Jika terjadi pernapasan dada bagian tubuh yang berperan adalah

Jakarta -

Pernapasan di tubuh manusia dibedakan menjadi dua, yakni pernapasan dada dan perut. Namun, terdapat perbedaan antara keduanya. Nah, seperti apa perbedaan pernapasan perut dan dada?

Proses pernapasan adalah masuknya udara yang meliputi oksigen dan karbondioksida melalui hidung dan tenggorokan, lalu masuk ke paru-paru.

Oksigen pada udara akan diikat oleh alveolus, sedangkan karbondioksida dilepaskan. Karbon dioksida keluar melalui tenggorokan dan hidung dengan dihembuskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dikutip dari situs Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) mengatur napas pada dasarnya merupakan hal yang penting, terutama saat berolahraga. Pernapasan sendiri terbagi menjadi dua, yakni melalui dada dan perut.

Pernapasan melalui dada dilakukan dengan bantuan otot antartulang rusuk (interkostal) sebagai pemicu kontraksi dan relaksasi rongga dada.

Prosesnya, saat tubuh menarik napas, otot interkostal akan berkontraksi hingga rongga dada mengembang dan kembali ke posisi semula.

Sederhananya, saat menarik napas terjadi kontraksi otot interkostal - tulang rusuk terangkat - rongga dada membesar - paru-paru mengembang - tekanan udara dalam paru-paru rendah - udara dari luar masuk ke paru-paru

Saat membuang napas, otot interkostal berelaksasi - tulang rusuk kembali ke posisi semula - rongga dada mengecil - paru-paru mengecil - tekanan udara dalam paru-paru tinggi - karbondioksida keluar dari paru-paru.

Perbedaan pernapasan dada dan perut terjadi pada kinerja otot. Adapun, pernapasan perut dibantu oleh otot diafragma sebagai penggerak utama. Otot ini akan bekerja secara berlawanan dengan otot interkostal.

Bila otot diafragma mendatar, maka otot interkostal akan berkontraksi dan rongga dada membesar, begitu juga sebaliknya.

Sederhananya, kedua otot bergerak secara bersamaan dengan mekanisme yang berbeda.

Nah, detikers sudah tahu perbedaan pernapasan dada dan perut kan?

Simak Video "Pentingnya Pendidikan Seksual Sejak Dini untuk Cegah Pelecehan"


[Gambas:Video 20detik]
(pay/pal)

Pernapasan dada dan perut adalah dua cara bernapas yang memberi dampak berbeda pada tubuh. Pernapasan perut lebih efisien dan lebih banyak menarik oksigen ke paru-paru.

03 Oct 2019|Armita Rahardini

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

Pernapasan perut bisa membuat tubuh menjadi lebih rileks

Kebanyakan orang mungkin berpikir hanya ada satu cara untuk bernapas, yaitu proses menarik napas dan menghembuskan napas. Prinsip dasarnya memang begitu. Tetapi sebetulnya ada dua cara bernapas, yaitu pernapasan dada dan perut.

Pernapasan dada dan perut, mana yang lebih baik?

Bernapas otomatis kita lakukan setiap waktu. Tapi tanpa disadari, kita sering hanya menggunakan sepertiga bagian atas paru-paru kita untuk bernapas.Hal itu mungkin karena sedang stres, sering terburu-buru melakukan rutinitas harian, atau mengalami gangguan pernapasan. Cara bernapas seperti ini disebut pernapasan dada atau pernapasan dangkal. Yang lebih ideal adalah pernapasan perut. Bernapas dengan cara ini lebih sehat. Apa alasannya?Pernapasan perut bisa membuka pembuluh-pembuluh darah di dalam paru-paru, sehingga lebih banyak oksigen masuk ke darah. Kondisi ini akan berdampak pada meningkatnya konsentrasi dan kapasitas mental kita.

Organ-organ penting untuk pernapasan perut

Pada dasarnya, pernapasan dada dan perut menggunakan organ napas yang sama. Menarik napas bisa dilakukan melalui hidung maupun mulut. Menarik napas yang lebih baik tentu lewat hidung. Apa alasannya?Lubang hidung memiliki bagian sistem pernapasan yang berfungsi menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Sementara mulut kita tidak bisa melakukan fungsi tersebut.Di bagian bawah dada dan di atas perut, ada otot besar bernama diagframa. Otot ini punya peran penting dalam proses pernapasan.Cara bernapas yang benar dimulai dari hidung, lalu bergerak ke perut di mana otot diagframa berkontraksi, rongga perut mengembang menarik paru-paru, dan menciptakan tekanan negatif. Tekanan negatif dari rongga perut akan menarik udara makin dalam. Dengan ini, seluruh paru-paru akan terisi udara.  

