Kepercayaan apa saja yang ada pada masa pra-aksara

Seperti yang telah kita ketahui, pada masa sekarang kepercayaan dan agama dalam kehidupan manusia ada berbagai macam, ada Kristen, Khatolik, Islam, Kong hu chu, Buddha, Hindu, dan kepercayaan lain yang di percaya masing – masing orang. Mengapa kepercayaan dan agama itu ada?

Agama sendiri ada tidak baru – baru ini, namun sudah lama. Kita sendiri menganut sebuah kepercayaan beragama, mengapa? Sebab kita menyadari adanya kekuatan lain selain manusia yang jauh lebih perkasa dan hebat dari kekuatan manusia. Kekuatan yang kita percaya tersebut yang akhirnya membuat kita memutuskan kepercayaan masing – masing. Agama atau kepercayaan sendiri bukan-lah hal baru yang baru kita kenal beberapa abad terakhir, bahkan nenek moyang kita sudah mengenal apa itu kepercayaan dan agama. Hanya saja, sekarang kepercayaan tersebut di buat lebih beragam.

Sistem Kepercayaan Pada Masa Praaksara

Pada artikel ini, kita akan sedikit banyak membahas mengenai kepercayaan yang di anut oleh nenek moyang kita pada zaman Pra-aksara, ini merupakan salah satu peninggalan zaman pra-aksara. Sebab, kebudayaan ini masih berlangsung hingga saat ini, jika pada zaman tersebut tidak terjadi yang namanya kesadaran mereka akan hal ini, manusia sekarang juga tidak banyak yang menyadari akan hal itu. Berikut beberapa jenis, peninggalan kebudayaan berupa kepercayaan manusia Pra-Aksara kepada hal tersebut;

Kata animisme sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti Roh. Animisme sendiri adalah kepercayaan kepada roh yang muncul pada awal kebudayaan manusia primitif. Di masa sekarang memang orang yang percaya animisme ini semakin berkurang dan sedikit, namun itu bukan berarti tidak ada bukan?

Di Indonesia sendiri masih ada sekitar 7 juta lebih penganut animisme hingga saat ini. Sistem Kepercayaan Pada Masa Praaksara animisme di Indonesia banyak di jumpai di provinsi Kalimantan Barat, tepatnya tempat suku Dayak berada. Ya! Suku Dayak adalah salah satu suku yang masih memegang erat dengan roh-roh nenek moyang yang ada. Prinsip kepercayaan animisme sendiri mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini, pohon, goa, batu besar, dan benda lainnya itu memiliki nyawa dan hidup, namun mereka mempercayai kehidupan mereka tidak mengganggu manusia, justru membantu manusia dari roh jahat.

Selain itu, mereka juga mempercayai bahwa roh orang yang telah meninggal bisa merasuki hewan. Jika orang yang mati tersebut memiliki dendam kepada seseorang maka, roh orang tersebut akan merasuki harimau, guna untuk membalas dendam kepada orang-orang yang menyakiti hatinya selama masa hidupnya. Hal ini tentunya berbeda dengan kepercayaan pada agama Hindu dan Buddha dimana adanya kelahiran kembali setelah kematian. Dalam kepercayaan Hindu dan Buddha adalah kepercayaan reinkarnasi dimana roh orang tersebut terlahir kembali. Dalam Animisme ini roh tersebut di katakan gentayangan dan merasuk pada hewan. Perbedaan mencolok antara merasuk dan terlahir kembali.

Ritual Animisme

Indonesia sangat terkenal dengan berbagai macam upacara, entah upacara keagamaan, upacara kebudayaan, dan banyak jenis lainnya. Salah satu ritual di dalanya adalah ritual animisme ini. Ritual animisme secara tidak langsung sering di lakukan oleh manusia walaupun tidak menganut kepercayaan tersebut secara spesifik, Contohnya saja: melakukan persembahan dan berdoa di tempat yang di anggap keramat (Ini merupakan kepercayaan dan kebudayaan animisme di mana mereka menganggap tempat tersebut merupakan tempat yang hidup), selain itu adanya upacara yang sering di lakukan untuk perpindahan keris, tombak, dan kirap pusaka lainnya.

