Apresiasi berasal dari bahasa latin appretiatus yang kurang lebih memiliki arti mengerti serta menyadari sepenuhnya sampai bisa menilai semestinya. Dalam hubungannya dengan seni, kata apresiasi memiliki arti mengerti dan menyadari wacana hasil karya seni serta menjadi peka terhadap nilai estetisnya, sehingga bisa menikmati dan menilai karya seni tersebut. Dalam pengertian yang lebih luas, apresiasi sanggup diartikan sebagai kemampuan seseorang menikmati, mengamati, menghayati serta menilai sekaligus memberi masukan berupa kritikan yang objektif tanpa kehilangan rasa simpati terhadap sebuah karya seni. Apresiasi memiliki tiga tingkatan, yaitu apresiasi empatik, apresiasi estetis, dan apresiasi kritis. 1. Apresiasi Empatik Apresiasi empatik yaitu apresiasi yang menilai baik dan kurang baik hanya menurut pengamatan belaka. Apresiasi atau evaluasi ini biasanya dilakukan oleh orang awam yang tidak punya pengetahuan dan pengalaman dalam bidang seni. 2. Apresiasi EstetisApresiasi estetis yaitu apresiasi untuk menilai keindahan suatu karya seni. Apresiasi pada tingkat ini dilakukan seseorang sehabis mengamati dan menghayati karya seni secara mendalam. 3. Apresiasi KritisApresiasi kritis yaitu apresiasi yang dilakukan secara ilmiah dan sepenuhnya bersifat keilmuan dengan menampilkan data secara tepat, degan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang bertanggung jawab. Karya seni rupa Nusantara memiliki aneka macam macam jenis, semuanya merupakan warisan budaya bangsa yang harus kita lestarikan, selanjutnya silahkan simak wacana perkembangan seni rupa modern. Page 2
Negara Indonesia menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak ketika itu, bangsa-bangsa lain harus menghormati kedaulatan Nega... This Paper A short summary of this paper 37 Full PDFs related to this paper
Apresiasi adalah sikap kepekaan dalam mengenal dalam menghargai, mengagumi, dan menilai sebuah karya seni. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan pembiasaan yang sifatnya pasif sampai pada tahap menilai, mulai dari mengamati gambar atau reproduksi karya seni rupa di buku hingga menghadiri pameran karya seni rupa. Apresiasi aktif yaitu apresiasi pasif yang disertai pembuatan karya. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji atau menilai sebuah karya seni, yaitu berkaitan dengan nilai bentuk dan nilai isi.
B. Sikap Apresiatif terhadap Keunikan Karya Seni Rupa Terapan
Cara memberi komentar kritik terhadap karya seni, antara lain:
Kritik seni terdiri atas berbagai jenis, yaitu sebagai berikut:
C. Merancang dan Membuat Karya Seni Rupa Terapan
D. Menyiapkan Pameran Karya Seni Rupa
E. Menata Pameran Karya Seni Rupa
Itulah sekilas tentang Apresiasi dan Ekspresi Karya Seni Rupa Terapan, semoga bermanfaat dan bisa menjadi bahan referensi buat para pembaca sekalian. Sampai jumpai dipembahasan dan materi-materi berikutnya. Terimkasih.
Apresiasi dan Ekspresi Karya Seni Rupa Terapan
Apresiasi adalah sikap kepekaan dalam mengenal dalam menghargai, mengagumi, dan menilai sebuah karya seni. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan pembiasaan yang sifatnya pasif sampai pada tahap menilai, mulai dari mengamati gambar atau reproduksi karya seni rupa di buku hingga menghadiri pameran karya seni rupa. Apresiasi aktif yaitu apresiasi pasif yang disertai pembuatan karya. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji atau menilai sebuah karya seni, yaitu berkaitan dengan nilai bentuk dan nilai isi. Berkaitan dengan hal yang sifatnya indrawi atau disebut juga nilai intrinsik. Misalnya, garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna, dan nada gelap terang. Nilai isi disebut pula nilai ekstrinsik dan sifatnya nonfisik karena berada di balik wujud karya. Seorang pengamat setelah mengamati nilai-nilai fisik akan menangkap isi atau pesan perupa yang terdapat pada karya, misalnya komposisi, gagasan, pesan, perlambangan, tema, gaya, kemampuan teknik, dan bakat perupa dalam mengolah nilai-nilai bentuk.
