Kadang kita merasa detak jantung berubah menjadi lebih cepat daripada biasanya secara tiba-tiba. Dalam kondisi tertentu, peningkatan detak jantung ini normal. Misalnya saat berolahraga atau sebagai respons atas situasi tertentu yang membuat kita panik, cemas, atau deg-degan. Namun jantung yang berdetak cepat melebihi normal hingga lebih dari 100 kali per menit juga bisa menjadi tanda adanya gangguan kerja jantung yang disebut takikardia. Show Mengenal TakikardiaJantung adalah organ berotot yang memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. sekitar 100.000 kali setiap hari. Terdapat empat bilik jantung yang terus bekerja memompa darah. Jantung juga mempunyai semacam alat pacu alami bernama sinoatrial node (simpul SA). Simpul SA berada di bagian atas jantung dan bertugas mengirim sinyal elektrik untuk menjaga jantung berdetak secara normal. Takikardia terjadi ketika detak jantung lebih cepat dari normal. Artinya, ada masalah dalam pengiriman sinyal elektrik dari simpul SA. Pada umumnya, bagi orang dewasa, detak jantung lebih dari 100 kali per menit dalam kondisi beristirahat disebut terlalu cepat. Terdapat tiga jenis takikardia: Supraventrikular: penyebabnya adalah masalah sinyal elektrik di dalam bilik jantung bagian atas (atrium). Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh berkurang lantaran jantung tak mampu memompa darah secara efektif. Ada dua macam takikardia, yaitu atrial flutter (detak jantung lebih cepat dengan laju teratur) dan atrial fibrilasi (detak jantung lebih cepat, tapi tak beraturan). Ventrikular: pemicunya adalah gangguan sinyal elektrik di dalam bilik jantung bagian bawah (ventrikel). Masalah ini mempengaruhi kemampuan jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Sinus takikardia: terjadi ketika sinoatrial node mengirim sinyal lebih cepat ke bilik jantung sehingga jantung pun berdetak lebih cepat. Gejala TakikardiaSeseorang mungkin mengalami takikardia tanpa gejala sama sekali. Gejala yang muncul tergantung jenis takikardia pasien. Biasanya, terlepas dari jenis takikardia yang dialami, gejala pasien antara lain:
Jika mengalami takikardia supraventrikular, gejala itu disertai dengan kelelahan. Dalam kasus yang ekstrem, pasien bisa mengalami serangan jantung. Penyebab TakikardiaDetak jantung bisa menjadi lebih cepat dari normal karena sejumlah hal. Penyebab umumnya meliputi:
Untuk supraventrikular takikardia, penyebabnya sering kali tidak gamblang. Masalah ini kerap mulai muncul pada masa remaja atau berumur 20-an tahun awal. Supraventrikular adalah tipe takikardia yang paling banyak didapati pada anak-anak. Berdasarkan penelitian, perempuan juga lebih banyak mengalami masalah jantung ini ketimbang pria. Adapun sinus takikardia bisa saja terjadi karena respons tubuh terhadap situasi yang umum, seperti rasa cemas dan takut, stres, kelelahan setelah berolahraga, dan demam. Penyebab yang perlu diwaspadai termasuk anemia, kerusakan otot jantung akibat serangan jantung atau gagal jantung, dan perdarahan internal. Sedangkan penyebab takikardia ventrikular kerap dikaitkan dengan masalah yang mengganggu sistem konduksi kelistrikan jantung, misalnya kurangnya oksigen dalam jaringan jantung, kardiomiopati, efek samping obat tertentu, narkotik, dan peradangan pada jaringan tubuh. Deteksi TakikardiaJika merasa jantung berdetak lebih cepat atau tak beraturan, segeralah temui dokter untuk diperiksa. Dokter akan menjalankan serangkaian tes untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya takikardia. Tes itu mencakup:
Pengobatan TakikardiaKarena terdapat beberapa jenis, penanganan untuk masalah ini bergantung pada jenis tersebut. Dokter spesialis jantung akan menentukan penanganan yang paling sesuai berdasarkan hasil pemeriksaan. Pilihan penanganannya bervariasi, dari perubahan gaya hidup, konsumsi obat-obatan, hingga operasi. Dalam berbagai kasus, pemasangan defibrillator sering menjadi opsi yang paling baik. Defibrillator adalah alat untuk memantau detak jantung dan bisa memberikan tindakan ketika detak jantung terpantau lebih cepat atau lebih lambat. Untuk pasien takikardia, defibrillator akan mengirim sinyal listrik untuk memperlambat detak jantung sehingga mencegah risiko yang mungkin terjadi ketika jantung berdetak terlalu cepat. Pencegahan TakikardiaLantaran takikardia biasanya menjadi pertanda adanya masalah kesehatan, upaya menemukan dan menangani penyebab masalah tersebut adalah langkah pencegahan terbaik agar detak jantung tak terus-terusan lebih cepat. Lazimnya, gaya hidup sehat dengan gizi seimbang dan olahraga teratur merupakan opsi pencegahan paling utama. Caranya:
Kapan Harus ke Dokter?Meski detak jantung yang menjadi lebih cepat bisa jadi bukan tanda gangguan kesehatan, kewaspadaan tetap mesti diutamakan. Hubungi dokter segera bila menduga mengalami takikardia. Misalnya sedang beristirahat sambil tiduran, tiba-tiba jantung terasa berdetak lebih kencang. Atau detak jantung bertambah cepat walau tak sedang berolahraga. Kebutuhan pergi ke dokter lebih mendesak ketika ada gejala yang berkaitan dengan takikardia, seperti pusing, kelelahan ekstrem, susah bernapas, atau nyeri dada. Penanganan sejak dini akan memperbesar peluang pemulihan bagi pasien, termasuk untuk menghindari risiko fatal akibat terlambatnya diagnosis. Detak jantung 95 bpm apakah normal?detak jantung normal dewasa, atau yang lebih tua adalah 50 - 100 bpm. Berbeda dengan atlet yang sudah lama berlatih, biasanya memiliki detak jantung normal per menit saat istirahat di bawah 60 bpm bahkan bisa mencapai 40 bpm.
Detak jantung 91 bpm apakah normal?Detak jantung istirahat normal untuk orang dewasa, termasuk orang dewasa yang lebih tua, adalah antara 50 dan 100 denyut per menit (bpm).
Detak jantung 94 bpm apakah normal?Detak jantung istirahat yang normal untuk orang dewasa di atas 10 tahun, termasuk orang yang sudah memasuk masa lanjut usia, adalah antara 60 - 100 detak per menit (bpm).
Detak jantung 89 bpm apakah normal?Detak Jantung Normal Menurut Usia
Detak jantung normal per menit bagi orang dewasa, termasuk yang lebih tua, adalah 50 serta 100 bpm (denyut per menit). Sedangkan, atlet yang sedang berlatih memiliki detak jantung istirahat normal di bawah 60 bpm, kadang-kadang capai 40 bpm.
|