perkembangannya

  • Megapolis: Wilayah yang terdiri dari beberapa metropolis yang berdekatan sehingga menjadi satu wilayah perkotaan yang besar, Contohnya Jabodetabek.
  • Tyranopolis: Kota yang kehidupannya penuh kerawanan sosial seperti kemacetan dan kriminalitas yang tinggi
  • Nekropolis: Kota yang mengalami kemunduran dan seperti kota mati
  • Eopolis: Wilayah yang baru berkembang menjadi kota baru
  • Polis: Kota yang masih agraris
  • Metropolis: Kota yang perekonomiannya bergeser ke industri

Sejarah perkembangan kota di Indonesia

Perkembangan kota-kota di Indonesia sekarang cenderung makin luas. Antara tahun 1980 sampai 1985 pertambahan wilayah kota diperkirakan seluas 376.000 hektare dan di antaranya seluas 225.500 hektare terjadi di Pulau Jawa. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan kota baik yang berasal dan pusat administrasi pemenintahan ataupun bekas kerajaan, ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan kota adalah:

  • Campur tangan para penguasa.
  • Keterlibatan pihak investor swasta.
  • Fasilitas pendukung berupa jalan, jembatan, transportasi, komunikasi, air minum, listrik.
  • Sumber daya yang ada.

Berdasarkan sejarah pertumbuhan kota-kota di Indonesia, di samping berkembang berdasarkan pusat administrasi pemerintahan atau pusat kerajaan, juga berkembang berdasarkan perkembangan sektor lain seperti perkebunan, pertambangan, dan perdagangan. Usaha perkebunan memerlukan tanah yang luas, tanah yang subur dengan curah hujan yang cukup, dan iklim yang sesuai dengan tanamannya.

Di samping itu, usaha perkebunan banyak memerlukan tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar perkebunan yang akhirnya berkembang menjadi desa bahkan menjadi wilayah kota. Sebagai konsekwensi, dan semakin bariyaknya penduduk maka semakin banyak pula bangunan. Kota-kota di Indonesia yang perkembangannya dan perluasan perkebunan antara lain adalah Pematangsiantar, Jambi, Bengkulu, Lampung, Palembang, Bogor, dan Subang.

Usaha pertambangan juga banyak memerlukan tenaga kerja. Oleh sebab itu, daerah pertambangan juga didatangi para tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya juga bertempat tinggal di daerah sekitar pertambangan. Banyaknya penduduk di sekitar pertambangan akhirnya menjadikan daerah pertambangan berkembang menjadi desa dan bila perkembangannya pesat, akan mefljadi wilayah kota.

Kota-kota di Indonesia yang perkembangarmya berawal dan perluasan daerah pertambangan, antara lain Plaju, Dumai, Langkat, Tarakan, Kutai, Ombilin, Sawahiunto, Tanjung Enim, Bukit Asam, Wonokromo, dan Cepu.

Perkembangan kota dan unsur campuran berarti bahwa perkembangan kota tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh satu aspek, tetapi dipengaruhi oleh beberapa aspek baik dan pemerintahan, perekonomian, perdagangan, lokasi strategis, maupun aspek lainnya yang secara bersama-sama mempengaruhi perkembangan kota. Di Indonesia, perkembangan kota dan unsur campuran misalnya Jakarta, Bandung, Surabaya, Samarinda, Balikpapan, Medan, dan Merauke.

Berdasarkan jumlah penduduknya, daerah kota dapat dibedakan menjadi tiga golongan.

  • Kota kecil, yaitu yang berpenduduk antara 20.000 — 100.000 jiwa.
  • Kota besar atau kota madya, yaitu yang berpenduduk di antara 100.000 — satu juta jiwa.
  • Kota metropolitan, yaitu yang berpenduduk lebih dan satu juta jiwa.

Berikut ini akan kita bahas mengenai sejarah kota di indonesia, sejarah kota, pertumbuhan kota, perkembangan kota, tahap perkembangan kota, urbanisasi, faktor pendorong urbanisasi, penyebab terjadinya urbanisasi, pengertian urbanisasi.


Kota-kota yang terdapat di negeri kita mulanya hanya merupakan sebuah pemukiman penduduk biasa, seperti desa. Lama-kelamaan tumbuh dan berkembang berdasarkan latar belakang atau sejarahnya masing-masing. 

Ada yang berkembang karena tempat tersebut merupakan kawasan perdagangan, karena merupakan pusat perkebunan, pertambangan, atau karena dijadikan pusat administrasi pemerintahan.

Kota yang tumbuh atas dasar pusat perdagangan, antara lain, Jakarta, Aceh, dan Ujungpandang. Sejak zaman Portugis, kota-kota itu merupakan tempat persinggahan dan perdagangan, tidak hanya pedagang dari Nusantara melainkan juga dari mancanegara, seperti pedagang dari Portugis, Spanyol, Belanda, India, Arab, juga Cina. 

Sekarang kota-kota itu tidak hanya merupakan pusat perdagangan, melainkan juga merupakan pusat-pusat pemerintahan.