Sebuah karya dinilai kaitannya dengan kenyataan yang ada di alam. Menilai ungkapan atau ekspresi perupa yang diwujudkan dalam karya. Dilakukan dengan menilai kesatuan utuh karya dengan strukturnya. Dilakukan dengan menilai kandungan berbagai tanda yang ingin disampaikan seorang perupa kepada penikmatnya.
Kegiatn kritik merupakan salah satu aspek dari apresiasi yang berkaitan dengan kegiatan memberi resensi (ulasan) suatu pameran atau karya seni. Cara memberi komentar kritik terhadap karya seni, antara lain:
Kritik seni terdiri atas berbagai jenis, yaitu sebagai berikut:
Keramik berasal dari kata kramos bahasa yunani yang berarti “lempung yang dibakar”. Para perupa media keramik di Indonesia pada umumnya berlatar belakangakademi seni rupa, seperti Hilda Sumantri, Hendrawan Riyanto, Suyatna, F. Widyanto, Noor Sudiati, dan Asmudjo. Berdasarkan perbedaan komposisi bahan dan suhu pembakarannya.
Teknik membuat keramik terdiri atas:
BAB 2 APRESIASI KARYA MUSIK NONTRADISIONAL
Berkembangnya peradaban, budaya, dan ilmu pengetahuan telah mendorong terciptanya berbagai jenis alat musik yang ada diseluruh dunia dengan menggunakan berbagai bahan. Misalnya bahan-bahan yang ada di sekitar, seperti kayu, bambu, rotan, daun-daunan, sampai bahan olahan manusia, perunggu, metal, besi, dan baja. Tidak heran jika anda mengenal berbagai jenis alat tiup mancanegara misalnya flute, clarinet, oboe, englishorn, horn, saxophone, rekorder, dan tuba. Selain itu, terdapat pula alat music perkusi lainnya seperti piano, marimba, dan pauken. Sejalan dengan penemuan alat-alat tersebut, sekaligus membawa perubahan estetika atau keindahan bermusik dari masa ke masa, mulai dari jenis music untuk ritual keagamaan, music istana, music folklore, music sebagai seni otonom, music hiburan, maupun jenis music yang serius.
Ada music elektronis (Stockhausen, varesse, eimert, dan schaeffer), music serialis (luigi nono, piere Boulez,dan Olivier Messian), music eksperimental ( john Cage, M. Feldman, dan earle Brown), music minimalis (Philip glass, steve reich, T. riley, dan La Monte You), world music (Berent, Bubi Chen, kitaro, dan George Winston), termasukperkembangan music jazz (Duke Ellington, C. parker, Miles Davis, dan Bill Evans) dan music pop/rock (the Beatles, Jimi Hendrix, Pink Floyd, dan Queen). Music adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga atau dapat mengomunikasikan telinga, perasaan, dan suasana hati.
Fungsi music nontradisional:
Fungsi music kontenporer
Untuk memahami unsure-unsur estetis dan etika music yang terkandung dalam music nontradisional terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat dikembangkan, yaitu:
Pengembangan gaya-gaya nada pentatonis, diatonic, dan keunikan cara menggunakan kedua tangga nada tsb.
Tema-tema lagu diantaranya:
Hal yang mewujudkan kaidah keindahan musical dalam karya music, yaitu:
Contoh lain:
BAB 3 BERKARYA MUSIK NONTRADISIONAL Intisari
BAB 4 APRESIASI SENI TARI TRADISI DAN KREASI NUSANTARA Intisari
BAB 5 APRESIASI TEATER NONTRADISIONAL INTISARI
sumber:http://andinibiology.blogspot.co.id/p/materi.html |