Manfaat pernapasan perut untuk Anda

Agar Anda lebih bersemangat untuk melatih pernapasan perut, ada baiknya Anda menyimak deretan manfaat pernapasan perut berikut ini:
  • Membuat tubuh lebih rileks, menurunkan kadar hormon kortisol di tubuh, dan mengurangi efek negatif dari stres.
  • Membantu dalam menghadapi stres akibat kejadian traumatis.
  • Memperlambat detak jantung.
  • Membantu dalam menurunkan tekanan darah tinggi.
  • Meningkatkan stabilitas otot batang tubuh.
  • Meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan olahraga dengan intensitas lebih tinggi.
  • Menurunkan risiko keletihan otot dan cedera otot.
  • Memperlambat pernapasan, sehingga Anda tidak menghabiskan banyak energi.
  • Membantu penderita penyakit paru untuk bernapas lebih efisien dan mengurangi sesak napas. Misalnya, pada penderita asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Dengan mengetahui manfaatnya bagi tubuh, kini saatnya Anda melatih pernapasan perut agar tahu perbedaan pernapasan dada dan perut.

Cara melatih pernapasan perut

Latihan pernapasan perut bisa dilakukan sendiri di rumah. Awalnya, usahakan untuk melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 menit dan sebannyak 3-4 kali setiap hari.  Berikut ini cara melakukan latihan pernapasan perut:
  • Berbaringlah telentang dengan kedua lutut ditekuk. Jangan lupa memakai bantal untuk mengganjal kepala.
  • Letakkan satu tangan di dada bagian atas, dan tangan satu lagi di bawah tulang rusuk. Dengan ini, Anda bisa merasakan gerakan otot diagframa.
  • Hirup udara perlahan melalui hidung. Rasakan perut Anda mengembang dan menggerakan tangan yang berada di bawah tulang rusuk.
  • Usahakan agar tangan yang terletak di dada sama sekali tidak bergerak.
  • Kencangkan otot perut, lalu kempiskan perut saat Anda menghembuskan napas melalui mulut dengan bibir yang dikerucutkan.
  • Sekali lagi, usahakan agar tangan yang diletakkan di dada tetap tidak bergerak.
  • Teruslah bernapas seperti ini sepanjang durasi latihan pernapasan Anda.
Secara bertahap, tambahkan durasi waktu latihan pernapasan tiap harinya. Letakkan beban (seperti sebuah buku) pada perut Anda guna meningkatkan intensitas latihan napas serta membantu Anda untuk tetap fokus. Jika sudah mahir melakukan pernapasan perut sambil berbaring, cobalah berlatih sambil duduk di kursi. Langkah ini akan menambah sedikit tantangan dalam latihan napas. Setelah terbiasa melakukan pernapasan perut dalam posisi berbaring dan duduk, Anda bisa mencoba untuk mempraktikkannya sambil beraktivitas sehari-hari. Misalnya saat berjalan kaki, naik tangga, membawa belanjaan, atau berolahraga. Anda akan bisa membedakan bagaimana pernapasan dada dan perut berdampak pada tubuh. Mungkin masa awal latihan akan terasa melelahkan. Pasalnya, Anda butuh lebih banyak upaya untuk menggunakan otot diagframa secara benar dalam pernapasan. Tetapi jika Anda sudah terbiasa dengan teknik bernapas perut, Anda akan merasa lebih mudah untuk melakukannya secara otomatis.

saluran pernapasanasmagangguan pernapasanppok

Healthline. https://www.healthline.com/health/diaphragmatic-breathing
Diakses  pada 3 Oktober 2019
Healthline. https://www.healthline.com/health/how-to-breathe
Diakses pada 3 oktober 2019
Live Strong. https://www.livestrong.com/article/310564-chest-vs-stomach-breathing/
Diakses pada 3 Oktober 2019
American Lung Association. https://www.lung.org/about-us/blog/2018/06/you-might-be-breathing-wrong.html
Diakses  pada 3 Oktober 2019

Ciri-ciri mengi adalah terdengarnya suara peluit saat seseorang bernapas. Beberapa obat mengi tradisional yang bisa Anda coba adalah, hidroterapi, mengonsumsi vitamin, hingga latihan pernapasan.

21 Jun 2021|Azelia Trifiana

Sesak napas malam hari mungkin saja terjadi, misalnya sebelum Anda tidur. Penyebab kondisi ini sesak napas yang terjadi pada malam hari? Bagaimana cara mengatasinya?

16 Sep 2020|dr. Levina Felicia

Perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut dapat dibagi ke dalam empat aspek. Pahami mana yang lebih baik dalam sistem pernapasan.

Dijawab Oleh dr. Farahdissa

Dijawab Oleh dr. Nadieda Ayu

Dijawab Oleh dr. R. H. Rafsanjani