Kota Jambi dan Maluku dapat digolongkan ke dalam jenis kota yang mengalami pertumbuhan atas dasar pusat perkebunan.

  1. Jambi, mulanya unit-unit perkebunan yang berskala besar yang kemudian berkembang seiring dengan peningkatan pendapatan penduduk dan kemajuan di bidang teknologi. Sampai pada tahun 1990, Jambi memiliki 48,7% hutan produksi dan 24,7% hutan konsumsi dari 2.947.200 ha hutan yang dimilikinya. 
  2. Maluku, adalah pusat rempah-rempah yang sejak dulu telah menjadi rebutan pedagang-pedagang Eropa. Setelah dikuasai 3,5 abad oleh Belanda, Maluku semakin berkembang dan sampai sekarang tetap menjadi pusat perkebunan rempah-rempah.

Yang tergolong ke dalam kota kategori ini, antara lain:

  1. Cepu dan Surabaya tumbuh dan berkembang karena terdapat pertambangan minyak bumi.
  2. Bangka, Belitung, Linggas, dan Singkep dapat tumbuh dan berkembang karena adanya sumber tambang timah.

DKI Jakarta dan DI Yogyakarta merupakan kota yang tergolong kategori ini. Pada abad ke-16, Jakarta atau Jayakarta ketika itu merupakan pusat kekuasaan Kerajaan Fatahillah. 

Sejak Perjanjian Giyanti ditandatangani tahun 1955, Yogya merupakan pusat kesultanan Yogyakarta, dan pernah menjadi ibu kota negara pada tahun 1949. Pertumbuhan kota yang berlatar belakang sebagai pusat administrasi pemerintahan. 

Kota yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dapat berkembang menjadi pusat pertumbuhan. Hal ini terjadi karena kota sebagai pusat administrasi pemerintahan biasanya berdiri berbagai gedung-gedung pemerintahan seperti kantor kepolisian, gedung pengadilan, dan kantor pemerintahan lainnya. 

Dengan adanya kantor-kantor pemerintahan maka akan menarik orang dari wilayah lain untuk datang mengurus masalah politik, sosial, dan ekonomi. Dengan adanya aktivitas-aktivitas tersebut, kota akan sering dikunjungi. Hal ini akan mempercepat kota menjadi pusat pertumbuhan.

Urbanisasi ialah suatu proses berpindahnya penduduk desa ke kota. Dengan kata lain, urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Urbanisasi biasanya timbul seperti faktor berikut.

a. Adanya faktor yang mendorong (push factors) penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya. Faktor-faktor tersebut adalah:

  1. kurangnya lapangan kerja,
  2. terbatasnya kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan,
  3. kurangnya sarana hiburan, dan sebagainya.

b. Adanya faktor yang menarik penduduk desa untuk pindah ke kota (pull factors), yaitu:

  1. tersedianya lapangan kerja yang relatif banyak dan bermacam-macam,
  2. luasnya kesempatan untuk sekolah, sampai ke jenjang paling tinggi sekalipun,
  3. tersedianya aneka sarana hiburan dan luasnya pergaulan. 

Bintarto (dalam Nurmala Dewi, 1997) mengemukakan beberapa program pemerintah dalam mengatasi masalah urbanisasi, yaitu:

  1. mempelajari, meneliti, dan melaksanakan pengembangan wilayah di berbagai tempat, terutama di kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa;
  2. mengembangkan industri kecil atau industri rumah tangga di berbagai daerah pedesaan;
  3. mengatur arus migrasi penduduk dari daerah pedesaan ke kota melalui kegiatan administratif dan kebijaksanaan-kebijaksanaan lainnya;
  4. melancarkan kegiatan Keluarga Berencana (KB) dengan lebih ketat, baik di desa maupun di kota;
  5. menghidupkan daerah pedesaan dengan berbagai kegiatan pembangunan, antara lain mengembangkan dan meningkatkan jalur transportasi dan komunikasi, sehingga masyarakat desa tidak merasa tertinggal dari masyarakat kota.
  6. Pembangunan perumahan rakyat yang murah dan memenuhi syarat-syarat kualitas kesehatan di daerah tepian kota, sehingga dapat dihindari meluasnya pemukiman kumuh.

Kota adalah tempat permukiman penduduk dengan beraneka ragam aktivitas dan kepentingannya serta latar belakang sosial budayanya. Kota memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kota-kota yang memiliki beragam karakteristik tersebut dapat diklasifikasikan. Klasifikasi yang dimaksud adalah usaha untuk menggolong-golongkan kota-kota tertentu atas dasar karakteristiknya. Berikut adalah macam-macam klasifikasi kota. Langsung saja kita simak yang pertama:

Berdasarkan jumlah penduduk, kota diklasifikasikan sebagai berikut:

Berdasarkan sejarah asal usul kota, kota diklasifikasikan menjadi berikut:

Klasifikasi ini dikemukakan oleh Lewis Munford. Berdasarkan tingkat perkembangannya, kota diklasifikasikan menjadi berikut:

Berdasarkan fungsinya, kota diklasifikasikan sebagai berikut:

Anda bisa request artikel tentang apa saja, kirimkan request Anda ke