Terlepas dari percaya atau tidaknya akan ritual ini, tetap saja masih melakukannya. Benda yang di anggap suci dan memiliki kekuatan gaib. (Ini adalah ciri kedua dari animisme, menyembah dan mempercayai pada benda-benda yang di anggap memiliki kekuatan lebih).

2. Dinamisme

Dinamisme, satu kata dengan banyak arti. Jika kita melihat, kata dinamisme sering bersangkut paut dengan keberagaman, bisa juga berkaitan dengan hal lainnya. Namun dalam konteks hari ini, kita membahas mengenai Sistem Kepercayaan Pada Masa Praaksara.

Dinamisme adalah jenis kepercayaan kedua yang dianut oleh Jenis – Jenis Manusia Purba di Indonesia.  Arti dari kepercayaan dinamisme ini sendiri adalah beribadah kepada nenek moyang. Cara beribadahnya juga hampir menyerupai Animisme. Dinamisme mempercayai, roh nenek moyang mereka menempati tempat-tempat tertentu. Mereka beribadah di tempat tersebut, bukan karena memuja tempatnya, namun mereka yakin dan percaya nenek moyang mereka atau keluarga mereka yang meninggal menempati tempat tersebut.

Dalam kepercayaan dinamisme ini sendiri mereka menyembah roh nenek moyang tersebut karena mereka percaya, roh nenek moyang mereka akan membantu mereka dalam kehidupan, memberi jalan keluar atas setiap masalah mereka, dan membantu dalam alam roh. Kepercayaan dinamisme ini muncul sebelum kedatangan kerajaan Hindu Buddha ke Indonesia. Seperti yang kita ketahui, sejak datangnya kerajaan dan perdagangan Hindu Buddha ke Indonesia, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang primitif, sangat kuno. Mereka suka mengkeramatkan benda. Karena keterbatasan pengetahuan, maka mereka banyak bertanya – tanya mengenai misteri di dunia ini yang susah di tebak.

Berbeda dengan zaman kita sekarang, dimana pemikiran manusia jauh lebih berkembang dari pada dahulu. Banyak penelitian di lakukan, banyak konsep yang sudah terjawab dengan ilmu pengetahuan, termasuk pergerakan benda. Dengan ini, banyak perbedaan siap antara manusia primitif dan manusia zaman sekarang.

Ritual Dinamisme

Karena banyaknya misteri di dunia yang tidak mereka mengerti inilah seakan mereka merasa hal yang masih di luar nalar mereka itu sangat hebat dan tidak ada manusia yang bisa melakukannya, maka mereka menciptakan kepercayaan mereka itu, percaya akan benda yang bisa hidup, atau roh nenek moyang yang tinggal pada titik dan tempat tertentu.

Kepercayaan dinamisme ini sangat dekat dengan kepercayaan anemisme, sampai mereka memiliki nama yang satu yang di kenal banyak orang, kepercayaan anemisme dan dinamisme. Meskipun saling berkaitan, namun mereka memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Tidak bisa anda mengatakan kedua kepercayaan ini sama, sama seperti beberapa agama di dunia, Hindu dengan Buddha, mereka berkaitan namun mereka tak sama, kristen dengan khatolik, mereka berkaitan namun mereka tak sama. Faktanya, jika mereka memiliki prinsip yang sama, tidak akan ada 2 nama. Jelas ini menyatakan perbedaan prinsip mereka.

Animisme adalah kepercayaan pada benda mati, dimana benda mati itu memiliki kekuatan dan nyawa, jika kita menyembahnya,  maka mereka akan membantu kita dari roh jahat. Sangat berbeda dengan konsep Dinamisme, Dinamisme adalah kepercayaan pada roh nenek moyang yang tinggal di suatu tempat, dan mereka akan membantu dalam menyelesaikan masalah orang yang menyembahnya.

Memang sekilas adalah serupa, mereka memuja pada benda dan tempat, namun prinsip utama yang mereka sembah jauh berbeda, Animisme percaya benda tersebut memiliki nyawa, dan dinamisme percaya nenek moyang yang tinggal pada suatu tempat. Terlihat bukan perbedaannya?

