Tumpukan sampah seperti gambar disamping dapat menimbulkan penyakit antara lain

Halodoc, Jakarta – Sampah dan sisa makanan yang dibuang secara sembarangan mengundang banyak kuman dan parasit. Hal ini karena sampah yang dibiarkan tergeletak di dalam rumah atau di tanah membusuk dan banyak kuman akan tumbuh di atasnya, terlebih jika cuaca sedang hangat dan lembap.

Kuman-kuman tersebut dapat menularkan berbagai macam penyakit apabila disentuh oleh manusia. Itu mengapa, penting untuk tidak membuang sampah sembarangan karena untuk mencegah timbulnya penyakit. 

Baca juga: Alasan Penting Memisahkan Sampah Organik dan Anorganik

Penyakit Akibat Buang Sampah Sembarangan

Sampah yang dibuang secara sembarangan dapat mengundang berbagai jenis bakteri, virus dan parasit. Penyakit yang disebabkan bakteri dari sampah contohnya, salmonellosis, shigellosis, keracunan makanan stafilokokus, infeksi kulit, dan tetanus.

Sementara penyakit yang disebabkan oleh virus bisa berupa trakhoma, hepatitis A, gastroenteritis dan lain-lain. Sedangkan parasit yang berasal dari sampah dapat menimbulkan penyakit cacing tambang, cacing kremi, dan cacing gelang. 

Nah, penyakit-penyakit di atas dapat ditularkan dari sampah ke manusia secara langsung maupun tidak langsung. Berikut cara penularan penyakit yang berasal dari sampah yang wajib kamu waspadai. 

Cara Penularan Penyakit yang Berasal dari Sampah

Berikut ini penularan penyakit yang disebabkan oleh sampah yang dibuang secara sembarangan:

1. Penularan Langsung

Penularan langsung adalah jalur penularan di mana penyakit ditularkan langsung dari sampah ke manusia. Jalur penularan ini terjadi ketika seseorang bersentuhan langsung dengan sampah yang mengandung kuman, virus atau parasit.

Misalnya, kamu dapat tertular penyakit ketika membuang sisa makanan yang sudah busuk atau jenis sampah lainnya yang mengandung kuman dengan tangan kosong dan tidak langsung mencuci tangan setelahnya.

Baca juga: Pentingnya Menjaga Lingkungan untuk Kesehatan

Terluka akibat sampah juga bisa menimbulkan penyakit, seperti tetanus. Kondisi ini terjadi ketika jari tidak sengaja tergores oleh kaleng berkarat, sehingga bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh.

2. Penularan Tidak Langsung

Penularan tidak langsung terjadi apabila sampah menjadi tempat berkembang biaknya hewan penyebar penyakit, seperti nyamuk, lalat, tikus, dan tikus. Hewan maupun serangga ini dapat menjadi inang bagi kuman dan parasit untuk ditularkan kembali ke manusia. Lalat contohnya, serangga yang satu ini dapat berkembang biak di sampah dapat membawa kuman penyebab penyakit, seperti penyebab keracunan makanan atau trakhoma. 

Sama seperti lalat, kecoa juga dapat berkembang biak di dalam sampah dan dapat membawa kuman penyebab penyakit, seperti penyakit yang menyebabkan keracunan makanan ketika kecoa tersebut mengkontaminasi peralatan makan manusia.

Nyamuk dapat berkembang biak di air yang terperangkap dalam bak atau wadah lain yang dibiarkan tanpa pernah dibersihkan. Ini bisa termasuk air yang terperangkap di mesin cuci, kaleng, botol atau wadah lainnya.

Baca juga: Banjir Kembali Datang, Waspada DBD dan Tifus Menyerang

Hindari membuang sampah sembarang dan pastikan buang sampah dengan cara yang benar, termasuk membuang wadah yang sudah tidak terpakai. Bila kamu punya keluhan kesehatan, segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Tumpukan sampah seperti gambar disamping dapat menimbulkan penyakit antara lain

Referensi:
Australian Government Department of Health. Diakses pada 2020. 2 Rubbish and disease.
E Cube Labs. Diakses pada 2020. Overflowing garbage bins: 5 impacts on health and environment, and how to prevent.

Selain merusak pemandangan, kebiasaan buang sampah sembarangan juga dapat menimbulkan penyakit. Jika kebiasaan ini dilakukan dalam jangka panjang, dampak buruknya akan lebih luas lagi, yaitu penurunan kualitas hidup manusia.

Buang sampah tidak pada tempatnya dapat menimbulkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan hidup. Sampah tersebut juga bisa menjadi tempat berkembangbiaknya kuman yang menjadi penyebab penyakit bagi manusia.

Tumpukan sampah seperti gambar disamping dapat menimbulkan penyakit antara lain

Cara Penularan Penyakit akibat Buang Sampah Sembarangan

Penularan penyakit dari buang sampah sembarangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Berikut adalah penjelasannya:

Secara langsung

Penularan terjadi jika seseorang bersentuhan langsung dengan sampah yang mengandung kuman, lalu kuman tersebut masuk ke dalam tubuh melalui mulut.

Contoh lainnya adalah jika seseorang tergores kaleng berkarat dalam tumpukan sampah dan terluka, bakteri tetanus yang ada pada kaleng berkarat tersebut dapat masuk lewat luka dan menginfeksi tubuh.

Secara tidak langsung

Tumpukan sampah dapat menjadi tempat berkembang biak hewan penyebar penyakit, seperti nyamuk, kecoak, lalat, dan tikus. Hewan-hewan tersebut dapat menjadi perantara bagi kuman penyakit untuk menyebabkan infeksi pada manusia.

Beberapa penyakit yang ditularkan tidak langsung antara lain pes, leptospirosis, demam berdarah, malaria, dan cacingan.

