Dampak negatif penggunaan sumber energi yang tak terbarukan adalah

Grace Eirin Rabu, 24 November 2021 | 08:30 WIB

Energi tak terbarukan biasanya berasal dari perut bumi. [Pexels]

Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu melihat kegiatan pertambangan?

Pertambangan merupakan salah satu usaha ekonomi masyarakat yang memanfaatkan sumber daya alam. 

Pertambangan dilakukan untuk mengolah sumber daya alam menjadi energi tidak terbarukan.

Energi tidak terbarukan terbentuk dari fosil sisa organisme purba yang ada di dalam tanah. 

Karena berasal dari fosil, energi tak terbarukan ini membutuhkan waktu hingga jutaan tahun untuk tersedia kembali di alam. 

Baca Juga: Energi Terbarukan: Pengertian, Sumber, Manfaat, dan Contohnya

Nah, supaya kamu semakin memahami apa itu energi tidak terbarukan beserta contoh dan manfaatnya, perhatikan penjelasan berikut ini. 

Pengertian Energi Tidak Terbarukan

Energi tidak terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. 

Jumlahnya terbatas dan bisa berkurang jika terus-menerus digunakan. 

Oleh karena itu, energi tidak terbarukan perlu dilestarikan dengan beralih ke energi terbarukan. 

Page 2

Page 3

Pexels

Energi tak terbarukan biasanya berasal dari perut bumi.

Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu melihat kegiatan pertambangan?

Pertambangan merupakan salah satu usaha ekonomi masyarakat yang memanfaatkan sumber daya alam. 

Pertambangan dilakukan untuk mengolah sumber daya alam menjadi energi tidak terbarukan.

Energi tidak terbarukan terbentuk dari fosil sisa organisme purba yang ada di dalam tanah. 

Karena berasal dari fosil, energi tak terbarukan ini membutuhkan waktu hingga jutaan tahun untuk tersedia kembali di alam. 

Baca Juga: Energi Terbarukan: Pengertian, Sumber, Manfaat, dan Contohnya

Nah, supaya kamu semakin memahami apa itu energi tidak terbarukan beserta contoh dan manfaatnya, perhatikan penjelasan berikut ini. 

Pengertian Energi Tidak Terbarukan

Energi tidak terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui. 

Jumlahnya terbatas dan bisa berkurang jika terus-menerus digunakan. 

Oleh karena itu, energi tidak terbarukan perlu dilestarikan dengan beralih ke energi terbarukan. 

Bumi menyediakan sumber daya yang begitu melimpah, salah satunya sumber energi. Sumber energi adalah segala sesuatu yang mampu menghasilkan energi, guna memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup. Kendati demikian, pemanfaatan sumber energi tidak boleh berlebihan karena sumber energi akan habis. Belum lagi, dampak pemanfaatan sumber energi yang  berlebihan juga dapat merusak lingkungan.

Pemanasan global dan polusi udara yang dialami saat ini merupakan dampak sumber energi yang pemanfaataannya berlebihan, seperti penggunaan kendaraan, mesin, dan listrik. Benda-benda yang menunjang kehidupan kita itu, membakar energi yang bersumber dari minyak gas maupun batu bara. Untuk menggantikan energi yang habis dan kurang baik bagi lingkungan maka perlu dikembangkan energi terbarukan/energi alami seperti panas matahari, angin, panas bumi, maupun air.

Untuk bisa mengurangi dampak sumber energi yang tidak baik bagi lingkungan dan kesehatan manusia, maka penting bagi kita untuk mengetahui beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memilih sumber energi. Pada dasarnya, dalam pemilihan sumber energi harus bergantung pada beberapa hal, antara lain :

  • Kemudahan mengekstraksi energi tersebut
  • Memperhitungkan biaya dalam pengolahan energi
  • Efisiensi teknologi yang tersedia
  • Perlu memikirkan kerusakan yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Ada beberapa dampak yang ditimbulkan akibat sumber dan pemanfaatan energi terhadap lingkungan, diantaranya penggunaan berbagai sumber dapat mengganggu dan mencemari lingkungan, serta dalam pembangunan bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air dapat merusak dan mengganggu ekosistem kehidupan dalam air.

Baca juga: 6 Manfaat Sumber Energi Bagi Kehidupan Manusia

Selain itu, teknologi pembangkit listrik tenaga angin yang berasal dari kincir angin juga dapat menyebabkan banyak polusi suara, seta terganggunya ekosistem laut akibat dari pemanfaatan energi laut. Akibat dari pembakaran bahan bakar fosil dapat menyebabkan pencemaran udara, sementara radiasi nuklir dapat menyebabkan efek berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup.

Demi kelangsungan hidup yang sehat, aman dan bersih maka harus berhati-hati dalam pemakaian dan pemanfaatan sumber energi. Pasalnya pemanfaatan sumber energi apa pun akan memberikan dampak bagi kehidupan makhluk hidup.

Klik Untuk Melihat Jawaban

#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by rodiahnurlelasiti20 on Thu, 07 Apr 2022 03:16:32 +0700 with category Fisika and was viewed by 345 other users

Jawaban:

Dampak nya sumber energi tersebut akan cepat habis dan tidak dapat diperbarukan lagi

Jawaban:

-Cepat habis

-dapat menimbulkan polusi

-dapat menimbulkan kelangkaan terhadap sumber daya tersebut krn tidak dpt di perbarui

Penjelasan:

smoga bermanfaat

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya. Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar [Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya] menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara.

Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan [misalnya udara dan iklim, air dan tanah]. Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:

Dampak Terhadap Udara dan Iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil [misalnya: minyak bumi, batu bara] juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida [CO2], nitrogen oksida [NO2],dan sulfur dioksida [SO2] yang menyebabkan pencemaran udara [hujan asam, smog dan pemanasan global].

Emisi NO2 [Nitrogen oksida] adalah pelepasan gas NO2 ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NO2 berasal dari kegiatan manusia [misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi], dan sisanya berasal dari proses alami [misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik]. Di udara, sebagian NO2 tersebut berubah menjadi asam nitrat [HNO3] yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 [Sulfur dioksida] adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NO2di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat [H2SO4] yang menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NO2 dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat [HNO3] dan asam sulfat [H2SO4] yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam [pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”], yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan [danau dan sungai] menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan [karat, lapuk].

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NO2, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida [CO2] ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari [radiasi inframerah] yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

Emisi CH4 [metana] adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran [SO2] yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton

Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak [ke laut, sungai atau air tanah] dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.

Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka [Open Pit Mining]. Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

sumber : //www.kamase.org/

Video yang berhubungan