Tentunya Sistem Kepercayaan Pada Masa Praaksara dinamisme ini memiliki ritual keagamaan mereka. Masyarakat zaman pra aksara terkenal dengan masyarakat yang sangat religius. Mereka selalu mengadakan upacara keagamaan mereka dalam kejadian – kejadian penting, contohnya; ada kelahiran bayi pada satu keluarga, maka seluruhnya akan mengadakan upacara keagamaan, kedua ada kematian, pada kematian ini juga di adakan upacara keagamaan (Upacara ini ada hingga saat ini). Yang ke tiga, mereka akan mengadakan upacara saat adanya panen hasil pertanian.

Pada masa itu, masa panen pertanian adalah hal yang sangat sakral sebab mereka masih belum memiliki wawasan yang besar mengenai bercocok tanam, sangat berbeda dengan kita. Kita mengetahui dalam bercocok tanam sendiri memiliki beberapa faktor pendukung seperti matahari. Ini semua dapat kita ketahui karena manusia makin berkembang.

3. Toteisme

Sistem Kepercayaan Pada Masa Praaksara yang ketiga adalah Toteisme. Sebenarnya apa sih toteisme itu? Toteisme berasal dari kata Tote, jika anda membaca pada ilmu biologi, tote memiliki klan tersendiri, tote klan sendiri dapat berupa burung, tumbuhan, ikan dan hewan hewan tertentu.

Toteisme sendiri banyak di tulis dan di panggil dengan banyak istlah, bisa Totem, tatam, dan Dadaim. Pengertian dari toteisme adalah kepercayaan yang bisa di anggap sebagai sebuah agama yang di percaya oleh salah satu organisasi tertentu, prinsip kepercayaannya sendiri adalah mempercayai kekuatan dan sifat pada mahkluk hidup lain selain manusia.

Jadi toteisme mempercayai kehidupan hewan, binatang, tumbuhan lainnya memiliki sifat ilahi yang tidak di miliki manusia. Mereka mempercayai setiap mahkluk hidup selain manusia memiliki ciri khas masing – masing. Maka dari itu meskipun mereka tidak memiliki banyak bukti mereka lebih percaya akan hal tersebut.

Kepercayaan ini sendiri terbentuk akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat primitif tersebut. Contoh simpelnya adalah burung. Manusia primitif berpikir, mengapa burung bisa berkicau dan manusia tidak. Banyak pertanyaan mengenai kekuatan dan apa yang di miliki mahkluk hidup lain yang tidak bisa mereka jawab pada masa itu.

Penganut toteisme ini sendiri memiliki ciri khas tersendiri, mereka biasanya tidak mau menyakiti hewan, mereka tidak di perbolehkan menginjak bahkan menyakiti. Sebab setiap mahkluk hidup memiliki perbedaan dan ciri khas masing – masing. (Penganut toteisme banyak menjadi Vegetarian)

Ketiga kepercayaan di atas, Anemisme dan Dinamisme sendiri lebih memiliki penganut yang banyak pada zaman primitif, maka dari itu lebih popular. Dan alasan mengapa kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia mudah untuk merajalela adalah karena adanya kesamaan budaya. Persamaan kepercayaan seperti pada kebudayaan Hindu, mereka tidak memakan daging sapi, memberi sesajen dan memiliki banyak upacara keagamaan (Ini sangat relevan dengan kepercayaan toteisme yang ada pada masa tersebut). Dan kebudayaan dari kerajaan Buddha sendiri juga seperti berdoa kepada benda-benda tertentu, dan mempercayai roh orang yang sudah meninggal tetap ada dan tinggal pada beberapa barang tertentu seperti pigura foto dan terutama yang sering kita ketahui adalah tiap arwah roh orang yang sudah meninggal banyak di kirimkan uang, baju, sandal, dan banyak lainnya.

Kesamaan kebudayaan ini membuat Hindu Buddha sangat mudah datang ke Nusantara untuk mengajarkan kepercayaannya, hal ini di buktikan dengan adanya candi peninggalan agama Hindu dan Buddha.