Jenis Penyakit yang Muncul akibat Buang Sampah Sembarangan

Sampah yang berserakan memungkinkan kuman penyebab penyakit untuk berkembangbiak dan dapat menjadi sarang bagi hewan perantara penyakit. Berikut adalah berbagai penyakit yang umum terjadi akibat buang sampah sembarangan:

Penyakit yang disebabkan oleh parasit

Infeksi cacing tambang dan cacing gelang adalah dua permasalahan yang bisa ditimbulkan akibat kebiasaan buruk buang sampah tidak pada tempatnya.

Selain cacing, parasit Toxoplasma gondii juga dapat berkembang biak dalam tumpukan sampah yang terkontaminasi oleh kotoran hewan, misalnya kucing.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Akibat kebiasaan buang sampah sembarangan, infeksi bakteri juga bisa mengintai Anda. Penyakit akibat infeksi bakteri yang perlu diwaspadai jika kebersihan lingkungan tidak terjaga, yaitu diare, leptospirosis, demam tifoid, penyakit pes, dan shigellosis.

Penyakit yang disebabkan oleh virus

Sama ganasnya dengan infeksi parasit dan bakteri, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus juga akan menjadi pelengkap derita orang-orang yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan. Contoh penyakit yang disebabkan oleh virus adalah hepatitis A dan gastroenteritis.

Kebiasaan buang sampah sembarangan terbukti dapat merugikan Anda, orang lain, serta lingkungan. Agar tidak terjangkit penyakit akibat sanitasi dan kebersihan lingkungan yang buruk, mulai sekarang biasakanlah membuang buang sampah pada tempatnya dan jangan lupa cuci tangan setelahnya.

Jika rumah Anda dekat dengan tempat pembuangan sampah dan sedang mengalami keluhan, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat yang membuang sampah sembarangan masih mudah ditemukan di Indonesia. Entah itu di pinggir jalan, sungai bahkan laut. Namun, hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Sampah yang dibuang sembarangan dan tidak diolah dengan benar dapat membuat mengontaminasi tanah, udara, dan air. Patogen (bakteri, parasit, jamur, dll) yang terdapat dalam tumpukan sampah jika tak sengaja dikonsumsi oleh manusia dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan berbagai penyakit.

  • 6 Hal Ini Diketahui oleh Pilot, tapi Tak Disadari Penumpang Pesawat

Berikut beberapa masalah yang bisa ditimbulkan akibat kebiasaan buang sampah sembarangan:

Bahaya air yang tercemar

World Health Organization (WHO) telah mengeluarkan larangan untuk minum air yang terkontaminasi. Menurut Badan Kesehatan Dunia itu, air tercemar dapat meningkatkan risiko beragam penyakit, seperti hepatitis, kolera, disentri, demam tifoid, dan polio.

Minum air yang terkontaminasi, seperti yang langsung dari keran, juga dapat berisiko menyebabkan tubuh terkontaminasi bahan logam. Berdasarkan laporan dari the Detroit Water and Sewage Department pada 2014, di Kota Flint, Michigan, Amerika Serikat, warga yang minum air mentah langsung dari sumber Sungai Flint mengalami paparan berbagai bahan kimia seperti timbal, trihalomethanes, tembaga, dan klorin.

Air yang terkontaminasi bahan kimia tersebut juga dapat tak sengaja dikonsumsi oleh hewan laut seperti ikan, kerang, dan udang. Jika dikonsumsi oleh manusia, makanan laut yang sudah tercemar ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Tumpukan sampah seperti gambar disamping dapat menimbulkan penyakit antara lain

Perbesar

Warga melewati jembatan bambu di atas Sungai Kalibaru yang sudah menjadi tumpukan sampah di Kampung Bambu Kuning, Bojong Baru, Bogor (12/9). (Merdeka.com/Arie Basuki)

Tak hanya kontaminasi air, tumpukan sampah - terutama jika dibakar - dapat menghasilkan bahan toksik seperti karbon dioksida, metana, dan gas beracun lainnya. Sekitar 40-50 persen dari sampah yang dibakar akan menghasilkan karbon dioksida, sekitar 40 persen akan menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), dan 10 persen akan menghasilkan emisi merkuri.

Seluruh senyawa hasil pembakaran sampah itu dapat meningkatkan risiko infeksi paru serta gangguan pada saraf, penyakit jantung, dan kanker.

Berisiko penularan penyakit

Selain itu, berkontak langsung dengan sampah yang dibuang sembarangan juga dapat meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan oleh binatang (seperti tikus dan nyamuk). Tikus dan nyamuk merupakan binatang yang berhabitat dan "senang" dengan tumpukan sampah.

Penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, antara lain malaria dan demam berdarah. Malaria merupakan penyakit yang dapat mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit Plasmodium melalui gigitan nyamuk Anopheles. Pada tahun 2015, lebih dari 210 juta orang terjangkit malaria di dunia dan 429.000 orang dilaporkan meninggal dunia karena malaria.

Sementara itu, DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus berkelamin betina. Tumpukan sampah dan air yang menggenang dapat membuat seseorang berisiko alami DBD. Baik malaria maupun DBD, jika tidak ditangani segera bisa menyebabkan berbagai komplikasi bahkan meninggal dunia.

Sampah berserakan akibat kebiasaan buang sampah sembarangan juga bisa meningkatkan risiko penyakit leptospirosis. Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteria Leptospira. Biasanya, bakteri ini terdapat pada urine hewan seperti tikus dan sapi. Seseorang bisa terinfeksi leptospirosis apabila berada di air yang terkontaminasi dalam waktu lama atau melalui kontak dengan luka terbuka.

Penulis: dokter Nadia Octavia/Klikdokter.com